Penyihir kegelapan di dunia magus

Mengambil Alih



Mengambil Alih

2"Meskipun aku mampu menghadapi seorang Profesional penyihir peringkat 15 atau diatasnya, tetapi itu benar-benar tidak masuk akal..." Leylin melihat ke arah pendeta siluman dan merasa datangnya sakit kepala.     

Leylin hanya seorang penyihir berperingkat 12, dan tidak bisa melakukan apapun yang melampaui batas kemampuan wajar dari seorang penyihir pada peringkat tersebut. Hal semacam itu akan menarik perhatian dari pihak-pihak yang kuat dan itu adalah hal terakhir yang Leylin inginkan.     

Namun, dengan menggunakan kekuatan spiritual yang jumlahnya melebihi para penyihir biasa, dan kemampuan fungsi pemindaian A.I. Chip, Leylin dapat menemukan beberapa gelombang sihir yang tersembunyi.     

Tiba-tiba Leylin melangkah ke samping, berbelok ke kiri untuk menghindari sebuah panah panjang berwarna hijau yang datang secara tiba-tiba. Kekuatan panah asam ini tidak berkurang ketika melesat menembus tubuh seekor siluman dan mengubahnya menjadi buih.     

"Panah Beracun tingkat tinggi!" Wajah Leylin terlihat muram, dan mengaktifkan mantra Mage Armour yang terpasang di seragamnya.     

"Kenapa kamu tidak berada di suku Blackbloodmu? Apa yang kamu lakukan di sini?"     

"Hehe... Itu bukan sesuatu yang perlu kamu ketahui, karena kepalamu akan menjadi milikku!" Pendeta yang ada di hadapan Leylin tersebut terkekeh.     

Pada saat ini, situasinya kembali berubah. Ancaman tingkat tinggi lainnya tiba-tiba muncul, dan melancarkan sebuah serangan mendadak ke arah Aulen!     

Sebuah belati dengan energi pengikis berwarna hitam yang mengerikan itu menusuk dada Aulen. "A... AULEN!" Ketika melihat kejadian ini, kekuatan spiritual yang dahsyat dan mempesona terpancar dari tubuh Rafiniya. Sepertinya kekuatan itu memiliki sebuah efek membakar yang membuat para siluman lain yang berada di sekitar Knight perempuan itu mundur ketika gadis tersebut meraih Aulen ke dalam pelukannya.     

"Lihat itu? Pemimpin kalian akan mati. Menyerahlah! Selama kalian melepaskan keyakinan kalian dan bersumpah atas nama Dewa Pemburu serta bergabung bersama kami, maka aku akan melepaskan kalian..." Kata-kata yang menggoda itu keluar dari mulut pendeta siluman tersebut. Mungkin dia juga menyadari bahwa Leylin akan sulit untuk dihadapi. Meskipun masih ada kemungkinan untuk menang, namun kemungkinan besar Leylin akan melarikan diri.     

"Hmm...." Leylin terkekeh, dan tindakannya itu membuat ekspresi wajah pendeta tersebut tiba-tiba berubah. Dia tahu bahwa persiapannya telah berhasil ketika melihat pancaran cahaya dari mantra pemanggil bersinar di tubuh lawannya itu.     

Bahkan ketika pendeta itu terlihat bingung, tiba-tiba Leylin mundur dan mengaktifkan gulungan-gulungan mantra yang sudah lama dia persiapkan.     

Magic Barrier II! Thorns! Summon Guards!     

Dalam sekejap, lapisan-lapisan penghalang mantra yang sangat kuat membersihkan wilayah tersebut dan menyelimuti Leylin serta rekan-rekan satu kelompoknya. Sementara itu, sebuah hutan berduri dengan cepat muncul dari dalam tanah. Para prajurit dengan persenjataan berat dibuat dari tanah dan bangkit untuk menghadapi para siluman tersebut.     

"Ada apa ini?" Setelah melihat kematian pendeta siluman, beberapa pemimpin para siluman segera bergerak ke depan.     

"Pangkalan kita sedang diserang. Itu pasti sebuah rencana yang dibuat oleh manusia-manusia licik tersebut!" Pendeta siluman itu berbicara dengan nada frustasi.     

Ekspresi wajah para siluman lain terlihat segera berubah, "Apa yang harus kita lakukan?"     

Para siluman berperingkat tinggi itu melihat ke arah Leylin dan para prajurit lain yang ada di dalam lapisan penghalang tersebut. Meskipun pada dasarnya semua siluman itu mengalami cedera, namun sebenarnya mereka masih bisa bertarung sampai batas tertentu dan memiliki perlindungan sihir. Meskipun tidak mustahil untuk menerobos dan memusnahkan para pasukan penjaga itu, namun mereka membutuhkan waktu...     

