Penyihir kegelapan di dunia magus

Penghalang



Penghalang

0'Delapan Kegelapan itu pasti tidak hanya ingin sekedar membunuh beberapa monster saja...' Setelah mundur ke dinding kota yang kesebelas, mata Leylin bersinar ketika dia melihat pengepungan itu mulai terbentuk secara bertahap. 'Jika kita hanya mengandalkan dinding untuk membunuh musuh, maka pada akhirnya para monster yang kuat masih bisa berhasil melarikan diri. Musuh tidak akan mengalami kerugian jika kita hanya membunuh sekelompok Dretch yang selalu bisa dihasilkan setiap harinya...'     

'Kemungkinan besar Baalzephon menargetkan pasukan monster berperingkat tinggi, seperti para Marilith, Balor, atau bahkan Balor Api.' Meskipun pasukan monster memiliki kelebihan dalam jumlah pasukan mereka, namun jumlah mereka semakin berkurang. Ketika mereka masuk lebih dalam ke dalam perangkap, para monster berperingkat tinggi juga akan mengikuti mereka.     

...     

"Bersiaplah! Kita perlu mengajari anjing-anjing liar dari jurang kegelapan itu sebuah pelajaran yang tidak akan pernah mereka lupakan!" Delapan iblis lubang yang kuat tersebut berkumpul di titik tertinggi yang ada di medan pertempuran itu. Mereka bahkan lebih kuat dari para iblis lainnya. Mereka adalah Delapan Kegelapan, orang-orang kepercayaan Asmodeus. Mereka mengendalikan para pasukan iblis elit, dan merupakan para jendral yang bertanggung jawab atas Perang Darah tersebut.     

Jika mereka bisa menekan para monster dengan menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki dan mendorong para monster tersebut kembali ke Dunia Portal Tak Terbatas, mereka bisa mendapatkan pandangan baik dari Kehendak Dunia Baator serta pujian dari Asmodeus.     

Belakangan ini sebuah kabar yang tidak jelas telah menggerakkan Delapan Kegelapan, dan mereka mulai meningkatkan kemampuan mereka. Lagipula, hadiah yang bisa mereka dapatkan adalah gelar sebagai seorang bangsawan iblis!     

Para iblis lubang memiliki kekuatan yang hampir setara dengan kekuatan tertinggi di komunitas iblis. Jika ada sesuatu yang mereka inginkan, maka hal itu adalah menggulingkan para bangsawan iblis dari neraka yang mereka kuasai dan mengambil alih tahta mereka. Bangsawan iblis dari Dis telah menghilang dan belakangan ini Asmodeus telah sedikit berubah. Akhirnya mereka melihat sebuah kesempatan untuk memenuhi keinginan mereka tersebut.     

"Aku akan membutuhkan bantuanmu!" Seorang anggota Delapan Kegelapan tiba di sekitar gua Tiamat.     

"Tentu saja. Aku hanya ingin kamu menghormati janjimu setelah semuanya selesai." Sebuah suara yang luar biasa menggelegar dari dalam gua tersebut terdengar bersama dengan sebuah aura iblis yang sangat kuat. Suara raungan keras dari naga jantan itu juga terdengar dari dalam benteng.     

"Tidak masalah. Lagipula kita sudah menandatangani sebuah kontrak. Reputasi para iblis terkenal di seluruh multiverse!" Iblis lubang itu tersenyum sambil beranjak pergi.     

...     

"Bergerak!" Leylin merasakan bahwa suasana telah berubah, dan sejumlah besar perintah dikirimkan. Para iblis menjalankan perintah-perintah tersebut dengan sempurna.     

Para iblis sengaja berpura-pura kalah dan dinding kesebelas dari Benteng Perunggu itu telah diterobos. Tak lama kemudian dinding kesepuluh juga berhasil diterobos dan diikuti dengan ditembusnya dinding kesembilan hingga dinding keenam yang letaknya berdekatan dengan distrik inti. Para monster itu menjadi tidak terkendali ketika menyaksikan pasukan mereka berhasil menaklukkan Benteng Perunggu tersebut. Ini adalah sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi dalam sejarah mereka.     

Seluruh bagian benteng tersebut telah menjadi sebuah umpan raksasa yang mengurangi jumlah monster dan membentuk sebuah perangkap bagi para monster yang memasukinya.     

"Sekarang!" Delapan iblis lubang muncul di garis depan medan pertempuran tersebut dan suara mereka yang sangat lantang bergema di seluruh Benteng Perunggu.     

*Roar!* Sebuah mantra teleportasi bersinar terang dan sebuah sosok raksasa dari seekor naga kromatik mendarat ke atas tanah. Para monster yang tidak sempat menghindar tepat pada waktunya terinjak hingga berubah menjadi bubur. Makhluk ini adalah mantan penguasa Benteng Perunggu, Tiamat sang Naga Kromatik!     

