Penyihir kegelapan di dunia magus

Rencana Jahat



Rencana Jahat

3"Hehe... Apa yang sedang kamu pikirkan, Anya kecilku..." Barbara mengangkat dagu Anya, "Gereja tidak sedang sangat terdesak, jadi kamu belum perlu melakukan pengorbanan untuk gereja..."     

Anya menghela napas lega setelah mendengar kata-kata itu. Meskipun dia tidak keberatan untuk melakukan hal-hal semacam itu, namun itu juga bergantung pada siapa pihak yang harus dia layani.     

"Apa maksud Tuan Santa?"     

"Meskipun aku tidak menyebutkan siapa aku, tetapi bukankah kenyataan bahwa dia tampaknya tidak mau repot-repot untuk bertanya sudah menyiratkan sesuatu?" Barbara menatap Anya sambil tersenyum kecil, "Berita bahwa Keluarga Bane telah berpihak pada Gereja Ular Raksasa pasti telah menyebar ke seluruh wilayah utara dan dia pasti tidak mau berurusan dengan pihak-pihak yang tidak terlalu mereka pahami... Selain itu, proses berpikir mereka jauh lebih rumit dari yang kamu bayangkan. Aku bahkan curiga jika..."     

Anya segera berubah menjadi serius. Baru sekarang dia menyadari bahwa bahkan dalam hal menghadapi perang bisnis tingkat atas, Barbara tidak kalah kompeten dari dirinya.     

...     

Di dalam ruang pertemuan tersembunyi di bar bawah tanah, Shadow Hound berdiri dengan hormat sambil membungkuk pada sebuah sosok yang berada di balik kegelapan.     

"Semuanya berjalan sesuai perintah anda, tuanku, saya sudah memberi tahu mereka bahwa permintaan mereka tidak mungkin untuk dikabulkan dan saya sudah meminta mereka untuk pergi."     

"Mm," Seorang bangsawan muda berjalan keluar dari balik kegelapan. Dia mengenakan jas berekor dan dasi, bahkan tidak ada sehelai benangpun yang mencuat dari pakaiannya tersebut. Dia memiliki rambut berwarna perak dan pupil mata berwarna hijau gelap. Matanya memancarkan kesombongan, ketenangan dan kecerdasan yang hanya dimiliki oleh para bangsawan.     

"Kamu sudah bekerja dengan baik. Meskipun cara itu tidak cukup untuk membodohi mereka, tetapi kita telah menjelaskan pendirian kita..." Setiap gerakan pemuda itu dipenuhi dengan keanggunan, seolah-olah dia sedang mengadakan sebuah pesta minum anggur yang penting.     

"Mereka sudah membuat kesepakatan dengan sebuah gereja... Sebaiknya kita tidak terlibat dalam masalah ini..." Gloff memulai, tetapi terdengar sebuah suara yang keras ketika sebuah tongkat memukul dahinya dan darah mulai mengalir deras dari dahi pria tersebut.     

"Benar-benar lancang!" Ekspresi wajah pemuda itu kini telah berubah. Senyumnya telah menghilang dan digantikan dengan sebuah ekspresi kemarahan yang sangat besar.     

"Saya bersalah, tuan! Tolong maafkan saya!" Bagaimana mungkin Shadow Hound seperti Gloff boleh memberikan usulan? Yang bisa dia lakukan hanyalah menggoyang-goyangkan ekornya dan terlihat menyedihkan sambil berlutut di hadapan tuannya itu.     

"Jangan lupakan posisimu... Kamu hanya seorang budak berdarah campuran. Bagaimana mungkin kamu berhak untuk menyarankan sesuatu kepadaku, sang bangsawan Eric?" Meskipun ekspresi wajah pemuda itu dipenuhi dengan kebencian, tapi dia segera menyembunyikan ekspresinya tersebut. Namun tetap saja, Gloff hanya bisa merangkak ketakutan di hadapannya depannya dengan tubuh gemetar.     

"Ingatlah. Kekuatanmu, statusmu, semua yang kamu miliki... Semua itu berasal dari aku. Aku memberimu dunia, tetapi aku juga bisa menghancurkan semuanya dalam sekejap..." Eric tersenyum penuh wibawa, kemudian menepuk kepala Gloff untuk mengingatkannya.     

"Saya akan mengingatnya baik-baik, tuan! Anda adalah segalanya bagi saya..." Satu-satunya hal yang tidak dilakukan Gloff untuk menyatakan kesetiaannya adalah mengibas-ngibaskan ekornya.     