Dalam rentang waktu ini, kamp mereka bisa dihancurkan! Namun, akan sangat berbahaya jika mereka membagi pasukan mereka tanpa mengetahui dari kekuatan lawan yang sedang mereka hadapi ini. Pasukan Leylin bukan tipe pasukan yang baik hati.     

Para manusia keji ini benar-benar tidak penting jika dibandingkan dengan misi mereka sendiri. Meskipun para siluman itu identik dengan makhluk liar yang tidak punya otak, namun para siluman yang bisa menjadi pemimpin tersebut masih memiliki kecerdasan pada tingkat tertentu.     

"Ayo pergi!" Pemimpin siluman itu tiba-tiba melambaikan tangannya, dan para siluman lainnya bergegas mundur.     

"Bagaimana dengan mereka..." Salah satu dari siluman tersebut tampak enggan untuk pergi, tetapi argumennya itu segera dimentahkan, "Berpikirlah sejenak dengan otak bodohmu itu. Mana yang lebih penting, pangkalan kita atau para manusia ini?"     

Pendeta siluman itu juga mendukung keputusan ini. Saat dia pergi, dia menatap Leylin dengan seksama. "Ini bukan yang terakhir kalinya kamu melihat kami!"     

"Aku menantikannya!" Jawab Leylin sambil tersenyum kecil.     

Para siluman itu mundur dengan cepat. Beberapa detik kemudian mereka sudah benar-benar menghilang.     

Arcane Eye! Setelah menggunakan beberapa mantra pendeteksi, Leylin mengangguk yakin, "Mereka sudah benar-benar pergi dan tidak meninggalkan perangkap apapun..."     

"Oh, kita berhasil!" "Haha... aku selamat!" "Aku tahu aku tidak akan mati dengan semudah itu..."     

Kegembiraan karena berhasil selamat dari sebuah situasi yang penuh dengan keputusasaan itu segera membuat para prajurit yang selamat tersebut menjadi emosional. Bahkan banyak dari mereka yang mulai menangis.     

Setelah kegembiraan ini berlalu, mereka melihat ke arah perkemahan mereka yang sekarang terlihat sangat kacau, dan rekan-rekan mereka yang tewas atau terluka parah. Seorang tentara mulai terisak, dan tak lama kemudian berbagai suara macam tangisan mulai meledak dari yang para prajurit lainnya.     

"Ley- Leylin!" Aulen memiliki sebuah luka besar di dadanya. Bahkan darah masih menyembur keluar meskipun Jinx telah memberikan tekanan pada lukanya dan penggunaan mantra ilahi yang memancarkan cahaya berwarna putih susu. Darah berwarna merah cerah itu mengubah warna jubah pendeta Jinx yang berwarna putih bersih menjadi berwarna merah dan membuatnya terlihat sedikit mengerikan.     

"Aku akan menyerahkan saudara-saudaraku kepadamu. Berjanjilah padaku bahwa kamu akan membawa mereka kembali ke Kota Silverymoon dalam keadaan hidup!" Bibir Aulen pecah-pecah, dia tampak seperti seorang pengembara yang berada di ambang kematian karena kehausan.     

"Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Luka semacam ini setidaknya membutuhkan sebuah mantra Cure Serious Wounds! Aku sudah menggunakan semua slot mantra ilahiku..." Jinx terisak. Para penyembuh yang telah menggunakan semua mantra ilahi mereka bahkan menjadi lebih tidak berguna daripada para penyihir tanpa slot mantra.     

"Aku berjanji!" Leylin mengangguk dengan ekspresi wajah suram.     

"Kalau begitu... Sekarang aku bisa tenang..." Tangan Aulen menggantung, matanya sedikit terpejam.     

"Kapten! Kapten!" Jinx mulai menangis.     

"Dia belum mati!" Leylin terdiam sambil menarik Jinx ke samping, sebuah gulungan mantra tiba-tiba muncul di tangannya.     

Create Water! Freeze! Sihir yang kuat membungkus tubuh Aulen kedalam sebuah lapisan es raksasa yang membuatnya terlihat seperti seekor serangga. Masih terlihat ekspresi kaget di wajah peri perempuan tersebut.     

"Dia mungkin bisa bertahan lebih lama." Leylin terlihat serius, "Jinx!"     

"Ya!" Pendeta perempuan itu mengangkat kepalanya, dia tertegun.     

"Aku punya sebuah tugas penting untukmu!" Leylin melihat ke arah pendeta yang ada di depannya itu, "Aku ingin kamu mengawalnya pulang ke Kota Silverymoon. Kamu adalah satu-satunya pendeta kami yang berada di samping Aulen, hanya kamu yang bisa membuatnya tetap hidup... Demi keamanan, aku akan mengutus beberapa orang untuk menemanimu!"     

