Penyihir kegelapan di dunia magus

Perdagangan



Perdagangan

1Keputusan kaisar dilaksanakan dengan menggunakan kekuatan dan kebiadaban, sehingga menyebabkan ketakutan menyebar di seluruh wilayah Kekaisaran Orc. Di sepanjang perjalanan, Kelompok Pedagang Neon telah menurunkan sejumlah besar barang-barang mereka dan menggunakan besi, makanan, senjata dan artefak sihir untuk ditukar dengan sejumlah besar logam mulia. Para Orc menjual beberapa benda yang hanya ada di wilayah utara dengan harga yang sangat rendah.     

Para Orc menganggap permata sebagai batu biasa dan mendapatkan batu permata untuk ditukar dengan persenjataan, persediaan makanan serta pakaian adalah perdagangan yang sangat menguntungkan. Keuntungan tersebut menciptakan lingkungan perdagangan yang sangat hebat bagi Kelompok Pedagang Neon ketika akhirnya mereka tiba di Hutan Moonwood.     

Hutan ini merupakan markas Suku Blackblood, sebuah tempat di mana Leylin pernah beberapa kali berjuang keras melawan para Orc. Meskipun perdagangan dengan Suku Blackblood juga membuat para prajurit gereja menyadari kehadiran Kelompok Pedagang Neon, tetapi desakan dari Gereja Ular Raksasa membuat kelompok pedagang tersebut melanjutkan transaksinya...     

Pada saat yang sama, kelompok penunggang kuda lain juga ikut memasuki wilayah Hutan Moonwood. Dengan cepat mereka melewati cabang-cabang pohon dan penghalang yang aneh. Angin yang berhembus pelan di dalam hutan sedikit mengangkat jubah-jubah yang mereka kenakan dan mengungkapkan sebuah kilauan berwarna perak.     

"Wilayah utara, Hutan Moonwood dan Suku Blackblood... Aku kembali," Gumam pemimpin kelompok penunggang kuda tersebut sambil melihat ke arah Hutan Moonwood, pada saat itu dia sedang berpikir serius. Dia menurunkan tudungnya untuk menunjukkan wajah yang masih muda.     

"Mungkin hutan ini bukan tempat di mana segalanya dimulai, tapi hutan ini adalah tempat yang menumpahkan paling banyak darah... Sepertinya ini adalah sebuah tempat yang bagus untuk mengakhiri semuanya..." Gumam pemimpin kelompok tersebut.     

Salah satu sosok berjubah berhenti di samping pemimpin kelompok tersebut dan memperlihatkan sesosok wajah yang dipenuhi dengan belas kasih serta kesedihan. "Apakah kamu merasa bingung, Kapten Rafiniya?"     

"Tidak ada apa-apa, Kardinal Karal!" Rafiniya menggelengkan kepalanya, "Sebelumnya aku pernah menghabiskan waktu yang cukup lama di hutan ini, jadi aku hanya sedang mengenang masa lalu..."     

"Mm. Pengetahuanmu tentang wilayah ini akan menguntungkan kita. Kita perlu memanfaatkannya," Kardinal Karal menggerakkan tangannya di depan dadanya, "Kita telah menerima informasi bahwa tidak lama lagi Kelompok Pedagang Neon yang penuh dosa itu akan melakukan kontak dengan para siluman dari Suku Blackblood di tempat ini dan memberikan pasokan material pengorbanan darah untuk suku tersebut..."     

"Jiwa-jiwa yang tidak bermoral itu harus pergi ke neraka!" Rafiniya menggertakkan giginya, energinya yang mengerikan bergejolak di punggung tangannya ketika dia menggenggam pedangnya. Hanya pikiran bahwa Kelompok Pedagang Neon sedang menggunakan darah dan jiwa-jiwa dari makhluk tak berdosa untuk menyenangkan para dewa jahat saja sudah membuatnya merasa seolah ada sekumpulan api mengerikan yang akan mengalir keluar dari dadanya.     

"Atas nama keadilan, aku akan membersihkan semua dosa dan kejahatan!" Para prajurit gereja berpangkat tinggi mulai berteriak bersama Rafiniya, wajah mereka memancarkan seberkas cahaya redup berwarna putih.     

...     

Kelompok Pedagang Neon segera bertemu dengan sekelompok siluman setelah mereka memasuki Hutan Moonwood. Namun, terlihat jelas bahwa mereka sudah sering melakukan jual beli dengan para siluman tersebut. Bahkan pemimpin para siluman tersebut mengenal siapa mereka dan begitu mereka menunjukkan izin masuk mereka, mereka segera dibawa masuk ke bagian inti hutan di mana Suku Blackblood tinggal.     

