You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Salah sangka\"



\"Salah sangka\"

2Saat hampir semua petinggi rumah sakit Global Bross datang ke acara profesor Dexter hanya profesor Frank yang tak terlihat di tempat acara, ia saat ini sedang duduk di ruangan pribadinya di rumah sakit dengan lampu yang mati dan hanya menggunakan satu AC saja. Padahal profesor Frank adalah orang yang tak bisa jauh dari AC namun kali ini ia hanya menggunakan satu AC karena tak bisa berfikir dengan jelas pasca mabuk-mabukan semalaman di bar yang tak jauh dari tempat terakhir ia berbicara empat mata dengan Fernando, dalam keadaan mabuk ia mendengarkan berkali-kali rekaman pembicaraannya dengan dokter Ammy yang ada dalam alat perekam yang diberikan Fernando.     

Ia masih tak habis pikir kenapa Louisa masih bisa setenang itu setelah mendengar semua rekaman percakapan itu dengan dokter Ammy, dimana dalam percakapan itu mereka berdua membahas semua hal yang berkaitan dengan rencana memisahkan Viona dan Fernando. Belum lagi dengan kata-kata vulgar yang profesor Frank ucapkan untuk meminta dokter Ammy melayaninya dalam setiap mereka akan bercinta, semuanya terekam jelas dalam alat perekam itu.     

"Kenapa kau tak marah padaku Louisa,"     

"Aku yakin kau pasti sangat membenciku saat ini,"     

"Arrgghhh...kenapa kau bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa Lou?"     

"Kenapa aku segundah ini, aku belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya,"     

"Brengsek aku yakin kau pasti sudah menghujatku bukan Lou, aku yakin kau pasti sudah memaki-maki aku kan Louisa,"     

Berbagai kalimat tak jelas keluar dari mulut profesor Frank yang beraroma alkohol, ia benar-benar kacau saat ini. Pakaiannya sudah tek berwujud lagi karena sudah kusut masai pasca ia mabuk-mabukkan semalam di bar, ia menghabiskan beberapa botol vodka beralkohol tinggi sendirian tanpa ditemani siapapun termasuk wanita penghibur. Tadi malam ia benar-benar menikmati waktunya sendiri sambil memutar rekaman dalam alat perekam milik dokter Ammy berulang kali, jutaan pertanyaan berputar dalam benaknya saat mendengar rekaman itu lagi. Kenapa istrinya selama ini masih bersikap biasa saja padanya, padahal seharusnya untuk seorang istri ia harusnya marah. Tapi tidak dengan dokter Louisa, ia masih bersikap ramah seperti biasanya dan melayani semua kebutuhannya di rumah.     

"Aku tau, jangan-jangan dia tak marah padaku karana dia punya pria lain yang sudah memuaskan dirinya. Ya aku yakin itu, aku tak menyentuhnya selama lebih dari lima bulan jadi aku yakin dia pasti sudah mendapatkan kepuasan dari pria lain sehingga ia tak marah padaku,"     

"Brengsek kau Louisa beraninya kau bermain curang dibelakangku,"     

"Fuck you Louisa...aku membencimu. Kau wanita paling murahan yang aku tau, dasar pelacur tak tau diri. Kau harusnya bersyukur aku menikahimu..fuck you Louisa..."     

"Arrgggg...shittt,"     

Prank     

Prank     

Prank     

Profesor Frank menggila dalam ruangan pribadinya dalam keadaan mabuk parah, ia menghancurkan hampir seisi ruangannya. Semua furniture yang terbuat dari kaca sudah hancur berserakan di lantai terkena amarahnya, setelah puas melampiaskan seluruh kekesalannya ia berbaring di sofa dengan mata yang masih terbuka. Tatapan sayu karena terlalu banyak minum alkohol dan kelelahan nampak terlihat jelas dari kedua matanya, ia menatap langit-langit ruangan pribadinya tanpa bicara setelah kehabisan energi karena baru saja menghancurkan ruangannya.     

"Kenapa kau diam saja Lou, kau tak mencintaiku Lou aku tau itu. Aku yakin kau tak mencintaiku...kau sama saja dengan wanita-wanita itu yang hanya mengambil keuntungan dariku," ucap profesor Frank lirih sambil menutup kedua matanya perlahan, tak lama kemudian terlihat tetesan air bening mengalir dari kedua sudut matanya. Air mata kesedihan dari profesor Frank yang tak ia sadari.     

Di sebuah gereja yang terletak di pinggiran hutan kota nampak sudah sangat indah dengan berbagai dekorasi yang terpasang disemua tempat, di gereja itulah profesor Dexter akan mengikat janji setianya dengan Anastasia Sanders. Nampak semua tamu sudah duduk di kursinya masing-masing menunggu sang pengantin pria dan para pendampingnya memasuki gereja, tak lama kemudian sang pengantin pria pun datang bersama para pendampingnya. Nampak fernando lah yang paling mencolok diantara para pendamping pengantin pria, pesonanya tak pernah luntur dalam balutan pakaian apapun. Apalagi saat ini memakai setelan jas tiga rangkap yang sangat pas ditubuhnya, dengan rambut yang tertata rapi dan sedikit jambang tumbuh diwajahnya membuat Fernando terlihat makin macho dan menggoda. Bukan pengantin pria yang menjadi pusat perhatian semua orang saat ini akan tetapi Fernando Grey Willan lah yang menjadi spot light dalam acara ini, para tamu wanita tak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Fernando.     

