Penyihir kegelapan di dunia magus

Konvoi



Konvoi

0'Cassley... Aku akan mengingat ini!' Leylin jelas bukan jenis orang yang akan tinggal diam ketika diserang. Semua yang telah Cassley lakukan kepadanya akan dikembalikan sebanyak sepuluh atau bahkan seratus kali lipat! Bukankah segalanya bisa terjadi di masa perang?     

…...     

Saat angin dingin berhembus, sebuah kelompok kecil perlahan-lahan berangkat dari gerbang Kota Silverymoon sambil memancarkan sebuah aura yang serius. Meskipun mereka mengetahui bahwa perjalanan ini berbahaya, namun mereka tidak bisa melarikan diri dari perintah yang diberikan kepada mereka. Begitulah kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang tergabung dalam ketentaraan.     

"Rafiniya, para Knight tidak bisa mengendarai kuda di dalam Hutan Moonwood. Disana ada terlalu banyak pohon dan semak belukar..." Aulen masih memberi tahu Rafiniya mengenai hal-hal yang harus dia perhatikan.     

"Jangan khawatir! Saya memiliki kemampuan yang cukup baik. Saya tidak perlu bekerja sama dengan seekor kuda perang..." Rafiniya menepuk sarung kulit hiunya yang berwarna hitam dan terlihat tenang.     

Biasanya kuda perang merupakan setengah dari kekuatan yang dimiliki oleh banyak Knight berperingkat tinggi, tetapi Rafiniya berbeda. Setelah pengalamannya yang sebelumnya, dia sengaja melatih dirinya untuk bertarung tanpa kuda, sehingga dia masih bisa mempertahankan sebagian besar kekuatannya yang sebenarnya meskipun tanpa seekor tunggangan.     

Rafiniya berada pada tingkat yang benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan para Knight yang hanya bisa menjadi para petarung berbaju pelindung begitu mereka kehilangan kuda mereka.     

"Bagus sekali... Izinkan aku memperkenalkan kamu kepada kekuatan utama dari pasukan ini!" Aulen berseru dengan gembira sambil memperkenalkan Rafiniya kepada seluruh anggota pasukan tersebut.     

"Kamu sudah mengenal Leylin yang menjadi penyihir kami. Sementara ini adalah kapten pengintai kita, Lanshire sang pencuri..." Aulen menunjuk ke arah sebuah sosok ramping yang mengenakan pakaian ketat dengan wajah setengah tertutup.     

"Lalu ada dua bersaudara yang memimpin para prajurit kita, Ogg dan Otto." Sebagai kekuatan pertahanan dalam kelompok tersebut, Ogg dan Otto memiliki otot yang kuat serta membawa tombak, palu, cakar dan senjata berat lainnya.     

Di belakang kedua pria tersebut terdapat hampir dua puluh prajurit elit yang mengenakan baju pelindung seperti zirah rantai. Mereka adalah para prajurit peringkat 3 atau diatasnya, dan bisa dianggap cukup kuat.     

"Halo!" Ogg dan Otto tersenyum dan mengucapkan salam kepada Rafiniya. Ekspresi wajah mereka terlihat sangat polos, dan sangat kontras dengan kegilaan mereka ketika berada dalam pertempuran.     

"Dan kemudian ada penyembuh kita dan orang tercantik dalam kelompok ini, Pendeta Jinx!" Aulen mendekati seorang gadis berambut pirang. Gadis itu mengenakan jubah pendeta berwarna putih, dan duduk di atas seekor kuda berwarna putih yang muncul dari mantra pemanggil.     

"Kakak Aulen... jangan menggodaku. Apa yang anda maksud dengan tercantik..." Wajah Jinx sedikit memerah. Rambut berwarna emasnya yang terurai itu membuatnya memancarkan sebuah aura yang tenang.     

"Dahulu kami adalah sebuah kelompok yang terdiri dari 50 orang, tetapi karena sebuah pertarungan yang menyakitkan, puluhan orang kami telah tewas. Kami belum punya waktu untuk menggantikan mereka..." Aulen membawa Rafiniya untuk melihat-lihat kelompok tersebut, dia terlihat sedih dan menyesal. Bahkan dia tidak berani membawa teman baru ketika mereka akan melakukan sebuah misi berbahaya, apalagi bisa saja ada mata-mata di tengah-tengah mereka.     

"Rafiniya, kamu adalah seorang Knight. Seperti biasa, kamu akan mendapatkan dua pelayan dan empat perawat kuda. Setiap bulannya, kamu akan menerima gaji tambahan untuk mereka. Jangan ragu untuk melaporkan namamu," Aulen melambaikan tangannya dengan ramah.     

"Saya hanya memiliki empat pelayan. Kakak Aulen, lakukan saja apa yang harus anda lakukan..." Rafiniya menjawab seadanya. Dengan latar belakang yang dimilikinya, sudah sewajarnya jika dia tidak terlalu memikirkan bayaran dari ketentaraan. Namun, bagi banyak Knight biasa, ini adalah keuntungan besar.     