"Sudah lama sekali, Dukun Gara..." Fagus memberi salam kepada seorang dukun yang tubuhnya lebih kecil daripada para siluman lain yang ada di sekelilingnya, dia mengenakan banyak hiasan aneh di sekujur tubuhnya.     

"Aku mencium sesuatu yang berbeda darimu..." Ujar Gara sambil bergerak maju untuk mengendus Fagus, tindakannya itu membuat jantung Anya berhenti sesaat.     

Fagus membeku untuk sesaat, tetapi kemudian dia menjawab dengan santai, "Haha... Apa maksudmu, temanku... Mungkin ini karena koki sialanku yang memasukkan terlalu banyak bawang di dalam sup yang menjadi menu sarapan pagi tadi..." Ekspresi tenang ayahnya itu membuat Anya merasa malu pada dirinya sendiri.     

"Mungkin..." Gara tidak melanjutkan pertanyaannya ketika dia menunjukkan jalan, "Kamu datang terlambat, temanku. Kamu hampir membuat kami melewatkan upacara kali ini. Jika dewa sampai marah, aku bersumpah kepalamu akan digantung sampai kering di sebuah dahan pohon!"     

Siluman itu membuka mulutnya untuk menunjukkan gigi-giginya yang mengerikan. Lidahnya berduri dan bau daging menjijikkan yang keluar dari mulutnya membuat Anya merasa ingin muntah.     

"Seharusnya kamu mengetahuinya..." Fagus langsung mengajukan protes, "Para penjaga Kota Silverymoon digantikan oleh sekelompok prajurit gereja. Sekarang semua bisnis mendapatkan tekanan yang sangat besar... Terlalu banyak biaya yang harus kukeluarkan untuk memastikan bahwa aku tidak melewatkan transaksi ini..."     

"Memang benar, belakangan ini ada lebih sedikit karavan yang datang. Kudengar ratu kalian memeras para pedagang sampai kering untuk memulai perang berikutnya..." Gara mengangguk, seolah bersimpati kepada Fagus. Kemudian dia menarik tubuh pria itu dengan ramah sehingga membuat perbedaan ukuran tubuh mereka menjadi terlihat lebih jelas.     

"Kami tidak akan membiarkan teman kami menderita, aku berjanji padamu!" Seru Gara sambil menepuk dadanya. Jika Anya tidak melihat betapa brutalnya para siluman ketika melakukan perburuan dan upacara, dia akan berpikir bahwa pria ini adalah orang yang jujur dan baik hati.     

"Mari, biarkan aku melihat apa yang kamu bawa untukku!" Setelah mengobrol, Gara segera sampai ke topik utama.     

"Tentu saja, temanku. Aku sudah sangat lama mempersiapkan perdagangan ini..." Fagus tersenyum. Bersama dengan tepukan tangannya, belasan pelayan bergerak maju sambil membawa kotak-kotak berat dengan gembok-gembok perunggu yang besar. Seseorang dapat melihat sebuah lapisan tebal dari sutra-sutra peri yang tersimpan di dalam peti-peti tersebut. Bahan-bahan yang luar biasa itu digunakan sebagai alat untuk mengikat benda-benda di dalam peti itu dan mencegah benda-benda tersebut agar tidak berguncang.     

Setelah melepaskan lapisan-lapisan sutra tersebut, Fagus membuka sebuah kotak kecil yang terbuat dari kayu mahoni berlapis garis-garis sulur tebal. Esensi darah yang tersimpan di dalam kotak tersebut memancarkan cahaya yang menarik perhatian semua orang dan bau darah menyengat yang keluar dari esensi darah itu membuat Anya mengernyitkan alisnya.     

"Ini dia... Aroma ini..." Dukun Gara menarik napas dalam-dalam. Dia tampak mabuk dan wajahnya memerah, "Aku bisa memastikan bahwa ini adalah sebuah barang dengan kualitas terbaik!"     

"Tapi tentu saja. Kamu tidak tahu apa yang harus aku lalui untuk-" Fagus memulai pembicaraan dengan air liur yang menetes keluar, tetapi Gara melambaikan tangannya dengan ekspresi jengkel.     

"Aku tahu apa yang kamu inginkan, temanku." Dia menunjuk ke arah dua siluman dan mereka mengangkat sebuah kotak berisi barang kemudian membawanya ke hadapan Fagus. Kotak kayu itu tampak agak lusuh, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kotak yang dibawa Fagus. Namun cahaya yang dari dalam kotak tersebut membuat Anya terpesona saat kotak itu dibuka.     

Perak, emas, rubi, zamrud... Berbagai macam benda berharga tersimpan di dalam kotak tersebut. Benda-benda itu menghilangkan rasa haus akan kekayaan di dalam kelompok tersebut, jenis rasa haus yang bisa membuat para petualang dan pedagang bahkan membuang rasa takut mereka terhadap kematian!     

