Teror Rumah Hantu

Petanya Salah?



Petanya Salah?

0"Oke, jangan khawatir." Gu Feiyu tidak mengerti mengapa Chen Ge ingin menutup pintu keluar rapat-rapat hanya untuk menakuti para pengunjung. Ia menggerutu di dalam hati, apakah ini untuk memberikan para pengunjung rasa putus asa?     

Setelah mengantarkan Chen Ge, Xiao Gu yang jujur ​​menutup jalan menuju bawah tanah dengan papan kayu dan meletakkan alat peraga yang cukup berat di atasnya.     

...     

Sekelompok pengunjung berbelok ke kiri dan berjalan selama beberapa waktu sampai menemukan sebuah persimpangan. "Ini adalah persimpangan kedua. Jalan ke kiri akan mengarah ke sumur dalam, dan di ujung koridor kanan ada tiga kamar kosong."     

Yang Chen melihat buku catatannya. Semua skenario tertulis dengan rinci. Catatan itu menunjukkan seberapa dalam keputusasaan seniornya, sehingga mereka masih bisa mengingat semuanya dengan jelas bahkan setelah mereka kembali.     

"Tiga kamar memiliki nomor, dan di langit-langit salah satu kamar mandi terdapat tubuh wanita. Menurut catatan, sebuah tanda pengenal diletakkan di sakunya."     

Mendengarkan deskripsi Yang Chen, Lee Xue dan Wang Dan mengerutkan kening. Hanya mendengar deskripsinya saja membuat mereka menolak untuk maju.     

"Biar kami saja yang mengambil tanda pengenal itu." Kong Xiangming yang sejak tadi hanya diam, tiba-tiba berbicara. Wei Wu ingin mengatakan sesuatu, namun tatapan Kong Xiangming menghentikannya.     

"Oke, haruskah kami menunggu di luar ruangan untukmu? Menurut catatan, ketika para pengunjung berada di dalam ruangan, manekin akan muncul untuk mengganggu."     

"Tidak perlu. Bukankah kau mengatakan waktu kita tidak banyak? Kalian bisa pergi ke jalan lain. Kita akan bertemu nanti." Kong Xiangming segera melangkah pergi. Wei Wu mengikuti di belakangnya, dan keduanya tidak mengatakan sepatah katapun saat pergi.     

"Pak Yang, ayo pergi." Wang Dan menunjuk ke arah koridor lain kemudian berbisik, "Bagus! Kita tidak perlu mengkhawatirkan mereka jika berpencar."     

Meskipun catatannya melarang para pengunjung untuk berpencar, ini adalah situasi yang unik. Kedua pengunjung tersebut kemungkinan besar adalah aktor rumah hantu. Yang Chen mengangguk, kemudian ketiganya berlari ke arah sumur dalam. Seperti yang tertulis pada catatan, dua tanda pengenal diletakkan di dalam sumur.     

"Dua tanda pengenal. Para senior kita benar, sumur ini sangat berbahaya." Lee Xue mengeluarkan seutas tali dari dompetnya dan kemudian melepas jepit rambut yang ia kenakan untuk diikatkan pada ujung tali. "Syukurlah, kita sudah mempersiapkan segalanya."     

"Bos Chen pasti tidak akan menduganya." Ini adalah pertama kalinya para siswa merasa senang di dalam rumah hantu, seolah-olah mereka baru saja memenangkan sebuah permainan psikologis. Lee Xue menjatuhkan tali pancing ke dalam sumur dan dengan mudah mengaitkan salah satu tanda pengenal. Ia menariknya perlahan, dan ketika tanda pengenal diangkat dari dalam sumur, ketiganya menghela napas lega seperti baru saja memenangkan Super Bowl.     

"Bagus!" ketika kembali menurunkan tali pancing ke dalam sumur, Lee Xue menyadari bahwa sumur tersebut tampaknya semakin dalam. Ia mencoba beberapa kali sebelum akhirnya berhasil mengaitkan tanda pengenal yang tersisa. Namun, ketika ia mencoba menariknya, sesuatu yang menakutkan terjadi.     

Pasir perlahan terbuka dan memerlihatkan wajah mayat. Setengah dari tanda pengenal keluar dari pasir, sementara setengah lainnya berada di mulut orang mati.     

"Sial!"     

"Apa apaan itu?!"     

Ketiganya benar-benar terkejut. Untuk pertama kalinya, mereka merasakan betapa kejamnya dunia orang dewasa.     

"Xiao Xue, cobalah untuk menariknya lebih kuat lagi. Lihatlah apakah kau bisa mengeluarkan tanda pengenalnya."     

