Penyihir kegelapan di dunia magus

Aula Celestial



Aula Celestial

2"Aula Celestial, tempat yang pernah dikuasai oleh Dewa Tertinggi ini adalah tempat dimana semua perselisihan akan berakhir. Tempat itu dikenal sebagai istana seribu dewa, sebuah tempat dimana semua dewa akan bertemu dan mendiskusikan masalah-masalah dengan para dewa lainnya sebelum mengajukan kasus-kasus mereka dilaporkan kepada Dewa Tertinggi untuk mendapatkan keputusan. Setelah itu dewa yang dipermasalahkan akan mendapatkan kenaikan peringkat atau diturunkan. Di bawah pancaran cahaya sang Dewa Tertinggi, banyak dunia kecil di Dunia Para Dewa yang beroperasi dengan lancar. Namun pada saat ini, sang Dewa Tertinggi sedang berhibernasi. Tempat ini telah kehilangan fungsi dan martabat sejatinya. Saat ini tempat tersebut justru berubah menjadi sebuah tempat bagi para dewa untuk berbincang-bincang."     

Umberlee terlihat seperti sedang mengenang masa lalu.     

"Pada saat ini, para dewa terbagi ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Setiap kelompok tersebut menjalankan rencana-rencana dan persekongkolan jahat yang melelahkan untuk mengumpulkan kekayaan serta kekuatan secara membabi buta. Mereka mengincar kursi Dewa Tertinggi." Semakin lama Umberlee berbicara, suaranya terdengar semakin pelan dan samar-samar.     

Pintu-pintu Aula Celestial itu seolah mengeluarkan suara dengungan dari nyanyian-nyanyian untuk para dewa serta Kekuatan Hukum ruang dan waktu. Ketika Umberlee tiba di depan pintu-pintu tersebut dia bergerak seolah sedang membuka kunci pintu-pintu itu dan pintu-pintu tersebut terbuka setelah merasakannya kehadirannya.     

Dalam sekejap, cahaya suci terpancar dari Aula Celestial tersebut dan bersinar terang dengan martabat yang mengandung kekuatan.     

'Kehendak Dunia Para Dewa, Dewa Tertinggi mereka... Jadi makhluk itu sedang tidur di dalam Aula Celestial...' Leylin segera mengenali aura yang mirip dengan aura Kehendak Dunia yang pernah dia rasakan di Dunia Magus.     

Seolah sang Dewa Tertinggi adalah seluruh bagian Dunia Para Dewa. Meskipun Leylin hanya pernah berinteraksi dengan Kehendak Dunia Magus dan hal itu juga terjadi ketika Kehendak Dunia tersebut sedang tertidur lelap, namun dia tidak mungkin salah mengenali aura Kehendak Dunia. Sepertinya dia merasakan sebuah afinitas dengan Kehendak Dunia tersebut dan ingin tunduk pada makhluk itu.     

'Ini benar-benar seorang Dewa Tertinggi, dia begitu menakutkan meskipun sedang tertidur lelap. Jika bukan karena pembaptisan yang kualami ketika aku bereinkarnasi ke Dunia Para Dewa dan esensi dari seorang Magus yang kumiliki, maka pengaruh kekuatan ini akan lebih besar lagi...'     

"Lewati pintu-pintu itu dan Aula Celestial akan mengukuhkan posisimu sebagai seorang dewa."     

Umberlee terlebih dahulu memasuki aula tersebut dan ketika Leylin memasuki aula itu, dia merasakan sejumlah besar tatapan mata tajam diarahkan kepadanya. Tatapan mata para makhluk ilahi yang ada di dalam aula tersebut mengandung permusuhan, kebencian, rasa ingin tahu, ketidakpedulian, dan berbagai emosi-emosi lainnya. Tatapan para dewa berperingkat tinggi bahkan bisa memusnahkan seseorang dengan kekuatan di peringkat Legenda dalam sekejap.     

Namun saat ini Leylin adalah salah satu dari mereka dan dia hanya berada di tempat ini dengan menggunakan avatarnya. Tidak ada yang perlu dia takutkan. Oleh karena itu, dia memasuki Aula Celestial dengan langkah kaki yang sangat pelan.     