"Jangan lupakan janjimu!" ​​Tiamat meraung ke arah langit, tubuhnya yang sangat besar langsung memblokir celah yang terdapat di dinding kota tersebut. Ledakan aura iblisnya hampir terlihat jelas di udara.     

*Roar!* Petir, cairan asam, gas korosif, udara dingin, dan kobaran api disemburkan dari lima kepala naga yang tingginya ratusan kaki. Tiamat tampak berubah menjadi sebuah benteng dengan daya ledak luar biasa yang menghancurkan para monster tersebut dalam satu serangan.     

"Mantra Iblis- Summon Companion!" Sebuah mantra teleportasi bersinar di samping Tiamat dan lima ekor naga yang berukuran lebih kecil muncul serta menggunakan cakar-cakar besar mereka untuk menerjang monster-monster yang ada di sekitar naga raksasa tersebut. Kadang-kadang mereka menyerang dengan menggunakan gigi mereka yang mematikan dan suara kunyahan mengerikan terdengar ketika darah yang bercampur dengan nanah serta sisik-sisik menetes dari sisi-sisi mulut mereka.     

'Oh! Tiamat mengeluarkan kemampuan terbaiknya? Sepertinya Delapan Kegelapan itu telah menemukan sesuatu yang dapat menggerakkan hati naga tersebut.' Leylin hanya melihat sekilas ke arah adegan yang terjadi di luar itu dan segera mengalihkan semua perhatiannya ke medan pertempuran yang berada tepat di hadapannya.     

Jaringan kekuatan wewenang yang berasal dari Kekuatan Asal Baator dengan cepat mulai diaktifkan. Sepertinya Delapan Kegelapan sudah tidak peduli untuk menghemat energi mereka lagi dan justru mengerahkan semua kekuatan mereka untuk melancarkan serangan. Para pasukan elit yang belum pernah terlihat sebelumnya kini muncul untuk menempati celah yang terdapat di dinding kota itu. Mereka mengenakan baju pelindung yang indah dan menggunakan senjata-senjata yang kuat.     

Tiamat dan lima naga jahat berperingkat rendah itu adalah bagian terpenting dari formasi serangan tersebut, dan para iblis-iblis ini berusaha untuk mengisi celah-celah di sekitar mereka. Benteng Perunggu telah mengepung sebagian besar monster itu, termasuk para monster berperingkat tinggi.     

[Beep! Tuan telah mendapatkan misi dari Baalzephon dari Delapan Kegelapan! Misi: 'Serahkan wewenang kepada wakil komandanmu dan kerahkan semua iblis elit yang ada di pasukanmu serta bawa mereka untuk membunuh para monster berperingkat tinggi!']     

"Sudah kuduga. Hanalin, aku serahkan komando di tempat ini padamu. Para kapten lainnya, ikuti aku!" Leylin berteriak dan melompat turun dari salah satu dinding kota tersebut sambil memancarkan aura iblisnya. Pada saat ini para komandan dari bagian-bagian dinding yang berbeda telah meninggalkan pos-pos mereka dengan penuh semangat dan mencari para monster untuk dibunuh.     

"Serang! Bunuh mereka semua!" Pada saat ini, para iblis kuat yang berada dalam pertempuran tersebut telah terpengaruh oleh kekacauan yang terjadi di sekitar mereka. Mereka tidak berniat untuk mundur dan bahasa dari jurang kegelapan bergema di sekitar wilayah itu.     

'Aku datang kemari hanya untuk bermain-main. Aku bukan seorang iblis sejati, jadi aku tidak perlu bekerja keras.' Leylin sangat memahami posisinya, dan tidak memilih untuk pergi menyerang para Balor. Para monster tersebut adalah mangsa bagi para iblis lubang. Jangankan para Balor, seorang iblis yang memiliki garis keturunan yang baik dan memiliki potensi besar untuk naik peringkat itu justru memilih untuk bertarung melawan seekor Marilith.     

Namun, para iblis lainnya melihat bahwa Leylin memilih seekor Marilith dengan tubuh yang lebih besar dari para Marilith lainnya. Keenam lengan monster tersebut memegang senjata yang kuat dan makhluk itu memiliki kekuatan yang hampir mendekati peringkat Legenda.     

"Dasar iblis terkutuk, mati!" Sebuah perasaan bermusuhan muncul di dalam diri Marilith itu ketika dia melihat Leylin dan dia bergerak menyerang ke arah pria tersebut. Keenam lengannya yang bersisik mengayunkan sebilah pedang dan menimbulkan munculnya sebuah badai yang kuat. Dia memiliki kekuatan dari tiga pembunuh yang digabung menjadi satu dan seolah-olah gelombang serangan yang dahsyat itu akan menghancurkan Leylin hingga berubah menjadi potongan-potongan kecil.     