Gadis itu menarik talinya. Pasir kembali bergerak, dan mayat yang terkubur di bawahnya mulai muncul ke permukaan.     

Ia mencoba beberapa kali hingga talinya putus. Tanda pengenal itu masih berada di bagian bawah sumur, dan jepit rambutnya sekarang terletak di sebelah bibir manekin.     

"Tidak, kita tidak akan berhasil. Bos bahkan tidak memberi kita kesempatan!" Lee Xue melihat jepit rambutnya dan merasa menyesal.     

"Kalian di sini saja, aku akan mengambil jepit rambut dan tanda pengenalnya." Wang Dan meletakkan tangan di dinding sumur. "Itu hanya manekin yang terlihat seperti mayat, kan? Kita sudah pernah melihat mayat yang sebenarnya."     

"Tapi, apa kau pernah melihat mayat yang bisa bergerak?" Chen Yang menghentikan Wang Dan. "Sumur ini ditandai oleh para senior sebagai tempat yang sangat berbahaya. Hanya tersisa satu tanda pengenal di sini. Tanpa tanda pengenal ini, kita masih bisa menyelesaikan skenario dengan mencari tanda pengenal lain. Jangan dibutakan oleh manfaat kecil di hadapan kita."     

"Kau benar." Wang Dan adalah orang yang gegabah, namun ia tidak bodoh. "Haruskah kita meminta kedua aktor untuk turun ke dalam sumur ini?"     

"Jika mereka aktor nyata, mereka tidak akan melakukannya. Jika mereka pengunjung normal, ini bukan tindakan bermoral untuk dilakukan," Lee Xue berpendapat.     

"Kita masih punya waktu. Kita belum melihat sepasang kekasih tadi dalam perjalanan kemari, jadi mereka mungkin pergi ke sisi lain. Kita harus mencari mereka terlebih dahulu." Yang Chen melihat peta. "Sebuah lorong penghubung di sebelah sumur dalam menghubungkan tempat ini dengan skenario asrama siswi."     

Yang Chen mengikuti peta, namun asrama wanita tidak muncul. Sebaliknya, persimpangan lain mulai terlihat.     

"Petanya salah?"     

Yang Chen membalikkan peta untuk melihat lebih jelas. "Bagaimana mungkin ada rute baru di sini? Apakah kita telah memicu skenario tersembunyi? Apakah ini trik baru dari Bos Chen?"     

Ketiga siswa tersebut saling memandang. Peta yang mereka andalkan sekarang tidak lagi berguna.     

"Tidak heran hanya ada sedikit tanda pengenal dalam skenario sebelumnya, sepertinya beberapa tanda pengenal telah dipindahkan ke dalam skenario tersembunyi ini." Yang Chen merobek sebuah halaman dari buku catatannya dan menggambar beberapa baris di atasnya. "Ayo, kita sebaiknya melihat tempat ini. Bahkan, jika tidak bisa menyelesaikannya hari ini, setidaknya kita bisa melengkapi peta ini untuk teman-teman kita."     

Ketiga siswa akhirnya menjadi kelompok pengunjung pertama yang memasuki Akademi Swasta Jiujiang Barat. Setelah berbelok, gaya arsitektur bangunan berubah. Bekas hangus di dinding menghilang, namun tempat itu tampak lebih realistis.     

"Pak Yang, apa kau mencium bau busuk?" Wang Dan berhenti di pintu masuk dengan tangan menutupi hidungnya. "Bau ini sangat aneh, seperti ada sesuatu yang membusuk."     

...     

Kong Xiangming berdiri di luar skenario Kamar dengan Tiga Penghuni tanpa suara.     

"Kenapa kita sengaja menghindari ketiga siswa untuk datang kemari?" Wei Wu terlihat bingung.     

"Perhatikan tempat ini, bukankah terlihat seperti apartemen Hai Ming?" Kong Xiangming membuka pintu. Tempat itu mengingatkannya pada apartemen Hai Ming.     

"Kau benar, bagaimana mungkin ini hanya kebetulan?" Wei Wu terkejut. "Kita baru saja mengunjungi apartemen Hai Ming beberapa hari yang lalu untuk menangkap pelari itu, dan hari ini kita melihat replikanya di sini."     

"Dia seharusnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun sesuatu seperti ini. Sepertinya, bos mengetahui rahasia di apartemen Hai Ming sejak lama." Kata Kong Xiangming. "Aku yakin dia telah bertemu dengan orang yang melarikan diri dari balik pintu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.