Teror Rumah Hantu

Saat Kau Mekar



Saat Kau Mekar

2Setelah memaksa pintu bilik terbuka, Chen Ge segera berjongkok ketika melihat Qu Changlin duduk di lantai. "Apa kau baik baik saja?"     

Melihat pria yang baru saja masuk, reaksi pertama Qu Changlin bukanlah meminta bantuan, melainkan mencoba mundur secepat mungkin. Ia meletakkan kedua tangan di wajahnya, seolah jika ia tidak bisa melihat apa-apa, monster di luar pintu tidak akan ada.     

"Ada apa? Apakah kau terluka? Apakah kau ingin aku memanggil nomor darurat?"     

Suara Chen Ge dipenuhi dengan kekhawatiran. Dalam ingatan Qu Changlin, hantu tidak akan mengajukan pertanyaan seperti itu. Jari-jari yang melindungi wajahnya membuka, menunjukkan celah, dan ia mengintip Chen Ge dari sana.     

Terlihat wajah biasa dan jujur ​​dengan kekhawatiran di matanya. Bagaimana bisa seseorang sepertinya menjadi orang jahat? Qu Changlin secara bertahap meletakkan tangannya. Ia baru akan meminta bantuan Chen Ge ketika ia tiba-tiba teringat sesuatu. Setelah ia ketakutan oleh pria yang digantung di dalam ruang rahasia, terdengar ketukan konstan dari pintu bilik keempat, yang berarti pasti ada hantu kedua berkeliaran di skenario!     

Menekan kecemasan di dalam hatinya, Qu Changlin mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan diri, namun ketika berbicara, suaranya masih bergetar. "Apakah kau mendengar semacam ketukan aneh sebelumnya? Suara itu memiliki ritme konstan, dan terdengar sangat berbeda dari suara ketukan normal!"     

"Suara ketukan?" Chen Ge mengerutkan alis sebelum merilekskannya. "Aku rasa aku tahu. Kau mungkin mendengar suara ini."     

Mengambil satu langkah mundur, Chen Ge meraih manekin yang menjuntai di udara. Ia menyenggolnya sedikit, dan kepala manekin terus mengetuk pintu lagi dan lagi. "Ketika masuk, aku melihat manekin ini berayun ke depan dan ke belakang. Kepalanya memantul ke pintu, yang mungkin kau dengar suaranya."     

Setelah mendengar penjelasan Chen Ge, Qu Changlin segera merenung. Ketukannya memang berasal dari manekin, namun sekarang, muncul pertanyaan lain di benaknya. Ia menemukan suara Chen Ge anehnya terasa tidak asing. Ketika arwah tadi menakutinya, suara inilah yang berbicara dengannya!     

"Ayo pergi dari sini terlebih dahulu, tempat ini cukup bau." Chen Ge mengulurkan tangan untuk meraih lengan Qu Changlin, mencoba membantunya bangun.     

"Jangan mendekatiku!" pria itu menepis tangan Chen Ge dan duduk di antara bilik dan ruang rahasia.     

"Kenapa? Apa yang kau takuti, atau apakah kau masih berakting? Lalu, apa yang harus kulakukan untuk bekerja sama?" untuk menghilangkan tekanan pada Qu Changlin, Chen Ge bergeser dan membuka jalan keluar untuknya.     

"Akting?" Qu Changlin berbaring di tanah selama hampir satu menit penuh sebelum menjadi tenang. Setelah mengkonfirmasi bahwa Chen Ge tidak bermaksud menyakitinya, ia perlahan-lahan menurunkan kewaspadaan, "Apakah kau salah satu pengunjung?"     

"Bagaimana menurutmu? Bisakah aku menjadi salah satu pekerja di sini dan kau adalah pengunjungnya?" Chen Ge mencoba bercanda, tetapi caranya memandang Qu Changlin seperti cara seseorang akan menghargai karya seni yang bergerak. Qu Changlin mencoba berdiri dengan menggunakan kedua tangan untuk menopang lantai, tetapi ia gagal. Ia baru akan kembali mencobanya, namun tiba-tiba ia menyadari betapa tidak masuk akalnya hal itu bagi pengunjung.     

Untuk memertahankan harga diri sebagai pekerja rumah hantu, Qu Changlin terbatuk-batuk dan berkata dengan nada aneh, "Itu benar, kau cukup beruntung telah menemukan plot tersembunyi di dalam skenario ini! Aku adalah karakter utama dalam skenario ini. Sayangnya, aku tengah terluka oleh arwah, dan aku membutuhkanmu untuk membantu memindahkanku ke kantor kepala sekolah."     

