Penyihir kegelapan di dunia magus

Menyerang



Menyerang

2Pinggiran Kota Seribu Beruang.     

Crowley membawa Xavier ke sebuah bangunan sederhana dan kasar yang masih dalam tahap pembangunan.     

Dibalik sebuah papan yang menutupi ruang bawah tanah terdapat sebuah tempat yang sangat besar. Lampu-lampu neon berkedip-kedip menyinari sebuah tempat yang memancarkan kilauan logam yang dingin dan keras. Hal itu membuat telapak tangan Xavier sedikit berkeringat.     

"Ini adalah pangkalan Aliansi Garis Keturunan di Kota Seribu Beruang. Mustahil jika hanya kita berdua saja yang pergi untuk menyerang sebuah pangkalan cabang dari Pasukan Khusus kekaisaran, jadi kita akan membutuhkan beberapa bantuan. Masuklah, aku akan memperkenalkanmu."     

Crowley membawa Xavier ke sebuah tempat yang tampak seperti sebuah ruang rapat kecil dan membuka pintu ruangan tersebut. Seketika itu juga, sejumlah besar tatapan mata menghakimi dan tidak percaya atau mengancam ditujukan kepada pemuda tersebut, sehingga membuatnya menjadi tegang.     

"Baiklah baiklah. Jangan terlalu berlebihan dengan salam kalian!" Di tengah situasi yang menegangkan ini, Crowley bagaikan sebuah batu karang besar. Kata-katanya itu membuat sejumlah besar tekanan menghilang. Baru setelah itu Xavier mendapatkan kekuatan untuk mengangkat kepalanya dan mengamati orang-orang yang berada di dalam ruang rapat tersebut.     

Semua orang yang ada di ruangan ini memancarkan aura yang suram dan membuat remaja tersebut merasa sangat tidak nyaman. Namun di antara orang-orang tersebut, ada satu orang yang dia kenali.     

"Apakah dia... Bobbi yang menjadi pengawas ujian?" Xavier memusatkan perhatiannya pada salah satu wanita dari banyak wanita yang ada di ruangan tersebut.     

"Haha... Kamu pasti sudah pernah melihatnya saat ujian kemampuan tingkat tinggimu. Izinkan aku memperkenalkannya kepadamu lagi. Dia adalah Bobbi. Dia memiliki garis keturunan penyihir pemikat kuno dan dia juga seorang pejabat di Kota Seribu Beruang."     

Crowley menggosok hidungnya, "Hati-hati. Wanita tua ini suka memangsa para pria pemuda..."     

"Siapa yang kamu sebut tua, dasar ular bau?" Bobbi menggoyangkan pinggulnya yang ramping sambil mendekati Xavier. Dia satu kepala lebih tinggi dari pemuda tersebut dan hal itu memberikan banyak tekanan kepada anak itu.     

"Bisakah kamu melakukannya, nak? Ini tidak seperti bermain rumah-rumahan, mungkin kamu akan benar-benar kehilangan nyawamu dalam operasi ini..."     

Xavier menelan ludah ketika membayangkan apa yang akan terjadi nanti sebelum sikapnya berubah menjadi tegas, "Saya... Saya harus ikut!"     

"Haha... Jangan meremehkan Xavier. Dia cukup jenius untuk menguasai teknik Tinju Taring Ular di usianya yang sekarang! Dengan satu set baju pelindung tambahan, dia pasti akan menjadi sangat kuat!" Crowley menepuk punggung Xavier.     

"Menguasai teknik Tinju Taring Ular?" Kerumunan itu mulai ribut dan setelah itu terdengar suara tawa Bobbi yang tak kenal takut, "Haha... Benar-benar menarik. Ini terlalu menarik… Dia bahkan belum berumur dua puluh tahun. Mengingat usianya yang sekarang, dia pasti tidak butuh waktu lama untuk menguasai teknik tersebut..." Wanita itu memutar pinggangnya dan mengamati Xavier dari atas sampai bawah seolah-olah dia sedang mengamati seekor binatang langka. Kemudian dia menggunakan mata sipitnya untuk melihat ke arah Crowley, tantangan dan penghinaan yang ada di dalam kedua matanya itu terlihat dengan sangat jelas, "Bukankah kamu memerlukan waktu selama dua ratus tahun untuk melakukan hal yang sama? Dibandingkan dengan dia, kamu ini apa?"     

"Bisakah kita tidak membahas masalah ini sekarang?" Crowley hanya bisa pasrah pada cemoohan yang ditujukan ke titik lemahnya itu. Di sisi lain, Xavier merasa terkejut, 'Apakah Tinju Taring Ular begitu sulit untuk dikuasai? Lalu mengapa aku bisa berhasil menguasainya dalam waktu beberapa hari saja...'     

Pada saat ini Xavier mengerti bahwa apa yang telah terjadi padanya itu merupakan sesuatu yang tidak biasa. Dia memutuskan untuk merahasiakannya, karena hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak boleh diketahui oleh orang lain.     

