Teror Rumah Hantu

Orang Ketiga



Orang Ketiga

3"Pelukisnya cukup kreatif, dia melukis dari perspektif mayat." Ma Yin menatap lukisan di tangannya. Ia dipengaruhi oleh emosi yang ditimbulkan oleh lukisan itu, dan merasa tidak nyaman.     

"Agak aneh, kan? Melukis dari perspektif mayat seperti manusia hidup... Lukisan ini terlihat aneh." Liu Xianxian meliriknya sekali sebelum kehilangan minat. "Aku merasa lukisan ini untuk orang mati. Mungkin pelukisnya adalah mayat."     

"Berhenti bercanda." Ma Yin meletakan kembali lukisan tersebut. Ketika bersiap untuk mengambil lukisan kedua, jarinya secara tidak sengaja menyentuh kanvas dan ia merasakan sesuatu yang lengket, "Masih belum kering?"     

Ia berdiri di tempatnya dengan pikiran kosong. "Lukisan itu seperti baru saja dilukis. Pasti ada orang lain di gudang baru-baru ini, tapi mengapa mereka melukis di sini? Dan mengapa melukis dengan tema aneh?"     

Ma Yin memikirkan apa yang dikatakan Liu Xianxian sebelum mereka memasuki gedung. Seorang siswa melihat ada yang melambai padanya ketika ia melewati bagian barat kampus, dan setelah mengikuti sosok itu, ia menemukan mayat yang telah hancur.     

Mungkinkah pelukisnya benar-benar mayat?      

Pikiran yang menakutkan muncul di benaknya. Ma Yin tidak bisa menahan diri saat ia terhuyung mundur. Ia ingin menjauh dari lemari, namun ia cukup penasaran untuk melihat lukisan lain. Akhirnya, rasa penasaran menelan ketakutannya. Ia berjalan menuju lemari dan mengeluarkan lukisan kedua.      

Itu adalah lukisan minyak, dan warna yang digunakan dalam lukisan cukup suram. Langit kelabu, gagak hitam mememakan tubuh yang sangat pucat, dan lengan yang membusuk terlihat keluar dari dalam tanah.     

Pandangan dunia yang menyedihkan, tidak ada warna sama sekali.     

Ma Yin beralih ke lukisan ketiga. Lukisan tersebut menggambarkan seorang gadis muda yang sedang memegang apel. Lukisan ini sangat berbeda dari dua lukisan sebelumnya. Gadis di dalam lukisan mengenakan pakaian yang lucu yang cerah, dan berdiri di bawah lampu neon. Buah apel di tangannya berwarna merah. Dari latar belakang hingga karakter, lukisan tersebut dipenuhi dengan kecerahan dan warna, namun masih memberi seseorang perasaan tidak nyaman.     

Alasannya adalah karakter utamanya, yakni gadis kecil, sangat berbeda dari dua lukisan lain. Kulitnya yang terekspos menunjukkan warna abu-abu yang tidak alami. Ia memegang apel di tangannya dan terlihat ingin menggigitnya. Namun, ia tahu, bahkan jika ia melakukannya, ia tidak akan tahu rasa apel. Keinginan sederhana terlukis di wajah gadis itu; ia ingin tahu rasa apel.     

Meletakkan lukisan ketiga, Ma Yin menatap lukisan terakhir yang sepertinya adalah lukisan realistis dengan orang mati sebagai subjeknya. Orang normal mungkin merasa tidak nyaman, namun Ma Yin tidak terpengaruh. Setelah kelas otopsi pertamanya, ia mengerti sesuatu. Orang mati jelas berbeda dari yang hidup. Orang mati sama seperti mesin dingin, terdiri dari bagian-bagian rumit, namun tidak dapat berfungsi lagi.     

Pria di lukisan memandang tubuhnya, mungkin bertanya-tanya apakah ia masih bisa disebut manusia. Setelah menatap potret manusia dalam lukisan untuk waktu yang lama, Ma Yin tiba-tiba teringat sesuatu. Ia mengeluarkan ponsel dan memutar video yang dikirim kakaknya sebelum menghilang. Ketika video mencapai detik ke dua belas, ia menekan pilihan jeda.     

Kamera diarahkan pada jendela, dan seorang wanita tergantung di ambang jendela, memerlihatkan setengah wajahnya. Membandingkan wajah di video dengan lukisan, Ma Yin tiba-tiba menyadari bahwa warna kulit wanita itu mirip dengan semua karakter manusia dalam lukisan!     