"Kau adalah karakter kunci di sini? Tetapi, menurut bagian yang kubaca di buku harian dan kata-kata yang tertulis di dinding, bukankah seharusnya karakter utama yang menjadi dasar skenario bernama Xiao Lin?" Chen Ge tidak dengan sengaja mencoba membuat Qu Changlin terlihat buruk dan ia hanya penasaran tentang segalanya.     

"Ha ha, sebenarnya, aku adalah Xiao Lin," Qu Changlin mengakui dengan malu-malu.     

"Tapi, Xiao Lin dalam cerita ini hanyalah seorang anak kecil, padahal kau sudah hampir berusia tiga puluh tahun. Setidaknya rambut di kepalamu menunjukan usiamu."     

"Kau.." Qu Changlin baru saja mengalami ketakutan terbesar dalam hidupnya, dan ia masih belum pulih. Ketakutan tersebut dikombinasikan dengan sikap pendiamnya yang alami, berarti ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi Chen Ge.     

"Bagaimanapun juga, kau perlu beristirahat. Kantor kepala sekolah, kan? Oke, aku akan membawamu ke sana." Chen Ge mencengkeram lengan Qu Changlin. "Bisakah kau berdiri?"     

Qu Changlin memegang dinding saat ia berdiri. Kakinya lemas, dan ia seperti anak balita yang baru belajar berjalan pertama kali.     

"Bukankah kau sedikit terlalu berkarakter?" Chen Ge kemudian melanjutkan untuk melakukan sesuatu yang mengejutkan Qu Changlin. Ia menggendong Qu Changlin di punggungnya. "Kalau begitu, pimpin jalannya."     

"Oke..." Qu Changlin tidak tahu harus merasa bagaimana. Hanya beberapa menit sebelumnya, ia menerima pesan dari bosnya yang mengatakan kepadanya untuk menakuti pengunjung ini, namun beberapa menit kemudian, ia diselamatkan oleh pengunjung yang sama. Ponsel di sakunya bergetar beberapa kali. Ia diam-diam mengeluarkannya. Panggilan kepada bosnya sudah terputus. Ponselnya dipenuhi dengan pesan dari sang bos.     

"Apa yang kau lakukan?! Aku bilang untuk menakutinya, bukan untuk membantunya!"     

"Di mana manekin modifikasi yang sering kau banggakan itu? Tidakkah kau memberitahuku bahwa kau telah menempatkan banyak jebakan di dalam toilet dan bisa menakuti orang-orang yang paling berani?"     

"Kenapa dia membopongmu sekarang?"     

Membaca pesan di ponselnya, kepahitan di hati Qu Changlin tumbuh. Ia tidak suka berbicara dan tidak pandai memertahankan hubungan interpersonal. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara menjawab bosnya sendiri. Sang bos terus mengirimkan pesan padanya, namun ia berhenti melihatnya. Ketidakberdayaan dan kekhawatiran membanjiri dirinya. Ia merasa gagal, dan kepalanya menunduk semakin rendah.     

"Rumah hantu ini cukup menyeramkan. Ketika memasuki toilet, aku cukup ketakutan oleh manekin yang jatuh dari langit-langit. Terutama sepasang mata manekin, terlihat sangat nyata. Penciptanya pasti seorang jenius." Chen Ge membuatnya terdengar seperti pengamatan ini dilakukan dengan santai.     

"Menurutmu manekinnya menakutkan?" kepala Qu Changlin yang menunduk perlahan mengangkat.     

"Aku pernah mengunjungi banyak rumah hantu, dan ini adalah pertama kalinya aku ketakutan pada manekin. Penciptanya pasti seorang jenius, dan dia pasti menghabiskan banyak waktu mempelajarinya. Desain toiletnya juga cukup menakjubkan. Pengunjung tahu bahwa akan ada ketakutan di dalam bilik keempat, jadi ketika membuka pintu, perhatian mereka tertarik pada cermin. Jadi, ketika manekin tiba-tiba turun dari langit-langit, situasi itu menciptakan efek yang menakutkan. Ini adalah desain yang cerdik." Kata Chen Ge tulus dengan pujiannya.     

Mendengar pujian, warna pun kembali ke mata Qu Changlin. "Sebenarnya, ada tujuh jebakan yang sepenuhnya tersembunyi di dalam toilet. Kali ini, ada kecelakaan, dan hanya satu jebakan yang dipicu."     

