You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Lead me\"



\"Lead me\"

0Dalam balutan selimut tebal Viona duduk disamping Fernando menatap layar televisi di kamar yang ada di lantai dua, kamar yang tadi ia tinggalkan karena Fernando memaksanya melakukan hal yang tak diinginkan. Pada awalnya ia menolak ketika diajak pergi ke lantai dua lagi, namun karena Fernando terus berkata ingin menunjukkan sesuatu padanya akhirnya Viona menurut dan pasrah.     

Detak jantung Viona berpacu sangat cepat seperti baru saja lari maraton saat melihat apa yang muncul di layar televisi, rupanya Fernando sedang memutar film biru dengan adegan yang sangat jelas. Suara dari tiap adegan yang ada di film itu terdengar sangat jelas ditelinga Viona, Fernando yang duduk disamping Viona sesekali melirik istrinya itu dari ekor matanya. Viona yang pada awalnya duduk berselimut rapat akhirnya mulai membuka selimut yang membungkus tubuhnya, melihat scene demi scene dalam film itu benar-benar membuatnya kepanasan.     

"Matikan matikan Fernando!!!" jerit Viona dengan keras saat melihat adegan dimana sang wanita dalam film itu mulai melakukan blow job pada pasangannya.     

"Fernandoooo.....nooo!!" teriak Viona panik sambil menutup telinganya saat mendengar suara sang wanita yang sedang melakukan blow job, ia merinding saat mendengarnya padahal itu hanya sebuah Video.     

Mendengar teriakan Viona kedua kali membuat Fernando akhirnya mematikan televisi, Fernando lalu berjalan menuju meja untuk mengambil redwine sambil meletakkan remote di atas nakas. Ia tersenyum ketika melihat istrinya masih menyembunyikan wajahnya di bawah bantal.     

"Blow job, eating pussy, fingering itu adalah bagian dari bercinta dan hal yang biasa dilakukan oleh setiap pasangan, apalagi pasangan yang sudah menikah seperti kita. Aku memintamu melakukan itu padaku bukan berarti aku menganggapmu sebagai pelacur, lagipula aku sering dan tak ada masalah melakukan itu padamu bukan," ucap Fernando pelan sambil sambil tersenyum, ia kemudian menenggak redwine dari botolnya secara langsung dengan tetap menatap kearah ranjang dimana Viona masih menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.     

Deg     

Deg     

Jantung Viona berdetak sangat cepat mendengar perkataan Fernando, ia tak menyangka Fernando akan mengembalikan semua kenikmatan yang sudah didapatkan dengan cara seperti ini.     

Karena Viona masih tak ada respon Fernando kemudian berjalan menuju ranjang dan berbaring di samping Viona seolah tak pernah terjadi apa-apa, ia masih membuka kedua matanya menatap langit-langit kamar yang tak pernah ia tiduri itu dengan senyum tersungging. Ia yakin perkataannya tadi pasti sudah mengganggu Viona dan benar saja baru saja ia memejamkan kedua matanya Viona sudah melepaskan gulungan selimut yang membalut tubuhnya, Viona duduk tanpa suara sambil menatap Fernando yang sudah tidur sambil menggunakan tangannya sebagai bantal.     

"Tidurlah hari sudah hampir pagi, besok pagi kau harus bekerja. Aku juga harus ke..."     

"Ajari aku," ucap Viona lirih memotong perkataan Fernando.     

Blarr     

Dada Fernando terasa seperti terkena pukulan gada yang besar saat mendengar perkataan Viona, rasa kantuknya langsung pergi tanpa bekas. Dengan cepat Fernando bangun dan duduk menghadap Viona yang masih menundukkan wajahnya ke bawah.     

"Tadi kau bilang apa Vio? Ulangi aku ingin mendengarnya lebih jelas," tanya Fernando tergagap sambil mengangkat dagu Viona.     

Alih-alih menjawab pertanyaan suaminya Viona justru menggigit bibirnya dengan kuat, sebuah kebiasaan yang sering ia lakukan jika sedang gugup. Dan saat ini ia sangat gugup sekali bahkan lebih gugup dari saat ia akan menyerahkan keperawanannya pada Fernando dua tahun lalu.     

"Hei stop, aku kan sudah pernah bilang padamu untuk jangan pernah menggigit bibir seperti itu lagi. Kenapa kau mengulanginya lagi hemmm," ucap Fernando lembut sambil menyentuh bibir Viona.     

"A-aku tak tau caranya bagaimana...aku tak tau cara melakukan itu," bisik Viona terbata.     

"Kau ingin menyenangkan aku?" tanya Fernando memancing Viona.     

Dada Viona naik turun, menunjukkan kalau ia benar-benar gugup saat ini. Tanpa bicara Viona menjawab pertanyaan Fernando dengan sebuah anggukan kecil, sebuah senyuman tersungging di wajah Fernando melihat ekspresi menggemaskan Viona. Perlahan ia menidurkan Viona dan kembali menindihnya sambil tersenyum.     

"Akan kutunjukkan caranya setelah itu kau praktek sendiri," bisik Fernando lirih ke telinga Viona.     