"Kelompok Pedagang Neon sangat tidak cukup untuk memuaskan keinginanku. Namun, bagaimana pendapatmu tentang santa itu? Dia tidak terlalu buruk..." Mata pemuda itu bersinar dan dia tertawa terbahak-bahak. Bayangannya yang terpantul di dinding bergerak-gerak seperti seekor monster yang menari-nari dengan sesuka hati.     

...     

Setelah mengikuti Barbara kembali ke kediaman mereka, Anya menjadi penuh semangat.     

"Ini adalah informasi yang anda inginkan, Tuan Santa!" Anya melihat pemburu iblis berperingkat Legenda yang telah meninggalkan sebuah kesan yang sangat mendalam kepadanya tiba di tempat itu. Iblis tersebut berdiri dengan hormat di samping dan api neraka yang menyinari permukaan rantai-rantai di tangannya memberinya sebuah aura yang unik dan menyala-nyala.     

"Mm," Barbara mengangguk sambil mengambil sebuah kristal emas dari pemburu iblis tersebut. Tiba-tiba alisnya mengernyit, "Apakah kamu baru saja menyerang seseorang?"     

"Beberapa pencuri bayangan berperingkat tinggi yang cukup berani untuk memata-matai kita. Mereka memang benar-benar bodoh..." Pemburu iblis itu menyeringai dan beberapa wajah transparan menampakkan diri mereka di tengah-tengah api neraka yang terdistorsi.     

'Dia sedang mencemari jiwa-jiwa tersebut! Itu adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh para iblis dan monster!' Pupil mata Anya menyusut ketika dia menjerit di dalam benaknya, tetapi dia berhasil menyembunyikan ekspresinya tersebut dengan baik.     

Namun sepertinya Barbara merasakan kegelisahan Anya. "Untuk saat ini dia hanya memenjarakan mereka. Orang-orang ini akan dikirimkan kepada dewa untuk mendapatkan hukuman," Meskipun dia menenangkan gadis itu, namun kata-katanya tersebut terasa mencurigakan.     

Pemburu iblis itu melihat sekilas ke arah Anya dengan sebuah tatapan acuh tak acuh, tatapan mata yang menunjukkan bahwa dia menganggap gadis tersebut sebagai seekor serangga kecil itu membuat jiwa gadis tersebut bergetar ketakutan. Gadis itu sangat memahami bahwa ini adalah aura mengesankan yang berasal dari kekuatan di peringkat Legenda. Jika pemburu iblis itu ingin menghancurkannya, tindakan tersebut tidak akan jauh berbeda dengan seseorang yang menginjak seekor semut sampai mati.     

Baru sekarang Anya menyadari betapa luar biasa kebaikan yang dimiliki Barbara.     

"Jaga sikapmu. Kamu telah menakuti petugas komunikasiku!" Barbara mengernyit.     

"Maafkan saya, Tuan Santa. Saya akan segera pergi." Ruang hampa terdistorsi dan sosok pemburu iblis itu menghilang. Dia sudah melaksanakan tujuannya untuk menunjukkan kekuatannya dan membuat Anya sangat memahami bahwa keluarganya sangat lemah di hadapan kekuatan peringkat Legenda.     

"Jika tempat ini sampai ditemukan dan ada orang yang mengawasi kita, apakah kita harus..." Anya bertanya dengan hati-hati kepada Barbara.     

"Kita tidak perlu bergerak... Lagipula, tidak mudah untuk menemukan benteng lain. Selama pemburu iblis itu berada di sekitar tempat ini, semuanya akan tertangani." Nada bicara Barbara menunjukkan keyakinannya yang besar. Dengan cara yang sangat santai, dia memberikan informasi yang dia terima tersebut kepada Anya.     

"Ini adalah... Informasi tentang Kelompok Pedagang Blackmoon!" Pupil mata Anya menyusut, dia merasa seolah-olah kertas-kertas yang ada di tangannya itu tiba-tiba beratnya menjadi satu ton.     

Informasi tersebut menunjukkan bahwa Gereja Ular Raksasa memiliki sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Kegelisahan muncul di dalam hati Anya, dia takut jika keluarganya akan kehilangan peran mereka. Jika hal itu terjadi, tidak akan ada banyak waktu yang tersisa sebelum mereka dihancurkan.     

"Coba lihat..." Perintah santa itu dan Anya membaca semuanya. Keterkejutannya menjadi semakin besar saat dia membaca.     