"Baiklah! Karena dia sudah menguasai teknik Tinju Taring Ular, dia sudah memenuhi persyaratan untuk bergabung bersama kita." Bobbi mengangguk dan duduk, "Mari kita kembali membicarakan masalah yang sedang kita diskusikan..."     

"Seperti itulah dia. Berusahalah untuk tidak memprovokasinya..." Crowley dengan canggung menarik Xavier untuk duduk di sebuah sudut dan tidak membawanya untuk menemui anggota lainnya lagi.     

"Berdasarkan informan kita, Pasukan Khusus kekaisaran telah menghancurkan empat atau lima benteng pemberontak di Kota Seribu Beruang. Mereka menjadi lebih kejam dan brutal, dan jumlah pemilik garis keturunan muda yang mereka ambil juga meningkat..." Sebuah layar menyala dan menampilkan banyak gambar ketika seorang pemuda yang duduk di atas kursi roda berbicara. Sebuah gambar yang menunjukkan Sekolah Dasar Golden Flower membuat Xavier mengepalkan tinjunya.     

"Kita bisa menduga bahwa baru-baru ini mereka pasti telah kehilangan begitu banyak pemilik garis keturunan, jadi mereka ingin mendapatkan anggota baru..." Pria muda yang duduk di kursi roda itu mengangkat kacamatanya dengan penuh percaya diri, "Berkat mereka, banyak organisasi yang sekarang bersedia untuk menyatakan kesetiaan mereka kepada kita. Tentu saja, mereka hanya akan melakukannya jika kita berhasil menghancurkan pangkalan Pasukan Khusus yang ada di Kota Seribu Beruang dan menyelamatkan keluarga mereka... Namun yang terpenting adalah karena pihak lain menunjukkan perilaku tidak bermoral yang bahkan membuat walikota bahkan merasa jijik. Kita bisa memanfaatkan situasi ini dan memutuskan dukungan paling kuat yang mereka dapatkan dari pihak berwenang..."     

"Apakah sekarang kamu mengerti gambaran umum dari situasinya? Bersiaplah untuk bergerak!" Bobbi bertepuk tangan dan satu demi satu peserta rapat meninggalkan ruangan rapat tersebut. Hanya Xavier, Crowley, dan beberapa orang lainnya saja yang masih berada di ruangan itu.     

"Kamu tidak punya senjata, kan? Ikut aku!" Bobbi berkacak pinggang dan membawa Xavier menemui pemuda yang duduk di kursi roda itu.     

Crowley berbicara dari samping Xavier, "Orang ini bernama Genius, dia adalah perwira yang menangani masalah senjata dan intelijen organisasi kita."     

"Haha... Apakah kamu baru saja mengatakan kalau aku pintar?" Pria muda bernama Genius itu tertawa terbahak-bahak, sepertinya dia adalah orang yang narsis. Namun Crowley dan Bobbi tidak mengatakan apa-apa, terlihat jelas bahwa mereka sudah terbiasa dengan sifat narsis Genius.     

Xavier menyadari bahwa pria ini menggunakan anggota tubuh palsu dari bagian pinggang ke bawah. Sebelumnya dia pasti telah menderita beberapa luka yang tidak tertolong hingga bahkan teknologi kekaisaran yang sekarang tidak bisa membuatnya pulih.     

Genius menggerakkan kursinya dan tiba di depan Xavier, "Katakan! Katakan apa yang kamu inginkan. Meskipun yang kamu inginkan adalah Rapid Shadow generasi terbaru, aku bisa mendapatkannya untukmu!"     

"Mm, saya belum pernah mencoba Rapid Shadow tingkat tinggi dan saya bahkan belum lulus ujian kemampuan tingkat tinggi. Hal yang sama juga berlaku untuk senjata-senjata laser..." Xavier menggaruk kepalanya karena malu.     

"Lalu..." Crowley dan Bobbi saling berpandangan dengan ekspresi wajah canggung, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa.     

"Cukup beri saya baju pelindung!" Xavier telah membuat pilihan setelah berpikir selama beberapa saat. Lagipula, kelebihan terbesarnya adalah pada penguasaan teknik Tinju Taring Ular. Baju pelindung yang kuat akan sangat membantu meningkatkan daya tempurnya.     

"Hanya baju pelindung saja? Kamu tidak membutuhkan peralatan lainnya? Bagaimana dengan meriam pelacak? Atau sebuah perangkat eksternal untuk menghubungkan dengan Weave?" Genius menatap tajam ke arah Xavier, seolah sedang mengukur ukuran tubuhnya.     

"Itu tidak perlu. Saya hanya menginginkan sesuatu yang bisa memberikan perlindungan untuk tubuh saya. Logam pelindung lengan saya harus cukup kuat dan tidak boleh mempengaruhi pergerakan saya... Dan untuk kaki saya, akan lebih baik jika..."     

Xavier memberikan garis besar tentang peralatan seperti apa yang dia inginkan, kemudian memandang Genius, "Saya sudah mengatakan banyak hal. Apakah anda mengingat semuanya?"     

