Penyihir kegelapan di dunia magus

Kunjungan



Kunjungan

2"Lorent, tunggu!" Pada saat ini, pendeta berperingkat tinggi yang menjadi bagian dari tim tersebut berjalan maju.     

"Ada apa?" Lorent mengernyitkan alisnya. Ekspresi wajah pendeta tersebut memberinya sebuah firasat buruk.     

"Aku mendapat berita terbaru melalui mantra pesan. Raja mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa Bajak Laut Barbarian dinyatakan bersalah karena telah melancarkan Gelombang Serangan Bajak Laut di laut lepas. Dengan Viscount Tim sebagai seorang saksi langsung, sudah tidak ada harapan mengubah situasi ini..." Pendeta itu terlihat kesal, tetapi masih memberitahukan berita terbaru tersebut kepada anggota tim yang lain.     

"Kita tidak bisa melanjutkan penyelidikan terhadap Leylin sebagai seorang tersangka. Misi ini harus dibatalkan."     

"Lalu bagaimana dengan kerja keras kita? Bagaimana dengan ribuan nyawa tak berdosa yang melayang di lautan itu? Apakah semua itu akan terbuang sia-sia begitu saja?" Lorent marah besar, dan tiba-tiba dia menghunuskan pedangnya serta menghancurkan batu besar yang ada di sampingnya hingga hancur berkeping-keping.     

"Tidak ada yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa melawan wewenang raja secara langsung..." Pendeta itu memperlihatkan ekspresi tak berdaya di wajahnya.     

Meskipun tidak akan ada masalah untuk menghancurkan seluruh Kerajaan Dambrath jika kekuatan dari gereja Dewa Keadilan digerakkan, namun inti masalahnya terletak pada kenyataan bahwa kekuatan gereja tersebut tersebar di seluruh benua. Sehingga gereja itu tidak bisa mengendalikan seluruh wilayah Kerajaan Dambrath.     

Selain itu, bagi kerajaan manusia, gereja yang mengabaikan wewenang raja dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Keberhasilan gereja tersebut dalam melawan Kerajaan Dambrath hanya akan mendatangkan lebih banyak masalah daripada keuntungan.     

Gereja-gereja lain juga mengincar gereja keadilan tersebut seperti harimau-harimau yang mengintai mangsanya. Mereka tidak akan membiarkan gereja tersebut menjadi pihak yang paling berkuasa di wilayah ini.     

"Apakah kita hanya akan membiarkan bangsawan itu lolos dari hukumannya?" Mata Lorent memerah.     

"Tentu saja tidak! Pernyataan kerajaan mewakili martabat Yang Mulia, dan kita tidak bisa mengabaikan keputusan tersebut. Kita tidak bisa menuduhnya sebagai seorang bajak laut, tetapi kita bisa mencaritahu kejahatan-kejahatan lain yang telah dia lakukan..." Pendeta itu sangat berpengalaman dalam bidang ini. Lagipula, Leylin bukan satu-satunya keluarga bangsawan yang pernah melakukan perbuatan semacam itu.     

"Namun, untuk sementara kita tidak bisa menindaknya. Mari kita jalankan misi yang lain terlebih dahulu!"     

"Tidak! Aku ingin tinggal di sini, dan aku tidak akan pergi ke tempat lain sampai dia mengakui kejahatannya itu!" Prajurit tersebut berkata dengan tegas. Dia adalah orang yang keras kepala, dan begitu dia membuat keputusan, mustahil untuk mencegahnya.     

Pendeta tersebut hanya bisa menghela napas tak berdaya setelah melihat pemandangan ini.     

...     

Sebuah kereta kuda yang mewah perlahan berhenti di pinggir jalan.     

"Sini. Hati-hati, jalanan ini licin!" Viscount Daniel mengenakan sebuah pakaian mewah. Dia turun dari kereta kuda tersebut dan diikuti oleh Yalani serta kakak perempuannya Hera.     

Namun sekarang, perempuan bersaudara tersebut mengenakan pakaian yang indah dan terlihat sangat manis serta menawan. Yalani tersipu ketika dia menatap Daniel dengan wajah berseri-seri. Gadis muda ini baru berumur empat belas tahun, namun sekarang dia telah kehilangan sifat kekanak-kanakannya dan memiliki sifat sebagai seorang wanita yang telah dewasa dan berkelas.     

Hera menatap pasangan belum menikah yang ada di depannya itu, dan hanya bisa menghela napas tak berdaya. Dia terlihat sangat tenang, tetapi bagaimana mungkin dia tidak menyadari perubahan pada tubuh adik perempuannya itu?     

'Daniel sangat tidak sabaran, dan Yalani... Huh... Bagaimana mungkin dia bisa begitu mudah membiarkan Daniel mendapatkan apa yang dia inginkan? Mereka bahkan tidak menyelenggarakan sebuah cara pernikahan sederhana...' Diam-diam Hera menghela napas sendiri, dan kembali mengingat cara Daniel memandang dirinya.     

