Teror Rumah Hantu

Kakak dan Adik



Kakak dan Adik

2Bagi Chen Ge, entah bertemu hantu palsu atau hantu sebenarnya, ia tidak takut. Sebaliknya, ia berharap kunjungannya tidak terlalu mudah. Jika menemukan pekerja yang berbakat, ia perlahan-lahan akan membujuk mereka untuk bergabung dengannya. Jika ada hantu sebenarnya, segalanya akan lebih mudah. Ia hanya akan menangkap mereka dan membawa mereka untuk diedukasi.     

Melihat koridor kosong, Chen Ge baru akan berjalan ke lantai bawah ketika salah satu pintu di koridor dibuka. Tidak jelas apakah tindakan itu murni kebetulan atau pengaturan rumah hantu lainnya.     

"Aku menemukan jalan keluarnya! Sialan! Pintunya berada di belakang kita selama ini!" suara seorang pria terdengar dari koridor, terdengar cukup akrab bagi Chen Ge. Segera setelahnya, sepasang kekasih berlari keluar ruangan. Mereka adalah pengunjung yang telah memasuki rumah hantu bersama Chen Ge.     

Pria itu bernama Lee Yuan, dan pacarnya bernama Xue Li. Wanita pendiam lain terlihat bersama mereka; ia sepertinya memiliki sifat pendiam dan pasif. Chen Ge tidak tahu namanya.     

"Huh?! Kenapa kau di sini sendirian?" Lee Yuan melihat Chen Ge. Ia menyadari keanehan pada wajah Chen Ge saat berdiri sendirian di tangga. Ia kemudian melambai dan berteriak, "Saudaraku, ada hantu di dalam tangga! Kau harus keluar! Jangan berada terlalu lama di sana!"     

"Tidak apa-apa, hantunya baru saja pergi, dan aku ragu dia akan kembali dalam waktu dekat."     

"Kau tidak akan pernah bisa menebak hal seperti itu. Ngomong-ngomong, di mana tiga siswa yang seharusnya melarikan diri bersamamu?'' Lee Yuan dan Xue Li saling berdempetan. Dari penampilan mereka yang berantakan, sepertinya mereka telah melalui banyak hal.     

"Kami berempat terpisah setelah dikejar hantu." Chen Ge menyebutkan alasan acak.     

"Kami mendengar teriakan meskipun jarak kita jauh. Aku sangat menyesal telah meninggalkan kalian di kelas sebelumnya." Lee Yuan sangat malu. Dari sudut pandangnya, ia ikut bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada ketiga siswa. "Bagaimanapun juga, kita harus bergerak bersama mulai sekarang. Kami sudah menjelajahi studio seni dan ruang musik. Kami berencana untuk pergi ke gudang yang ditinggalkan selanjutnya. Bagaimana denganmu?"     

"Aku sudah pergi ke gudang yang ditinggalkan, aktor di sana sedang tidak enak badan, jadi aku berencana untuk menuju ke bawah tangga setelah ini." Chen Ge mengambil foto yang ia temukan tersembunyi di bawah guci hitam. "Aku berencana untuk menyelesaikan misi langkah ketiga belas ini."     

"Langkah ketiga belas?" Lee Yuan melirik gambar. "Saudaraku, dengarkan aku. Kusarankan agar kau menjauh dari tangga. Aku telah bergabung dengan grup WhatsApp para pengunjung Akademi Nightmare, dan menurut mereka, tangga ini mungkin benar-benar berhantu."     

"Tangga berhantu?"     

"Menurut rumor, sebelum bangunan selesai dibangun, seorang anak lelaki yang datang kemari untuk bermain, namun dia secara tidak sengaja menjebak dirinya di suatu tempat dan tidak pernah ditemukan. Sekelompok kecil pengunjung bersumpah bahwa mereka melihat seorang anak di dalam tangga. Mereka mengatakan bahwa guci di tangga tidak ditempatkan di sana untuk menakuti pengunjung, namun untuk mencegah bocah itu agar tidak berkeliaran di tangga."     

"Apakah kau memiliki detail yang lebih banyak tentang bocah ini? Seperti pengalaman hidupnya, kekurangan dalam kepribadiannya, atau latar belakang keluarganya?" Chen Ge menyebutkan serangkaian pertanyaan yang tidak pernah dipikirkan Lee Yuan sebelumnya.     

"Er.. apa gunanya mengetahui semua itu?"     

"Berapa nomor untuk grup WhatsApp? Bisakah aku ikut bergabung?" Chen Ge terdengar sangat bersemangat. "Aku juga ingin berbagi cerita dengan mereka."     

"Tentu." Lee Yuan menambahkan Chen Ge ke dalam grup. "Ketiga siswa itu sangat muda, dan mereka terpisah dari kita semua. Mereka pasti sangat takut sekarang. Haruskah kita mencari mereka?"     

