Penyihir kegelapan di dunia magus

Ashen Hawks



Ashen Hawks

0"Itu adalah Tuan Siegfried dari Ashen Hawks!"     

"Dengan adanya dia di sekitar kita, sekarang Old Pam bisa merasa tenang!" Kurcaci itu berseru dengan penuh semangat.     

'Kuat' adalah kesan pertama yang Leylin dapatkan dari pria itu. Siegfried berada pada peringkat 15 atau diatasnya, dan bahkan ada jejak energi dari benda-benda sihir yang dibawa oleh orang ini. Namun itu belum semuanya, para anggota kelompok yang berada di belakangnya adalah para prajurit terbaik juga, dan dia bahkan melihat bahwa di antara mereka terdapat seorang penyihir.     

Meskipun penyihir itu mengenakan sebuah jubah penyihir berwarna hitam, namun kekuatan spritualnya yang unik tersebut tidak bisa menipu Leylin. Namun, sepertinya penyihir itu tidak berperingkat tinggi dan hanya melakukan kontak dengan lapisan ketiga Weave.     

"Apakah Siegfried itu sangat kuat?" Tanya Leylin dari samping Pam sambil melihat ke arah kelompok tentara bayaran dari Ashen Hawks yang bertemu dengan kelompok-kelompok pedagang berskala menengah tersebut. Kemudian disusul dengan sinyal yang menandakan bahwa bahwa mereka akan berangkat.     

"Tentu saja. Tuan Siegfried adalah satu-satunya tentara bayaran berperingkat mithril di Kota Emon! Kamu tahu peringkat mithril kan? Selain itu, dia adalah seorang prajurit berperingkat tinggi yang telah menjalani banyak pertempuran. Balai kota kita bahkan mememintanya untuk bertanggung jawab atas pasukan penjaga, tetapi dia menolak permintaan mereka..." Old Pam berbicara terus-menerus ketika menceritakan tentang Siegfried, seolah-olah dia sendiri adalah anggota dari Ashen Hawks itu.     

Ashen Hawks memiliki sebuah reputasi besar, dan hal itu menimbulkan sebuah kegaduhan di antara kelompok-kelompok pedagang besar tersebut. Baik itu para tentara bayaran ataupun para pedagang, mereka semua menunjukkan ekspresi senang di wajah mereka, seolah-olah hanya dengan keberadaan Ashen Hawks saja sudah menjadi jaminan atas keselamatan mereka.     

'Lagi-lagi sekelompok orang menyedihkan lain yang menempatkan keselamatan mereka di tangan orang lain...' Leylin menghela napas ketika melihat adegan ini, 'Tidak peduli sekuat apapun dia, dia pasti akan mengutamakan untuk melindungi beberapa kelompok pedagang berskala menengah yang telah mempekerjakannya. Bagaimana mungkin dia bisa tetap berada di sisi kalian seperti yang Pam lakukan? Disana ada lebih dari seratus ogre...'     

Meskipun beberapa orang yang berada di sini masih tenggelam di dalam khayalan mereka, namun rombongan yang terdiri dari berbagai jenis ras tersebut akhirnya berangkat.     

'Membosankan sekali…' Sekarang Leylin berpakaian seperti seorang prajurit, dan menggunakan baju pelindung kulit yang terbilang masih baru. Di pinggangnya terdapat sebuah pedang panjang yang terbuat dari baja, gagang pedangnya dilapisi dengan tali kasar yang membuatnya bisa mencabutnya dengan mudah sewaktu-waktu.     

Rombongan besar itu bergerak sangat lambat. Terlepas dari masalah kepemimpinan, makanan, air, dan berkemah di malam hari adalah masalah-masalah besar bagi mereka. Bahkan pasukan-pasukan yang bagus tidak dapat mengelola hal semacam itu dengan baik, apalagi kelompok sampah ini. Bahkan kadang-kadang mereka tidak berhasil melintasi beberapa kilometer dalam waktu satu hari.     

Leylin sudah menduga bahwa hal semacam ini akan terjadi, dan dia tetap bersikap tenang di dalam kelompoknya. Dengan jumlah orang yang begitu banyak di dalam rombongan tersebut, dia hanya akan digunakan sebagai martir untuk memancing para ogre itu jika akhirnya mereka bertemu dengan para ogre tersebut. Situasi itu akan membuatnya bisa melarikan diri.     

