Penyihir kegelapan di dunia magus

Badai dan Penangkapan



Badai dan Penangkapan

1Setelah kehancuran total pasukan Marquis Louis di lautan, perubahan-perubahan luar biasa segera terjadi pada situasi di wilayah lepas pantai.     

Pada awalnya Leylin dan Bajak Laut Barbarian tidak punya pilihan selain bersekutu untuk bertarung melawan tekanan dari Marquis Louis. Namun, dengan hancurnya Bajak Laut Black Skeleton dan Tigershark, tekanan tersebut kini telah benar-benar lenyap bersama dengan tenggelamnya armada militer yang dibangun oleh Marquis Louis dengan susah payah itu. Sekarang, sebuah persaingan terjadi antara kedua pihak itu.     

Karena masih ada sapi perah yang berada tepat di depan mata mereka, maka dapat dipastikan bahwa konflik di antara kedua pihak tersebut belum meningkat secara drastis. Namun, mustahil untuk mencegah pertempuran yang akan terjadi di masa depan.     

Leylin sudah lama bersiap untuk menghadapi hal ini.     

"Berlayar! Mari kita pergi ke Pelabuhan Baltik, langsung menuju ke markas rubah tua itu!" Perintah Leylin itu diiringi oleh suara sorakan dari para bajak lautnya. Mereka menjalankan Kapal Scarlet Tiger, yang terlihat seperti seekor makhluk laut raksasa yang bergerak menuju Kepulauan Baltik tersebut.     

...     

*Brak! Pyar!* Terdengar suara jernih dan memekakkan telinga dari gelas dan barang pecah belah yang jatuh ke lantai yang sesekali diselingi dengan teriakan orang marah.     

Para pelayan perempuan dan bawahan di kediaman marquis tersebut bahkan tidak berani bernapas kuat-kuat karena takut menjadi sasaran kemarahan Marquis Louis. Sejak berita kematian William sampai ke tempat ini, dia menjadi marah besar. Beberapa pelayan telah diseret keluar dan dihajar sampai mati, termasuk beberapa pelayan perempuan pribadi yang pernah sangat Louis sukai.     

Dalam keadaan seperti itu, sudah sewajarnya jika para pelayan tersebut bersikap diam karena merasa takut. Namun entah mengapa, diam-diam Tim merasa sangat gembira ketika melihat situasi tersebut. Dia bahkan dipenuhi dengan perasaan gembira dari seseorang telah berhasil melakukan balas dendam.     

'Apakah William sialan itu telah benar-benar habis dimakan ikan?' Di dalam hatinya, Tim tertawa seperti orang gila, tetapi dia tidak berani menunjukkannya. 'Jika orang tua itu mengetahui tentang laporan mata-mata ini, apakah dia akan menjadi sangat marah sehingga dia akan menghembuskan napas terakhirnya?'     

"Ayah! Kita mendapatkan berita terbaru tentang armada keluarga kita!" Suara Tim terdengar seperti campuran dari kegelisahan dan kekhawatiran, seolah-olah dia adalah seorang penjahat yang menunggu untuk dieksekusi.     

"Masuklah!" Suara Marquis Louis yang sedang mencoba untuk menekan amarahnya itu terdengar dari dalam ruangan. Diam-diam Tim mencibir dan berjalan masuk.     

Pada saat ini ruang belajar marquis itu terlihat sangat berantakan. Pecahan-pecahan kaca dan porselen berserakan di lantai. Di atas meja terbaring sebuah mayat yang sudah benar-benar tak bernyawa.     

Itu adalah mayat dari seorang pelayan perempuan muda yang cantik. Matanya tampak menunjukkan harapan untuk bertahan hidup, dan tubuhnya dipenuhi dengan bekas-bekas pelecehan, terutama memar-memar di lehernya yang merupakan penyebab utama kematiannya.     

"Siapapun, bereskan tempat ini!" Marquis Louis membenahi kerah kemejanya. Bersama dengan perintahnya tersebut, seorang kepala pelayan yang tanpa ekspresi memasuki ruangan bersama beberapa orang pelayan perempuan dan mereka dengan cepat membersihkan seluruh ruang belajar tersebut.     

Ketika pintu ruangan tersebut ditutup, hanya Tim dan Marquis Louis yang masih tinggal di dalamnya. Ketika melihat sang marquis yang tampaknya telah mendapatkan kembali ketenangannya setelah dia melampiaskan amarahnya itu, tiba-tiba hati Tim terasa merinding untuk alasan yang tidak dia ketahui.     

"Ayah..." Tim berusaha keras untuk membuat suaranya terdengar lebih sedih.     

"Bicaralah... Apakah orang-orang tolol itu sudah benar-benar musnah?" Marquis Louis duduk di kursi empuknya, ekspresi wajahnya benar-benar tidak menunjukkan kesedihan atau kegembiraan.     