*Boom!* Dalam sekejap, sebuah kehendak yang membawa perubahan waktu melihat ke dalam jiwa Leylin. Jika bukan karena dia sebelumnya terlahir kembali ke Dunia Para Dewa, maka saat ini identitasnya akan terungkap. Bahkan setelah itu, dia harus berusaha sekuat tenaga melindungi rahasianya, pancaran cahaya A.I. Chip terus bersinar di matanya.     

'Sebuah pemeriksaan terakhir pada identitasku, huh? Kuat sekali...' Meskipun jauh di dalam hatinya Leylin sedang menyeringai, tetapi dia menunjukkan ekspresi wajah tenang. Aula Celestial bergemuruh ketika sebuah pijakan ilahi baru keluar dari tanah. Dia telah lulus dari pemeriksaan dan sudah dipastikan sebagai penduduk asli Dunia Para Dewa sebelum dia naik peringkat menjadi dewa.     

Baru setelah proses pemeriksaan yang mengerikan itu selesai, Leylin melihat ke sekeliling Aula Celestial dengan tenang. Gelombang-gelombang energi kuat terpancar dari pijakan-pijakan yang di atasnya terdapat kursi emas yang mengandung sebuah jejak Kekuatan Asal. Dia bisa mengetahui identitas masing-masing dewa yang berada di atas pijakan-pijakan tersebut hanya dengan melihatnya sekilas.     

Para dewa berperingkat tinggi, dewa berperingkat menengah, dewa berperingkat rendah... Para dewa baik, dewa netral, dewa jahat dan kacau... Meskipun kursi-kursi tersebut ditata secara tidak teratur, tapi kursi-kursi itu menciptakan sebuah pemandangan yang indah dan tampaknya memiliki suatu keteraturan di dalamnya. Para dewa berperingkat tinggi menempati kursi-kursi di bagian paling depan, pijakan mereka lebih dari sepuluh kali lipat lebih besar daripada pijakan milik para dewa berperingkat rendah. Selain itu, para dewa dari pihak yang sama ditempatkan di bagian yang sama.     

Karena dia hanya seorang dewa berperingkat rendah, pijakan Leylin muncul di belakang pijakan para dewa yang berpihak pada kejahatan. Kursi Umberlee sendiri berada di jarak yang cukup dekat dengan kursinya dan berada dekat dengan kursi-kursi para dewa yang berpihak pada kekacauan. Kekuatan sebagai seorang dewa berperingkat menengah terpancar keluar dari tubuh wanita itu sehingga menjauhkan kursi-kursi para dewa berperingkat rendah darinya.     

Umberlee mengirimkan sebuah pesan kepada Leylin tepat ketika pria itu duduk di kursinya. "Kamu bisa melihat aturan-aturan yang diterapkan Dewa Tertinggi di tempat ini. Bahkan para dewa berperingkat tinggi tidak bisa melakukan apa-apa dengan aturan-aturan tersebut... Selain itu, biasanya kita meninggalkan sebuah avatar di tempat ini untuk memudahkan komunikasi antara satu sama lain."     

Leylin mengangguk paham. Dengan santai dia melihat ke arah Tyr dan Mystra yang berada di kelompok para dewa baik dan netral. Tatapan yang mereka berikan kepadanya mengandung permusuhan yang sangat besar.     

Tentu saja, Leylin tidak merasa takut sama sekali. Lagipula, Dewa Tertinggi sendiri telah menetapkan aturan-aturan yang berlaku di tempat ini, dan bahkan jika sebuah avatar mati, hal itu tidak akan menjadi masalah besar.     

'Jadi Aula Celestial kehilangan tujuan awalnya begitu Dewa Tertinggi berhibernasi dan berubah menjadi sebuah tempat untuk mengobrol dan berdebat, huh?' Leylin mengelus dagunya saat dia merasakan dengan jelas tatapan mata dari para dewa yang berada di sekelilingnya.     

