Penyihir kegelapan di dunia magus

Kerusuhan



Kerusuhan

3"Ck... Chester benar-benar menyedihkan..." Ukekelu sang makhluk setengah dewa bertubuh singa itu menggelengkan kepalanya.     

"Jika kenaikan peringkat menjadi dewaku gagal, aku juga tidak akan berakhir dengan cara yang berbeda dengannya..." Sebuah gumpalan lumpur berwarna hitam memikirkan hal ini, tetapi ketika para makhluk setengah dewa tersebut melanjutkan diskusi mereka, sebuah hujan darah menyelimuti Kastil Pohon. Semua orang yang selamat dari peristiwa tersebut dan diyakini sebagai pengikut Chester Potter dikumpulkan untuk dibakar.     

Di sisi lain, Schliff mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik. Kepalanya langsung dipenggal oleh seorang prajurit gereja berperingkat Legenda.     

Leylin melihat ke sekelilingnya dan bertanya, "Bagaimana menurut kalian? Setelah menyaksikan peristiwa ini, bagaimana pendapat kalian tentang gagasanku?"     

"Dengan halangan dari seorang dewa sejati, peluang kita untuk naik peringkat menjadi dewa pasti akan berkurang... Saranmu layak untuk dipertimbangkan..."     

"Aku akan memberikan jawabannya kepadamu sebelum batas waktunya tiba."     

Para dewa palsu lainnya memberi jawaban satu demi satu.     

"Baiklah. aku percaya bahwa selama kita bekerjasama menuju sebuah tujuan yang sama, menjadi para dewa sejati tidak hanya menjadi sebuah harapan tidak masuk akal bagi kita semua. Kita pasti akan berhasil!"     

...     

Begitu para dewa lainnya pergi, Leylin melihat ke arah hutan dengan tatapan mata yang penuh arti.     

'Roh-roh pendendam akan muncul selama proses kenaikan peringkat menjadi dewa dan menimbulkan munculnya sebuah gelombang yang merugikan...' Meskipun situasi Chester Potter adalah sebuah kasus yang unik, namun Leylin tidak benar-benar mengesampingkan kemungkinan bahwa hal yang sama juga akan terjadi pada dirinya sendiri.     

'Hasil percobaan-percobaan itu menunjukkan bahwa energi negatif sangat mudah menarik para mutan semacam itu dan juga menghasilkan medan-medan magnet kuat yang mendistorsi ruang hampa...' Leylin mengelus dagunya.     

Jika seseorang berbicara tentang karma, maka jumlah pembunuhan yang Leylin lakukan hampir sama dengan pembunuhan yang dilakukan oleh Kalajengking Beracun. Bahkan di Dunia Para Dewa saja, jumlah orang yang mati di tangannya sudah mencapai jumlah yang tidak masuk akal. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah penduduk asli dan sejumlah besar Profesional berperingkat tinggi yang mati di tangannya. Bahkan jika 1% dari roh-roh pendendam itu bergerak selama kenaikan peringkatnya menjadi dewa, mereka akan membuatnya berada dalam sebuah situasi yang sangat menyulitkan.     

'Apakah aku perlu benar-benar mengucapkan selamat tinggal kepada masa laluku sebelum aku naik peringkat menjadi dewa? Selain itu, hanya dewa-dewa sejati dari Dunia Para Dewa saja yang dapat menanggung beban dari roh-roh pendendam itu...' Pemahaman Leylin tentang para dewa telah meningkat.     

'Namun bukan itu saja informasi yang kuperoleh hari ini,' Mata Leylin bersinar, 'Turunnya Kehendak Dunia membuatku bisa membedakan kekuatan yang berasal dari kubu yang berbeda. Malar adalah sebuah contoh langsung, hal yang sama pasti akan terjadi padaku!'     

Chester Potter bisa dianggap sebagai sebuah bahan percobaan untuk memberikan gambaran tentang situasi yang akan Leylin hadapi sendiri. A.I. Chip telah mengumpulkan banyak informasi berharga dari percobaan langsung ini, informasi-informasi tersebut yang sangat penting bagi kenaikan peringkat Leylin.     

'Setelah semua persiapan selesai, aku akan segera kembali dan naik peringkat menjadi dewa!' Hasrat serta rasa haus akan kekuatan terpancar dari mata Leylin dan kepercayaan dirinya memuncak. Selain dirinya, siapa lagi yang bisa kembali memulai perang terhadap para dewa tersebut?     

...     

