You Are Mine, Viona : The Revenge

I belive there\'s love in you



I belive there\'s love in you

2Saat mendengar teriakan Viona yang memekakan telinga Fernando langsung menoleh ke arah sumber suara, ketika menoleh ke arah Viona perhatian Fernando langsung tertuju ke arah bibir Viona yang berwarna merah. Sepasang mata tajamnya yang tadi berapi-api langsung redup seketika, ia lalu menyerahkan pistolnya pada Harry dan langsung berjalan menuju ke tempat Viona berada. Perlahan ia menyentuh wajah Viona yang pucat dengan hati-hati, tangannya menyeka darah segar yang keluar dari bibir Viona.     

"Siapa…katakan siapa yang melukai istriku!!!!" teriak Fernando penuh kemarahan sambil menoleh kearah semua dokter yang ada diruangan itu.     

Mendengar suara Fernando yang terdengar sangat keras itu membuat para dokter, suster dan bahkan Roger White menciut seketika. Mereka bisa merasakan kemarahan yang sangat besar dari pria itu saat ini, aura dingin pun mendadak menyeruak ke seluruh ruangan itu.     

"Aku tanya sekali lagi siapa yang…     

"Fernando…im fine," ucap Viona lirih sambil menarik lengan Fernando perlahan.     

Fernando yang membelakangi Viona langsung berbalik dan melihat ke arah Viona lagi, ia kembali menyentuh wajah Viona menggunakan kedua tangannya yang dingin.     

"Kau terluka, siapa yang membuatmu terluka babe. Biar kupatahkan tangan orang itu honey, jangan takut ayo katakana siapa yang membuatmu terluka?"tanya Fernando lirih, kedua matanya menatap tajam ke arah Viona dengan tatapan sendu.     

"T-tidak ada yang melukaiku, aku melukai diriku sendiri," jawab Viona lirih.     

"Maksudnya?" tanya Fernando bingung.     

"Aku menggigit bibirku sendiri tadi dan…     

Fernando langsung memeluk Viona dengan erat saat mendengar perkataan sang istri yang sangat ia rindukan itu, berkali-kali Fernando mencium pundak Viona penuh cinta sambil mengucapkan kalimat-kalimat cinta yang membuat Viona terbuai. Namun tiba-tiba Viona langsung tersadar, ia lalu melepaskan pelukan Fernando darinya  dan kembali menatap Fernando dengan tatapan tak bersahabatnya lagi sama seperti dua hari lalu di panti asuhan. Ia lalu berjalan meninggalkan Fernando menuju ruang ICU kembali seolah tak terjadi apa-apa.     

"Babe…     

"Tuan, apa yang harus kita lakukan dengan mereka?" tanya Harry pelan membuyarkan lamunan  Fernando yang masih menatap Viona.     

"Panggil polisi, rumah sakit ini sangat tak sehat. Biarkan pemerintah mengetahui petinggi rumah sakit ini," jawab Fernando dingin sambil menoleh ke arah Roger White yang berlutut ketakutan disamping dokter Paul yang tak terdaya di lantai.     

"Baik tuan," sahut Harry singkat, ia lalu melakukan tugas yang diberikan sang tuan. Tak lama kemudian Justin terlihat masuk ke dalam ruangan itu dan memberikan info terbaru pada Fernando bahwasanya walikota di kota itu sudah tau tentang apa yang terjadi dirumah sakit dan ia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.     

Fernando nampak puas mendengar perkataan Justin ia lalu menoleh pelan ke arah Roger White dan berjalan mendekati pria botak itu lalu berlutut dihadapan pria yang sedang duduk dilantai dengan tatapan kosong.     

"Ingatlah satu hal, rumah sakit bukanlah sebuah bisnis. Di tempat ini harusnya menjadi tempat penuh berkat bukan tempat yang di penuhi air mata orang miskin yang kau peras Roger," ucap Fernando pelan.     

"Maafkan saya tuan, maafkan saya dan berikan saya kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya tuan," jawab Roger terbata meminta belas kasihan dari Fernando.     

"Pertanggung jawabkan perbuatanmu di hadapan hukum Roger," sahut Fernando lirih, ia lalu bangun dan berjalan menuju ruang ICU meninggalkan orang-orang itu bersama kedua asistennya dan para bodyguardnya menunggu kedatangan polisi.     

Setelah Fernando pergi tak lama kemudian beberapa orang  polis datang, mereka lalu malaksanakan tugasnya. Roger White dan orang-orangnya yang sudah berbuat curang di rumah sakit langsung dibawa pergi  ke kantor polisi, Harry terlihat sedang memberikan penjelasan pada para polisi itu sedang kan Justin berbicara pada walikota yang tadi ia hubungi. Sang walikota terlihat menahan malu dan marah dihadapan Justin, ia bahkan tak berani bertemu dengan Fernando.     

