Penyihir kegelapan di dunia magus

Tipuan



Tipuan

2Manusia setengah peri yang berada di depan Leylin itu bernama Helen Carter. Dia mengaku sebagai seorang penduduk kerajaan Arcanist kuno yang masih tersisa dan menekuni Arcane Art.     

Warisan dari keluarga Helen telah mengalami kerusakan parah akibat serangan dari gereja-gereja. Sebenarnya dia adalah seorang penyihir peringkat 11, dan selain mantra Arcane Fire yang dia gunakan untuk membuktikan identitasnya tersebut, dia tidak tahu model mantra Arcane lainnya. Jika mempertimbangkan berbagai hal, maka dia lebih lemah dari Leylin.     

Helen pergi ke wilayah utara karena dia telah menemukan informasi tentang sesuatu yang mirip dengan warisan seorang Arcanist kuno di dalam buku tebal tua milik keluarganya. Dia berharap bisa menemukan sesuatu di wilayah utara yang bisa digunakan untuk menghidupkan kembali garis keturunannya.     

"Bahkan dengan adanya larangan ketat yang diterapkan dunia ini terhadap para Arcanist tersebut, namun ternyata mereka masih ada?" Leylin menyentuh dagunya. Sebenarnya, ini adalah sebuah hal yang sangat bagus. Artinya, meskipun nantinya dia berhasil menjadi seorang Arcanist, dia tidak akan harus bekerja terlalu keras untuk menyembunyikan identitasnya.     

"Ya. Bahkan dengan penolakan dari gereja-gereja, penyihir manapun yang telah mencapai peringkat Legenda harus memasuki tahapan penting untuk merapalkan mantra tanpa menggunakan Weave. Kerajaan Nether tidak meninggalkan warisan mereka di satu tempat saja. Sehingga, meskipun sebagian besar warisan mereka telah dihancurkan selama masa peperangan, namun beberapa orang yang cukup beruntung bisa mendapatkan sisa-sisa warisan tersebut."     

Helen menyelipkan beberapa helai rambutnya dengan rapi di belakang telinganya yang seperti giok itu. Kecantikannya benar-benar berada di tingkat yang berbeda.     

"Kabarnya, para Legenda masih harus melakukan penelitian pada mantra Arcane secara sembunyi-sembunyi, dan begitu para penyihir yang belum mencapai peringkat Legenda ditemukan terkait dengan mantra Arcane dalam bentuk apapun, mereka akan benar-benar dihabisi." Helen tertawa getir saat dia membicarakan hal itu, seolah-olah dia sedang mengingat sesuatu yang tidak dia inginkan.     

Sepertinya Helen dan keluarganya telah menanggung penderitaan akibat tindakan yang dilakukan oleh para dewa dan gereja-gereja mereka.     

"Bagaimanapun juga, terima kasih karena telah menyelamatkan saya dari para siluman itu. Sebagai imbalannya, saya bisa memberitahu anda tentang semua yang diketahui oleh keluarga saya tentang warisan Arcanist tersebut." Helen memberi tahu Leylin dengan tulus.     

Itu adalah sebuah pilihan yang bijaksana. Meskipun Helen memberontak, namun Leylin masih memiliki metodenya sendiri seperti mantra seperti Memory Retrieval yang bisa digunakan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia tidak bisa menandingi Leylin. Selain itu, dia mengakui bahwa Leylin adalah seseorang yang berhubungan dengan Arcane Art. Hal itu saja telah membuatnya menurunkan kewaspadaannya terhadap penyihir tersebut.     

"Terima kasih. Nanti ketika aku menemukan dokumen-dokumen dan informasi-informasi tentang warisan Arcanist, aku akan membuatkan sebuah salinan untukmu," Leylin tidak menolak tawaran Helen. Dia pasti berpikir bahwa dia pantas untuk mendapatkan semua itu, "Namun sebelum aku menemukan sisa-sisa warisan Arcanist tersebut, aku akan memintamu untuk bergerak dalam jangkauan deteksiku, apakah itu tidak masalah?"     

"Ya, tidak masalah!" Sebuah konsekuensi semacam ini sudah jauh lebih baik daripada dipenjara oleh para siluman yang mungkin akan membuatnya dijadikan sebagai sebuah persembahan. Helen sudah siap untuk menyetujui permintaan Leylin itu tanpa melakukan tawar menawar, dia menyadari bahwa sekarang hidupnya berada di tangan penyihir tersebut.     

