Penyihir kegelapan di dunia magus

Makam



Makam

0Para penduduk kota kecil itu ternyata telah bersiap untuk bergabung dengan pasukan pengumpul barang rongsokan. Ini mungkin juga menjadi alasan mengapa mereka memutuskan untuk tinggal di sini, atau tujuan mereka berada di sini.     

Pada saat yang sama, para penduduk tersebut terlihat sangat tidak bersahabat terhadap orang asing yang tinggal di penginapan itu. Dari waktu ke waktu mereka terus melemparkan tatapan yang tajam dan menakutkan kepada para tamu penginapan tersebut, terlihat jelas bahwa mereka memperlakukan para tamu itu sebagai mangsa.     

Dibandingkan dengan para penduduk yang jumlahnya sangat banyak itu, para petualang dan tentara bayaran tersebut kalah jumlah dan tersebar di dalam kelompok mereka masing-masing. Mereka kemudian berkumpul bersama, dan hanya bisa berpegangan erat pada parang dan pedang yang mereka bawa.     

Meskipun para pendatang ini mengetahui bahwa pendatang yang lainnya itu tidak memiliki niat baik, namun orang-orang ini menganggap sesama pendatang sebagai 'salah satu dari mereka', sehingga membuat mereka merasa lebih nyaman dibandingkan jika bersama dengan lautan penduduk yang ada di luar.     

Untungnya meskipun kedua kelompok manusia itu saling memelototi satu sama lain, namun mereka tidak berakhir ke dalam sebuah konflik yang lebih memanas sebelum Gelombang Roh itu dimulai.     

Pada saat ini, sebuah gelombang energi yang aneh menyebar ke seluruh kota, dan membuat bulu kuduk semua orang merinding.     

Sedangkan untuk Leylin dan para Magus lainnya, perasaan yang mereka rasakan lebih jelas.     

"Sudah dimulai..." Leylin melihat ke arah lingkaran cahaya bulan di langit.     

Berdasarkan pengamatan A.I. Chip, kekuatan dari gelombang energi yang kegelapan dan dingin ini sedang meningkat dengan cepat. Sehingga daerah di sekitar kota kecil itu menjadi terlihat seperti sedang diselimuti oleh sesuatu yang tampak seperti sebuah lapisan domain.     

'Tingkat Morning Star? Tidak! Kualitas kekuatan di dalam domain ini sedikit berantakan, kemungkinan besar ini adalah sebuah medan kekuatan milik Magus peringkat 3!' Munculnya lapisan seperti itu membuat pupil mata Leylin membesar, tetapi setelah itu dia segera menjadi tenang.     

"Ge... Gelombang itu muncul..." Pada saat ini, sebuah suara terdengar gemetar entah karena ketakutan atau karena semangat.     

Leylin mengikuti kerumunan tersebut. Sejumlah besar pancaran cahaya yang menyerupai bintang jatuh menyatu menjadi sebuah sungai yang panjang dan berkilauan, kemudian sungai itu mengalir perlahan dari sekeliling kota kecil tersebut.     

Sinar-sinar cemerlang dengan sorotan cahaya yang berkilauan muncul di cakrawala. Penglihatan Leylin memungkinkan dia untuk melihat barang-barang yang terdapat di dalam pancaran cahaya tersebut dengan jelas.     

Sebuah sepatu kulit berwarna kuning terbang melintas, dengan sayap mungil berwarna putih di setiap sisinya. Tali sepatu itu dibiarkan berantakan di sisi sepatu tersebut, namun ujung sepatu itu telah dipoles dan terlihat mengkilap.     

Di belakang sepatu kulit tersebut terdapat sebuah tongkat berjalan berwarna hitam, kemungkinan tongkat itu dibuat secara langsung dari sejenis sulur. Sama dengan sepatu tadi, tongkat ini juga terbang dengan sayap yang terdapat di bawah pegangannya.     

"Benda... Benda apa ini..." Leylin tampak kebingungan.     

Tak lama kemudian, Leylin juga melihat sebuah boneka kain, sebuah meja dan kursi lusuh, dan barang-barang lainnya yang terbang melintas, seperti sejenis vas-vas bunga yang biasanya diletakkan di atas meja.     