'Semoga jiwamu damai untuk selamanya,' Rafiniya berdoa dalam hati di dalam rumah baron pemilik Kastil Pohon. Para penghuni Kastil Pohon yang selamat dari upacara pengorbanan tersebut sudah tercemar oleh kekuatan jahat dan tidak ada alasan untuk melepaskan mereka. Wanita itu melaksanakan tugasnya untuk membersihkan seluruh tempat tinggal tersebut dengan pedang sucinya.     

Rafiniya merasa seolah hatinya telah diaduk-aduk oleh altar berdarah itu. Dua puluh ribu orang tak berdosa telah mati, dan bahkan mayat mereka tidak selamat. Mereka hanya menyisakan jejak-jejak darah dan pakaian-pakaian yang telah terkoyak.     

"Para iblis dan dewa palsu itu adalah noda terbesar bagi keadilan!" Rafiniya merasakan seolah di dadanya ada sebuah kobaran api yang hendak meledak keluar dari tubuhnya.     

"Knight Cahaya!" Seorang pendeta Tyr berlari mendekat sambil membawa sebuah cermin air. Sebuah gambar yang menunjukkan seorang pendeta tua yang terlihat seperti seorang prajurit muncul di dalam cermin tersebut. Pria itu memiliki wajah yang ramah dan alis tebal, ekspresi wajahnya dipenuhi dengan tekad.     

"Kardinal!" Rafiniya segera memberi hormat kepada pria tua itu. Tindakannya tersebut bukan hanya karena masalah perbedaan status dan kekuatan, namun justru karena rasa hormat yang datang dari hatinya.     

"Rafiniya! Aku telah mendapatkan informasi bahwa dewa palsu itu telah dilenyapkan. Kamu sudah bekerja dengan baik," Puji kardinal tersebut.     

"Semua itu karena perlindungan dewa kita. Di bawah bimbingan dewa kita, para iblis dan dewa palsu tersebut hanya akan menerima hukuman yang adil." Rafiniya mengerutkan bibirnya, dia tampak sangat keras kepala.     

Senyum ramah muncul di wajah Kardinal tersebut ketika dia melihat pemandangan ini. Kemudian dia berubah menjadi serius, "Rafiniya, aku punya tugas lain untukmu."     

"Baiklah." Rafiniya tidak ingin tragedi ini terulang kembali. Pada saat ini, dia sedang terburu-buru untuk berangkat menebas para pengikut fanatik dewa jahat tersebut demi menyelamatkan warga sipil yang tidak bersalah.     

"Baiklah," Sebuah ekspresi keengganan muncul di mata kardinal tua tersebut ketika dia melihat keadaan Rafiniya saat ini, tetapi dia segera menekan perasaannya itu. "Kali ini sejumlah makhluk setengah dewa menjadi dalang dari kebangkitan dan kekacauan yang terjadi di Gereja Kalajengking Beracun tersebut..."     

Wajah kardinal tersebut terlihat sangat serius, dia meratapi keadaan alam semesta dan mengasihani nasib umat manusia.     

"Dewa-dewa palsu ini sangat mengganggu kedamaian di benua tengah. Dewa kita telah menetapkan bahwa kita akan menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam insiden ini, dan bekerja sama dengan gereja-gereja lainnya untuk melenyapkan para dewa palsu tersebut."     

"Saya akan menjalankan perintah dewa." Rafiniya berlutut dan menyetujui. "Di mana saya harus melakukan penyelidikan?"     

"Laut selatan, Pulau Debanks. Khususnya, Gereja Ular Raksasa." Saat kardinal itu mengungkapkan tujuan Rafiniya, tubuh wanita tersebut bergetar.     

Kardinal itu berbicara perlahan, "Aku tahu kamu memiliki sebuah hubungan baik dengan penyihir yang merupakan manusia setengah dewa itu. Jika kamu keberatan--"     

"Tidak! Saya menerima tugas ini." Knight Cahaya itu mengangkat kepalanya, ekspresi wajahnya menunjukkan sebuah keputusan yang tak tergoyahkan.     

"Memang benar bahwa saya berteman dengan Leylin. Namun, dia sudah mengancam kedamaian benua tengah! Sudah menjadi tugas saya sebagai temannya untuk menariknya keluar dari jalan yang salah!"     

"Bagaimana jika dia melebihi batas kemampuannya?" Kardinal itu bertanya dengan acuh tak acuh.     

"Kalau begitu, aku akan mengakhiri kesalahannya untuk selama-lamanya." Tubuh Rafiniya memancarkan cahaya keadilan ketika dia menyampaikan jawabannya.     