Untuk mendapatkan lebih banyak koin emas, para Knight biasa tidak keberatan untuk mengurangi jumlah pelayan dan perawat kuda yang mereka pekerjakan sambil tetap mendapatkan bayaran dalam jumlah yang sama. Leylin tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas- sepertinya menggelapkan uang dengan menambahkan para pelayan tidak ada ke dalam daftar gaji adalah situasi yang biasa terjadi di mana-mana. Hal semacam itu tidak perlu diajarkan secara khusus.     

"Baiklah kalau begitu. Kita akan mendaftarkannya sebagai dua pelayan dan dua perawat kuda..." Aulen memperhatikan Rafiniya dengan penuh perhatian, tetapi dia mendapati bahwa gadis itu tidak bersikap aneh. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya karena merasa malu dengan pikirannya sendiri.     

"Oh, lihat, apakah itu adalah para goblin?" Pikiran Rafiniya jelas tidak tertuju pada masalah bayaran para pelayannya, dan perhatiannya sudah tertuju pada sesuatu yang lain.     

Beberapa ekor makhluk dengan kulit berwarna hijau terlihat di dalam hutan belantara, mereka tampak sama persis dengan para goblin yang Leylin lihat sebelumnya. Mereka menatap kelompok Aulen dengan tatapan mata rakus tetapi tidak berani menyerang ke depan, sepertinya mereka merasa segan dan takut.     

"Ya. Jangan khawatir, mereka tidak akan berani menyerang pasukan manusia yang bersenjata lengkap..." Seru Aulen yang kemudian tidak bisa mengatakan apa-apa ketika Rafiniya memacu kudanya untuk maju ke depan. Kemudian dia melihat ke arah Leylin yang mengangkat bahu tanpa daya.     

"Baiklah, akhirnya aku mengerti mengapa ekspresi wajahmu terlihat acuh tak acuh ketika memperkenalkan Rafiniya kepadaku..." Aulen memacu kudanya ke samping Leylin dan memutar matanya.     

...     

Meskipun perjalanan tersebut terasa lebih menyenangkan dengan kehadiran Rafiniya sang Knight perempuan, namun sekarang mereka sudah semakin mendekati Hutan Moonwood. Suasana dalam kelompok itu menjadi semakin serius.     

Malam telah tiba, dan puluhan tenda didirikan di perkemahan tentara. Sejumlah besar api unggun dinyalakan secara berurutan, dan bahan makanan tentara sederhana dimasak di atas api unggun tersebut. Leylin telah membuka sebuah kaleng dan menuangkan abon ikan padat ke dalam sup yang mendidih.     

"Ini abon ikan! Aku sering makan ini saat melakukan perjalanan di selatan!" Rafiniya yang duduk di samping Leylin itu mengendus-endus.     

"Oh ya?" Leylin tersenyum kecil, tanpa mengungkapkan bahwa dia adalah penguasa rantai distribusi makanan tersebut. Karena masalah lokasi dan rantai distribusi yang telah tertata dengan baik, gereja kekayaan tidak membiarkan Keluarga Faulen bekerja seorang diri. Mereka berinvestasi dalam bisnis tersebut untuk mendapatkan sebagian besar hak kepemilikan atas abon ikan itu.     

Dengan dukungan dari kekayaan dan jaringan gereja kekayaan yang luar biasa besar, penjualan abon ikan itu telah meluas ke utara dalam waktu beberapa tahun. Komoditas tersebut bahkan telah menjadi bahan makanan wajib bagi tentara di Kota Silverymoon. Hal itu yang membuat Leylin merasa cukup tersanjung.     

Meskipun barang tiruan sudah mulai muncul di pasaran, namun kuantitas, skala penjualan dan teknik produksinya tidak bisa dibandingkan dengan abon ikan yang dijual oleh gereja kekayaan. Oleh karena itu keuntungan dari penjualan barang tersebut akan bertahan untuk waktu yang sangat lama. Leylin menerima kabar terbaru ini karena setiap tahun keluarganya mengirimkan uang kepadanya.     

Meskipun Leylin telah meningkatkan kemampuannya, namun dia belum melepaskan kendali atas keluarganya dan organisasi-organisasi lainnya. Menjadi seorang Legenda, atau bahkan penyihir berperingkat tinggi sudah cukup untuk membuatnya bisa untuk melakukan apapun yang dia sukai di Dunia Para Dewa, tetapi tujuannya bukan hanya untuk berkembang sendiri.     

Leylin ingin menjadi seorang dewa, dan kekuatannya sendiri tidak cukup untuk mencapai tujuannya itu. Bahkan para dewa besar yang sangat kuat membutuhkan dukungan dari para pengikutnya.     