"Apakah ini sebuah pertemuan barang-barang rongsok?" Leylin terdiam, tetapi masih memerintahkan A.I. Chip untuk merekam pemandangan ini dan memantau gelombang-gelombang energi tersebut.     

Setelah sampah-sampah tersebut mengalir di sepanjang sungai, Leylin tidak bisa tertawa lagi.     

Tepat di belakang aliran cahaya tersebut, sebuah garis berwarna putih pudar terlihat semakin mendekat.     

Ketika garis itu sudah semakin dekat, Leylin bisa melihat sejumlah besar wajah tanpa ekspresi. Mereka itu memiliki rambut panjang berwarna hitam legam, seluruh pakaian mereka berwarna putih, dan berjalan perlahan-lahan di sepanjang pancaran cahaya tersebut... Mungkin berjalan akan menjadi sebuah penjelasan yang tidak akurat, karena sebuah awan kabut tergantung di bawah kaki mereka, maka seluruh makhluk itu terlihat seperti terus bergerak ke depan sambil melayang di udara.     

Meskipun para petualang dan tentara bayaran yang ada di sebelah Leylin telah lama mendengar tentang fenomena semacam itu, namun kaki mereka masih gemetar ketakutan. Mereka bahkan tidak bisa menutup mulut mereka, dan suara dari gigi-gigi yang saling beradu bisa terdengar ketika mereka merinding ketakutan.     

Dibandingkan dengan para petualang dan tentara bayaran itu, seharusnya para penduduk kota tersebut pernah melihat dan mengalami hal ini sebelumnya. Meskipun wajah-wajah mereka juga terlihat pucat pasi, namun mereka masih mampu menenangkan diri dan tidak mempermalukan diri mereka sendiri.     

Bayangan-bayangan yang bergerak dalam jarak yang sangat rapat itu berkumpul untuk membentuk sebuah gelombang besar yang bergerak naik ke samping kota kecil tersebut.     

Leylin berdiri di samping dengan wajah yang terlihat serius ketika A.I. Chip sedang merekam data dalam kondisi panik. "Ada banyak sekali roh disini. Mungkin suatu peristiwa besar pernah terjadi di sekitar tempat ini, dan peristiwa itu mungkin terkait dengan radiasi energi tinggi..."     

Sebenarnya sejumlah besar penampakan aneh yang terlihat di seluruh benua tengah itu disebabkan oleh pertempuran antara para Magus berperingkat tinggi atau merupakan hasil kontaminasi dari radiasi. Fenomena seperti itu biasanya tidak hilang bahkan setelah beribu-ribu tahun, dan bahkan semakin meluas tanpa henti, berlomba-lomba memperebutkan wilayah dengan manusia yang tinggal di sekitar lokasi penampakan tersebut.     

Oleh karena itu, pencegahan dan pemulihan kontaminasi semacam itu adalah sebuah topik penelitian penting bagi banyak pasukan besar.     

Sejumlah besar bayangan berwarna putih itu menggeliat ke arah tertentu tanpa tergesa-gesa. Di antara bayangan tersebut terdapat pria, wanita, anak-anak dan orang tua, namun mereka semua terlihat tanpa ekspresi. Rambut mereka terurai ke depan, dan menutupi pupil mata mereka.     

Fenomena aneh seperti itu membuat kulit kepala Leylin terasa gatal.     

Jiwa selalu dipandang sebagai sesuatu yang sangat aneh dan rumit. Dalam upayanya untuk mencari lebih banyak pengetahuan, Leylin tidak punya pilihan selain melanjutkan pengamatannya itu.     

"Hah?" Pada saat ini, kakek dan cucu yang sebelumnya Leylin amati dengan kekuatan jiwanya itu tiba-tiba bergerak.     

Magus tua itu tampak bersemangat ketika melihat gelombang dari banyak roh tersebut, dan dia mengeluarkan sebuah buku catatan yang sudah menguning. Dia tampaknya sedang membuat perbandingan, dan bahkan meninggalkan kota itu secara diam-diam.     

