Penyihir kegelapan di dunia magus

Ulasan Pasca Perang



Ulasan Pasca Perang

0"Hampir saja!" Steve bisa merasakan keringat dingin di telapak tangannya. Hanya dia yang mengetahui betapa berbahayanya panah tersebut.     

Begitu Steve tersadar, dia melihat ke arah Leylin. Saat ini pemuda tersebut sedang memegang sebuah busur panah di tangannya, dan ekspresi wajahnya terlihat tanpa belas kasihan. Isabel memaksakan diri untuk berdiri di samping Leylin, dan di sampingnya terdapat Jacob serta beberapa prajurit lain yang juga bergegas untuk mendekat.     

Karena Isabel telah menunda pergerakan para prajurit tersebut, Leylin punya cukup waktu untuk mengalahkan musuh dan bahkan merebut kapal bajak laut. Sekarang, Jacob membawa para prajurit yang tersisa dan sejumlah besar busur panah yang terdapat dalam koleksi Keluarga Faulen serta mengepung wilayah tersebut.     

Para prajurit dari Keluarga Faulen telah unggul di semua wilayah lainnya, dan semakin banyak prajurit yang berkumpul di tempat ini. Cahaya yang berasal dari kobaran api itu memperlihatkan wajah Steve yang berubah menjadi pucat seperti mayat. Dia tahu betul bahwa setelah pertempuran tersebut berakhir, kemungkinan Black Tiger akan dihapuskan dari sejarah.     

'Apa yang sedang terjadi? Mengapa semuanya menjadi seperti ini?" Steve benar-benar merasa kebingungan.     

Namun, sifat licik seperti rubah Steve yang telah terasah selama bertahun-tahun itu mengatakan kepadanya bahwa ini adalah saat yang tepat untuk melarikan diri. Selama masih ada beberapa orang yang masih hidup, dia masih bisa membawa Black Tigers untuk mundur, dan membangkitkan mereka sekali lagi. Ketika saatnya tiba, dia akan melakukan balas dendam yang sangat kejam kepada penyihir muda ini!     

"Tembak!" Tapi bagaimana mungkin Leylin akan memberikan kesempatan pada Steve untuk melakukannya? Dengan perintahnya, busur-busur panah dalam jumlah yang tak terhitung itu diarahkan sendiri oleh Jacob itu mengeluarkan suara-suara yang mengerikan. Kemudian sejumlah besar panah menghalangi semua rute pelarian Steve.     

"Sialan!" Kutuk Steve, sosoknya berputar pada sebuah sudut yang tak wajar di udara. Kemudian sebuah perisai berwarna gelap muncul, dan menghantam sebuah panah yang tajam.     

Perisai berwarna gelap itu hancur berkeping-keping, tetapi kekuatan panah itu menjadi sangat berkurang. Panah tersebut hanya bisa meninggalkan sebuah luka yang dangkal di tubuh Steve.     

*Boom!* Tubuh Steve jatuh bebas ke atas tanah. Dia menatap tajam ke arah Leylin, dan kemudian bergegas keluar dari kamp tersebut. Begitu dia berhasil keluar, dia pasti akan bisa pergi dengan mudah. Bagaimanapun juga, dia tetaplah seorang petarung peringkat 10.     

Pada saat ini, tiba-tiba segalanya berubah! Sebuah jaring laba-laba besar berwarna putih terbuka dari atas tanah, menyelimuti tubuh Steve ke dalam kegelapan.     

'Tapi kapan dia—?' Ekspresi wajah Steve terlihat dipenuhi ketakutan ketika dia mengenali jaring laba-laba ini, 'Mantra 2 peringkat, Web. Begitu jaring itu melilit di sekitar tubuhku, aku akan tertangkap...'     

Steve tampak ganas saat dia mengangkat pedang di tangan kirinya. Namun, Leylin sudah lama memasang perangkap ini. Bagaimana mungkin dia bisa memberikan kesempatan pada Steve untuk melarikan diri?     

"Ray of Enfeeblement! Sleep! Restrict!"     

Beberapa mantra peringkat 1 melesat di atas kepala Steve. Karena tenaganya telah terkuras akibat pertempuran besar yang sebelumnya dia lakukan, dia tidak dapat menghindari mantra-mantra tersebut tepat waktu. Sesaat kemudian, dia merasa kebingungan karena tubuhnya tiba-tiba melemah.     

*Clang!* Pedang Steve jatuh ke atas tanah, dan sesaat kemudian Steve tertangkap di dalam jaring laba-laba. Jaring itu sangat lengket, dan bahkan seekor banteng yang ganas tidak akan bisa melarikan diri dari jaring tersebut.     

"Bidik. Bersiap untuk menembak! Lawan kita adalah seorang petarung peringkat 10, jadi berhati-hatilah!" Pada saat ini, para prajurit memegang busur panah itu dengan tenang mengarahkannya pada Steve. Hanya orang-orang bodoh yang akan kehilangan sebuah target tak bergerak seperti ini.     

