Penyihir kegelapan di dunia magus

Penaklukan



Penaklukan

1Magus peringkat 3 dikategorikan ke dalam beberapa fase. Leylin, yang berada pada Fase Uap, memiliki kemampuan untuk memampatkan kekuatan spiritualnya hingga menjadi kabut yang dapat diamati secara fisik.     

Di sisi lain, para Magus Fase Kristal dapat memadatkan dan bahkan menyimpan kekuatan spiritual mereka untuk dijual.     

Kekuatan spiritual Fase Kristal memiliki sebuah keuntungan yang tak terbayangkan ketika berhadapan dengan kekuatan spiritual Fase Uap.     

Dengan kata lain, meskipun Leylin, Robin dan Kesha telah bekerja sama untuk melawan Lucian, namun mereka tidak akan bisa menandingi kekuatan Lucian.     

Meskipun demikian, saat ini kekuatan spiritual dan kristal kekuatan spiritual Tanasha sudah terkuras habis.     

Leylin adalah orang yang tidak akan membiarkan sebuah peluang yang bagus terlepas dari tangannya.     

Magus Fase Kristal tidak hanya memiliki kekuatan yang hebat, namun mereka dianggap sebagai bangsawan di benua tengah karena status mereka sebagai kekuatan cadangan dari para Magus Morning Star.     

Dalam keadaan biasa, tidak mungkin bagi Leylin untuk mengalahkan Magus dari peringkat Fase Kristal. Selain itu, hanya Duke Gilbert yang merupakan mentor Leylin yang bisa mengalahkan Magus Fase Kristal.     

Tetapi jika melihat keadaan Tanasha yang seperti sekarang, mengalahkannya akan menjadi perkara yang mudah bagi Leylin.     

"Kamu..." Kulit Tanasha yang pucat kini berubah menjadi berwarna merah karena marah, dan jari-jari Magus perempuan itu terlihat gemetaran, "Berani-beraninya Magus Fase Uap rendahan berbicara seperti itu kepadaku?"     

"Sepertinya aku harus membantumu untuk melihat kenyataan!" Leylin menghela napas kecewa ketika melihat sikap Tanasha tersebut. Sosok Leylin kemudian berubah menjadi pancaran cahaya dan melintas di depan Tanasha.     

*Bruk!* Leylin meninju pipi Tanasha.     

*Buzz!* Ketika sebuah cincin ruby yang cemerlang bersinar, sebuah penghalang cahaya terbentuk di sekitar tubuh Tanasha. Namun, penghalang cahaya itu terlalu lemah untuk menghalangi Leylin yang dengan mudah dapat menerobos penghalang cahaya tersebut.     

Dalam sekejap mata, Tanasha telah dihempaskan, dan sebuah bekas pukulan berwarna merah terlihat di pipinya.     

Pedang Meteor telah mencapai leher Tanasha sebelum dia sempat bereaksi.     

"Sekarang pilihlah... Menyerah, atau mati!" Ada perubahan di dalam nada suara Leylin. Sekarang dia menuntut dengan nada yang terdengar sangat meremehkan, setiap kata yang dia ucapkan terasa menusuk dengan sebuah aura yang terasa mengerikan. Dia telah memutuskan untuk membunuh Tanasha jika Tanasha memang lebih memilih untuk mati.     

Leylin tentu tidak ingin melepaskan seorang lawan yang berada di Fase Kristal.     

Tanasha dengan bijak memilih untuk diam di depan Leylin yang berhati dingin itu.     

Perasaan menanti kematian yang akan segera datang ini bukan hal yang asing bagi Tanasha. Ingatan-ingatan lamanya muncul kembali, dan dia merasa seolah-olah dirinya sedang kembali ke masa dimana dia masih lemah dan rapuh. Kemudian, dia tampak kebingungan untuk sesaat.     

