You Are Mine, Viona : The Revenge

I\'ll be gentle



I\'ll be gentle

0Mendengar namanya disebut membuat Andrew memperhatikan gadis yang ada di hadapannya.     

" Celine …." ucap Andrew cepat begitu menyadari gadis yang ada di depannya adalah gadis yang pernah ia tolong beberapa hari yang lalu .     

"Iya ini aku pak polisi..….bagaimana kabarmu ??" tanya Celine dengan tersenyum.      

" Aku baik oh ya ayo masuk diluar sudah terlalu dingin " jawab Andrew mengajak Celine masuk ke dalam restoran.      

Celine mengangguk pelan dan mengikuti langkah Andrew yang sudah masuk terlebih dahulu , mereka duduk di sebuah kursi yang ada di dekat wastafel . Andrew memesankan makanan untuk Celine mereka lalu makan bersama sambil saling berbagi cerita.      

" Bagaimana hari-harimu beberapa hari terakhir ini ? udara di di luar ruangan sangat dingin " tanya Celine sambil menikmati burger yang ada di hadapannya .      

" Itu sudah menjadi bagian dari pekerjaanku jadi aku menikmatinya saja , bagaimana denganmu apakah kuliahmu lancar ? " tanya balik Andrew .     

" Sebenarnya aku sudah selesai kuliah , aku hanya mengambil beberapa perkuliahan singkat sebelum aku wisuda bulan depan  " jawab Celine penuh semangat.      

"Oh jadi rupanya kau sudah lulus kuliah….     

" Tinggal melakukan sumpah jabatan setelahnya aku bisa bekerja lebih tepatnya " ucap Celine memotong perkataan Andrew dengan cepat .     

Andrew tersenyum mendengar perkataan Celine , ia lalu menikmati kentang goreng yang ada di hadapannya yang sudah mulai dingin . Mereka kemudian berbagi nomor ponsel sebelum akhirnya kembali ke aktivitasnya masing-masing.     

" Kau yakin tak mau aku antar Celine ?"  tanyain Andrew untuk yang kesekian kalinya pada Celine yang sedang berjalan menuju halte bus.      

" Iya tak usah , aku harus pergi ke rumah temanku terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu "  jawab Celine sambil tersenyum menolak tawaran Andrew .      

" Baiklah aku pergi terlebih dahulu dan jangan lupa rapatkan jaketmu angin malam udaranya sangat menusuk " ucap Andrew pada Celine sambil tersenyum lalu membunyikan klakson mobilnya dan melaju kencang menuju jalan raya .      

Celine tersenyum melihat Andrew pergi , ia menggenggam erat ponselnya di mana ia sudah berhasil mendapatkan nomor ponsel Andrew . Tak lama kemudian Celine pun naik bis yang ia tunggu dengan hati berbunga-bunga karena bertemu dengan Andrew dan bisa mendapatkan nomor ponselnya .      

ISTANA FERNANDO      

Setelah satu jam botol infus yang terpasang di tangan Viona pun habis dan tak lama kemudian Viona pun tersadar .     

" Haus " ucap Viona pertama kali ketika ia membuka matanya .      

Fernando tersenyum dan meraih gelas yang berisi air di atas nakas , dengan perlahan ia membantu Viona minum . Kedua matanya menampakkan penyesalan yang mendalam saat memandang Viona .      

" Makan dulu ya , aku tau perutmu kosong dari pagi " ucap Fernando lembut .     

Viona menggeleng pelan menolak tawaran Fernando karena sedang benar-benar tak nafsu makan , ia merasa ingin memejamkan mata lagi .     

" Makan atau kau akan menyesal " ucap Fernando dengan nada meninggi sambil memegang tangan Viona dengan keras .     

Tiba-tiba kedua mata Viona berkaca-kaca mendengar perkataan Fernando , wajahnya langsung memerah dibarengi turunnya air mata membasahi wajahnya .     

" Kenapa kau ini cengeng sekali !! aku tak melakukan apapun padamu kan " tanya Fernando kesal .     

" Tangan hiks… tanganku sakit kau pegang seperti itu huu huuu huwwaaaa….. " tangis Viona pecah setelah ia tahan-tahan sejak semalam , entah mengapa ia ingin sekali menangis didepan Fernando .     

Deg      

Fernando langsung menoleh ke arah tangannya yang dimaksud oleh Viona ,matanya seketika membelalak ketika melihat dimana tangannya berada . Tanpa diminta dua kali Fernando langsung melepaskan genggaman tangannya karena tak sengaja mencengkram tangan yang dipakai untuk menusukkan jarum infus .      