"Yang Mulia!" Tiff tidak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan ketika dia melihat Leylin membawa Helen keluar dari ruangan tersebut.     

"Oh ya, ini Nona Helen. Kamu dapat menganggapnya sebagai klien kita." Kata Leylin dengan nada ragu-ragu. Helen merasa tidak senang dengan cara dia diperkenalkan, tetapi dia memilih untuk tidak menyampaikannya.     

"Kami telah membersihkan seluruh pangkalan tersebut. Para siluman berperingkat tinggi dan puluhan siluman biasa yang telah kita kalahkan itu kini sudah kami singkirkan." Tiff terlihat seperti seorang pengurus rumah tangga pekerja keras yang melaporkan semuanya kepada tuannya.     

"Ada cukup makanan untuk 200 orang yang ada di sini, dan disini juga ada cukup senjata untuk mempersenjatai sebuah pasukan tempur elit. Saya juga menemukan beberapa ramuan sihir tingkat tinggi setengah jadi dan benda-benda sihir lainnya di dalam kamar pemimpin siluman. Semua benda itu sangat kuat, mungkin akan digunakan untuk membunuh naga itu."     

"Aku mengerti, ambil semua senjata dan baju pelindung itu serta tinggalkan setengah dari makanan yang tersedia." Leylin menyimpan bahan-bahan tingkat tinggi yang Tiff berikan kepadanya. Bahan-bahan ini masih berharga bahkan di luar fungsinya sebagai alat untuk membunuh naga.     

"Bawa semua tawanan itu ke hadapanku, aku akan menggunakan mereka!"     

Segalanya menjadi lebih sederhana setelah Leylin melihat orang-orang yang terlibat dalam pertempuran tersebut dan membantu mengubah garis keturunan mereka. Kemudian dia meminta Tiff untuk membawa Helen dan memimpin yang lainnya untuk membawa pergi persediaan yang ada di pangkalan tersebut sebelum mengubah penampilannya kembali seperti sedia kala.     

"Mengapa kamu begitu lama?" Gerutu Rafiniya ketika Leylin kembali ke perkemahan, "Jika kamu terlambat sedikit lebih lama lagi, aku pasti sudah pergi untuk mencarimu!"     

"Ada sesuatu yang keluar, kumpulkan semua orang sekarang dan bersiap untuk melancarkan serangan!" Wajah Leylin memerah karena gembira.     

"Kenapa?" Rafiniya bergumam sendiri, tetapi para prajurit lainnya sudah berkumpul dengan cepat.     

"Aku baru saja melewati wilayah itu, dan aku mendapati bahwa pangkalan para siluman itu telah benar-benar berubah." Leylin terdengar sangat gembira.     

"Disana telah terjadi serangan dan beberapa pemimpin mereka sudah mati. Jika kita pergi ke sana sekarang, kita akan dapat benar-benar memusnahkan dan melenyapkan mereka! Kita bisa menyelesaikan misi terkutuk ini!"     

Mata semua prajurit tersebut bersinar ketika mendengar kata-kata Leylin itu.     

…...     

Alec membuka matanya, dan wajah Leylin kembali muncul di dalam pikirannya.     

"Sial! Kepalaku- Ugh-" Alec berdiri dengan susah payah dan menyaksikan pangkalannya yang sudah hampir hancur serta para tawanan yang sudah melarikan diri. Meskipun dia tidak terlalu pintar, namun dia tahu bahwa misinya telah gagal setelah melihat beberapa orang yang selamat di antara mayat-mayat tersebut.     

Alec menendang kuat-kuat para tawanan yang sedang pingsan itu untuk membangunkan mereka dan memerintahkan mereka untuk melakukan hal yang sama kepada yang lain sambil duduk. Kepalanya masih terasa sakit, dan membuat pikirannya yang sudah kacau menjadi semakin kacau.     

"Manusia, para penyihir, serangan... tawanan! Di mana tawanan itu?" Alec berlari ke tempat yang sebelumnya digunakan untuk memenjarakan Helen hanya untuk tiba di sebuah penjara kosong.     

"Manusia-manusia terkutuk itu-" Alec menggeram marah dan membuat semua orang yang ada di sekitarnya meringkuk ketakutan.     

