Penyihir kegelapan di dunia magus

Menyerang



Menyerang

0'Mm... Waukeen, Tyr, Mystra, mereka semua ada di sini... huh?' Leylin terkejut oleh kejanggalan komposisi organisasi-organisasi yang ada di hadapannya tersebut. Baju pelindung mereka yang dikenakan bersama dengan jubah berwarna merah itu tampak tak bernoda. Pada bagian pelindung dada dan jubah tersebut terdapat sebuah simbol besar berbentuk mata emas yang sepertinya tidak pernah terpejam. Baju pelindung tersebut dibuat dengan menggunakan emas dan dihiasi dengan permata-permata yang membuatnya tampak mempesona.     

"Baju pelindung dengan Mantra Eternal Light dan simbol itu... Apakah kalian para pendeta dari Dewa Helm?" Kekuatan Ilahi terpancar dan domain pembantaian yang kuat membuat ekspresi semua orang berubah.     

"Dewa palsu!" Teriak salah satu pendeta dari Dewa Helm tersebut, dan lapisan-lapisan cahaya terpancar dari mata yang ada di dadanya. Kekuatan dari pancaran cahaya itu jelas setara dengan domain pembantaian Leylin atau bahkan mungkin melampauinya. Helm adalah sang Dewa Perlindungan, dan gerejanya dibangun untuk menghancurkan keyakinan kepada para dewa palsu. Sudah sewajarnya jika para pendeta dari gereja tersebut memiliki pengalaman dalam berurusan dengan makhluk ilahi dan bahkan para makhluk setengah dewa.     

"Misi kami adalah untuk menghancurkan keyakinan kepada para dewa palsu dan memurnikan asal-usul dunia!" Pendeta itu tampak khusyuk ketika dia berdoa bersama para prajurit dan pendeta Helm lainnya. Mereka semua maju satu langkah dan mata mereka terlihat penuh semangat seolah-olah mereka sedang berjalan menuju ke gereja.     

*Boom * Sebuah kelombang kekuatan meledak, dan sebuah mata emas muncul di udara. Mata itu memusatkan perhatiannya ke arah Leylin dan menunjukkan sebuah bayangan terbalik dari penyihir itu.     

[Beep! Tuan rumah telah ditandai oleh Dewa Perlindungan. Kekuatan Ilahi telah terkunci, domain melemah sebesar 20%. Lokasi tuan akan dideteksi setiap 3 jam sekali. Hapus?] Terdengar suara A.I. Chip dan ekspresi wajah Leylin berubah menjadi suram.     

'Seperti yang diharapkan dari gereja yang berurusan dengan para dewa palsu. Mereka telah membuat cukup persiapan...' Leylin masih tersenyum percaya diri, dan dia memberikan perintah di dalam pikirannya, 'Bersiaplah untuk menghapus tandanya, tapi tunggu perintah dariku. Tetap dalam mode pengamatan.'     

Leylin tidak merasa terkejut ketika mendapati bahwa para pendeta dari gereja Helm telah mengepungnya. Lagipula, misi Dewa Perlindungan adalah untuk berurusan dengan para dewa palsu. Selama berita tentang Leylin terungkap, para pendeta yang taat ini akan ikut serta dalam kesenangan tersebut dan membawa peralatan mereka sendiri.     

'Namun, aku tidak pernah menyangka bahwa aku telah dijebak ke dalam perangkap yang berisi begitu banyak musuh. Sepertinya para dewa itu takut padaku... Atau mereka diperingatkan oleh suatu ramalan?"     

"Nanti kamu harus menjelaskan ini, Jeffries," Kata seorang pendeta wanita dari Dewa Mystra sambil berjalan keluar. Dia memiliki rambut berwarna perak, dan matanya memancarkan kilauan keemasan. Dia menatap Leylin seolah penyihir itu sudah mati.     

Jeffries menjawab dengan sebuah dengusan sinis. Semua Legenda memiliki harga diri, jadi bagaimana mungkin dia bisa tunduk pada orang lain? Selain itu, Jeffries melayani Waukeen, dan dia tidak berhubungan dengan Mystra.     

"Saya tetap pada keputusan saya. Jika anda menang melawan saya, saya akan segera pergi." Jeffries mengarahkan tombaknya ke Leylin dan membuat wajah pendeta wanita itu berubah menjadi berwarna merah karena marah.     

"Maafkan saya, tapi sebelum kita bertarung, bolehkah saya bertanya siapa yang merencanakan ini?" Potong Leylin.     