"Kamu masih berpikir untuk berlari karena kamu memiliki senjata rahasia, bukan?" Leylin mendekati sarang laba-laba dan mengawasi Steve dari atas dengan tatapan mata yang dipenuhi dengan penghinaan.     

"Jangan berpikir kamu bisa menyembunyikan efek Lifesteal di tangan kananmu. Aku adalah seorang penyihir!" Ketika Leylin mengatakan ini, dia bisa melihat bahwa mata Steve dipenuhi dengan rasa takut dan putus asa.     

Leylin terkekeh, dia mundur dengan cepat dan menghindari sinar mematikan yang ditembakkan dari tangan Steve tersebut.     

"Hati-hati. Kait yang ada di tangan kanannya itu memiliki efek Lifesteal. Jangan biarkan benda itu menyentuh kalian, atau daya hidup kalian akan diserap..."     

Leylin menyeringai ke arah Steve, dan membuat wajahnya menjadi semakin pucat. Ketakutan yang timbul karena rencananya telah benar-benar diketahui itu membuat bajak laut tersebut gusar. "Kamu adalah iblis. Iblis!"     

"Pukul dia sampai pingsan," Alis Leylin mengernyit, "Dan potong tangan dan kakinya!" Tanpa bantuan dari seorang pendeta yang kuat, luka mengerikan semacam itu pada akhirnya akan membuat Steve lumpuh.     

Meskipun Leylin masih belum memiliki rencana apapun untuk mengurus orang ini, namun karena Steve berada di garis depan dalam upaya menghalangi Keluarga Faulen, maka sebelumnya dia pasti sudah berhubungan dengan Viscount Tim, sehingga membuatnya menjadi seorang saksi yang cukup bagus. Tapi siapa yang akan mempercayai kata-kata seorang bajak laut? Kemungkinan besar, kata-kata tersebut hanya akan menyebabkan sedikit masalah bagi sang Viscount.     

"Manfaat sebenarnya dari penangkapan orang ini adalah menjauhkan dia dari Tim..." Leylin menyaksikan Steve yang telah diamputasi dan sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri itu dengan tatapan mata yang mendalam. Menurutnya, bajak laut itu hanya memiliki dua fungsi. Pertama adalah sebagai umpan, untuk menarik lebih banyak pembunuh dan Profesional dari pihak lain sehingga dia bisa menyergap mereka. Namun, hal-hal bisa dengan mudah bergerak ke arah yang salah dalam kondisi semacam itu. Jika sebuah keberadaan yang tidak bisa Leylin hadapi datang, maka tindakan itu sama saja dengan melakukan bunuh diri.     

Disisi lain, Leylin bisa menggunakan Steve untuk bernegosiasi dengan Tim, dan memaksa sang Viscount untuk mundur. Lagipula, Keluarga Faulen bukan satu-satunya keluarga yang memiliki wilayah di lautan. Begitu pihaknya menunjukkan kekuatan mereka dan mengirimkan Steve kembali, serta mengatakan bahwa mereka tidak berencana untuk berperang, maka dia bisa mendapatkan kedamaian.     

Tentu saja, demi keselamatannya sendiri Leylin tidak pernah bergantung pada kebaikan dan keraguan dari para musuh-musuhnya tersebut. Namun, mengulur waktu merupakan sebuah metode yang baik. Lagipula, kekuatannya masih meningkat dari hari ke hari, dan selain itu dengan dimusnahkannya orang-orang yang bertugas untuk menyelidiki Keluarga Faulen tersebut mungkin akan membuat pihak Viscount Tim berhenti untuk sementara waktu?     

Leylin mengelus dagunya, "Cepatlah. Bawa semua budak. Bunuh mereka yang melawan."     

""Kami mengerti!"" Sejumlah besar prajurit berteriak bersama. Sebagian besar kru bajak laut telah kehilangan kekuatan moral mereka setelah melihat bahwa pemimpin mereka, Steve, telah ditawan, dan dengan tekanan yang diberikan oleh Isabel serta pasukan pemanah, mereka dapat benar-benar dikalahkan. Bahkan para bajak laut yang berpikir untuk melakukan upaya sia-sia dengan berenang ke seberang lautan itu juga ikut dibunuh oleh para pelaut yang berada di atas kapal. Mereka tidak membiarkan siapapun meninggalkan tempat tersebut. Dalam waktu singkat seluruh wilayah lautan itu menjadi berwarna merah.     

Dalam situasi semacam ini, bahkan bajak laut paling ganas sekalipun tanpa sadar akan berpikir untuk menyerah. Tak lama kemudian, terdengar suara dari senjata-senjata yang dilemparkan ke tanah. Para prajurit itu bergegas untuk mengikat para bajak laut tersebut dan mengirimkan mereka ke kapal.     

