Teror Rumah Hantu

Inversi



Inversi

1"Karena kita sudah berada di sini..." Chen Ge berjalan menuju peti mati.     

"Tenang!" tuan Bai meraih Chen Ge. "Itu untuk orang mati!"     

Ia berkata dengan nyaring, dan pak Wei mendekati mereka untuk menghentikan perbincangan. "Tempat ini sangat aneh. Kita harus sangat berhati-hati."     

"Tiga kamar yang disebutkan wanita tua tadi adalah tiga peti mati ini. Dia bukan manusia hidup, jadi baginya, peti mati adalah kamar." Chen Ge menyingkirkan tangan tuan Bai dengan tenang. "Apa ada yang salah dengan logikaku?"     

"Masalahnya adalah..." Tuan Bai dan pak Wei tidak tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan Chen Ge.     

Setelah jeda yang lama, pak Wei bertanya, "Apa kau tidak takut dengan hal-hal ini?"     

"Tentu saja, tapi ketakutan tidak akan membantu kita dalam situasi ini, kan?" Chen Ge memandang pak Wei. "Jangan biarkan dirimu ketakutan. Ayo bantu aku."     

Ketiganya berjalan menuju peti mati yang dibuat secara kasar, dan memiliki lapisan lapisan coklat gelap. Bau samar tercium dari ketiga peti tersebut.     

"Apa itu pembusukan?" tuan Bai memandang pak Wei.     

"Tidak, pembusukan jauh lebih buruk. Ini seharusnya bau kayu yang membusuk." Mengetahui bahwa Chen Ge tidak meninggalkannya dengan mudah, pak Wei dengan cepat masuk ke dalam kerangka berpikir yang benar. Bagaimanapun juga, ia adalah seorang petugas polisi yang berpengalaman dan akan diandalkan selama momen penting. "Dengarkan aku, kita tidak bisa mempercayai wanita tua itu sepenuhnya. Lebih baik berhati-hati."     

"Ketika kita dibawa kemari, aku mengingat rutenya. Kita bertiga akan tinggal di sini untuk sekarang, namun jika bahaya muncul, kita harus segera lari. Ingatlah untuk mengikutiku dari belakang, dan pastikan kalian tidak akan tertinggal!"     

"Hanya ada satu cara untuk mengetahui apakah wanita tua itu berbohong atau tidak." Chen Ge meletakkan tangan di penutup peti mati.     

"Apa yang kau lakukan?"     

"Membuka peti mati." Chen Ge mendorong, dan tutupnya mulai sedikit terbuka.     

"Apa kau benar-benar serius ingin tidur di sini dengan salah satu peti mati?"     

"Tergantung." Chen Ge mendorong peti mati hingga setengah terbuka, dan ia mengintip ke dalamnya. Peti tersebut memiliki satu set kain kafan di bagian bawah peti mati.     

"Jangan menyentuhnya! Ini adalah hal yang sangat tabu. Bagaimana jika kau menyinggung arwah orang mati?" tuan Bai memegang tangan Chen Ge dengan erat, dan pak Wei juga berlari untuk menarik Chen Ge kembali.     

"Aku hanya ingin melihat apa yang membuat tempat ini begitu misterius." Pak Wei dan Tuan Bai menghela napas ketika mereka akhirnya berhasil menenangkan Chen Ge. Namun, apa yang dikatakan Chen Ge selanjutnya membuat mereka semua kembali khawatir. "Aku berencana membuka semua peti mati yang kita temukan di desa ini. Rahasia terbesar desa seharusnya berada di dalamnya."     

"Tolong jangan katakan sesuatu seperti itu ketika berada di luar. Aku khawatir penduduk desa akan membunuhmu jika mendengarmu." Tuan Bai berjalan untuk berdiri di samping peti mati. Ia berniat menutup peti mati, namun ketika melirik pakaian di dalamnya, alisnya berkedut. "Kenapa pakaian mayat mereka berwarna merah menyala?"     

"Ya, itu juga membingungkanku ketika pertama kali melihatnya, jadi aku berencana untuk mengeluarkannya untuk melihat lebih dekat." Chen Ge mendekati tuan Bai. "Lentera putih di atas pintu, kertas putih di pintu, kain kafan merah. Desa ini sepertinya membalikkan semua praktik Cina pada umumnya. Ini mengingatkanku pada Minghun."     

"Kau bahkan tahu tentang Minghun?" tuan Bai melirik Chen Ge.     

"Salah satu skenario di rumah hantuku bertema Minghun. Pengantin perempuan yang masih hidup untuk pengantin pria yang sudah mati..."     