"Ini adalah kehendak dewa kami!" Pendeta wanita itu mengakui dengan wajah yang tampak memerah.     

Jawaban ini sedikit diluar dugaan Leylin. Dia tidak akan terkejut jika gereja Helm yang mengincarnya dan merencanakan serangan tersebut. Hal yang sama juga berlaku jika Waukeen mengincar tanah dan kekayaannya, atau bahkan Benedict yang hanya sekedar pembenci kejahatan. Namun, semua motif ini tidak ada hubungannya dengan Dewi Weave dan sepertinya dewi tersebut adalah orang yang merasa paling takut kepadanya.     

'Apakah kemampuan meramal para dewa memahang sehebat itu?' Leylin segera mengingat mantra arcane peringkat 12, Calcas' Avatar. Dia sendiri bahkan tidak sekuat seorang dewa berperingkat rendah, dan tidak mampu memberikan luka parah kepada mereka. Namun mantra ini bertentangan dengan logika. Satu kali penggunaan mantra itu akan memberinya kendali atas kekuatan Weave dan menyebabkan kematian Mystra.     

Selain itu, hancurnya Weave akan melepaskan sejumlah kesadaran para Magus kuno yang terdapat pada bagian inti jaringan tersebut dan menimbulkan kembalinya terjadinya Perang Akhir yang pernah mengguncang Dunia Para Dewa.     

'Apakah dia merasa takut dengan apa yang bisa kulakukan jika aku berkembang lebih jauh? Karena aku bisa menjadi ancaman besar baginya, jadi dia mengambil langkah pertama?'     

Mustahil bagi Mystra untuk mengetahui keberadaan mantra Calcas' Avatar. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah karena dia mendapatkan sebuah firasat bahwa Leylin akan mendatangkan bahaya besar baginya. Ketika seekor semut mengancam mereka, kebanyakan orang hanya akan membunuhnya dengan cara menginjak-injaknya.     

Penyergapan ini jelas merupakan tindakan Mystra sendiri. Tetapi karena sebagian besar kekuatannya terkonsentrasi di wilayah utara, dia mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Dalam situasi semacam ini, kemungkinan Leylin akan mati.     

'Segala sesuatunya akan menjadi merepotkan jika aku tidak melakukan persiapan…' Leylin berpikir keras, dan mendapatkan sejumlah besar kemungkinan.     

'Jika aku sudah kehabisan trik, aku pasti akan mengambil risiko dengan menggunakan mantra Calcas' Avatar. Mantra itu akan memberiku kesempatan untuk bertahan hidup... Tapi ini artinya Distorted Shadow juga bisa saja berhubungan dengan tindakan Mystra ini...' Leylin memiliki perasaan yang kuat bahwa Distorted Shadow telah membocorkan lokasinya, serta tingkat ancaman yang dia miliki.     

Lagipula, Distorted Shadow adalah seorang Magus kuno yang berada di puncak peringkat 8 yang kekuatannya setara dengan seorang dewa berperingkat tinggi. Bagaimana mungkin kesadaran yang ada di reruntuhan tersebut menjadi satu-satunya kesadaran yang dia tinggalkan? Selain itu tidak diperlukan upaya dalam menggunakan kekuatan distorsi untuk menunjukkan 'kebenaran' kepada dewi tersebut, atau bahkan cukup dengan memberinya beberapa petunjuk.     

Jika proses terjadinya suatu peristiwa terlalu rumit, maka seseorang dapat menemukan kebenaran dengan cara melihat siapa yang akan mendapat keuntungan dari hasil terjadinya peristiwa tersebut. Setelah memikirkan semuanya, Leylin merasa yakin bahwa alasan yang paling mungkin adalah bahwa Distorted Shadow telah ikut bermain dari balik layar.     

'Jika memang dia pelakunya, aku tidak akan bisa menggunakan kota melayang seperti yang kuinginkan. Jadi aku harus melupakan rencana 3...'     

"Jadi, siapa yang akan menjadi yang pertama?" Tongkat Api yang terbuat dari emas murni muncul, dan energi mantra yang kuat mengalir keluar. Pemandangan tersebut membuat ekspresi wajah semua orang berubah.     

"Gereja kami telah memasang sebuah formasi mantra khusus untuk menaklukkan dewa-dewa palsu. Dia tidak bisa menggunakan domainnya pada kekuatan penuh! Saluran kekuatan keyakinan dari para pengikutnya juga telah diperlemah dalam tingkat yang sangat besar, dan dewa kami telah menandainya- AH!"     