"Bakar tempat ini sebelum kita pergi," Perintah Leylin.     

Setelah itu, Leylin kembali ke kapal bertiang ganda yang dia tumpangi ketika datang ke tempat tersebut. Saat ini, kapal bajak laut yang direbut itu telah diikat di belakang kapal mereka. Kapal tersebut adalah barang rampasan perang mereka.     

Leylin mendengarkan laporan yang disampaikan oleh Jacob sambil melihat lautan berwarna merah, "Sembilan prajurit tewas, lima belas mengalami terluka parah. Sisanya mendapatkan beberapa luka ringan..."     

Meskipun ini adalah sebuah serangan mendadak dan mereka memiliki keunggulan dari segi peralatan, namun Jacob hanya bisa merasa malu dengan hasil pertempuran tersebut. Hari ini dia mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang keganasan para bajak laut. Jika Black Tiger berhasil menginjakkan kaki di Pulau Faulen, maka konsekuensinya akan sangat mengerikan.     

"Mm. Apa yang telah kita dapatkan?'' Leylin tampak tenang, dia tidak memikirkan masalah sekecil ini.     

"Kita telah membunuh 37 bajak laut dan menangkap 52 tahanan, namun ada beberapa kru bajak laut yang keberadaannya tidak diketahui. Kita telah mendapatkan Steve, dan Black Tiger dapat dianggap telah benar-benar musnah." Pada titik ini, Jacob mulai terlihat bersemangat, "Sayangnya tidak ada harta rampasan apapun. Hanya ada beberapa rum dan dendeng. Kita belum menemukan surat atau barang semacam itu..."     

Leylin menggelengkan kepalanya dan tertawa tanpa sadar, "Lagipula bajak laut itu miskin. Apalagi yang kamu inginkan?"     

Lagipula para bajak laut berperingkat rendah ini tidak memiliki banyak uang, dan jika mereka cukup beruntung untuk mendapatkan sejumlah besar uang, uang-uang tersebut akan dengan cepat terbuang untuk membeli alkohol berkualitas rendah di pelabuhan, daging panggang dan dihabiskan di sarang judi. Ketika pada hari berikutnya mereka tidak memiliki satu keping tembagapun di saku mereka, mereka akan mengikuti kapten mereka ke lautan seperti sebuah kawanan serigala, yang berteriak sambil menyerang kapal-kapal lain.     

'Jika kami menjumlahkan kekayaan dari semua tahanan itu, jumlahnya masih tidak sebanding dengan timbunan harta pribadi Steve sendiri!' Leylin tertawa.     

'Aku benar-benar perlu menginterogasi Steve dengan baik. Meskipun kemungkinan besar dia tidak memiliki sebuah surat dari bangsawan, tetapi aku perlu tahu tentang harta simpanannya dan hal-hal semacam itu...'     

Jika Leylin bisa menemukan bukti adanya sebuah hubungan antara Steve dengan Viscount Tim, maka dia tidak perlu merasa kesal. Namun, ini tidak mungkin terjadi. Viscount Tim tidak akan sebodoh itu untuk meninggalkan surat-surat dan hal-hal semacam itu. Oleh karena itu, Leylin hanya bisa mencoba untuk melakukan ini tanpa terlalu banyak berharap.     

Sedangkan untuk uang... itu hanya sebuah hadiah hiburan. Setidaknya, para prajurit ini perlu dihargai dengan harga yang cukup banyak atas kematian mereka, karena jika tidak, maka tidak akan ada yang mau menjadi bawahannya lagi.     

Setelah mengurus semuanya, Leylin berjalan ke lambung kapal. Karena ada lebih banyak tawanan yang dibawa pulang, tempat penyimpanan tersembunyi itu menjadi terasa sangat sempit dan agak kacau. Tentu saja dia tidak akan memenjarakan para kru bajak laut tersebut di kapal bajak laut yang ditarik di belakang kapalnya, karena hal itu hanya akan membuat masalah untuk dirinya sendiri.     

Bahkan dalam situasi seperti ini, Isabel memiliki sebuah kamar pribadi. Ini adalah sebuah hak istimewa yang diperuntukkan bagi kaum bangsawan dan orang-orang kuat.     

"Bolehkan aku masuk?" Tanya Leylin setelah berjalan ke depan pintu.     

"Silahkan!"     

Setelah membuka pintu, Leylin memasuki kamar dan merapalkan sebuah mantra pembungkam. Hal ini segera membuat ekspresi wajah Isabel menjadi terlihat serius.     

Leylin mengendus-endus. Ada sebuah bau herbal di udara, dan pakaian Isabel terlihat sedikit berantakan. Ternyata karena sedang tergesa-gesa, Isabel belum sempat merapikan segalanya dengan benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.