Sebagian besar dewa yang berpihak pada kejahatan melihat ke arah Leylin dengan tatapan mata gembira, seolah-olah mereka merasa sangat penasaran dengan apa yang akan terjadi dengannya setelah dia menghadapi kemarahan dua dewa berperingkat tinggi. Sudah menjadi naluri dasar bagi para dewa untuk saling menyerang dengan rencana dan persekongkolan jahat antara satu sama lain. Mereka menghormatinya dengan tidak terlibat dalam pertempuran tersebut. Sangat wajar bagi mereka untuk merasa senang melihat penderitaan yang dia alami.     

Ada tatapan mata ketakutan di antara banyak tatapan mata yang mengandung ejekan tersebut dan Leylin mengenal tatapan mata itu. Dia menoleh ke arah sumber tatapan mata ini dan mendapati avatar Kurtulmak sang Dewa Kobold. Cahaya ilahi dewa tersebut tampak agak meredup, kemungkinan ini adalah akibat setelah dia harus memindahkan kerajaan ilahinya.     

Karena mereka berdua berada di kelompok yang sama, Kurtulmak duduk berdekatan dengan Leylin. Namun, kursinya berada di belakang kursi Leylin, tampaknya ini disebabkan karena peringkat ilahinya lebih rendah daripada peringkat ilahi Leylin.     

Meskipun Leylin tersenyum ketika dia melihat tatapan penuh hormat dan tersanjung dari Dewa Kobold ini, tetapi di lubuk hatinya yang paling dalam dia memandang rendah dewa tersebut. Pada saat ini, Dewa Kobold itu merasa takut akan kehebatannya, tetapi jika suatu hari nanti dia menemui ajalnya, dewa ini akan menjadi orang pertama yang langsung melompat keluar dan mengoyak sebuah potongan besar daging dari tubuhnya.     

Namun, Leylin tidak akan pernah memberi Kurtulmak kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Dewa Kobold itu ditakdirkan hidup di bawah bayang-bayangnya untuk selama-lamanya.     

Karena pertarungan dilarang dan hanya ada avatar di tempat itu, suasana di Aula Celestial menjadi sangat santai. Bahkan ada banyak dewa yang mengobrol dalam kelompok-kelompok yang berkumpul di sudut-sudut aula tersebut.     

"Ini memang sebuah tempat yang bagus untuk berbicara..." Tatapan mata Leylin melihat ke arah para dewa tersebut dan dia segera memperhatikan bagian tengah aula itu. Sebuah singgasana besar berdiri di tempat tersebut untuk digunakan oleh pemimpin para dewa itu. Tampaknya singgasana tersebut menyatukan semua dewa, seolah-olah singgasana itu adalah inti dunia.     

Kecerdasan Leylin membuatnya bisa mengetahui bahwa seekor makhluk yang sangat kuat sedang tertidur lelap di atas singgasana tersebut. Radiasi Kekuatan Hukum yang terpancar dari tempat itu terasa sangat jelas dan terasa mirip dengan radiasi Kekuatan Hukum yang ada di Dunia Magus. Sebuah lapisan kristal Kekuatan Asal yang tersegel di sekitar singgasana Dewa Tertinggi itu membentuk sebuah gunungan Kekuatan Asal.     

'Ini adalah... Kristal dunia!' Leylin segera mengenali kristal ini. Namun, kristal itu tampak lebih berguna daripada kristal milik Shar. Kristal ini mampu melindungi dan tidak hanya sekedar segel. Singgasana tersebut tersegel di dalam kristal dunia ini dan Dewa Tertinggi yang berada di dalamnya sedang tertidur lelap.     

Kristal dunia puluhan ribu kali lebih kuat daripada Kekuatan Asal dan bahkan para dewa berperingkat tinggi tidak akan mampu menghancurkannya meskipun mereka menyatukan kekuatan. Lapisan perlindungan inilah yang membuat Dewa Tertinggi bisa menyatukan para dewa dan tetap aman sampai hari ini.     