"Haha... Itu bukan apa-apa. Aku Genius, ingat kan?" Sebuah proyeksi muncul di udara ketika Genius menepuk kursi rodanya dan menunjukkan sebuah model dari baju pelindung yang sama persis dengan yang Xavier jelaskan.     

"Saat ini, satu-satunya benda yang sesuai dengan kebutuhanmu adalah baju pelindung Venomsnake dari kekaisaran. Untungnya ada satu baju pelindung semacam ini yang disimpan di pangkalan. Baju pelindung itu bisa digunakan setelah dimodifikasi sedikit..." Tangan Genius bergerak dengan sangat cepat. Hanya dalam waktu sepuluh menit saja Xavier sudah bisa mengenakan baju pelindungnya tersebut.     

Xavier melambaikan tangannya dan menguji fleksibilitas lengan baju pelindung tersebut, kemudian memasang kuda-kuda dari teknik Tinju Taring Ular. "Luar biasa..."     

"Tapi tentu saja! Genius benar-benar seorang jenius. Dulu dia berasal dari Lembaga Penelitian Kekaisaran, barang apapun yang dia modifikasi bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi di pasar gelap..." Crowley telah berganti pakaian dengan jaket berwarna hitam, "Kamu sudah siap? Ayo kita pergi!"     

"Tentu saja," Xavier meninju ke udara dan menciptakan percikan api yang mempesona di udara, "Jill, aku datang untuk menyelamatkanmu!"     

...     

Para anggota Aliansi Garis Keturunan bergerak dengan sangat cepat. Hanya dalam waktu setengah jam saja semua prajurit dari aliansi tersebut telah mengepung sebuah pangkalan militer.     

"Itu adalah pangkalan cabang Pasukan Khusus kekaisaran. Begitu pertarungan dimulai, Genius akan bergerak untuk memutuskan semua komunikasi dengan dunia luar. Kita semua memiliki waktu selama lima belas menit." Suara Crowley terdengar muram, "Jangan lupa untuk tepat waktu. Kita tidak akan bisa keluar dari tempat ini jika kita sampai melebihi batas waktu yang ditentukan. Begitu mereka bergerak keluar dari pangkalan untuk mengepung kita, kemungkinan kita semua akan dimusnahkan."     

"Lima belas menit!" Xavier melihat ke arah pangkalan militer seolah bangunan itu adalah seekor binatang buas dan menggertakkan giginya, "Itu sudah cukup!"     

"Bagus! Kalau begitu, bergerak!" Crowley mengangkat tangannya dan sejumlah besar sosok berwarna hitam melompat keluar. Beberapa saat kemudian, suara dari sebuah alarm berwarna merah terang terdengar di pangkalan tersebut.     

"Saluran komunikasi telah terputus. Haha... Aku benar-benar seorang jenius!" Genius sedang berada di ruang bawah tanah pangkalan Aliansi Garis Keturunan, dia duduk di dalam sebuah mesin besar sambil mengenakan sebuah helm perak di kepalanya. Matanya dipenuhi dengan semangat yang tidak wajar.     

Genius tidak hanya memutus saluran komunikasi, namun kekuatan pangkalan militer tersebut juga telah diturunkan, sehingga membuat pangkalan Pasukan Khusus itu menjadi sunyi.     

*Hss!* Xavier menyerang dengan menggunakan tangan kanan yang bentuknya seperti taring ular berbisa. Dengan perlindungan dari baju pelindungnya, dia seperti seorang manusia robot ketika jari-jarinya langsung memotong tenggorokan seorang musuh. Meskipun baju pelindung Venomsnake memiliki berat hampir lima puluh kilogram, tetapi baginya baju pelindung itu hampir tidak memiliki berat sama sekali.     

*Boom! Boom! Boom!* Satu per satu sosok berwarna hitam dihempaskan ke udara. Xavier segera menerjang ke depan, tangannya yang dilapisi oleh baju pelindung meraih seorang pria botak bertubuh gemuk.     

"Di mana Jill? Tidak, di mana murid-murid sekolah dasar yang kalian culik hari ini?" Meskipun tubuh Xavier diselimuti oleh baju pelindung, namun dia mengerti bahwa wajahnya terlihat sangat jahat.     

Keinginan membunuh Xavier yang sangat kuat segera membuat pria itu tergagap. Tubuh pria botak tersebut gemetar dan dia kencing di celananya. Dia benar-benar kehilangan kendali atas kandung kemihnya sendiri!     

Tepat pada saat ini, beberapa pria berpakaian warna hitam menyerbu ke arah Xavier sambil menembakkan senjata laser mereka. Tembakan-tembakan tersebut hanya meninggalkan sedikit menggores baju pelindung Xavier, dan sebagai balasannya, dia memukul mereka dengan kejam dan membuat mereka menghantam dinding hingga meninggalkan cekungan besar di dinding tersebut. Tulang mereka hancur dengan suara keras dan dapat dipastikan bahwa mereka sudah mati.     

"Bicaralah dengan cepat, atau kamu akan menjadi korban berikutnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.