"Kalian bisa pergi dan mencari mereka. Aku akan mengikuti rencanaku sendiri." Chen Ge kembali mengambil foto dan berbalik untuk pergi.     

"Apakah kau benar-benar tidak takut pada hantu?" terdengar suara kasar seperti pasir yang digiling. Orang yang berbicara adalah wanita yang diam sejak tadi.     

"Apakah kau berbicara denganku?" Chen Ge berhenti bergerak. Ia sedikit terkejut karena ia menyadari bahwa wanita itu menatapnya dengan tatapan jengkel, atau lebih tepatnya, menatap pria paruh baya dalam foto yang dipegang Chen Ge.     

"Ya."     

"Tentu saja aku takut, tapi aku tidak akan menunjukannya."     

"Jika kau takut, maka kusarankan agar kau menjauh dari tangga. Akademi Nightmare dulu mengadakan tur siang dan malam, namun tur malam dibatalkan karena orang-orang terus melaporkan kemunculan anak laki-laki di tangga." Tatapan wanita itu beralih dari foto ke wajah Chen Ge. "Aku tidak bercanda. Aku tahu kedengarannya sulit dipercaya, namun hantu benar-benar ada. Tidakkah kau menyadari bahwa bahkan pada siang hari, para pekerja di sini jarang memasuki tangga atau menggunakan tangga untuk berpindah dari lantai satu ke lantai lain?"     

"Dari caramu berbicara, sepertinya kau mengetahui beberapa detail yang hanya diketahui pekerja rumah hantu." Chen Ge melambaikan foto yang sedang dipegangnya. "Kau sejak tadi menatap pria di foto. Apakah kau mengenalnya?"     

"Dia adalah ayahku. Dialah yang membawa adik laki-lakiku kemari untuk bermain sepuluh tahun yang lalu." Wanita itu menyebutkan informasi yang cukup mengejutkan. Tidak hanya Chen Ge, Lee Yuan dan Xue Li tertegun mendengarnya.     

"Dengan kata lain, bocah yang hilang itu adalah adik laki-lakimu..." Lee Yuan memegang tangan Xue Li dan mundur selangkah. Ia merasakan kulit kepalanya mati rasa. Teman satu kelompok yang mengikuti mereka adalah kakak perempuan dari bocah lelaki dalam cerita hantu. Campuran cerita hantu dan kehidupan nyata semacam ini menimbulkan perasaan yang sulit untuk digambarkan.     

Situasinya seperti peristiwa dari dongeng yang tiba-tiba terjadi pada mereka. Lee Yuan dan Xue Li secara tidak sadar bergerak ke arah Chen Ge.     

"Jadi, kenapa kau mengunjungi rumah hantu ini? Hanya berkunjung? Apakah kau tidak takut akan teringat tentang tragedi dari masa lalu?" Chen Ge tidak menduga wanita itu memiliki identitas demikian. Wanita tersebut tidak menjawab pertanyaan Chen Ge secara lisan. Sebaliknya, ia tersenyum.     

"Rumah hantu ini sudah cukup menakutkan, dan sekarang kau hanya membuatnya lebih menakutkan. Bisakah kita berpindah dari sini? Ayo bergerak ke skenario berikutnya." Lee Yuan segera bergerak maju untuk meredakan ketegangan. Ia menepuk bahu Chen Ge. "Mari bergerak bersama, kita seharusnya tidak terpisah lagi."     

Setelah menemukan identitas wanita itu, baik Lee Yuan maupun Xue Li tidak ingin melanjutkan kunjungan bersamanya. Pikiran tersebut membuat kulit mereka merinding.     

"Tidak masalah bagiku jika kalian ingin bergerak bersama, tapi aku tetap akan pergi ke skenario tangga berikutnya. Apakah kalian yakin ingin ikut denganku?" Chen Ge menyimpan foto. Ia tidak peduli tentang peringatan wanita itu dan kembali bergerak menuju ke tangga.     

"Kenapa kau sangat keras kepala?" Xue Li dan Lee Yuan tidak tahu harus berkata apa. Chen Ge sengaja berjalan menuju bahaya, dan menolak untuk mendengarkan bujukan. Pada akhirnya, tak satu pun dari mereka yang berani mengikuti Chen Ge ke arah tangga, dan mereka kembali berpisah.     

Kegelapan perlahan menelan Chen Ge, dan kali ini, ia menuruni tangga ke lantai paling bawah.     

Jika seseorang berada di sekitar tempat itu, mereka akan menyaksikan pemandangan aneh; seorang pria muda berjalan menuruni tangga dengan kepala menunduk, menghitung langkahnya seperti sedang berbicara dengan seseorang.     

Kilau kegembiraan terpancar dari matanya. Kadang-kadang, ia melirik kamera, seolah-olah ia mencoba menghafal semua lokasi kamera.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.