You Are Mine, Viona : The Revenge

Ammy\'s evil plan



Ammy\'s evil plan

3Fernando tertegun saat membaca artikel mengenai desa Elora, ia yang lahir dan besar di Kanada belum pernah mendengar tentang desa itu sama sekali. Kesibukan di dunia bisnis membuatnya tak mengetahui ada tempat yang sangat indah di negaranya.      

"Kau yakin ini ada di Kanada?" tanya Fernando tak percaya.     

"Iya tentu saja, jarak dari Ottawa ke Elora pun hanya membutuhkan waktu sekitar lima jam," jawab profesor William dengan cepat sambil menikmati vodka yang ada di gelas.     

"Darimana kau tau tentang desa ini Will?" tanya Fernando penasaran, entah mengapa ia sangat penasaran dengan desa yang baru ia lihat itu.     

"Apa kau ingat tentang dokter Adam yang datang beberapa hari yang lalu ke rumah sakit?" tanya balik profesor William singkat.     

"Dokter yang kau bilang mendapat pasokan obat-obatan dari rumah sakit kita bukan," jawab Fernando pelan.     

"Yes, dia berasal dari desa itu," ucap profesor William penuh semangat.     

Fernando terdiam mendengar perkataan sahabatnya itu, ia kembali menatap layar laptopnya dan membrowsing tentang desa Elora. Rasa penasarannya sangat tinggi pada desa itu, seperti ada bisikan kuat yang memintanya untuk mencari tau tentang desa indah itu secepatnya. Profesor William terdiam melihat Fernando sibuk dengan laptopnya, ia pun menikmati minuman kerasnya sambil merayu Justin dan Harry untuk ikut minum bersamanya namun kedua asisten terbaik Fernando itu menolaknya terus menerus sehingga membuatnya kesal.     

"Ayolah satu teguk saja, rasanya sangat tidak enak minum sendiri," ucap profesor William ketus sambil memberikan dua gelas brendi yang berisi Vodka kepada Justin dan Harry yang duduk di depannya.     

"Jangan paksa mereka minum Will, mereka masih punya kesibukan," sahut Fernando ketus melarang profesor William memberikan minuman keras pada kedua asisten terbaiknya.     

"Akh kau terlalu kaku Fernando, biarkan saja kedua anak muda ini minum. Setidaknya biarkan mereka menikmati hidup malam ini," cibir profesor William dengan kesal.     

"Sudahlah kau habiskan saja sendiri minuman itu, aku khusus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan untukmu," jawab Fernando datar sambil melirik tajam ke arah profesor William.     

"Baik baik tuan diktator, aku tak akan memaksa kedua anak buahmu yang seperti robot ini minum. Aku akan menghabiskannya sendiri ha ha ha…" ucap profesor William sambil tertawa, ia sudah agak sedikit mabuk rupanya. Ini adalah kali pertamanya lagi minum, sejak sembilan bulan Fernando pergi ke Perancis ia tak pernah minum lagi.      

Profesor William sibuk bekerja dirumah sakit, ia berusaha menutupi semua kasus Viona. Bahkan ia juga memberikan uang ucapan terima kasih yang cukup besar kepada nyonya Jasmine yang sudah menolong Viona waktu itu ke rumah sakit. Belum lagi dengan urusan di rumah sakit Global Bros yang menyita semua waktunya setiap hari.      

Fernando hanya tersenyum simpul melihat sahabatnya mulai menceracau di sofa mewahnya, ia merasa sedikit bersalah pada sahabatnya itu karena sudah membuatnya sibuk selama ia pergi ke Perancis. Fernando memang memberikan semua urusannya pada profesor William dan profesor Dexter untuk mengurus rumah sakit, ia juga meminta profesor William untuk mengawasi tingkah profesor Frank sang adik kandung di rumah sakit.     

"Maafkan aku Will, aku selalu menyusahakanmu," ucap Fernando pelan sambil tersenyum ke arah profesor William yang baru saja menenggak habis Vodka dari botolnya.     

Fernando lalu memerintahkan Justin dan Harry untuk membawa Profesor William ke kamar tamu yang sudah ia persiapkan sebelumnya untuk sahabatnya itu, ia lalu kembali fokus dengan laptopnya yang sedang menampilkan berbagai artikel mengenai desa Elora.      

"Ada apa dengan desa ini kenapa aku sangat penasaran sekali dengan desa kecil ini," gumam Fernando lirih sambil terus membaca artikel yang bertebaran di internet mengenai keindahan dan pesona desa Elora.      

"Maaf tuan mengganggu," ucap Justin dan Harry bersamaan membuyarkan konsentrasi Fernando yang sedang menatap layar laptopnya.      

"Ada apa?" tanya Fernando pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.     

"Kami mau pamit untuk…     

"No, kalian menginap disini. Besok pagi ada tugas penting untuk kalian, istirahatlah besok kalau aku jadi pergi aku akan membangunkan kalian," sahut Fernando memotong perkataan Justin dengan cepat.     

