Teror Rumah Hantu

Amukan di Jalan



Amukan di Jalan

1Tidak ada cahaya yang dapat menembus lapisan awan tebal yang memenuhi langit. Kegelapan memenuhi tempat, dan bayang-bayang bermunculan di dalam gedung di tepi jalan. Banyak mata ganas memata-matai di dalam kegelapan. Di kota yang kosong, seorang pria mengendarai sepeda listrik untuk mengejar bus.     

"Kau harus berhenti di stasiun berikutnya, jadi kenapa tidak berhenti sekarang?!" Chen Ge mendesis melalui gigi yang terkatup. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan bus berhantu, dan musuh melakukan sesuatu yang tidak terduga.     

"Apakah bus hanya mengizinkan arwah untuk naik dan melarang orang hidup masuk? Tapi itu tidak mungkin. Kenapa tidak ada yang menghentikan Huang Ling dan Xiao Gu ketika mereka melangkah ke dalam bus?"     

Sepeda listrik memiliki bahan bakar terbatas. Paling-paling, Chen Ge bisa bergegas ke empat perhentian sebelum ia perlu menggunakan tenaga manusia untuk mengayuh sepeda. Ia begitu terfokus pada misi sehingga ia mengabaikan arah. Semua tindakan pencegahan yang dikatakannya pada dirinya sendiri menghilang tertiup angin ketika ia mengejar bus, seperti hidupnya bergantung pada bus itu. "Aku akan membutuhkan alasan kenapa kau menolak untuk membiarkanku menaiki bus ketika aku menyusulmu!"     

Sulit menggunakan sepeda listrik untuk mengejar bus. Namun, hal itu bukan tidak mungkin. Mungkin karena bus itu sendiri terlalu tua, atau mungkin ada alasan lain, namun kecepatannya cukup lambat. Chen Ge mengejarnya tanpa henti, namun ia tidak bisa memperpendek jarak antara dirinya dan bus. Ia hanya bisa berharap bus akan berhenti di stasiun berikutnya.     

Bangunan-bangunan di pinggir jalan mulai menghilang. Hujan membasahi kemeja Chen Ge. Setelah lama mengejar, akhirnya ia melihat halte bus berikutnya.     

"Seseorang sedang menunggu bus?" Chen Ge jelas melihat bahwa ada seorang pria paruh baya berdiri di halte berikutnya. Ia mengenakan mantel musim dingin, syal, topi, dan masker yang menutupi seluruh wajahnya. Bus berhenti di halte dan mulai melambat. Sebelum bus benar-benar berhenti, pintu terbuka.     

Sopir bus sepertinya melambai pada pria itu, menyuruhnya bergegas naik. Pria paruh baya tampak bingung, namun naik ke atas bus setelah ragu-ragu sejenak. Interaksi kecil ini memungkinkan Chen Ge untuk secara drastis menghilangkan jarak antara dirinya dan bus.     

"Ini kesempatanku! Tujuan dari bus ini tampaknya untuk mengangkut penumpang khusus yang menunggu di halte bus ke tempat tertentu, jadi jika ada 'seseorang' yang menunggu di halte, bus akan berhenti." Pria paruh baya tersebut masih kebingungan setelah berada di dalam bus. Bus kemudian kembali bergerak menuju ke halte berikutnya.     

Hujan yang dingin menerpa wajah Chen Ge. Bangunan-bangunan di pinggir jalan terlihat semakin asing dan aneh. Hujan menjadi semakin deras, namun tidak ada yang bisa menghentikan Chen Ge. Sejak mendapatkan ponsel hitam, ia tidak pernah gagal dalam menyelesaikan misi.     

"Jika ini adalah misi lain, aku mungkin akan menyerah, tapi ini ada hubungannya dengan membuka misi lainnya di Jiujiang Timur, jadi aku harus berhasil!" Chen Ge memertaruhkan nyawanya untuk misi tersebut. Mengendarai sepeda listrik untuk mengejar bus berhantu di tengah malam, orang normal tidak akan pernah melakukan tindakan seperti itu.     

Setelah melewati beberapa persimpangan, Chen Ge melihat halte berikutnya. Sosok aneh terlihat berdiri di sana. Gerakan tubuhnya yang sangat aneh memberikan kesan bahwa ia mungkin akan jatuh kapan saja. Bus melambat ketika bergerak ke arah halte, dan pintu-pintu terbuka.     