"Bagaimana? Apakah kamu sudah puas?" Para siluman itu tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan Fagus yang melompat ke arah harta kekayaan tersebut. Ini adalah sebuah kotak yang dipenuhi dengan koin-koin emas dan banyak perhiasan berharga lainnya. Karena beberapa benda berharga itu dalam kondisi terkoyak dan kurangnya perlindungan membuat noda-noda darah masih tersisa di beberapa benda tersebut, mudah sekali untuk membayangkan betapa menyedihkannya nasib pemilik asli benda-benda itu ketika para siluman tersebut 'mengumpulkan' benda-benda tersebut. Namun demi nama Dewi Waukeen, pedagang mana yang peduli dengan hal semacam itu?     

"Cukup! Ini sudah cukup! Dukun Gara, kebaikan hatimu sebesar gunung dan lautan, serta lebih indah daripada bintang-bintang di langit..." Fagus mulai mengulangi kata-katanya.     

"Aku senang kamu menyukainya. Selama kamu bisa membawakan lebih banyak senjata, artefak sihir dan barang-barang keperluan upacara yang penting untuk kami, kamu bisa mendapatkan benda-benda itu sebanyak yang kamu inginkan..." Gara mengambil alih dan mereka segera menyelesaikan transaksi tersebut. Kemudian dukun itu secara pribadi mengantarkan Fagus ke tepi Hutan Moonwood.     

"Kamu sudah tahu kan... Ketika Suku Blackblood kami melakukan upacara, kami tidak pernah membiarkan ada orang asing yang tetap tinggal disini kecuali mereka menjadi persembahan dewa kami..." Gara tertawa.     

"Tentu saja. Aku mengerti, aku mengerti. Aku akan pergi sekarang!" Fagus menggunakan selembar sapu tangan berwarna putih untuk menyeka minyak dan keringat di pipinya. Dukun siluman tersebut berdiri di perbatasan hutan dan menyaksikan Kelompok Pedagang Neon menghilang ke cakrawala sambil tersenyum penuh arti.     

...     

"Seharusnya sekarang kita sudah meninggalkan wilayah para siluman itu." Anya menyaksikan hutan tersebut menghilang ke cakrawala dan menghela kudanya untuk mengejar Lonce dan penduduk asli yang berada di samping anak laki-laki itu. "Apakah kita akan pergi begitu saja, tuanku?"     

"Tentu saja. Gereja akan mengurus sisanya. Dewa tidak memperlakukan siapapun yang mempercayainya dengan cara yang buruk. Semua kekayaan itu menjadi milikmu!" Penduduk asli yang tampak seperti seorang pelayan tersebut berbicara dengan lancar menggunakan bahasa benua tengah dan tubuhnya mulai berubah. Cahaya bersinar ketika sesuatu yang tampak seperti sebuah lapisan air terlepas dari tubuhnya dan mengungkapkan penampilannya yang sebenarnya. Ini adalah pemburu iblis berperingkat Legenda!     

"Tunggu... Saya bersedia untuk menyumbangkan setengah dari keuntungan yang saya dapatkan untuk gereja!" Fagus langsung menyela. Misi yang dia yakini sangat berbahaya tersebut telah berjalan dengan sangat lancar dan hal itu membuatnya merasa sangat gembira. Meskipun dia memberikan setengah keuntungan yang dia dapatkan kepada gereja, namun keuntungan yang tersisa masih akan menjadi sebuah keuntungan yang sangat besar baginya.     

"Terima kasih atas kemurahan hatimu!" Pemburu iblis itu tidak ragu-ragu menerima sumbangan Fagus. Sebuah gereja yang sedang berkembang membutuhkan sumbangan dari para pengikutnya.     

Dewi Kekayaan bahkan menggunakan pendapatan sebagai sebuah kriteria penting untuk menilai pencapaian dari para pendeta kekayaan dan metode semacam ini juga digunakan secara luas oleh para dewa lainnya. Meskipun Leylin sendiri memiliki sejumlah besar kekayaan, namun Gereja Ular Raksasa masih berkembang dan sudah sewajarnya jika dia tidak akan menolak pemberian ini.     

"Ini adalah peringatan terakhir... Akan ada segera terjadi sebuah perang dan konflik di wilayah ini. Segera tinggalkan tempat ini!" Pemburu iblis itu memberitahu Fagus sebelum dia pergi bersama para anak buahnya.     

Fagus menunggu sampai pemburu iblis, Lonce dan lainnya menghilang di cakrawala. Setelah itu dia berteriak, "Tinggalkan semua kereta kuda. Cukup bawa makanan dan emas, kita akan segera meninggalkan tempat ini!"     

Suara bergema di dataran kosong tersebut, terdengar seperti sangat terburu-buru.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.