"Itu mengesankan. Bahkan dengan satu perangkap saja yang dipicu sudah menjadi salah satu pengalaman paling menakutkan yang pernah kualami di dalam rumah hantu, tetapi kisah di baliknya sedikit menggangguku." Seperti sedang berbicara dengan seorang teman, nada suara Chen Ge terdengar ramah dan alami.     

"Cerita? Kupikir tidak apa-apa... "     

"Aku mendapatkan intinya setelah membaca entri buku harian dan kata-kata di dinding. Xiao Lin adalah seorang anak yang tidak mendapatkan banyak perhatian. Tidak ada yang ingin menjadi temannya, jadi dia mencoba untuk mendapatkan perhatian orang lain dengan bermain iseng, tetapi pada akhirnya, semua orang di kelas melawannya."     

"Apakah ada masalah dengan cerita itu?"     

"Tidak, ceritanya baik-baik saja, namun aku secara pribadi merasa bahwa tragedi Xiao Lin dapat dengan mudah dihindari." Di permukaan, Chen Ge sedang mendiskusikan kisah Xiao Lin dengan Qu Changlin, namun ia sebenarnya berbagi beberapa pemikiran pribadinya. "Ketika mencoba bergaul dengan yang lain, seseorang hanya akan membuat hidupnya jauh lebih melelahkan. Menyerah pada hobi dan kebiasaan hanya untuk menjadi penolong bagi orang lain adalah benar-benar kehidupan yang menyedihkan."     

Qu Changlin sedikit mengangguk, tetapi tidak menanggapi.     

Chen Ge tidak keberatan dan terus berbicara. "Maafkan aku, aku takut aku sudah terlalu jauh dari topik. Sebenarnya, itu karena aku melihat masa laluku pada Xiao Lin. Seperti dirinya, aku dulu sendirian dan penakut, tujuan hidupku adalah berteman dengan semua orang. Akhirnya, aku mengakui perasaanku kepada seorang gadis yang kusukai, tetapi dia menolakku."     

Qu Changlin mendengarkan pengalaman Chen Ge dan menemukan kemiripan antara carita Chen Ge dan kisah hidupnya tanpa sadar. "Pasti terasa mengerikan saat ditolak."     

"Tentu saja, rasa sakitnya melekat padaku untuk waktu yang lama. Selama periode itu, aku mencoba yang terbaik untuk berdiri tegak lagi, tetapi hanya mereka yang telah mengalami yang dapat memahami betapa sulitnya!"     

Chen Ge praktis mengeluarkan kata-kata itu dari benak Qu Changlin, dan pria tersebut mendapati dirinya mengangguk.     

"Hubungan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dijelaskan. Suatu hari, aku mendengar percakapan antara teman-temanku. Gadis yang kusukai sebenarnya membenci bagaimana aku selalu mencoba membantu orang lain. Pada saat itu, aku mengerti, aku perlu menemukan kembali diriku yang sebenarnya."     

Sebuah melankoli yang tidak tercermin oleh usianya mengalir melalui suara Chen Ge.     

"Aku pindah ke tempat kerja baru dan memulai hidupku. Aku berhenti berusaha menjalani hidupku demi orang lain. Aku mencurahkan yang terbaik pada hidup dan pekerjaan baruku, berusaha untuk menjadi diriku yang terbaik. Sekarang, aku sukses baik dari segi karier maupun dari segi hubungan dengan orang di sekitarku. Aku bahkan menjadi bos untuk diriku sendiri, dan aku tidak perlu peduli menjadi kaki tangan orang lain lagi."     

Baru saja mendengar Chen Ge mengatakannya, Qu Changlin merasa sedikit cemburu, dan ia menghela napas dengan tulus, "Kau adalah orang yang luar biasa."     

"Bukan aku yang luar biasa. Jika mau berubah, siapapun bisa menjadi luar biasa, termasuk Xiao Lin dalam cerita." Chen Ge menekankan pada kata perubahan. "Setiap orang adalah karakter utama mereka sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah menghabiskan waktu dan upaya untuk hal-hal yang dapat membuat kita lebih jujur pada diri kita yang sebenarnya."     

Kata-kata Chen Ge meninggalkan kesan pada Qu Changlin sehingga membuat matanya berkilau. "Saudaraku, sebenarnya, pengalamanku juga mirip denganmu. Aku memang menyukai seorang gadis, tapi sekarang, aku sedikit bingung.. "     

"Tidak perlu bingung, ingatlah hal ini." Tanpa mendongak, Chen Ge bergerak melewati pintu gudang dimana Xiao Die seharusnya berada. "Jadilah yang terbaik. Ketika kau mekar, kupu-kupu akan datang."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.