Tatapan mata Daniel tampak ganas dan dipenuhi dengan nafsu, bahkan bercampur dengan sebuah aura kasar yang khas. Seolah-olah Hera sedang berhadapan dengan seekor serigala.     

Hera telah melihat tatapan seperti itu sebelumnya, namun tidak satupun yang memberikan tekanan yang begitu besar kepadanya. Ini adalah kesedihan yang harus dirasakan karena telah sepenuhnya bergantung kepada orang lain!     

Jika bukan karena kecenderungan Daniel yang suka bermain-main dan tidak setia pada satu wanita saja, maka kemungkinan Hera sendiri akan dimanfaatkan oleh pria tersebut.     

Tiba-tiba kesedihan memenuhi hati Hera.     

'Rafiniya dan... Ley, aku ingin tahu bagaimana keadaan mereka?' Hera cukup menyukai Rafiniya, dan tentara bayaran bernama Ley juga meninggalkan kesan mendalam kepadanya. Pria itu kuat dan misterius, matanya dipenuhi dengan sebuah kemurnian langka yang bisa membuat seseorang merasakan ketenangan.     

"Jangankan Rafiniya, bahkan Ley menolak niat baikku!" Tetapi dalam sepersekian detik kebencian merayap ke dalam hati Hera.     

"Nyonya!" Kepala pelayan membungkuk dengan hormat dan membantu Hera yang sedang turun dari kereta kuda tersebut. Kepala pelayan itu bahkan memberikan sebuah sapu tangan yang dihiasi dengan sulaman yang sangat indah.     

"Terima kasih banyak!" Hera menerima sapu tangan tersebut dengan anggun, dan tiba-tiba merasa jauh lebih baik.     

'Kamu bisa menjadi seorang tentara bayaran seumur hidupmu, Ley! Saat kamu tua nanti, mungkin kamu akan menyesal telah menolak tawaranku saat kamu sedang mengobrol dengan cucu-cucumu...' Hera mencengkeram saputangannya erat-erat. Baru sekarang dia menyadari alasan mengapa Leylin meninggalkan kesan yang begitu mendalam kepadanya.     

"Yalani, orang yang akan kita kunjungi adalah seorang viscount - bergegaslah. Mungkin sekarang aku harus memanggilnya sebagai Marquis Golden Thornblossom... Marquis ini baru saja mendapatkan gelar dan tanah yang luas di benua tengah..." Hera bisa mendengar Daniel yang terus berbicara di depannya. Nada suara viscount tersebut bahkan membuatnya bisa mengetahui adanya sebuah rasa iri yang tidak bisa disembunyikan.     

Benar sekali, iri! Wilayah yang dibicarakan ini adalah sebuah wilayah yang sangat luas dan gelar Marquis merupakan sesuatu yang tidak bisa Daniel peroleh meskipun dia bekerja keras selama sisa hidupnya!     

Setelah berinteraksi dan mengamati Daniel untuk waktu yang singkat, sedikit banyak Hera dapat mengetahui bahwa sebenarnya pria itu tidak sekaya kelihatannya. Lagipula, hidup di ibukota kekaisaran memang sangat mahal.     

Daniel masih memberikan perintah yang keras di depan. "Yalani, kamu harus memperhatikan sikapmu. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang bangsawan yang berasal dari keluarga kerajaan, dan memiliki standar tata krama yang tinggi..."     

"Selain itu... Hera!" Tiba-tiba Daniel berbalik, dan tiba-tiba menghentikan langkahnya sehingga hampir membuat Hera menabraknya.     

"Ma... maafkan saya!" Wajah Hera sedikit memerah ketika dia meminta maaf.     

"Tidak apa-apa..." Daniel agak terlena ketika melihat wajah Hera yang dewasa dan cantik itu, tetapi dia segera tersadar.     

"Intinya adalah, Marquis Tim masih sangat muda, dan dia bahkan belum pernah melakukan sebuah pertunangan resmi. Apakah kamu tahu apa artinya ini?" Daniel menatap mata Hera.     

"Mungkinkah..." Hera merasa merinding di dalam hatinya, tetapi ternyata dia tidak menolak gagasan itu. Menjadi istri dari seorang marquis hanyalah sebuah mimpi yang bahkan tidak pernah berani dia pikirkan sebelumnya.     

Meskipun persaingan untuk memperebutkan posisi istri utama akan berjalan sengit, namun keluarga kecil Hera akan sangat terbantu selama dia berhasil memiliki suatu hubungan dengan marquis tersebut.     

'Kurasa Daniel juga memikirkan hal yang sama. Dia ingin memanfaatkanku untuk menjalin hubungan baik dengan Marquis Tim, dan bahkan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan cara mendapatkan dukungan darinya...' Hera merasa agak sedih. Tiba-tiba dia berbalik untuk melihat adik perempuannya yang sedang menarik-narik lengan Daniel. Yalani juga mengenakan pakaian terbaiknya dan wajahnya terlihat dipenuhi dengan kesombongan dan kewaspadaan yang sama seperti ketika dia memeluk bonekanya sendiri ketika dia masih kecil.     