'Lemah sekali. Tapi senjatanya tidak buruk, tingkat kemampuan memainkan pedang ini setara dengan para grandmaster dari dunia nyata utama.' Leylin menggelengkan kepalanya. Namun dari luar dia berteriak kencang sambil mengayunkan sebuah cambuk berwarna hitam berbenturan dengan senjata musuhnya tersebut. Energi yang ditimbulkan oleh benturan itu berdesir ke dalam ruang hampa.     

'Kemampuan menggunakan pedang ini tidak terlalu buruk. Seharusnya dia memiliki kemampuan Weapon Proficiency dan Multiweapon Fighting...' Bahkan tanpa menggunakan A.I. Chip, Leylin telah menemukan kemampuan andalan musuhnya tersebut sejak pertarungan pertama mereka.     

"Baiklah, aku akan bermain-main denganmu." Sebuah kekuatan misterius meluas dari ujung jari Leylin dan membentuk banyak lingkaran kecil di udara. Cambuk itu diperkuat oleh lingkaran-lingkaran ini dan berputar seperti sebuah badai ketika cambuk tersebut menghisap Marilith.     

*Krak!* Senjata-senjata dan tulang-tulang hancur di dalam badai tersebut, kemudian kabut berwarna merah tua menyembur keluar. Pada saat Leylin mengambil cambuknya, hanya ada setumpuk daging cincang yang tersisa di atas tanah bersama sejumlah besar potongan-potongan kecil dari peralatan yang telah rusak dan Marilith itu telah menghilang.     

"Sangat tidak menarik. Hanya dengan sedikit kekuatan dan dia sudah mati..." Leylin menghela nafas. Kemampuan menggunakan senjata jarak dekatnya sudah berada pada peringkat Sage dan seekor Marilith belaka yang tidak memiliki kekuatan peringkat Legenda tidak akan mampu menandinginya.     

"Mungkin aku bisa mencoba untuk menantang monster dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sepertinya para Balor adalah bahan percobaan yang bagus..." Leylin mengamati medan perang tersebut.     

Serangan balik yang dilancarkan para iblis tersebut membuat banyak korban yang berjatuhan dari pihak pasukan monster dan membuat mereka kehilangan lebih dari setengah pasukannya. Dijadikannya para monster berperingkat tinggi sebagai sasaran telah menyebabkan lebih banyak kebingungan pada pasukan monster itu, tetapi mungkin sejak awal mereka memang tidak pernah mematuhi peraturan.     

Sedangkan untuk para monster yang menjadi gila karena melakukan pembunuhan, mereka sudah tidak memikirkan keselamatan mereka lagi ketika mereka berlari menuju ke dinding tinggi Benteng Perunggu dan akhirnya mati akibat serangan senjata pengepung di dinding tersebut.     

Di tengah medan pertempuran itu terdapat sejumlah besar kobaran api. Ledakan-ledakan terdengar di wilayah tersebut dan setiap pertarungan dipisahkan di tempat-tempat yang berbeda. Kekuatan penghancur yang ditembakkan di wilayah ini begitu besar sehingga bahkan para monster berusaha keras untuk menghindarinya. Dengan kemampuan penglihatan yang Leylin miliki, dia bisa melihat menembus kobaran api dan melihat beberapa beberapa monster dan iblis berperingkat tinggi yang sedang bertarung di dalam kobaran api tersebut.     

"Salah satu iblis lubang dari Delapan Kegelapan itu hanya menggunakan sebuah mantra penyembunyian dan teleportasi yang kuat. Balor Api itu terluka, dan sekarang mereka sedang akan menghabisinya..." Balor Api yang telah terkepung itu memegang senjata-senjata yang berbentuk seperti pedang algojo dan cambuk api. Setiap senjata tersebut telah meninggalkan sebuah kesan yang mendalam bagi Leylin.     

'Mereka memang para elit dari jurang kegelapan. Dibandingkan dengan para iblis lubang, mereka memiliki sejenis aura liar dan penguasa yang unik. Namun, keberpihakan mereka pada kekacauan telah membuat mereka tidak bisa menggunakan seluruh kekuatan mereka dengan sempurna...'     

Para Balor Api tersebut merupakan mangsa bagi Delapan Kegelapan, jadi Leylin tidak akan ikut campur. Dia melewati pusat medan pertempuran itu dan mengarahkan pandangannya pada seekor Balor biasa.     

Sebagai seekor makhluk yang belum berevolusi menjadi Balor Api, para Balor biasa tidak memiliki kekuatan kekacauan kuno dan kekuatan untuk mengendalikan api. Namun, mereka masih berhasil menarik minat Leylin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.