Chen Ge ingin melanjutkan ceritanya ketika tuan Bai dan pak Wei melambai padanya untuk berhenti. "Cukup. Itu sudah cukup menakutkan."     

Keduanya berdiri di samping peti mati dan memandangi kain kafan merah dengan gelisah.     

BANG!     

Suara dentuman yang tiba-tiba muncul membuat tuan Bai dan pak Wei ketakutan. Keduanya berbalik dan melihat Chen Ge membuka dua peti mati lain. Tiga peti mati artinya tiga set kain kafan merah. Saat mereka mengarahkan lampu senter ke arah peti mati, peti tersebut tampak berlumuran darah.     

"Semua ukurannya berbeda, ada untuk pria dan wanita. Sepertinya, keluarga ini terdiri dari tiga orang." Chen Ge berdiri di samping peti mati. "Aku penasaran, peti mati ada di dalam rumah, jadi dimana mayatnya?"     

Ia berbalik untuk bertanya pada tuan Bai, "Mungkinkah ini salah satu tradisi Desa Peti Mati? Setiap keluarga akan menyiapkan peti mati yang hidup bahkan ketika mereka masih hidup?"     

"Kurasa begitu." Jawab Tuan Bai ragu.     

"Tidak ada mayat di dalam peti mati, dan jika ini benar-benar peti mati yang hidup, berarti pemiliknya masih hidup." Chen Ge menggaruk dagunya. "Apa kalian memikirkan kemungkinan pemiliknya akan kembali malam ini? Bagaimana reaksi mereka ketika melihat kita berada di dalam rumah mereka?"     

Ia hanya menanyakannya, namun tuan Bai dan pak Wei sama-sama menarik napas dingin.     

"Mungkin akan lebih baik jika mereka kembali. Kita bisa bertanya pada mereka apa yang terjadi dengan desa." Tuan Bai masih bersikeras bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di Desa Peti Mati.     

"Waktu khusus membutuhkan tindakan khusus. Apa orang normal akan meninggalkan rumah mereka saat tengah malam di tengah gunung?" Chen Ge memberikan saran. "Kurasa kita harus menyergap mereka ketika mereka masuk. Mereka adalah keluarga dengan tiga orang, dan kita juga bertiga. Setelah menahan mereka, ingatlah untuk menutup mulut mereka, mendorong mereka ke dalam peti mati, dan menggunakan kain kafan merah untuk mengikat mereka. Lalu, kita bisa memulai interogasi."     

Chen Ge mengungkapkan rencananya, namun tuan Bai dan pak Wei menatapnya dengan ekspresi aneh.     

"Itu hal yang buruk, kan? Mereka sama sekali tidak melakukan hal buruk pada kita." Tuan Bai adalah orang yang jujur. Ia menjauhi Chen Ge dan berdiri di samping pak Wei. Pada saat seperti ini, ia merasa lebih baik berpihak pada polisi.     

"Akan terlambat untuk bereaksi ketika kita menyadari bahwa mereka ingin menyakiti kita. Ini disebut mengambil inisiatif." Chen Ge berkata demikian sambil bergerak untuk berdiri di belakang pintu. Ia tampak mahir saat bersiap untuk melakukan penyergapan, seolah-olah ia sudah melakukannya berkali-kali. "Pak Wei, kau bisa bersembunyi di bawah jendela, dan Tuan Bai, kau bisa bersembunyi di samping peti mati kedua. Aku sudah memeriksanya sebelumnya, sudut itu sangat tersembunyi."     

"Dari siapa kau mempelajari semua ini?" pak Wei dan tuan Bai bergerak ke tempat yang ditujukan Chen Ge. Untuk beberapa alasan, mereka mengikuti instruksi Chen Ge.     

"Aku mengoperasikan rumah hantu, dan keterampilan terbaik adalah untuk memanfaatkan geografi untuk menakuti para pengunjung." Chen Ge melihat melalui celah ke halaman kecil. "Kalian berdua bisa beristirahat sebentar; pasti melelahkan untuk berjalan cukup lama."     

"Oke, kita akan melakukannya masing-masing satu jam agar setiap orang memiliki kesempatan untuk beristirahat." Pak Wei memberikan saran.     

Tuan Bai mengangguk. "Tidak masalah. Aku mungkin sudah tua, tapi aku masih sehat. Seharusnya, aku bisa bertahan satu malam tanpa tidur."     

"Tidak perlu." Chen Ge berbalik dari pintu untuk melihat pak Wei dan tuan Bai. Ia merogoh ranselnya untuk menenangkan kucing putih yang marah. "Sst, mereka datang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.