"Ada apa dengan kondisi mental wanita ini?!" Leylin menggelengkan kepalanya. Karena Leylin menyadari tentang ketidakstabilan mental yang umum terjadi kepada para Magus, sehingga Leylin merasa bahwa reaksi Tanasha tersebut terbilang masih wajar. Apalagi juga mempertimbangkan luka-luka yang diderita oleh Tanasha. Selain itu, setiap orang yang memasuki Forgotten Land dapat dipastikan memiliki sebuah masa lalu yang kelam.     

"Aku hanya memberimu waktu tiga menit! Cepat!" Leylin mengencangkan cengkeramannya pada gagang pedang dan mendekatkan pedang tersebut ke leher Tanasha.     

Para Magus Fase Kristal yang lain mungkin akan memiliki sebuah perasaan untuk mempertahankan martabat dan harga diri mereka, tetapi banyak hal yang berbeda di Forgotten Land ini. Para Magus manusia yang masuk ke tempat ini kebanyakan merupakan para Magus yang telah menemui kebuntuan dan rela mengorbankan segalanya demi tetap hidup. Menyerah merupakan hal yang mudah untuk mereka.     

Suara Leylin yang terdengar dingin itu menarik perhatian Tanasha. Rona marah di wajah Tanasha kini telah menghilang dan berubah menjadi berwarna putih gading.     

"Aku... menyerah!" Tanasha menjawab dengan nada yang terdengar begitu pelan hingga Leylin nyaris tidak bisa mendengar apa-apa.     

Tepat ketika Tanasha menyatakan bahwa dia telah menyerah, tulang punggungnya sudah tidak mampu menyangga badannya lagi, sehingga dia akhirnya jatuh lemas ke atas tanah. Setelah itu air matanya keluar tak terkendali.     

Terlepas dari semua hal yang telah terjadi, Pedang Meteor tetap berada di leher Tanasha.     

"Bersumpahlah! Selain itu, serahkan sumber rohmu!" Suara Leylin terdengar sedingin es.     

"Aku... Tanasha..." Keraguan sempat terlihat di mata Tanasha yang sedang mengalami pergolakan batin. Namun, dia akhirnya memilih untuk menyerah.     

Sebuah untaian dari sumber roh yang terlihat berkilau dilepaskan dari dahi Tanasha dan mendarat di telapak tangan Leylin.     

Sumber roh merupakan sebuah sumber kehidupan bagi para Magus. Sumber roh tersebut hanya bisa diberikan secara sukarela. Di benua tengah, aturan pemberian sumber roh bahkan dibuat lebih ketat untuk mencegah dominasi antara satu orang kepada orang yang lainnya. Tentu saja aturan ini tidak membuat orang-orang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan berhenti melakukan praktik tersebut. Tetapi proses pemberian sumber roh tersebut harus dilakukan secara rahasia, jika tidak, para penerima sumber roh itu akan mendapatkan boikot dari semua Magus di benua tengah.     

Aturan Magus benua tengah ini tidak menjadi masalah sama sekali bagi Leylin yang tidak berencana untuk membiarkan Tanasha dilihat oleh orang lain.     

"Tuan ..." Tanasha berdiri sambil memanggil dengan suara yang terdengar berat. Dia terlihat seperti sebuah boneka yang rusak, dan seseorang yang telah kehilangan jiwanya.     

"Karena terpaksa masuk ke Forgotten Land maka seharusnya kamu memiliki masa lalu yang kelam. Tetapi yakinlah, aku tidak akan memaksamu untuk melakukan hal-hal yang terbilang memalukan bagi para Magus. Sebaliknya, aku bisa memberimu harapan. Harapan untuk melakukan balas dendam."     

Nada suara Leylin terdengar memikat ketika dia memberikan penawaran tersebut kepada Tanasha. Mata Tanasha sedikit berbinar ketika telinganya mendengar kata 'balas dendam' yang membuat amarah muncul di dalam dirinya.     

