Teror Rumah Hantu

Alasan Dipilih



Alasan Dipilih

3Tulisan berdarah muncul di jendela Fan Chong. Baik Chen Ge dan Fan Chong melihatnya. Namun, reaksi mereka sangat berbeda. Chen Ge sedikit mengernyit, namun kaki Fan Chong melemah, dan ia jatuh seketika.     

"Aku akan mati?" jika Arwah Merah benar-benar Xiao Bu, maka ia bukan Arwah Merah biasa, melainkan Arwah Merah yang juga pendorong pintu. Kalau begitu, ia bisa merasakan kehadiran Zhang Ya.     

"Bahkan dengan Zhang Ya dan Xu Yin, aku tetap akan mati, ya?" Chen Ge tidak mengungkapkan senjata pamungkasnya kepada gadis itu. Rencananya yang sebenarnya adalah membawa Men Nan, wanita yang mengenakan jas hujan merah, dan wanita di terowongan — terdapat total lima Arwah Merah.     

Mendengar suara Chen Ge di ponsel, gadis itu kembali melambaikan lengan bajunya, dan sebuah kalimat baru muncul.     

"Pria itu sudah menyadari keberadaanmu. Jika kau kembali ke kota Li Wan, kau akan mati. "     

"Pria itu?" melihat kalimat di jendela, Chen Ge menangkap informasi penting. Pelakunya adalah laki-laki, atau mungkin dia adalah laki-laki ketika masih hidup. Tulisan darah menghilang segera setelahnya. Chen Ge ingin mengajukan lebih banyak pertanyaan kepada gadis itu. Ia mencoba beberapa kali, namun ia segera menyadari bahwa tidak peduli apa yang ditanyakannya, jawaban dari gadis hanya satu.     

"Kau akan mati jika kembali ke kota Li Wan."     

Tulisan tersebut benar-benar tanpa emosi. Gadis itu hanya menyatakan faktanya. Chen Ge mencoba mendapatkan lebih banyak informasi darinya, namun ia tidak berhasil.     

Beberapa menit kemudian, Fan Chong, yang terjatuh di lantai, akhirnya tidak tahan lagi. Lengannya benar-benar membeku, dan pikirannya kosong. Saat ia menggerakkan tubuhnya, lehernya menoleh secara naluriah. Gadis itu sepertinya tidak ingin dilihat oleh lebih banyak orang. Saat Fan Chong menoleh ke belakang, ia menghilang dan bersembunyi.     

"Bos Chen, apa kau melihat sesuatu di kamarku? Kenapa aku tidak bisa melihat apa-apa!" Fan Chong benar-benar sangat ketakutan. Awalnya, ia menduga Chen Ge sengaja mencoba menakut-nakutinya, namun begitu tulisan berdarah muncul di jendela, ia langsung memasuki mode panik sepenuhnya.     

"Tetap tinggal di kamarmu. Aku akan ke sana sebentar lagi! "     

"Oke, emm, bisakah kau tidak mengakhiri panggilan ini? Aku sedikit takut. "     

Chen Ge tidak mendengar apa yang dikatakan Fan Chong. Ia menaiki tangga sekaligus. "Fan Chong, buka pintunya."     

Pintu akhirnya terbuka setelah beberapa saat. Fan Chong memegangi dinding, dan langkahnya terlihat goyah.     

"Bos Chen, apa yang ada di belakangku sebelumnya?! Kau tidak memberitahuku apa-apa, namun tindakanmu hanya membuat suasananya terasa lebih menakutkan dalam imajinasiku!" Secara teknis, Fan Chong adalah saksi, jadi Chen Ge memikirkannya dan memutuskan untuk mengatakan kebenarannya. "Seorang gadis kecil yang sangat lucu berdiri di belakangmu sebelumnya. Aku curiga dia adalah Xiao Bu dari dalam permainan."     

"Xiao Bu?" Fan Chong tertegun. "Dia keluar dari permainan?!"     

"Tenanglah. Kakakmu masih tidur. Jangan bangunkan dia."     

"Jam berapa sekarang? Siapa yang masih memedulikan itu! Besok kami akan pindah!" Fan Chong benar-benar ketakutan. Ia pingsan di rumah hantu, namun setidaknya ia masih bisa mengatakan pada dirinya sendiri bahwa semua yang ada di sana palsu. Namun, kejadian seperti ini terjadi rumahnya. Di masa depan, ia akan memikirkan hal tersebut setiap kali menutup mata.     

"Jangan panik, mari bicarakan hal ini terlebih dahulu." Chen Ge membawa Fan Chong ke kamarnya. Semuanya tampak sama. Chen Ge berjalan ke komputer untuk melihat permainan, namun tidak ada yang berbeda dengan Xiao Bu dalam permainan.     

"Bos Chen, kau tidak perlu lagi menasihatiku. Aku harus pindah. Ini terlalu menakutkan, dan aku akan berhenti bermain. Bawalah permainannya. Bahkan, aku akan memberimu seluruh perangkat komputerku."     