"Akhh stoppp..."     

"No..jangan sekarang sayang, aku belum mulai," ucap Fernando dengan cepat sambil menarik tangannya dari balik g-string yang dipakai Viona.     

Viona hanya diam mendengar perkataan Fernando, ia kemudian mengangkat pantatnya ketika Fernando melepaskan tali pengait yang terhubung dengan g-string yang sedang ia pakai. Tak begitu lama kemudian tubuh Viona sudah polos tanpa ada satu potong kain pun yang melindungi tubuhnya, dinginnya AC di dalam kamar itu semakin membuat bulu kuduk Viona meremang saat Fernando mulai mengeluarkan lidahnya menyentuh kulit pahanya.      

"Perhatikan pelajaran yang akan kuberikan, setelah aku selesai praktekkan babe," ucap Fernando lirih sambil menjilat pusar Viona.     

"Akhhh i-iya aku tauuuu akhhmmmm," jawab Viona terbata sambil menggeliat karena Fernando menggigit kecil perutnya yang rata.     

Fernando selalu suka melakukan hal itu karena ia akan bisa melihat Viona menggeliat-liat, melihat istrinya yang polos menikmati permainannya membuat ada rasa bangga dalam diri Fernando. Setidaknya ekspresi yang ditunjukkan Viona adalah sebuah ekspresi asli yang tak dibuat, karena itulah Fernando selalu tergila-gila pada Viona. Ia seakan tak pernah puas jika menyentuh Viona, ia selalu ingin menyentuh Viona lagi dan lagi sama seperti saat ini. Walaupun ia sudah sangat ingin menyetubuhi Viona namun ia tahan sekuat tenaga karena ia ingin memberikan sedikit pelajaran pada Viona, dengan ini ia berharap nanti kedepannya Viona akan pandai menyenangkannya.     

Setelah puas menghisap kedua puting Viona secara bergantian Fernando kemudian turun kembali ke tubuh bagian bawah Viona, disana ia mengeluarkan kemampuannya dalam membuat Viona kewalahan. Lidahnya menari-nari bak ular saat ada di dalam bagian paling sensitif dari tubuh Viona yang sudah terbuka lebar, warna pink merekah bagian dalamnya benar-benar membuat Fernando selalu ketagihan. Apalagi Viona merawat organ vitalnya dengan sabun khusus terbaik sehingga membuat Fernando bak kumbang yang selalu ingin datang dan datang lagi ke tempat yang sama itu, menyesap sarinya tanpa sisa.     

Kedua paha Viona bergetar hebat saat Fernando memasukkan lidahnya lebih dalam lagi ke dalam organ paling sensitifnya sehingga membuatnya tak tahan menahan diri, akhirnya ia pun mengalami orgasme yang luar biasa nikmat dan melegakan setelah tadi sempat tertahan karena Fernando menyudahinya secara tiba-tiba.     

Melihat ada cairan bening hangat kesukaannya keluar tanpa menunggu lama Fernando segera menyesapnya tanpa sisa, suara saat ia sedang meminum cairan itu terdengar sangat keras sehingga membuat Viona tersipu. Ia hanya bisa menutup mulutnya agar tak berteriak saat Fernando memberikan kenikmatan luar biasa itu.     

"Akhhh stopp...aku bisa pingsan Fernando stoppp..." ucap Viona menceracau saat Fernando melakukan fingering menggunakan dua jari didalam vaginanya.     

"Fernando stoppp akhhhh...."     

"Come on babe, aku mau lagi come on keluarkan," sahut Fernando dengan cepat, ia sudah lupa tujuan awalnya apa. Saat sudah bermain-main dengan vagina Viona ia menjadi gila.     

"Ferandoo stoppp aku tak bisaa akhhhh....."     

Teriakan Viona terdengar lebih keras saat ia mendapatkan orgasme keduanya, walaupun mulutnya berkata tidak namun tubuhnya memberikan respon lain. Dengan membuka lebar kedua kaki jenjang sang istri Fernando masih betah di tempatnya, ia yang sudah kecanduan cairan cinta Viona seperti tak puas. Getaran di kedua kaki Viona menunjukkan kalau ia benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dan melelahkan.     

Perlahan Fernando bangun dan mendekati wajah Viona yang sudah penuh dengan peluh, ia mencium lembut kening Viona sambil mengambil posisi diatas tubuh Viona. Kejantanannya yang sudah tegang sedari tadi terus menggesek vagina Viona yang basah saat Fernando sengaja menggerakkannya maju mundur tanpa berniat memasukkannya kedalam tubuh Viona, mendapat perlakuan seperti itu membuat Viona menggila.     

"Do it Fernando...fuck me please..dont like thiss akhhh..."     

"Fernando please jangan siksa aku,"     

Viona memohon pada Fernando untuk memulai namun Fernando masih senang menggesek-gesekkan kejantannya diluar liang kenikmatan Viona yang sudah sangat siap menyambut keperkasaan Fernando masuk.     

"Please jangan siksa ahhhhh     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.