"Aku yang terbesar di sini, aku pemimpin kalian semua!" Alec memukul beberapa siluman kuat untuk menunjukkan kekuasaannya. Para siluman yang tersisa hanya bisa merintih tak berdaya, lagipula dia adalah seekor siluman berperingkat tinggi. Dia melampaui yang lain dari segi kekuatan dan kecepatan.     

"Kita, kembali- Blackblood..." Alec membuat sebuah keputusan, dia hanya bisa meninggalkan pangkalan dalam keadaannya yang sekarang. Tapi sebelum ada yang bisa mengajukan keberatan, sebuah suara terdengar di dalam kepalanya.     

'Jangan kembali! Para manusia terkutuk itu, aku belum membalaskan dendamku kepada mereka. Yang lain akan mengejekku jika aku kembali!' Suara itu berputar di dalam kepala Alec dan mengalahkan keputusan yang sebelumnya telah dia buat. Dia merasa sedikit pusing dan memutuskan untuk melupakan keputusannya sendiri dan mengumpulkan semua bawahannya.     

"Manusia-manusia tercela itu. Aku, Alec, pemimpin baru kalian akan membalas dendam!" Setelah mengumumkan keputusannya, Alec mendapatkan tatapan mata ketakutan dan bukan geraman senang dari para bawahannya. Serangan yang sebelumnya Leylin lancarkan itu telah membuat mereka merasa ketakutan.     

Sebelum Alec bisa memikirkan hal lain, kekacauan terjadi di pintu masuk pangkalan mereka. Sekelompok petualang manusia menerobos masuk. Bukan, itu adalah para pasukan penjaga kota, tetapi sepertinya jumlah mereka sedikit.     

Alec menggaruk kepalanya. Sebelumnya dia sudah pernah menyerang para pasukan penjaga dan petualang. Satu-satunya perbedaan yang dia ingat adalah, bahwa jumlah pasukan penjaga lebih banyak dan memiliki daging yang lebih lembut.     

"Mereka ingin menyerang kita hanya dengan orang sejumlah itu saja?" Alec merasa terpancing meskipun kecerdasannya rendah.     

"Bunuh mereka!" Alec berteriak sebelum menyerang, dam berada di depan para siluman lainnya. Orang pertama yang dia lihat adalah seorang Knight perempuan muda berbaju pelindung yang memancarkan sebuah aura yang mempesona.     

"Seorang manusia yang kuat!" Alec merasa terkejut, tapi perasaannya itu tidak bertahan terlalu lama sebelum dia menyerang ke arah Knight tersebut.     

"Bunuh mereka!" Para penjaga kota yang masih tersisa itu dipenuhi dengan perasaan haus akan darah, mereka menyerang ke depan demi masa depan dan kehidupan mereka, serta untuk membalas dendam. Mereka melesat ke depan dengan mata berwarna merah dan sisa-sisa kekuatan yang masih mereka miliki.     

Para siluman yang telah menderita karena pertempuran yang sebelumnya itu hanya memiliki setengah dari kekuatan mereka yang sebenarnya, dan mereka mengalami cedera yang membuat mereka menjadi lebih lemah dari sebelumnya.     

"Mungkin kali ini kita benar-benar bisa menang!" Para prajurit itu menyaksikan Leylin yang berlari di depan mereka semua dengan tatapan penuh harap.     

Mass Bull's Strength! Cloudkill! Enchant Weapon!     

"Serang! Kemenangan adalah milik kita!" Teriak Leylin, mantra-mantra ditembakkan dari kedua tangannya ketika para Knight itu menebas para siluman dengan pedang mereka dan membuat tengkorak dari seekor siluman menggelinding ke atas tanah.     

'Efek melumpuhkannya masih belum berakhir, terutama pada siluman berperingkat tinggi. Pengaruh pikirannya juga masih bekerja!' Di dalam lubuk hatinya, sebenarnya Leylin sedang mengamati pertempuran tersebut dengan tenang.     

Leylin sengaja meninggalkan para siluman ini untuk memberikan prestasi pada pasukan penjaga kota. Lagipula, dengan cara apalagi dia akan kembali? Cahaya dari sebuah mantra berskala besar bersinar, dan Rafiniya merasa kaget ketika menyadari bahwa kekuatan Leylin telah meningkat pesat.     

"Sebuah mantra penguat massal? Mantra peringkat 6?" Rafiniya melihat ke arah Leylin dengan tatapan bingung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.