'Namun...' Leylin melihat kursi para dewa berperingkat tinggi yang berada di bagian dengan ekspresi wajah mencemooh, 'Kehendak Dunia pasti menyegel dirinya untuk melindungi diri dari para dewa berperingkat tinggi ini... Sepertinya dia sudah menyadari bahwa dia akan berada pada posisi yang kurang menguntungkan ketika dia berhibernasi...'     

Ini memang sebuah masalah kesempatan. Karena saat ini para dewa berperingkat tinggi berdiri di puncak Dunia Para Dewa, beberapa dari mereka pasti ingin mengambil langkah terakhir untuk menjadi Dewa Tertinggi yang baru. Keinginan ini justru diperkuat oleh kondisi Kehendak Dunia yang sekarang sedang berhibernasi. Satu-satunya alasan mengapa Dewa Tertinggi mampu bertahan sampai hari ini adalah karena dia dilindungi oleh kristal dunia dan para dewa berperingkat tinggi saling memberikan tekanan antara satu sama lain.     

'Kenyataannya, Kehendak Dunia dari Dunia Para Dewa dan Dunia Magus adalah makhluk-makhluk terkuat dalam Perang Akhir. Jika melihat kondisi di Aula Celestial ini, sepertinya Kehendak Dunia sudah atau hampir berada di peringkat 9 dan sangat dekat dengan keabadian...'     

Bahkan dengan penglihatan ilahinya, Leylin hanya bisa melihat sebuah tabir cahaya di dalam kristal dunia tersebut dan tidak dapat melihat wujud asli sang Dewa Tertinggi. Sepertinya Kekuatan Hukum di sekitar kristal itu memberikan manfaat yang sangat besar bagi semua dewa, sehingga mereka bersedia untuk meninggalkan avatar mereka di tempat ini.     

Ini seperti para Magus yang sedang mengamati Kekuatan Hukum di dalam lautan Kekuatan Asal. Afinitas para dewa terhadap Kekuatan Asal akan meningkat ketika mereka berada di Aula Celestial tersebut dan membuat mereka lebih mudah untuk menghasilkan lebih banyak kekuatan ilahi.     

Leylin melihat beberapa avatar sedang duduk dengan tenang di wilayah itu, beberapa dari mereka bahkan telah berubah menjadi batu. Sepertinya mereka sedang memahami beberapa Kekuatan Hukum dan mungkin hanya tinggal selangkah lagi untuk naik peringkat.     

"Aku harus memikirkan sebuah cara untuk sebuah melancarkan serangan mematikan sebelum Perang Akhir dimulai..." Leylin melihat ke arah singgasana Dewa Tertinggi, tatapan matanya tampak dipenuhi dengan rasa hormat. Bahkan para dewa berperingkat tinggi yang unggul dalam bidang ramalan tidak akan pernah mengetahui tujuannya yang sebenarnya.     

'Mungkin aku harus memanfaatkan ambisi para dewa berperingkat tinggi ini. Sepertinya itu bukan ide yang buruk...' Pikiran Leylin berputar secepat kilat dan dia segera menghasilkan sebuah rencana yang kemungkinan besar akan berhasil.     

Para dewa berperingkat tinggi menginginkan singgasana itu untuk diri mereka sendiri, jadi Leylin hanya perlu membangkitkan keinginan mereka dan mendapatkan keuntungan terbesar tanpa perlu melakukan banyak upaya. Membuat para dewa saling bertarung antara satu sama lain sebelum Perang Akhir adalah cara terbaik untuk melemahkan mereka.     

'Tidak peduli setinggi dan seperkasa apapun kekuatan kalian, namun ketika Dewa Tertinggi kembali, akan jadi apa kalian? Makhluk yang tidak mendapatkan keabadian hanyalah seekor semut...' Mata Leylin menunjukkan sikap apatis yang mengerikan ketika tatapan matanya melihat ke semua bagian Aula Celestial. Ketika Perang Akhir dimulai, berapa banyak dewa yang akan mati?     

Sebuah pikiran itu membangkitkan ketertarikan Leylin. Dia meninggalkan avatarnya di dalam Aula Celestial dan mengalihkan sebagian besar perhatiannya kepada tubuh utamanya yang berada di kerajaan ilahinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.