Justin dan Harry saling pandang beberapa saat, namun mereka berdua akhirnya menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Fernando. Tak lama kemudian kedua pemuda berbakat itu langsung pergi kekamar yang lain untuk beristirahat meninggalkan Fernando yang masih asik dengan laptopnya.     

Karena sudah tidak ada orang di ruang tamu Fernando memutuskan untuk mematikan lampu yang masih menyala di ruang tamu menggunakan tepukan jarinya sebanyak 5 kali, apartemen Fernando sudah menggunakan teknologi berbasis suara jadi ia tak perlu kesulitan untuk berjalan menuju ke tembok untuk mematikan peralatan elektronik apapun. Fernando lebih suka bekerja dalam kondisi gelap sehingga ia bisa melihat pemandangan di luar apartemennya yang indah, saat malam tiba semua rumah rumah dan bangunan yang ada di sekitar kota dapat ia lihat dengan sangat jelas. Karena apartemennya ada di salah satu gedung pencakar langit yang paling tinggi di Ottawa Fernando memiliki daya pandang yang sangat luas dari apartemen super mewahnya itu, hal ini memang ia inginkan sejak dulu untuk menenangkan hatinya.      

Ketika malam tiba Fernando merasa lebih nyaman ada di tempat seperti ini ketimbang ada di istananya yang tak kalah mewah, berada di istananya membuat kenangan buruk tentang Viona kembali teringat dalam bayangannya. Seolah istana mewahnya itu bisa memutar semua kenangan yang tak ingin ia lihat, namun semua sudut istananya itu dengan sengaja mengembalikan ingatannya tentang Viona. Oleh karena itu Fernando memutuskan untuk tinggal di apartemen, maka dari itu saat ada di Perancis selama sembilan bulan Fernando memerintahkan Justin untuk kembali ke Kanada mengurus apartemen yang sekarang ia tempati dengan nyaman.     

"Elora... Elora... Elora...kenapa nama desa ini sangat menarik, pesona apa yang sebenarnya ada didesa ini," ucap Fernando dalam hati sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa mahalnya yang ada di ruang baca, Fernando menatap langit yang sedang sangat cerah sehingga ia bisa melihat beberapa kerlap kerlip bintang di langit.     

Karena terlalu banyak bekerja hari ini Fernando akhirnya tertidur di ruang baca dengan laptop yang masih menampilkan rekaman video yang diambil oleh beberapa turis yang meng-upload video perjalanan mereka di desa Elora, Fernando tertidur dengan cepat. Ia yang biasanya akan tidur lewat dari jam dua belas malam hari ini bisa tidur jam sebelas malam dengan tenang, mendengar nama desa Elora membuatnya merasa nyaman. Dan perasan itu sama sekali tak ia mengerti.     

Sementara itu di sebuah bar yang cukup ramai dikunjungi banyak anak muda nampak dua orang wanita berpakaian seksi sedang menikmati minuman keras mahal yang tersaji di hadapannya, mereka juga menikmati rokok yang ada ditangannya.      

"Rasanya semua perjuanganku akan segera membuahkan hasil Lucia,"  ucap Amelia Smith alias Ammy sambil tertawa lebar.     

"Benar, aku juga sudah tak sabar melihatmu bersanding dengannya dan menyandang nama belakang Willan ha ha ha," sahut Lucia penuh semangat merespon perkataan sahabat baiknya itu.     

"Ha ha ha...aku suka padamu Lucia, aku sudah mendapatkan obat yang sangat bagus Lucia. Obat ini tanpa rasa, tanpa baru dan tanpa merubah warna minuman atau makanan jadi saat aku memakainya untuk melancarkan aksiku besok tak akan ada yang menyadarinya Lucia ha ha ha," pekik Ammy dengan suara melengking.     

"Semangat untuk menuju gelar itu dok…     

"Hei jangan lupa, jangan panggil gelarku disini. Kau hanya perlu memanggilku dengan sebutan nyonya Willan ha ha ha …" ucap Ammy memotong perkataan Lucia sambil merangkul sahabatnya itu dengan erat.     

"Oh iya aku lupa, maafkan aku nyonya Willan ha ha," cicit Lucia menggoda Ammy.     

Ammy kembali tertawa lebar, ia memang langsung menghubungi sahabatnya yang punya bisnis obat-obatan terlarang di Kolombia. Ammy sengaja memesan obat perangsang kualitas satu untuk menjebak Fernando besok pagi, pasalnya besok pagi ia punya jadwal untuk bertemu Fernando untuk memberikan laporan. Dan untuk itu ia langsung bersiap, obat terlarang itu sudah ada di tangannya dan siap digunakan.     

"Besok pagi kau akan jadi milikku Fernando, setelah itu selesai kau pasti akan menjadikanku nyonya Willan. Aku tak sabar menunggu besok pagi cintaku Fernando Grey Willan," ucap Ammy penuh keyakinan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.