"Tenang." Chen Ge menepuk bahu Fan Chong. "Gadis itu terlihat sangat menggemaskan. Dia tidak terlihat seperti orang jahat."     

"Poin utamanya adalah dia hantu!" Fan Chong duduk di samping meja komputer. Kemudian, ia teringat akan sesuatu, dan kembali mendorong kursi itu.     

"Dia tidak bermaksud menyakitimu. Jika dia berniat melakukannya, kau sudah terluka sejak lama." Chen Ge melihat permainan. "Ada berapa penyewa di sini?"     

"Sebagian besar penyewa telah pindah, jadi kurasa, sekitar dua ratus orang yang menetap." Jawab Fan Chong bingung. "Tapi kenapa kau menanyakan itu?"     

"Daerah ini memiliki sekitar dua ratus orang, jadi kenapa gadis itu memilihmu?" Chen Ge memandang Fan Chong dengan curiga.     

"Karena aku sial, itulah alasannya. Diejek, diputuskan, dan dipecat. Aku benar-benar pecundang dalam hidup." Daging di wajah Fan Chong bergetar.     

"Kurasa itu kebalikannya, gadis itu mungkin ingin membantumu."     

"Membantuku?" Fan Chong perlahan menjadi tenang.     

"Ceritakan secara rinci apa yang terjadi selama kau berhubungan dengan permainan ini. Pasti ada alasan mengapa gadis itu memilihmu." Chen Ge merasa aneh. Bagaimana Xiao Bu dalam permainan bertemu dengan Fan Chong?     

Fan Chong mencengkeram tangannya. Ia memikirkannya untuk waktu yang lama sebelum berkata, "Oke, tapi kau harus berjanji padaku bahwa kau tidak akan memberitahu kakakku. Aku tidak ingin dia khawatir. "     

"Oke, tidak masalah."     

"Sebenarnya, aku putus asa beberapa waktu yang lalu. Aku sudah bekerja selama beberapa tahun, namun pekerjaan itu tidak berjalan dengan baik. Aku mungkin tipe orang yang ditakdirkan untuk tidak pernah bersinar. Dari sekolah ke kantor, aku selalu terisolasi. Beberapa minggu yang lalu, bosku datang menemuiku untuk bertanya tentang hasratku yang sesungguhnya, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aku mendapat petunjuk bahwa dia berharap aku dapat berhenti, dan aku setuju." Fan Chong akhirnya mengatakan yang sebenarnya dan mengungkapkan rahasianya kepada Chen Ge.     

"Ketika aku sampai di rumah, Aku menelpon pacarku. Aku mengeluh padanya di ponsel. Dia mendengarkanku dengan sabar, dan ketika aku selesai, dia mengatakan kepadaku dengan tenang bahwa dia ingin putus. Dia berkata bahwa dia bosan mendengarku berbicara tentang hal-hal seperti itu. Dia kehilangan kemampuan untuk berpura-pura tertarik pada hidupku."     

"Aku meminta maaf kepadanya dan mencoba banyak cara untuk menyelamatkan hubungan kami, namun tidak peduli apa yang kulakukan, dia tidak memaafkanku. Aku membeli hadiah dan menunggunya di perusahaannya, dan aku melihatnya meninggalkan tempat itu bersama seorang pria yang sangat tinggi dan tampan."     

"Aku bertanya pada rekannya, dan dia sepertinya tidak tahu tentang keberadaanku. Dia mengatakan kepadaku bahwa pacarku sudah lama bersama pria itu, dan mereka tampaknya sedang mendiskusikan pernikahan."     

Wajahnya mengerut, dan cengkeramannya menegang. "Aku tidak tahu bagaimana aku tiba di rumah. Pikiranku berantakan, dan aku membenci orang-orang, tapi lebih daripada itu, aku membenci diriku sendiri. Pada saat itu, Aku berpikir untuk mati."     

"Aku naik ke atap dan berdiri di sana selama tiga jam. Setiap kali aku berpikir untuk mengambil tindakan itu, aku akan mendengar seseorang memanggil namaku. Aku berdiri di sana dari sore hingga petang. Perutku keroncongan, dan tiba-tiba, aku merindukan masakan kakakku. Aku berbalik dan kembali ke rumah.     

"Lalu, aku menemukan permainan ini. Aku menenggelamkan diri dalam permainan, dan aku telah mendedikasikan diri untuk menyelesaikan permainan sejak saat itu."     

"Semuanya akan menjadi lebih baik." Chen Ge berusaha menghiburnya. "Kurasa aku tahu mengapa Xiao Bu memilihmu. Mungkin Xiao Bu yang menarikmu dari ujung keputusasaan. Mungkin dari sudut pandangnya, kalian berdua memiliki nasib yang sama, jadi kau pasti bisa memahami situasinya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.