"Ya. Armada militer keluarga kita telah dikepung oleh Bajak Laut Scarlet Tiger dan Bajak Laut Barbarian, serta telah dipastikan bahwa mereka benar-benar dikalahkan di dekat wilayah Kepulauan Baltik."     

Tim tidak menyangka bahwa ekspresi Marquis Louis tidak banyak berubah setelah mendengar berita yang sangat mengejutkan itu, seolah-olah dia sudah memperkirakannya.     

"Aku tahu... Setelah Bajak Laut Black Skeleton dan Tigershark dihancurkan, armada keluarga kita juga mengalami nasib yang sama juga kan? Heh heh... Mulai hari ini dan seterusnya, seluruh wewenang dari Keluarga Gold Thornblossoms atas lautan Kerajaan Dambrath akan benar-benar dihancurkan..."     

Mata marquis itu memperlihatkan warna merah darah yang tidak biasa. Itu adalah warna mata yang ditimbulkan oleh rasa sakit dan kegilaan karena karyanya telah hancur.     

Namun, sebenarnya Tim merasa lebih tenang setelah menyaksikan hal ini. Dia baru akan merasa tenang jika marquis tersebut berada dalam kondisi seperti itu.     

"Sampaikan perintah untuk bersiap pergi dari tempat ini!" Ujar Marquis Louis kepada Tim.     

"Pergi? Kemana? "Tim tampak agak bingung.     

"Kembali ke Benua Tengah, ibukota Dambrath. Di sini sudah tidak aman lagi setelah kita kehilangan sejumlah besar kekuatan kita. Para bajak laut itu akan segera menerkam kita seperti anjing-anjing kelaparan. Kita harus pergi secepat mungkin ketika pikiran mereka masih tertuju pada pelabuhan dan harta-harta lainnya."     

Marquis Louis menjelaskan dengan acuh tak acuh sambil menatap Tim dengan tatapan mata yang lembut. "Tim, sekarang kamu adalah putra dewasa satu-satunya. Selama kita hidup, kerajaan tidak akan membiarkan Kepulauan Baltik mengalami perubahan kepemilikan."     

Kepercayaan yang tertunda itu membuat Tim merasa seolah-olah ada dua aliran panas yang mengenai matanya. Dia cemberut, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.     

*Boom! Boom! Boom!* Suara ledakan meriam yang diselingi dengan suara suara bajak laut itu terdengar di dalam ruang belajar yang kedap suara tersebut. Tidak peduli sebaik apapun sistem peredaman suara di ruangan itu, kebisingan tersebut tidak bisa diredam.     

"Apa yang sedang terjadi?" Marquis Louis berlari ke jendela dan membukanya. Suara-suara itu terdengar semakin jelas, dan dia bisa melihat banyak awan asap berwarna hitam. Bahkan ada bayangan-bayangan dari gerombolan-gerombolan bajak laut.     

"Bagaimana bisa mereka masuk dengan begitu cepat? Bagaimana dengan benteng dan titik-titik penjagaan yang dibuat oleh kelompok penjaga itu? Mengapa mereka tidak berguna? Mungkinkah..."     

Akhirnya Marquis Louis bisa mencium aroma konspirasi. Meskipun dia telah kehilangan jiwanya setelah putranya yang tercinta itu mati dalam pertempuran dan setelah armada lautnya benar-benar dimusnahkan, sang marquis yang telah menjalani ujian dalam banyak pertempuran tersebut segera bereaksi pada saat-saat yang kritis ini, tetapi semuanya sudah terlambat.     

Tiba-tiba Louis berbalik, dan segera melihat dengan sepasang mata yang menyerupai mata seekor serigala!     

...     

"Bunuh!" "Heh heh... Serang!"     

Sejumlah besar bajak laut berteriak liar. Setelah menghancurkan benteng dan beberapa titik penjagaan, para bajak laut lainnya itu menyebar seperti orang gila. Mereka menyerbu ke arah toko-toko mewah dan rumah-rumah besar seperti anjing-anjing liar.     

Suara-suara keras terdengar di mana-mana, dan dari waktu ke waktu, para bajak laut dengan kain sutra mewah yang tergantung di leher mereka serta kantong-kantong yang dipenuhi dengan sejumlah besar perhiasan dan koin emas itu dapat terlihat berkeliaran di jalan-jalan.     

Tentu saja tempat itu sudah ditakdirkan untuk mengalami pembantaian dan kematian. Bahkan anak-anak kecil tidak dapat melarikan diri dari nasib mereka itu. Para wanita dilecehkan di banyak sudut yang gelap dan mereka mengeluarkan suara-suara tangisan yang menyedihkan.     

Mengendalikan para bajak laut seolah mereka adalah sebuah pasukan militer akan menjadi sebuah lelucon. Para bajak laut ini merasa sangat senang dengan kekayaan luar biasa yang terdapat di tempat ini setelah tiba-tiba mereka memasuki tempat tersebut. Mereka seperti tikus-tikus yang jatuh ke dalam tong beras, dan telah memperlihatkan sisi kemanusiaan yang paling hina.     