'Dia takut kalau aku akan mengambil perhatian suaminya? Benar-benar gadis yang naif, padahal aku bukan musuhnya...' Perempuan bersaudara itu memiliki bentuk wajah yang sama, dan keduanya merupakan para bangsawa yang bisa membangkitkan minat para laki-laki.     

'Kuharap Daniel tidak akan melakukannya, kalau tidak..." Diam-diam Hera merasa sedih, namun dia hanya bisa menunjukkan senyum masam. "Tenang saja adik iparku, saya tahu apa yang harus dilakukan."     

"Bagus sekali!" Daniel melanjutkan langkahnya dengan perasaan lega.     

Mansion Marquis Golden Thornblossom memang terlihat lebih mengesankan daripada rumah mereka. Kabarnya mansion ini hanya tempat tinggal sementara untuk marquis tersebut, tetapi pintu masuk menuju rumah itu sudah lama dipenuhi dengan kereta-kereta kuda yang tentu saja merupakan milik para bangsawan. Perjuangan untuk mendapatkan gelar dan wilayah di Kepulauan Baltik baru saja berlalu. Sudah sewajarnya jika para bangsawan yang memperhatikan peristiwa tersebut harus mengungkapkan niat baik mereka, dan bahkan ingin menerima sebagian dari keuntungan dari perdagangan di lautan. Bahkan, Daniel adalah salah satu dari bangsawan-bangsawan itu.     

Viscount Daniel jelas tidak menyangka bahwa peristiwa besar tersebut membuat rumah itu dipenuhi oleh para tamu dari golongan orang-orang terhormat. Hera dan Yalani hanya bisa menemani viscount tersebut ke ruang tamu kecil dan terus menunggu.     

Beberapa jam kemudian, Yalani sudah mengungkapkan banyak keluhan, dan bahkan Hera sudah mulai merasa sedikit tidak sabar. Kemudian seorang bangsawan muda masuk melalui pintu.     

"Daniel, temanku!" Bangsawan itu memeluk Daniel dengan ramah, dan buru-buru menatap Hera serta adik perempuannya. Ekspresi semacam itu membuat hati Hera kecewa. "Apakah ini para gadis cantik dari keluarga bangsawan yang pernah kamu sebutkan? Mereka terlihat cukup cantik!"     

Tim menggosokkan kedua tangannya. Bahkan, sejak kejadian di Kepulauan Baltik, ada sebuah api iblis yang membakar hatinya dan menunggu untuk dilepaskan. Daniel bahkan bukan sosok yang memiliki wewenang. Tetapi karena dia memiliki seorang tunangan dan ipar yang sangat cantik, ada kemungkinan Tim bisa mempertimbangkan permintaannya...     

Setelah menikmati rasa dari kekuasaan yang luar biasa, mata Tim tampak berkobar-kobar. Yalani memegang tangan tunangannya rat-erat. Tapi senyum aneh di wajah Daniel yang belum pernah Yalani lihat sebelumnya itu membuat viscount tersebut tampak seperti orang asing.     

'Ada hal menarik yang telah terjadi!' Leylin berkeliling di sekitar rumah Marquis Tim dengan tangan di belakang punggungnya.     

Sebenarnya, mansion ini adalah milik Leylin. Karena Keluarga Faulen tidak memiliki tempat tinggal di ibukota kerajaan, dia telah pindah ke tempat itu untuk menciptakan kesan bagi orang luar bahwa dia dan Tim adalah saudara kandung.     

Lagipula, Keluarga Golden Thornblossoms telah secara khusus membeli tempat ini untuk digunakan sebagai tempat peristirahatan sementara di ibukota kerajaan. Lingkungan dan semua yang ada di mansion tersebut jauh lebih baik daripada hotel.     

Tim merasa sangat takut terhadap tipu daya Leylin. Dan begitu Leylin menunjukkan minat pada tempat ini, dia pasti akan segera memberikan sertifikat rumah dan berbagai hal lainnya serta menawarkan seluruh properti tersebut kepadanya. Oleh karena itu, sebenarnya mansion ini sudah menjadi wilayah milik Leylin.     

Leylin memikirkan bagaimana caranya agar dia harus tetap tinggal di ibukota kerajaan untuk waktu yang lebih lama demi belajar di Guild Penyihir. Keluarganya juga membutuhkan sebuah tempat untuk menginap di ibukota kerajaan, jadi dia menerima tawaran tersebut tanpa basa-basi.     

'Lebih baik memiliki Tim di laut lepas daripada didukung oleh orang asing. Ada begitu banyak peluang kerjasama bagi bisnis keluarga kami...'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.