"Benar sekali! Balas dendam!" Leylin melakukan kontak mata dengan Tanasha dan menurunkan suaranya. "Aku berjanji, ketika aku sudah cukup kuat untuk melakukan balas dendam untukmu tanpa perlu merasa khawatir tentang kemungkinan datangnya serangan balik dan pembalasan, maka aku akan membantumu untuk mencapai impianmu itu. Tetapi semua itu hanya akan terjadi jika kamu bersedia bekerja untukku dengan sepenuh hati."     

"Aku tidak bermaksud memandang rendah dirimu. Tetapi asal kamu tahu, aku telah mencapai Fase Uap pada usia kurang dari seratus tahun. Selain itu, aku tidak memiliki masalah untuk melakukan terobosan menjadi Magus Morning Star karena aku memiliki garis keturunan Giant Kemoyin Serpent!"     

Jauh di dalam lubuk hatinya, Leylin menyadari bahwa dengan menggunakan metodenya tersebut, Tanasha pasti bersedia untuk menjadi boneka Leylin. Agar dapat memeras semua potensi yang dimiliki oleh Tanasha, Leylin perlu mengobarkan semangat juang Tanasha dengan cara memberikan harapan kepada Magus wanita tersebut.     

Dan daripada memberikan janji-janji kosong, Leylin memperlihatkan keterampilannya kepada Tanasha untuk membuktikan bahwa Leylin memiliki kemampuan untuk membantu Tanasha melakukan balas dendam.     

"Umur seratus tahun! Fase Uap!" Tanasha menatap Leylin dengan penuh semangat.     

Usia seratus tahun jelas merupakan usia yang terbilang tua bagi para manusia. Tetapi bagi para Magus, terutama untuk mereka yang berada di peringkat 3 ke atas, usia setua itu bahkan belum dianggap sebagai usia puber.     

Bagi Leylin yang memiliki bakat dan garis keturunan Giant Kemoyin Serpent, statusnya di Klan Ouroboros tidak bisa diabaikan. Semua hal terkait bakat dan status ini menunjuk satu hal, yaitu adanya sebuah peluang besar bagi Leylin untuk menjadi Magus Morning Star.     

Bahkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk melarikan diri dari seorang Magus peringkat 3 Fase Kristal akan hancur seperti kertas ketika berhadapan dengan Magus peringkat 4 Morning Star.     

"Aku akan selalu mematuhimu, tuan! Aku, Tanasha, akan menjadi pelayanmu yang paling setia selama pembalasan dendamku terjamin!" Tanasha berlutut dan menggertakkan giginya, kali ini ia tampak sedikit lebih bersedia.     

Meskipun perjanjian yang dilakukan oleh Tanasha itu hanyalah sebuah janji tanpa bukti tertulis, namun apa lagi yang bisa ditawarkan oleh seorang tawanan seperti dirinya?     

"Haha..." Leylin terkekeh.     

Bergabungnya Tanasha jelas memberikan tambahan kekuatan bagi Leylin, mengingat kekuatan Tanasha melebihi kekuatan Leylin sendiri.     

Selain itu, Tanasha akan disembunyikan dari publik karena bantuan yang dia berikan akan dilakukan secara rahasia.     

Menyembunyikan Tanasha merupakan sesuatu yang sejak awal direncanakan oleh Leylin agar bisa mengumpulkan sebanyak mungkin pasukan bawah tanah yang dia andalkan seandainya terjadi sesuatu yang tidak terduga.     

"Cepat ambil ramuan ini dan pulihkan dirimu!" Leylin menunjukkan kemurahan hatinya kepada Tanasha yang baru saja direkrutnya itu dengan memberikan tiga tabung dengan warna yang berbeda kepada Tanasha.     