Untuk membuat kerusakan dalam tingkat yang paling besar, Leylin bahkan menurunkan standar perekrutan bajak lautnya. Dia merekrut sejumlah besar bajak laut rendahan, dan membawa mereka ke tempat ini. Mereka ini adalah sampah dari semua sampah, dan mereka langsung menunjukkan kemampuan merusak mereka yang hebat.     

Orang bisa memperkirakan bahwa seluruh pelabuhan tersebut tidak akan mendapatkan kembali popularitasnya dalam beberapa tahun ke depan setelah peristiwa ini berakhir.     

Di atas kapal Bajak Laut Scarlet Tiger — kapal perang terbesar yang dilengkapi dengan lapisan pelindung sihir itu, terdapat Leylin yang meletakkan teleskop di tangannya sambil mengungkapkan ekspresi kepuasan.     

"Bagus sekali. Bagus, bunuh mereka semua, rampok mereka semua, bakar semuanya! Ketika kita pergi, aku hanya ingin melihat sebuah tanah tak berpenghuni!" Sekarang Leylin dan Isabel mengenakan topeng berwarna emas.     

Lagipula mereka masih para bangsawan, dan sudah sewajarnya jika mereka harus berhati-hati. Karena jika tidak, mereka akan bermasalah dengan kerajaan jika mereka sampai meninggalkan jejak sihir di tempat itu. Meskipun topeng tersebut menyembunyikan ekspresi Leylin, namun sekarang dia terlihat seperti seorang iblis terhormat dari dunia bawah tanah. Auranya membuat para bajak laut lain mundur satu per satu, wajah mereka dipenuhi dengan kepanikan dan ketakutan.     

Lagipula Kepulauan Baltik merupakan wilayah keluarga kerajaan, dan Leylin tidak bisa dengan berani sembarangan menduduki tempat ini secara terang-terangan. Oleh karena itu, dia ingin menghancurkan semuanya di sini, dan mengubah kepulauan yang indah serta kaya ini menjadi sebuah tempat penyucian. Sehingga nantinya kepulauan tersebut tidak akan pernah bisa bersaing dengan Pulau Faulen untuk memperebutkan posisi sebagai pusat perdagangan lepas pantai!     

"Kamu akan melihatnya!" Mata Isabel terlihat agak memerah. Sekali lagi auranya mulai meningkat tajam.     

Pembantaian dan kekacauan semacam itu jelas merupakan kegiatan yang disukai oleh seorang iblis. Jika Isabel bisa melakukan sebuah ritual sebelum mereka menjarah tempat tersebut, mungkin mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.     

Tapi tentu saja Leylin tidak akan membiarkan Isabel melakukannya. Begitu para iblis dan monster terlibat dalam suatu pekerjaan, mereka pasti akan menarik perhatian gereja. Dia masih tidak bisa melawan makhluk-makhluk luar biasa itu.     

"Peta pertahanan pelabuhan yang Tim berikan itu menunjukkan bahwa masih ada beberapa benteng, dan juga tempat tinggal beberapa orang yang kuat dan memiliki wewenang. Mudah sekali untuk meruntuhkan dan menghancurkan pelabuhan ini." Sebuah pelabuhan terlihat benar-benar berbeda dengan adanya informasi dari seorang mata-mata. Tim memiliki status yang sangat tinggi sehingga sangat menguntungkan untuk Leylin jadikan sebagai seorang mata-mata.     

Pada saat ini, Robin Hood datang untuk memberikan laporan kepada Leylin. "Bos! Pasukan yang ditempatkan di sini sudah benar-benar dimusnahkan. Saat ini Ronald sedang membawa orang-orang kita untuk menyerang mansion Marquis Louis." Tubuhnya dipenuhi dengan noda darah, dan bahkan ada potongan-potongan daging serta benda-benda lainnya yang masih menempel di pedangnya.     

"Marquis Louis harus mati di sini! Sedangkan yang lain tidak penting."     

Lagipula Marquis Louis adalah orang tua yang licik. Jika dia melarikan diri, kemungkinan ada masalah lain yang akan terjadi. Leylin tidak bisa main-main dengan pria tua tersebut.     

"Sedangkan untuk Tim..." Sepertinya Robin Hood ingin mengatakan sesuatu tetapi dia menahannya.     

"Tergantung pada keberuntungannya. Marquis Louis memiliki beberapa anak lain yang belum cukup umur. Kita hanya membutuhkan seseorang untuk menggantikan keluarga Gold Thornblossom, sehingga tanah kerajaan mereka tidak akan disita oleh kerajaan."     

Leylin melambaikan tangannya. "Ikutlah denganku, ada hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan!"     

Bagi Leylin, dua tempat yang ada disini adalah sumber-sumber kekayaan yang paling penting. Salah satunya adalah kediaman resmi sang marquis, dan yang satunya lagi tentu saja adalah tempat Boruj mengumpulkan bahan-bahan untuk membangun menara sihirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.