"Tidak masalah!" Jinx menghapus air matanya dan menjawab dengan cepat. Setelah mereka kehilangan Aulen, sekarang Leylin memiliki hak untuk memberikan perintah kepada mereka semua.     

"Tunggu, bukankah kamu akan kembali bersamaku?" Jinx hanya berhasil bereaksi setelah beberapa saat dan bertanya dengan ekspresi heran.     

"Kembali? Apakah kamu ingin diadili di pengadilan militer? Cassley pasti tidak akan melepaskan kita..." Leylin terlihat serius, "Aku akan tinggal di belakang dan menyelesaikan misi ini!"     

Sekarang Leylin memancarkan sebuah aura ksatria yang membuatnya terlihat seperti seorang pahlawan, dan membuat hati Jinx tersentuh.     

"Oh..." Air mata Jinx mulai mengalir kembali, "Jangan khawatir, aku tidak akan gagal menyelesaikan ini dan memberitahu gereja tentang pencapaianmu..."     

Karena Jinx adalah seorang pendeta, dia tidak akan mendapatkan kritikan. Dia pasti percaya bahwa Leylin memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, dan tindakan itu benar-benar membuatnya merasa tersentuh. Leylin memilih dua tentara yang terlihat baik-baik saja untuk menemani Jinx dan para prajurit yang terluka parah kembali Kota Silverymoon.     

Setelah Aulen pergi, sekarang seluruh pasukan tersebut benar-benar berada dalam kendali Leylin. Dengan kepergian Jinx, tidak ada orang yang akan mengawasinya Leylin, dan sekarang dia bisa bertindak tanpa ragu-ragu!     

"Tapi metode ini... apakah ini akan berhasil? Sebelumnya aku belum pernah mendengarnya..."     

Rafiniya berdiri di samping Leylin sambil menyaksikan kereta kuda besar dengan es di dalamnya itu pergi, dia terlihat bingung, "Apakah penggunaan es bisa memperlambat parahnya cedera?"     

Sebenarnya metode ini akan membuat pihak gereja bisa menangani cedera yang dialami seseorang. Para penyihir juga akan mulai lebih memperhatikan mantra-mantra tipe es, tetapi Rafiniya belum pernah mendengar tentang metode ini sebelumnya.     

"Ya, secara teori. Sebelumnya aku belum pernah mengujinya... "Leylin mengangguk.     

"SECARA TEORI!" Jerit Knight perempuan itu.     

"Ya. Setidaknya ada sedikit harapan!" Leylin menjawab asal-asalan, dan kemudian bertepuk tangan untuk mengumpulkan para prajurit yang tersisa.     

Leylin memandang ke arah beberapa prajurit mereka yang berada di bawah sambil berdiri tegak di atas mereka semua. Awalnya kelompok itu memiliki kurang dari 50 orang, dan dengan pembantaian yang terjadi tadi malam serta perginya para prajurit yang mengalami cedera, membuat hanya ada sekitar belasan orang yang masih tersisa. Kondisi ini terlihat cukup menyedihkan.     

"Kalian pasti akan bertanya kepadaku mengapa kita tidak kembali..." Suara Leylin terdengar pelan. Sekarang, dengan kematian banyak pemimpin pasukan dan para prajurit yang pergi, dia memiliki wewenang terbesar di kelompok ini, serta menjadi satu-satunya orang yang bisa menjadi pemimpin.     

Tentu saja, Leylin hanya membutuhkan wewenang ini. Akan lebih mudah baginya untuk mati daripada memanfaatkan sisa-sisa dari pasukan yang telah kalah itu. Untuk membuat mereka bekerjasama, dia bahkan membicarakan tentang peristiwa yang terjadi sebelum misi diberikan dan permusuhan mereka dengan Cassley      

Setelah mengatakan semua cerita ini, Leylin melihat ekspresi putus asa di mata para prajurit tersebut.     

"Ya. Dengan adanya Cassley, kita akan dianggap sebagai para prajurit yang melarikan diri jika kita kembali sekarang dan kita akan dikirim ke pengadilan... Jangan berpikir untuk melarikan diri, karena semua identitas kalian dan keluarga kalian sebagai warga bebas berada di Kota Silverymoon..." Suara Leylin memiliki sebuah efek pengaruh yang aneh.     

"Pertempuran ini tidak hanya untuk diri kalian sendiri, tetapi juga untuk masa depan kalian! Kita harus melenyapkan semua siluman terkutuk itu. Setidaknya, kita harus berhasil dalam pertempuran ini dan kembali tanpa disalahkan..." Pada awalnya para prajurit yang berada di bawah itu terlihat kebingungan dan ketakutan, tetapi sekarang api telah menyala di mata mereka. Ketika menyadari hal ini, diam-diam Leylin tertawa terbahak-bahak di dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.