Pendeta Helm itu langsung berteriak kesakitan sambil menutupi matanya. Leylin telah memerintahkan A.I. Chip untuk menghapus tanda yang diberikan oleh Helm, dan tindakan itu menyebabkan mata emas yang ada di langit hancur berkeping-keping. Tampaknya hal tersebut telah mempengaruhi para pendeta ini.     

"Haha bagus! Ini adalah lawan yang kuinginkan!" Jeffries tertawa. Pada saat ini dia melupakan semua hal yang ada di dalam pikirannya dan hanya berkonsentrasi pada lawannya tersebut. Dia melancarkan sebuah serangan mendadak, dan samar-samar terlihat garis-garis berwarna hitam yang muncul di sekitar tombak suci saat itu menghancurkan ruang di sekitar tombak tersebut.     

Sepertinya Benedict juga sedang mengoperasikan beberapa formasi mantra. Binatang-binatang buas besar yang ukurannya sebesar bukit merangkak keluar dari dalam kabut, dan tampaknya penyihir berperingkat Legenda yang ada di dekatnya sedang mempersiapkan suatu mantra peringkat Legenda.     

"Ini yang telah kusiapkan untukmu..." Benedict sekarang memiliki ekspresi wajah yang aneh. Beberapa binatang buas raksasa itu meraung saat dia melambaikan tangannya dan duri-duri di punggung mereka memancarkan cahaya dingin ketika mereka menyerang Leylin. "Aku akan membiarkan mereka bermain denganmu dulu."     

Empat gereja telah bekerjasama di sini. Bahkan sebuah serangan kecil yang mereka lancarkan dapat membuat seluruh dunia nyata utama ternganga. Namun tetap saja, ekspresi wajah Leylin tidak berubah ketika menghadapi serangan yang hampir bisa membunuh para dewa ini.     

*Chiu! Chiu!* Leylin melemparkan tongkatnya dan totem burung api muncul, menerjang para binatang buas raksasa tersebut.     

"Tombak Suci? Apakah senjata itu dianggap luar biasa?' Leylin menatap tombak yang tampaknya bergerak dalam sekejap tersebut dan terlihat seolah-olah dia sedang berhadapan dengan sesuatu yang lebih rendah darinya. Dua mantra digunakan secara bersamaan dengan sebuah lambaian tangannya, menghantam ujung tombak tersebut hingga menyebabkan munculnya retakan-retakan berwarna hitam di sekitar tombak itu.     

Great Disjunction! Shattering Palm!     

Tombak Jeffries langsung hancur ketika terkena mantra pemecah tersebut, dan telapak tangan raksasa berwarna emas menghempaskannya ke udara. Dadanya berlubang, dan darah menyembur keluar dari mulutnya.     

'Dia bisa langsung menggunakan mantra-mantra peringkat Legenda? Penyihir berperingkat Legend yang datang bersama para pendeta dari gereja Mystra tersebut mengenali mantra-mantra yang telah Leylin gunakan tersebut. Kemudian dia melihat ke arah sejumlah besar bahan-bahan yang ada di tangannya dan mantra yang sedang dia persiapkan. Ekspresi wajahnya menjadi sangat suram.     

"Aku sudah tidak peduli lagi!" Sebagai seorang penyihir, dia mengerti betapa kuatnya Leylin yang mampu menggunakan mantra-mantra peringkat Legenda secara instan. Setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, dia langsung membuat keputusan.     

Sebuah gerbang teleportasi terbuka, dan penyihir berperingkat Legenda itu segera membawa para muridnya dan bersembunyi. Dia menunjukkan beberapa isyarat yang merupakan sebuah pernyataan perdamaian di antara para penyihir kepada Leylin.     

"Kamu..." Para pendeta Mystra tiba-tiba tersentak hingga hampir muntah darah ketika melihat penyihir berperingkat Legenda tersebut pergi. Meskipun mereka mengetahui bahwa para penyihir tidak memiliki keyakinan, mereka tidak menyangka bahwa akan separah ini!     

Sebenarnya, para pendeta tersebut tidak bisa berbuat banyak kepada penyihir itu. Namun setidaknya, dia jauh-jauh datang ke tempat ini. Dengan koneksi yang dia miliki, menyerang penyihir berperingkat Legenda itu akan menyebabkan kekacauan di dalam gereja.     

"Sial. Jika avatar sang dewi berada di sini, tidak akan ada yang berani melakukan tindakan semacam itu..." Pendeta perempuan itu menggertakkan giginya, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.