"Ramuan penyembuh tingkat tinggi! Ramuan pemulih kekuatan spiritual tingkat tinggi! Ramuan regenerasi suci!" Wajah Tanasha terlihat terkejut ketika dia mengenali ketiga ramuan yang diberikan oleh Leylin ini. Terlepas dari harga ketiga ramuan tersebut yang luar biasa mahal, ramuan tersebut banyak digunakan oleh organisasi-organisasi berskala besar sebagai cadangan perang mereka dan ramuan semacam itu bahkan tidak bisa dibeli dengan uang.     

Eksklusivitas ramuan-ramuan ini terutama berlaku untuk ramuan regenerasi suci yang dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan ulang dari anggota tubuh dengan kualitas yang sama baiknya dengan bagian tubuh yang asli tanpa menimbulkan efek samping sama sekali. Ramuan regenerasi suci itu kurang dikenal, bahkan untuk seorang Magus peringkat 3 seperti Tanasha.     

"Terima kasih, tuan!" Tanasha membungkuk dan menghela napas lega,     

"Tidak perlu berterimakasih, ramuan itu hanya sesuatu yang kubuat sendiri!" Leylin menambahkan bukti bahwa dia adalah orang yang bisa diandalkan.     

Benar saja, mata Tanasha melebar ketika mendengar kalimat yang diucapkan oleh Leylin tersebut. Tanasha merasa sangat terkesan, karena naik peringkat menjadi Magus Fase Uap sebelum usia seratus merupakan hal yang sudah cukup menakjubkan, dan Tanasha sama sekali tidak berharap bahwa Leylin ternyata seorang Potion Grandmaster juga. Semua kemampuan Leylin tersebut merupakan bentuk suatu kejeniusan terbaik dan akan dianggap sebagai sesuatu yang langka bahkan di benua tengah. Selama tidak ada nasib buruk yang terjadi di tengah jalan, maka jaminan kesuksesan sudah pasti akan didapatkan.     

Tanasha memandang Leylin dengan mata yang dipenuhi dengan harapan.     

...     

Di saat yang sama, di suatu daerah yang dirahasiakan, Noah sedang menatap ke arah piringnya dengan wajah yang terlihat pucat pasi.     

Di atas piring tersebut terdapat sesuatu yang terlihat seperti sebuah hati yang masih dipenuhi dengan darah dan mengeluarkan kabut yang keruh.     

"Eugh..." Noah menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya sambil menahan keinginan untuk muntah.     

Noah melihat perut Barbarian Bear Shaman telah terbelah dan dari perut makhluk tersebut sejumlah besar minyak berwarna kuning mengalir keluar. Selain itu, terlihat juga jejak-jejak dari kerangka tulang yang terdapat di dalam perut makhluk tersebut.     

"Paman, aku tidak bisa melakukan ini lebih lama lagi!" Noah menangis melalui celah jari-jarinya.     

Kondisi Robin juga terlihat tidak baik, tubuhnya kehilangan beberapa potong daging berukuran besar dan tubuhnya dipenuhi oleh luka yang terlihat mengerikan.     

"Kabarnya tempat ini telah dikuasai oleh dosa kerakusan, dan kita akan diserang jika kita berhenti memotong anggota tubuh kita! Kita harus terus melanjutkan ini dan jika dia gagal terlebih dahulu, maka kesuksesan akan menjadi milik kita."     

Robin bertahan dengan sekuat tenaga sementara tangan Noah gemetar saat dia mengambil peralatan makannya. Pada akhirnya, Noah meletakkannya kembali peralatan makannya tersebut. Semua makanan di tempat ini diciptakan dari dosa kerakusan dan oleh sebab itu, semua mantra menjadi tidak berguna. Hanya kegigihan mereka sendiri yang bisa membantu mereka bertahan di dalam 'pesta makan' ini. *Ring ring ring!* Lonceng merdu terdengar berdering dari jauh, tetapi bagi Robin, Noah dan Barbarian Bear Shaman tersebut, bunyi lonceng itu terdengar seperti berasal dari dasar neraka...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.