Di sisi lain, Magus peringkat 2 lainnya saling berpandangan, kemudian pergi ke posisi masing-masing di sudut yang berbeda dan mengeluarkan berbagai bahan dari jubah mereka yang kemudian mereka pasang di badan mereka sendiri.     

"Sepertinya mereka sedang mencoba untuk menggunakan kekuatan Gelombang Roh itu untuk memberikan kekuatan pada benda-benda sihir yang datang bersama gelombang tersebut!"     

Keterampilan alkimia Leylin cukup tinggi untuk membuat menjadi dia menjadi seorang Grandmaster. Hanya dengan hanya sedikit lirikan saja, dia bisa segera menemukan sebuah petunjuk. Namun karena dia merasa bahwa petunjuk itu tidak berguna untuknya, maka dia hanya mendengus dan tidak mempedulikan petunjuk tersebut.     

Dia berpikir untuk meninggalkan sebuah tubuh bayangan di tempat dia berada saat ini, sementara dia sendiri akan menyelinap ke celah kegelapan sehingga dia bisa mengikuti kakek dan cucu yang telah keluar dari tempat itu.     

Di dalam buku catatan yang sebelumnya dikeluarkan oleh kakek tersebut, Leylin telah melihat sesuatu yang luar biasa.     

"Jika benar-benar itu masalahnya, maka ini akan menarik!" Mata Leylin memancarkan sebuah cahaya cemerlang.     

"Kakek... Apakah kita... Akan benar-benar berada di sekitar roh-roh ini?" Sang cucu hanya seorang Acolyte pengecut. Ketika melihat roh-roh transparan tersebut, dia menarik lengan baju Magus tua itu dengan wajah yang pucat karena ketakutan.     

"Roh-roh ini berada pada level terendah, dan tidak akan menyerang, apa yang harus ditakutkan?" Tegur Magus tua yang tampaknya merasa sedikit tidak berdaya itu.     

Meskipun cucunya itu memiliki kemampuan bawaan yang cukup baik, namun dia tidak punya cukup keberanian untuk dibanggakan.     

"Tapi... Kita akan masuk ke dalam lautan roh itu secara langsung! Begitu mereka menemukan bahwa ada sesuatu yang tidak benar, mereka pasti akan mengoyak kita hingga hancur berkeping-keping!" Informasi meyakinkan dari orang tua itu tidak bisa menenangkan anak muda ini, tetapi justru membuatnya menjadi semakin takut.     

"Jika kita tidak masuk ke dalam aliran jalur roh itu, bagaimana kita akan sampai ke makam dan mendapatkan barang 'itu'?" Ekspresi wajah pria tua itu terlihat tak tergoyahkan. Kemudian dia meraih lengan cucunya, lalu mengeluarkan beberapa gulungan dan merobeknya.     

*Buzz!* Setelah merobek gulungan-gulungan hitam tersebut, tubuh mereka berdua diselimuti oleh sebuah cahaya berwarna putih kusam.     

Setelah cahaya itu menyebar, kedua sosok kakek dan cucu itu mulai berubah menjadi terlihat seperti hantu. Mereka berdua bahkan memancarkan gelombang energi yang mirip dengan para roh tersebut.     

Tatapan tidak ramah yang diberikan oleh para roh kepada pasangan kakek-cucu tersebut juga ikut menghilang seketika.     

"Selesai!" Magus tua yang kini menjadi tembus pandang itu menepuk dadanya. "Ini adalah sebuah mantra yang telah diturunkan di keluarga kita selama beberapa generasi, yang dapat membuat roh-roh ini untuk sementara memandang kita sebagai bagian dari mereka..."     

Ketika melihat hal ini, bocah itu akhirnya merasa nyaman, dan masuk ke dalam aliran roh tersebut bersama dengan pria tua itu.     

"Mantra yang menarik!" Sebuah pancaran cahaya melintas di udara, dan bayangan hitam Leylin kemudian muncul, "Mantra itu tidak seperti mantra lama dari benua tengah, dan sebaliknya memiliki sebuah gaya yang mengingatkanku pada dunia astral!"     