'Orang yang mengendalikan Kelompok Pedagang Blackmoon adalah Earl Eric? Dia adalah cucu dari penasehat yang paling dipercayai oleh Ratu Alustriel?" Berita itu membuat Anya tak bisa mengatakan apa-apa. Meskipun dia tahu bahwa kaum bangsawan itu kotor dan isi laporan ini masih melampaui perkiraannya.     

"Begitulah bangsawan. Mereka bisa mengkhianati kaumnya sendiri demi mendapatkan keuntungan... "Barbara tersenyum mengejek, "Bukan itu saja. Sepertinya dia cukup tertarik untuk mengambil alih Kelompok Pedagang Neon... Dan aku."     

Meskipun Barbara tetap tersenyum saat dia berbicara, namun Anya masih merasakan sebuah hawa dingin yang membuatnya merinding. Dia ingat para pencuri bayangan yang baru saja dimusnahkan oleh pemburu iblis tersebut, 'Bangsawan itu yang sudah mengirim mereka?'     

"Hehe... Dasar manusia bodoh, tubuhku, jiwaku dan semua yang kumiliki adalah milik sang Dewa Tertinggi, Kukulkan. Mereka yang berani mengincar barang-barangnya pasti akan dihukum dan jiwa-jiwa mereka akan menangis..." Sebuah ekspresi mengerikan yang muncul di wajah Barbara membuat Anya bergidik.     

Tiba-tiba, Barbara menunjuk ke arah Anya, "Mari, temani aku mandi."     

"Ba– baiklah!" Anya tergagap ketika dia menyetujui permintaan itu, keraguan yang muncul di hatinya bercampur dengan sedikit harapan.     

...     

Kota New Silverymoon, Gereja Tyr.     

"Kapten Rafiniya!" Pintu gereja yang besar dan berdebu terbuka, memperlihatkan wajah seorang pendeta tua. Pendeta itu berbicara perlahan, "Kebijaksanaanmu membuatmu bisa melindungi banyak prajurit gereja yang sedang berkembang. Dewa tidak menyalahkanmu..."     

Cahaya redup mengungkapkan bahwa pakaian Rafiniya dilapisi dengan duri-duri dan saat ini dia sedang berlutut untuk menebus dosa-dosanya. Sepertinya dia sedang menghukum dirinya sendiri.     

"Aku masih belum memaafkan diriku sendiri... Aku sudah membiarkan kejahatan lolos dari genggamanku, dan rakyat jelata yang tidak bersalah akan menderita karena keputusanku itu. Aku telah berdosa!" Wajah Rafiniya tampak sangat pucat, matanya terlihat lesu dengan garis-garis berwarna gelap. Penyiksaan itu seharusnya sudah berjalan cukup lama.     

"Saat ini dewa membutuhkanmu. Kota New Silverymoon membutuhkanmu dan rakyat jelata di wilayah utara lebih membutuhkanmu!" Pendeta tua itu jelas sudah tahu apa yang harus dia lakukan untuk mempengaruhi Rafiniya. "Perang akan segera dimulai dan kota sedang kacau. Orang-orang yang tidak bersalah masih menderita, jadi tunggu apa lagi? Lihatlah kota itu, mereka membutuhkanmu!"     

"Selain itu, bukankah kamu harus menebus kesalahanmu?" Pendeta tua itu membuka pintu, mengeluarkan suara yang nyaris tak terdengar yang menimbulkan sebuah perasaan terdesak.     

"Aku tidak akan pernah menyangkal hal itu!" Rafiniya mengambil pedang panjangnya dan auranya meledak hebat. Bahkan ketika mengenakan pakaian yang digunakan untuk menghukum para pendosa, kapten prajurit gereja itu telah bangkit kembali! "Aku akan menghancurkan Kelompok Pedagang Neon, dan Keluarga Bane sampai ke akar-akarnya... Dan Gereja Ular Raksasa juga! Mereka akan membayarnya, aku bersumpah!" Jamin Rafiniya dengan sungguh-sungguh.     

"Bagus sekali!" Pendeta tua itu pergi dengan perasaan puas, dia tidak menyadari bahwa kilauan gelap di punggung Rafiniya menjadi terlihat semakin jelas...     

Sementara itu, di sebuah kediaman megah di dalam Kota New Silverymoon.     

"Kapten prajurit gereja akan keluar? Haha... Bagus, bagus! Bocorkan lokasi benteng Keluarga Bane kepada mereka..." Eric mulai tertawa seperti orang gila, "Mereka berani menangkap para pencuri bayangan yang sudah kupelihara dengan susah payah? Mereka harus menanggung konsekuensinya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.