"Baiklah! Dewa sudah melihat tekadmu!" Kardinal itu mengangguk puas dan menghentikan komunikasi tersebut.     

"Knight Cahaya Rafiniya! Kardinal memerintahkan kami untuk mengikuti anda." Sebuah kelompok prajurit gereja dan pendeta kuat mendekati Rafiniya. Mereka ini hanyalah tim investigasi. Setelah Knight tersebut mengirimkan persetujuannya, para Legenda berperingkat tinggi dan bahkan avatar dewa akan dikirimkan ke tempat itu.     

"Aku tidak menyangka kita akan berakhir seperti ini, Leylin..." Rafiniya memandang ke arah matahari terbenam, samar-samar terlihat penyesalan di matanya. Sepertinya dia sedang mengingat pertemuan pertama mereka, saat keduanya masih memiliki kekuatan pada tingkat yang sama. Leylin dengan cepat melampauinya dan menjadi seorang penyihir berperingkat tinggi, kemudian naik ke peringkat Legenda hingga akhirnya menjadi seorang manusia setengah dewa. Dia hanya bisa melihat punggung pria yang kekuatannya sudah jauh melampauinya itu, karena dia bahkan tidak bisa menyamai kekuatan pria tersebut.     

'Aku benar-benar bodoh! Sungguh, dengan rasa hausnya pada kekuatan dan sikapnya yang selalu mencari aman terhadap prinsip-prinsip kebenaran, seharusnya sejak awal sudah jelas bahwa kami akan berakhir di pihak yang berlawanan!' Rafiniya menarik pedangnya, penyesalannya digantikan dengan tekad yang kuat. 'Kamu memiliki jalanmu sendiri, dan aku akan bertahan pada jalanku. Mulai hari ini dan seterusnya, kita adalah musuh!'     

Knight Cahaya itu mengarahkan pedang panjangnya ke arah selatan, kemudian meneguhkan tekad yang tak tergoyahkan, "Ayo berangkat. Target kita adalah di Pulau Debanks, Gereja Ular Raksasa!"     

Sejumlah besar pasukan berkuda melesat keluar dari Kastil Pohon dan meninggalkan debu di jalanan.     

...     

"Romese!" Avatar Helm memanggil kardinalnya sendiri di kamp yang lain.     

"Tuanku! Engkau adalah penjaga dan pembela para dewa sejati..." Romese berlutut, wajahnya dipenuhi dengan ketulusan.     

"Meskipun kali ini kita menang, namun segalanya tidak akan tetap berjalan sesederhana ini..." Mata avatar itu bersinar dengan pandangan yang jauh ke depan.     

"Pergilah ke selatan, dan bantu pasukan Gereja Keadilan untuk melenyapkan semua bagian Gereja Ular Raksasa." Helm memutuskan, "Gereja akan memberikan tekanan yang diperlukan pada negara-negara pesisir sehingga membuat mereka membentuk sebuah tim ekspedisi laut."     

"Saya mengerti! Keinginan anda adalah perintah bagi saya!" Meskipun Romese menyetujuinya dengan hormat, tetapi hatinya merasa sangat terkejut. 'Tidak ragu-ragu untuk mengumpulkan kekuatan dari pihak sekuler dalam sebuah ekspedisi? Ini diluar kebiasaan... Apakah lawan kita sudah mencapai sebuah tingkat yang semengerikan itu?'     

Gereja dan negara memiliki pemahaman tertentu yang tidak perlu mereka ucapkan. Tindakan ini akan membuat para dewa melemparkan kekuatannya di sekitar wilayah negara-negara sekuler tersebut. Tindakan semacam itu akan menarik sejumlah besar hal negatif.     

Hanya ada satu alasan yang membuat Helm bersedia memikul beban ini, yaitu karena bahaya yang akan ditimbulkan Gereja Ular Raksasa jika gereja itu terus berkembang jauh melebihi bahaya yang diberikan pihak kekaisaran kepada mereka. Gereja tersebut bahkan bisa mengancam keselamatan Helm sendiri!     

Setelah memikirkan hal ini, tiba-tiba Romese merasakan beratnya beban tugas yang telah diletakkan di pundaknya tersebut...     

Situasi di benua tengah belum kembali tenang setelah Gereja Kalajengking Beracun dimusnahkan dan justru menjadi semakin aneh. Sejumlah besar dewa mulai bergerak dan awan tebal mulai menyelimuti dunia nyata utama. Lingkungan dengan gejolak sebesar itulah tempat di laut wilayah selatan yang didatangi oleh Kelompok Rafiniya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.