'Sebenarnya, aturan untuk menjadi seorang dewa di Dunia Para Dewa tidak seketat itu ...' Dengan kemampuan memprediksi masa depan yang Leylin miliki, dia jelas bisa memahami banyak hal, 'Jika aku menjadi seorang dewa baru, aku akan lebih mudah untuk mendapatkan dukungan dari Kekuatan Asal dunia. Seribu orang pengikut yang saleh sudah cukup untuk mendukung kelahiran seorang dewa baru. Para dewa lamalah yang akan menghadapi lebih banyak masalah. Mereka perlu meningkatkan jumlah pengikut mereka sebanyak sepuluh kali lipat, dan dapat dengan mudah menjadi musuh dari dewa-dewa lain dengan peran yang sama...'     

Mata Leylin bersinar, 'Tentu saja, ada sebuah cara yang lebih mudah untuk menjadi seorang dewa yaitu dengan keberuntungan! Jika aku berhasil mendapatkan kristal-kristal kekuatan ilahi dan status dewa dari seorang dewa yang telah jatuh, maka akan mudah bagiku untuk menjadi seorang dewa... Tapi bahkan setelah menjadi seorang dewa dengan cara seperti itu, aku masih menjadi manusia. Tidak ada jaminan aku akan dilahirkan kembali sebagai seorang dewa...'     

Sebenarnya Leylin memandang rendah para dewa yang mendapatkan keberuntungan ini. Pemahaman Kekuatan Hukum tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Bahkan para Legenda berperingkat tinggi mungkin tidak dapat benar-benar memahami Kekuatan Hukum, apalagi mereka yang pernah menjadi orang biasa.     

Itu seperti menggunakan kekuatan seorang anak kecil untuk mengayunkan sebuah palu besar. Hasilnya sudah dipastikan.     

Tentu saja Leylin berbeda. Tubuh utamanya memiliki pengalaman dari seorang Magus yang hampir mencapai peringkat 7 dan mendapatkan bantuan dari A.I. Chip. Jika dia naik ke tingkat para dewa dengan kekuatan ilahi yang lemah, dia masih memiliki kemungkinan untuk menjalani dan mendukung statusnya tersebut.     

"Sayang sekali... Sesuatu yang menguntungkan seperti surga yang memberikan status dewa sudah tidak ada lagi... Para dewa tidak akan pernah dilupakan. Bahkan jika mereka mati karena alasan yang tidak wajar, status sebagai dewa dan senjata ilahi mereka masih akan dipegang oleh tangan para dewa yang telah membunuh mereka. Hal semacam itu tidak bisa diberikan kepada orang lain…'     

'Pemahaman Kekuatan Hukum lain dengan cara seperti ini hanya akan mencemari jalan yang kutempuh...' Wajah Leylin terlihat sangat suram. Di dalam hatinya dia masih seorang Warlock, dan mengikuti jalan untuk menjadi seorang Magus. Para Magus peringkat 7 perlu sepenuhnya memahami satu Kekuatan Hukum, dan para Magus peringkat 8 perlu memahami banyak Kekuatan Hukum.     

Hanya dengan cara menemukan jalannya sendiri dan meleburkan Kekuatan Hukum ke dalam dirinya sendiri saja seseorang akan mendapati dirinya berada di puncak peringkat 8, dan mulai mencoba untuk naik ke peringkat 9. Perkiraan tentang mekanisme jalan menuju kekuatan tersebut membuat Leylin tidak mau mencampurkan lebih banyak Kekuatan Hukum ke dalam dirinya.     

'Kecuali jika yang muncul adalah sebuah Kekuatan Hukum Keilahian yang kubutuhkan, maka meskipun ada sebuah status dewa dengan kekuatan ilahi yang sangat kuat muncul di depan mataku, aku tidak akan mempedulikannya,' Leylin menghela napas dalam-dalam.     

"Heh... apa yang sedang kamu pikirkan?" Ekspresi wajah Leylin tentu saja membangkitkan minat Rafiniya yang berada di sampingnya itu.     

"Aku ingin tahu kapan sup ikan ini akan matang." Leylin menggelengkan kepalanya. Jika dia memberitahu Knight perempuan yang di sampingnya itu bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk menjadi seorang dewa, gadis tersebut pasti akan berpikir bahwa dia adalah orang gila. Seseorang yang bahkan bukan seorang penyihir peringkat 15 berani mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang dewa? Bahkan para Legenda tidak berani untuk mengatakan hal semacam itu!     

"Mm, hampir matang." Rafiniya menarik napas dalam-dalam. Terlihat jelas bahwa dia memiliki lebih banyak pengalaman dibandingkan sebelumnya, dan sepertinya dia memiliki beberapa keahlian memasak.     

"Maafkan aku karena telah mengganggu kalian berdua!" Pada saat ini Jinx datang, jubahnya yang berwarna putih bersih itu berkibar di atas rerumputan. Dia memancarkan sebuah aura kecantikan yang luar biasa.     

"Kapten Aulen memberitahuku untuk memberi tahu semua petugas yang merupakan pemimpin pasukan atau diatasnya untuk segera datang ke tenda pusat..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.