Apa yang sedang terjadi? Gadis ini nyata karena direkam dalam video, tetapi yang lain palsu karena mereka dilukis.     

Lengannya gemetar tanpa sadar. Ia merasa bahwa wanita di video dan semua orang di lukisan sedang menatapnya. Ia menyimpan kembali lukisan-lukisan ke dalam lemari dan menutupnya. Setelah melakukannya, perasaan aneh perlahan mulai menghilang.     

Semua karakter utama pada lukisan adalah mayat. Kalau begitu, wanita yang memanjat jendela juga mayat? Tapi, bagaimana mungkin mayat naik ke jendela?     

Ketika video berhenti, wanita di dekat jendela menatap orang di belakang kamera. Melalui layar, Ma Yin merasa seolah-olah wanita itu sedang menatapnya.     

Emosi yang rumit terlihat di matanya. Mayat tidak dapat menampilkan sesuatu seperti itu.     

Ma Yin menutup video. Ia cukup ketakutan menatap wanita tersebut.     

Hilangnya kakak perempuanku berkaitan dengan wanita ini, dan beberapa lukisan ini adalah petunjukku.     

Dengan tangan memegang pintu lemari, Ma Yin menyentuh cairan yang lengket dengan bingung.      

Sisa cairan formalin ditemukan pada pintu, dan semua lukisan dilukis dari perspektif mayat. Kakak menghilang setelah melihat sesuatu yang mirip dengan mayat, apakah mayat itu benar-benar hidup kembali?      

"Xiao Yin!" suara Liu Xianxian terdengar dari belakangnya. Gadis pengecut ini terdengar seperti akan berjalan lebih dalam ke gudang sendirian.     

"Dimana kau?" Ma Yin hanya bisa mendengar suara Liu Xianxian, namun tidak bisa melihatnya. Banyaknya sampah di gudang telah menghalangi pandangannya.     

"Xiao Yin!" Liu Xianxian kembali memanggil. Ma Yin yang ketakutan karena lukisan dan video pun menjadi waspada. Ia mengambil kursi rusak yang tergeletak di samping dan berjalan ke arah suara. Berjalan melewati rak, ia melihat bayangan lurus berdiri di sudut ruangan yang tidak mencolok.     

"Liu Xian?" Ma Yin memegang kursi dengan satu tangan saat ia mengangkat ponsel. Sebelum cahaya menyinari sosok dalam kegelapan itu, ia merasakan seseorang menyentuh bahunya. "Siapa?!"     

Lengannya bergerak, dan Ma Yin mengayunkan kursi di belakangnya. Tepat ketika kursi akan mengenai orang itu, ia melihat sosok di belakangnya dengan jelas dan memaksa diri untuk menghentikan serangan. Kursi sedikit mengenai orang tersebut dan terlempar ke arah rak sehingga menimbulkan suara keras.     

Ia pun menarik lengannya. Liu Xianxian juga ketakutan karena tidak menduga Ma Yin akan bereaksi demikian. "Xiao Yin, ada apa denganmu malam ini?"     

Sambil meletakkan kursi, Ma Yin menarik napas dalam-dalam. "Ada apa denganku? Apa kau mencoba menakutiku sampai mati dengan menyentuh pundakku seperti itu?"     

"Tapi, kita sudah beberapa kali kemari. Tidak ada yang perlu ditakutkan." Liu Xianxian berpikir ia melihat ekspresi aneh di wajah Ma Yin untuk saat itu.     

"Kali ini berbeda. Sekarang, aku yakin seseorang telah kemari sebelum kita!" Ma Yin tiba-tiba teringat sesuatu dan ia mengarahkan ponsel ke sudut sebelumnya!     

"Dimana dia?" sudut tersebut benar-benar kosong.     

"Xiao Yin, berhentilah membuatku takut. Siapa yang berada di sini selain kita?" Liu Xianxian berdiri di belakang Ma Yin. "Bahkan jika seseorang berada di sini, dia pasti sudah pergi."     

"Tidak, dia masih di sini. Aku baru saja melihatnya dengan mataku sendiri!" Ma Yin tidak bisa membayangkan bahwa ketika mereka mencari di dalam gudang sebelumnya, ada orang lain yang bersama mereka. "Kita harus segera pergi. Perasaanku sangat buruk."     

Ma Yin mengambil kursi dari lantai dan mencoba membujuk Liu Xianxian untuk pergi.     

"Tidak, kita tidak bisa pergi sekarang." Liu Xianxian berdiri tegak sambil memegangi lengan Ma Yin. "Aku baru saja kembali dari sisi lain gudang. Aku menemukan patung itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.