Dalam acara pemberkatan itu pihak wedding organizer yang mengurus pernikahan profesor Dexter melarang siapapun membawa ponsel atas permintaan Justin asisten Fernando, ia meminta hal itu agar para tamu tak ada yang mengambil foto atau video Fernando. Ia tak mau keberadaan Fernando di acara pernikahan porfesor Dexter akan mengacaukan jalannya acara jika para tamu terfokus pada Fernando, alhasil saat ini tak ada satupun tamu yang bisa mengambil foto Fernando.     

"Tenanglah, istrimu pasti datang," bisik profesor William pelan mencoba untuk menenangkan sahabatnya itu yang sejak tadi melihat ke arah pintu.     

"Acara sudah hampir dimulai Will, Vionaku belum sampai juga. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya," jawab Fernando lirih, ia benar-benar tak tenang saat ini.     

"Sabar lah mungkin saja ia mengalami sedikit kemacetan di jalan, kau tenang saja. Jangan kacaukan acara Dexter ini," imbuh profesor William kembali sambil tersenyum ke arah Aurelie yang sudah duduk diantara tamu undangan bersama bodyguard pribadinya, profesor William mengajak Aurelie yang sudah sehat untuk datang ke acara pernikahan profesor Dexter.     

"Kau tak tau bagaimana rasanya Will makanya kau hanya bisa..."     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya saat melihat sesesok wanita cantik masuk ke dalam gereja, rambut hitam panjangnya terlihat sangat indah menyatu dalam gaun yang ia pakai. Fernando hampir saja melompat dan berlari ke arah wanita yang baru datang itu kalau tak ditahan oleh profesor William yang juga melihat kedatangan wanita itu yang tak lain adalah Viona, ia langsung bertindak cepat agar Fernando tak mengahncurkan acara profesor Dexter yang hampir dimulai.     

"Kendalikan dirimu brengsek, lihatlah pengantin wanita masuk," bisik profesor William lirih pada Fernando.     

"Aku tak perduli, Viona...lihatlah Vionaku sudah datang. Dia seperti dewi Will," jawab Fernando asal bicara.     

"Si brengsek ini sudah mulai gila lagi rupanya, sadarlah acara akan dimulai Fernando," sengit profesor William kesal sambil mencubit lengan Fernando, namun Fernando tak merespon cubitannya dan itu membuatnya kesal.     

Profesor William tak percaya Fernando terus menatap Viona yang sedang duduk dibangku paling belakang tanpa berkedip, ia akui kalau Viona hari ini memang sangat cantik dan terlihat berbeda namun ia tak menyangka kalau Fernando akan menjadi bodoh seperti ini disaat acara sakral profesor Dexter.     

Fernando baru berkonsentrasi kembali pada jalannya acara saat melihat Viona menggerakkan ibu jarinya ke depan mulutnya dan menunjuk ke arah pengantin, yang sudah berdiri bersama di depan altar dimana sudah ada pendeta yang berdiri bersiap untuk memimpin jalannya upacara pernikahan mereka. Sebuah senyum dan anggukan kecil terlihat dari Fernando saat ia berhasil membaca kode yang diberikan Viona, ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah profesor Dexter dan Anastasia yang akan mulai mengucapkan janji setia sehidup semati sambil tersenyum.     

"Aku tau kau sejak tadi melihatku Fernando, kau akhirnya menyadari perasaanmu bukan," ucap Alisha dalam hati saat melihat Fernando menoleh ke arahnya sambil tersenyum, ia merasa sejak tadi Fernando melihatnya saat sedang berjalan dibelakang Anastasia ketika memasuki gereja. Dengan penuh percaya diri Alisha mengedipkan satu matanya ke arah Fernando yang sedang tersenyum, ia tak menyadari kalau sebenarnya Fernando bukan tersenyum padanya.     

Fernando saat ini sedang tersenyum dengan semua pikiran nakalnya yang ingin segera ia realisasikan dengan sang istri yang memakai dress super cantik dan indah ditubuhnya, pikiran liar Fernando sudah berkelana jauh ke dunia lain memikirkan itu, ia sudah tak sabar menunggu acara pemberkatan pernikahan itu selesai. Viona yang duduk dibangku belakang sedang serius mengikuti jalannya acara tak menyadari kalau serigalanya sudah memikirkan cara untuk melahapnya saat ini.     

"Akan kubuat malam ini menjadi malam yang panjang tanpa tidur untukmu babe," ucap Fernando dalam hati penuh tekad sambil terus tersenyum.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.