"Baik tuan, saya akan pastikan sendiri mereka mendapatkan hukuman yang setimpal," ucap sang walikota pelan berjanji pada Justin saat akan pergi meninggalkan rumah sakit.     

"Terima kasih tuan, saya juga akan melaporkan hal ini pada tuan kami. Kami juga akan terus mengawal kasus ini sampai orang-orang ini mendapatkan hukuman yang setimpal," sahut Justin sambil tersenyum.     

"Tentu tuan, anda jangan khawatir. Kalau begitu saya permisi tuan, sampaikan permintaan maaf saya pada tuan Fernando Grey Willan atas ketidaknyamanannya," pamit sang walikota penuh penyesalan dengan sungguh-sungguh pada Justin.     

Justin menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan sang walikota, ia lalu masuk ke dalam rumah sakit lagi untuk memberikan laporan pada Fernando. Saat sudah sampai didepan ruang ICU ia menghentikan langkahnya saat melihat Fernando sedang berbicara dengan Viona, Harry yang sudah sampai terlebih dahulu kemudian mengajak Justin untuk memberikan kesemapatan pada sang tuan dan nyonya mereka untuk berbicang.     

"Kau dengar aku kan babe, jangan pernah menggigit bibirmu lagi dalam kondisi bibirmu sedang kering seperti itu," ucap Fernando berkali-kali pada Viona, namun Viona tak menghiraukan perkataan Fernando.     

"Babe…     

"Jangan panggil aku babe, aku punya nama," sahut Viona ketus sambil menggeser tubuhnya menjauh dari Fernando yang duduk disampingnya.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan Viona, ia lalu bangun dari kursinya dan langsung berlutut dihadapan Viona secara tiba-tiba sehingga tak dapat Viona hindari.     

"Maafkan aku…maafkan atas semua kebodohanku selama ini , aku mungkin tak pantas dapat maafmu tapi aku benar-benar tulus ingin meminta maaf padamu sayang," ucap Fernando lirih sambil menggenggam tangan Viona dengan erat.     

"Lepaskan tanganku Fernando," jawab Viona ketus sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Fernando.     

"Aku tak akan melepaskan tanganku sebelum kau memaafkan aku," sahut Fernando dengan cepat.     

"S—sampai kapan kau berhenti menyakitiku Fernando?" tanya Viona lirih dengan mata berkaca-kaca menatap Fernando.     

"Apakah harus menungguku tak bernyawa baru kau berhenti menyakitiku," imbuh Viona dengan terisak.     

Fernando spontan langsung melepaskan tangannya dari tangan Viona, ia lalu memeluk Viona dengan erat walaupun Viona berusaha menolak. Karena tubuh Fernando yang lebih besar dan kuat alhasil semua perlawan Viona sia-sia.     

"K—kau kenapa sangat egois Fernando, kenapa?" tanya Viona sambil terisak.     

"Maafkan semua kegilaanku dulu sayang, aku ingin memulainya kembali denganmu dari awal," jawab Fernando jujur.     

Alih-alih menjawab perkataan Fernando yang terdengar indah itu Viona justru menangis, ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Fernando. Viona bahkan memukul-mukul tubuh Fernando yang merengkuhnya dengan erat itu, seolah sedang melepaskan semua kekesalannya yang ia tahan selama ini.     

"K—kau adalah pria paling egois yang aku kenal Fernando, aku membencimu," ucap Viona terbata.     

"Maafkan aku sayang, maafkan aku," sahut Fernando pelan,walau bibirnya terlihat lancar berkata seperti itu namun hatinya terasa sakit mendengar semua kata-kata yang keluar dari bibir Viona.     

"Lebih baik kau pergi Fernando aku tak mau melihatmu lagi, anggap saja kau tak mengenalku. Dengan kau melakukan itu aku akan melupakan semuanya, kita bisa hidup masing-masing tanpa ada dendam diantara kita dan…     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Fernando mencium bibirnya secara tiba-tiba, luka di bibir Viona kembali mengeluarkan darah dan membuat darahnya tertelan oleh Fernando.     

"I belive I belive there's love in you, so please I know you baby…don't say like that. Kau adalah istriku sampai kapanpun, sampai aku mati nanti hanya ada satu nama nyonya Willan yang tertera di akta pernikahanku. Dan itu adalah namamu…namamu Viona," ucap Fernando lirih sesaat setelah ia melepaskan ciumannya dari Viona.     

"Kau selalu bicara cinta tapi faktanya semua perbuatanmu tak seperti kata-kata manis yang…     

Viona menghentikan perkataannya saat merasakan benda dingin terpasang dijari manisnya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.