Sosok aneh yang berjongkok di tanah memerhatikan sesuatu dan menjadi ragu. Suasana di dalam bus itu aneh, jadi ia tidak langsung naik. Seorang penumpang membuka jendela bus untuk melambai padanya, namun sosok aneh tersebut tidak bisa memahaminya. Keraguan singkat ini membuat Chen Ge merasa lebih baik. Ia menginjak pedal dan melesat ke depan. Setelah interaksi singkat, si pria aneh akhirnya menaiki bus.     

Sopir bus sepertinya memerhatikan Chen Ge yang mendekat. Ia mengabaikan siaran di dalam bus, menutup pintu, dan segera meninggalkan halte.     

"Sebentar lagi! Jika ada penumpang di halte berikutnya, aku pasti bisa mengejarnya!"     

Chen Ge pura-pura tidak memerhatikan bahan bakar sepeda listriknya dan mengerahkan seluruh tenaganya. Beberapa menit kemudian, halte ketiga muncul di kejauhan.     

Sepasang kekasih dengan tubuh saling menempel berdiri di halte. Bus berhenti di halte, dan pintu-pintu terbuka. Sopir bus berteriak keluar. Pria itu bersiap untuk menaiki bus, namun wanita di sisinya menghentikannya. Wanita itu berusaha sebisanya untuk membuat si pria tinggal. Wanita tersebut bahkan mulai menangis.     

Terjadi konflik di antara keduanya. Sebelumnya, mereka semanis madu, namun dalam sekejap mata, mereka mulai berdebat. Pria itu mengatakan sesuatu seperti, itu sudah hari ketujuh, jadi mereka harus pergi. Ia mencengkeram pegangan pintu, namun wanita itu menolak untuk membiarkannya pergi dan bahkan mulai menggigit si pria.     

"Ini adalah kesempatanku!" Chen Ge melihatnya dari jauh dan menjadi bersemangat. Tidak banyak bahan bakar yang tersisa di sepeda listriknya. Jika ia melewatkan kesempatan ini, semuanya akan berakhir. Pasangan itu masih berdebat. Pengemudi di dalam bus merasa seperti akan menjadi gila. Ia memelototi pasangan itu dan mulai meneriaki mereka.     

Melihat Chen Ge yang mulai mendekat, ia memutuskan untuk tidak menunggu lagi dan langsung menutup pintu. Namun, kali ini, si pria bertekad untuk menaiki bus, dan ia menggunakan tubuhnya untuk menahan pintu agar tidak tertutup. Wanita itu menariknya keluar, namun si pria memegang gagang pintu dengan kuat dan menolak untuk melepaskannya.     

Sopir bus menjadi gelisah. Ia hampir berdiri untuk menendang pria itu. Kedua pasangan terus bertengkar, si pengemudi kemudian berteriak, dan ekspresi semua penumpang berubah. Mereka bisa merasakan sesuatu.     

Pria itu menghalangi pintu, namun si pengemudi tidak bisa menunggu lagi. Ia menyalakan mesin, namun saat itu, semua orang di dalam bus mendengar suara deru sepeda listrik yang berasal dari luar bus.     

"Akhirnya, aku berhasil menyusulmu!" Geraman terdengar dari luar bus. Chen Ge bersepeda melewati bus dan memarkir sepeda listrik di depan bus. Telapak tangannya basah karena keringat. Bahan bakarnya hampir habis, dan ia hampir gagal menjalankan misinya.     

Berdiri di dekat pintu, Chen Ge tidak membuang energinya untuk berdebat dengan pengemudi. Ia merogoh ke dalam ranselnya untuk mengeluarkan palu.     

Pasangan yang berdebat segera tenang setelah melihat senjata menakutkan.     

"Jangan khawatir, karena kalian berdua aku bisa naik bus, jadi aku akan memperlakukan kalian dengan baik." Chen Ge mengangkat palu dan menatap pengemudi yang berkeringat. "Apakah kau akan membukakan pintunya untukku atau kau ingin aku membukanya sendiri?"     

Jakun si pengemudi bergerak, dan dengan enggan ia bergerak membuka pintu depan bus.     

"Kau mengendarai bus umum, dan semua orang berhak untuk menggunakan transportasi umum, jadi kenapa kau mendiskriminasiku?"     

Di bawah tatapan waspada semua penumpang, Chen Ge mengambil sepeda listriknya dan berkata pada pria itu, "Kak, apakah kau keberatan membantuku?"     

Pria itu sedikit bingung, namun ia masih mengikuti perintah Chen Ge dan mengangkut sepeda listrik ke dalam bus.     

"Kalian berdua, naiklah." Kata Chen Ge kepada pasangan tersebut.     

Pria itu ingin menolak, namun Chen Ge meraih lengan bajunya. "Jangan khawatir. Dengan keberadaanku, si pengemudi tidak akan berani menindasmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.