" Maaf maaf honey aku tak sengaja " pekik Fernando dengan rasa bersalah .     

" Huuuu sakit hiksss… " Viona menarik tangannya dan saat ia akan tiup untuk meredakan perih Fernando dengan cepat mengambil alih apa yang akan Viona lakukan.      

Fernando dengan lembut meniup-niup tangan Viona yang mengeluarkan sedikit darah di bekas jarum infusnya terpasang , sesekali Fernando melirik ke arah Viona yang sedang menyeka air mata yang membasahi wajahnya menggunakan tangan kanannya .     

Karena merasa bersalah Fernando lalu memeluk Viona dengan erat secara tiba-tiba dan membuat Viona kaget karena tak menyangka akan diperlakukan seperti itu oleh Fernando , ia masih mengingat kejadian semalam ketika suaminya memukulnya . Viona yang masih merasakan sakit langsung berusaha melepas pelukan Fernando .     

" Makan dulu ya , semua pelayan mengatakan kau belum makan apapun hari ini . Ingat lah kah punya maag " ucap Fernando sambil tersenyum .     

" Aku belum…     

" Open your mouth " ucap Fernando cepat memotong perkataan Viona sambil menyendokkan makanan ke arah mulut Viona .     

Viona dengan terpaksa membuka mulutnya yang terasa pahit itu , dengan perlahan Viona mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya karena melihat Fernando terus-menerus memberikan kode padanya untuk segera menelan makanannya .     

Setelah makan dengan paksaan akhirnya Viona benar-benar menyerah di suapan ke enam , karena perutnya tiba-tiba berkontraksi dan bersiap mengeluarkan makanan yang baru ia makan itu .     

" That's enough, I want to throw up " ucap Viona pelan sambil menutup mulutnya dengan tangan .     

" Ok …. minumlah air hangat ini ,kau akan merasa lebih baik " jawab Fernando mengalah , ia tak tega melihat Viona berusaha menelan semua makanan yang ia suapkan sebelumnya .     

Viona menghabiskan air yang diberikan Fernando dengan cepat sehingga membuat Fernando tersenyum .     

" Kau ini sungguh dokter yang bodoh !!! " ucap Fernando tiba-tiba mengumpat Viona .     

" Bodoh ?? " tanya Viona mengulangi perkataan Fernando .     

" Aku jadi tak yakin kalau kau dulu kuliah di Inggris " jawab Fernando dengan ketus .     

Viona mengangkat bahunya dan memiringkan kepalanya untuk menunjukkan kalau ia tak mengerti dengan pembicaraan Fernando saat ini .     

" Kuberitahu satu hal padamu Vio jutaan gadis di luar sana mereka berlomba-lomba mengaku kalau masih perawan … lalu kenapa kau harus mengatakan kalau kau sudah tidur dengan pria lain ? apalagi pria itu adalah Frank yang notabene adalah seorang maniak sex " ucap Fernando sambil mengangkat dagu Viona ke arahnya dengan tatapan tajam .     

Viona menelan salivanya mendengar perkataan Fernando , kedua matanya pun membesar dengan seketika yang menunjukkan keterkejutan yang sangat besar .     

" Apa maksud ...apa maksudmu ??"  tanya Viona tergagap .      

" Kenapa kau harus sekaget ini honey " alih-alih menjawab pertanyaan sang istri Fernando justru menggodanya.     

" Siapa yang kaget aku aku biasa saja !!! " sengit Viona sambil menangkis tangan Fernando yang masih memegang dagunya.      

" Baiklah kalau begitu aku rupanya harus membuktikannya secara langsung untuk mencari kebenarannya " ucap Fernando sambil mendorong tubuh Viona berbaring di ranjang .      

" Tunggu... tunggu ...tunggu..!!! tunggu apa yang kau akan lakukan " jerit Viona panik .      

" Aku ingin membuktikan kebenaran dari perkataanmu semalam honey " jawab Fernando sambil mencium leher Viona .     

Viona menggelengkan kepalanya ketika merasakan ciuman Fernando mendarat di lehernya , seluruh bulu kuduknya berdiri ketika merasakan lidah Fernando menjalar ke bagian leher yang lain sehingga tanpa sadar membuat Viona mendesah.      

" I'll be gentle " bisik Fernando ketelinga Viona .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.