Meskipun arwah-arwah itu jumlahnya sangat banyak, namun kebanyakan dari mereka berperingkat sangat rendah. Arwah-arwah tersebut benar-benar tidak mampu untuk mendeteksi keanehan apapun jika seorang Magus memilih untuk menyembunyikan dirinya dengan sengaja.     

Setelah Leylin telah masuk ke dalam Gelombang Roh itu, dia akhirnya merasa berbeda.     

"Ruang! Ini adalah kekuatan ruang! Tidak heran pria itu menyebut tempat ini sebagai sebuah jalur spiritual!" Leylin bergumam pelan. Dan dia menyadari bahwa jalan yang diambil oleh roh-roh ini terpisah secara aneh dari bagian benua tengah lainnya, dan membentuk sebuah jalur khusus.     

Di jalur ini, meskipun ada sesuatu yang terlihat oleh mata telanjang, namun kemungkinan hal itu sebenarnya berada sejauh ratusan ribu kilometer.     

Jika seseorang dapat memahami aturan jalur ini, maka mereka akan dapat menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan di pikiran banyak Magus.     

Pria tua yang berada di depan itu terlihat sangat akrab dengan tempat ini, dan dia menyeret pemuda tersebut kemudian maju dengan cepat. Cahaya berwarna biru bersinar di mata Leylin saat dia mengikuti mereka dari dekat.     

"Dia menggunakan jalur roh untuk menyembunyikan sesuatu! Aku yakin bahwa sebelum mati, dia pasti seorang Magus Morning Star!"     

Semakin jauh mereka menyusuri jalur tersebut, Leylin menjadi semakin serius. Di jalur itu terdapat banyak bahaya yang bahkan tidak bisa dia abaikan. Jika bukan karena kenyataan bahwa ada seseorang yang memimpin di depan, maka dia tidak bisa memastikan apakah dia akan berhasil menyusuri jalur tersebut.     

Ada lebih sedikit roh yang berkeliaran di bagian belakang gelombang itu. Sebuah pancaran cahaya berwarna perak muncul di atas tanah, dan pria tua itu berjalan di atas pancaran cahaya tersebut bersama cucunya.     

Waktu berlalu, dan ketika mereka akhirnya tiba di sebuah tempat tertentu, kegembiraan menyebar ke seluruh wajah pria tua tersebut. "Ketemu!"     

Langkah kaki Leylin terhenti. Magus tua di depannya itu sedang berdiri di bawah sebuah pohon labu yang besar. Cabang-cabang raksasa di batang pohon tersebut membentuk sebuah simbol dengan tiga kepala yang menakutkan.     

Setelah melihat pohon yang terlihat seperti semacam penanda ini, pria tua itu tersedak gelisah dan bahkan meneteskan sedikit air mata, "Kita akhirnya menemukannya! Makam leluhur kita!"     

"Di sini?" Bocah laki-laki itu memandang ke arah cabang yang terlihat seperti iblis itu. Dia bergidik ketakutan ketika melihat bulan berwarna perak yang bersinar dengan sebuah cahaya mengerikan yang aneh.     

"Ya, di sini!" Pria tua itu terlihat begitu bersemangat hingga nyaris menari-nari. "Pemakaman keluarga kita hampir selalu tersembunyi di dalam celah-celah spasial. Hanya ketika Gelombang Roh menyerang setiap seratus tahun sekali kita dapat menggunakan jalur roh itu untuk sampai di sini..."     

Sebuah cahaya berkobar di mata pria tua tersebut. "Di dalam makam ini, terdapat teknik meditasi dan peralatan sihir milik leluhur kita. Hanya dengan menggunakan barang-barang ini saja sudah cukup untuk menghidupkan kembali keluarga kita... "     

"Jika itu masalahnya ... Mengapa nenek moyang kita tidak meninggalkan barang-barang ini saja?" Bocah itu bertanya dengan ragu.     

"Aku sendiri tidak terlalu yakin. Bagaimanapun juga, makam ini adalah harta keluarga kita, itu sudah pasti!" Pria tua itu tampak agak kebingungan sendiri, tetapi kebingungannya itu akan segera tergantikan dengan kegembiraan dan kegilaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.