Leylin sudah memutuskan. Begitu dia berhasil melewati bahaya yang ditimbulkan oleh para ogre tersebut, dia akan segera meninggalkan kelompok besar ini dan melanjutkan perjalanannya seorang diri. Sedangkan untuk masalah bayaran dan kepercayaan, apakah dia akan peduli dengan hal semacam itu?     

Oleh karena itu sekarang Leylin tidak melakukan apa-apa. Dia memberikan satu koin perak untuk membuat sebuah kesepakatan dengan seorang pedagang, dan diizinkan untuk berada di dalam salah satu kereta kuda pedagang tersebut. Selain tugas wajibnya untuk berpatroli, satu-satunya hal yang dia lakukan adalah beristirahat, meditasi, dan melakukan penelitian rahasia.     

'A.I. Chip, tunjukkan statistikku yang sekarang!" Perintah Leylin.     

[Leylin Faulen. Umur: 16. Ras: Manusia, Penyihir peringkat 10. Kekuatan: 5.2. Kecepatan: 6.5. Vitalitas: 6.3. Kekuatan Spiritual: 10. Kondisi: Sehat. Kemampuan: Kuat, terpelajar. Slot Mantra: Slot mantra peringkat 4 (3), Slot mantra peringkat 3 (5), Slot mantra peringkat 2 (7), Slot mantra peringkat 1 (???), Slot mantra peringkat 0 (???)] [Analisa Weave: Lapisan 0 100%, Lapisan 1 (100%), Lapisan 2 (37,31%), Lapisan 3 (16,78%), Level 4 (2,01%).] A.I. Chip menjalankan perintah Leylin dengan setia.     

'Jumlah kekuatan spiritualku sangat tidak sesuai dengan waktu yang kuhabiskan untuk bermeditasi. Dengan berkurangnya efek dari Belati Devilblood, aku tidak lagi naik peringkat dengan mudah. Aku hanya bisa mencoba untuk meningkatkan statistikku yang lain menjadi 10 poin...'     

Menurut Leylin, peningkatan statistiknya yang lain merupakan sebuah proses penyempurnaan peringkatnya sendiri. Begitu semua statistiknya tersebut menembus sebuah batas tertentu, dia akan mendapatkan sebuah kejutan yang menyenangkan.     

Leylin melihat sekilas ke arah statistiknya tersebut dan mengalihkan perhatiannya ke analisa Weave, pekerjaannya yang paling penting.     

'Lambat seperti biasa...' Leylin tidak bisa melakukan apa-apa terkait dengan hal ini. Weave berada di bawah kendali Mystra, dan dia adalah seorang dewi yang kuat. Analisa Weave yang dilakukan A.I. Chip sudah bertentangan dengan kehendak para dewa. Dia tidak bisa berbuat lebih banyak tanpa membuat dewi tersebut menyadarinya.     

'Penurunan kecepatan analisanya dimulai sejak menganalisa lapisan kedua Weave. Penurunan itu tidak akan terlalu kentara jika aku tidak naik peringkat... Mungkin aku harus menggunakan metode lain...' Tepat ketika Leylin memikirkan apa yang harus dia lakukan tersebut, seorang tamu tidak diundang membuka pintu kereta kuda.     

"Kakak Hera sudah menjelaskan semuanya kepadaku. Aku minta maaf!" Hanya dari suara itu saja, Leylin sudah mengetahui bahwa orang ini adalah Rafiniya dan dia membuka matanya. Bahkan dalam kegelapan di dalam kereta kuda, dia bisa melihat wajah Knight perempuan yang memerah itu.     

"Aku menerima permintaan maafmu. Apakah sekarang kita sudah selesai?'' Leylin memberi isyarat agar Rafiniya pergi.     

"Mengapa kamu tega melakukan ini?" Wajah Rafiniya yang sedang malu itu semakin memerah, tapi kali ini dengan ekspresi marah, "Aku datang kemari untuk meminta maaf kepadamu, tetapi mengapa kamu bersikap begitu kasar? Selain itu... Pam dan yang lainnya..."     

"Aku sudah melakukan tugasku hari ini. Pam dan yang lainnya hanya tidak mau berusaha... Selain itu..." Leylin berdiri. Gerak-geriknya yang anggun itu membuat Knight tersebut mundur, seolah dia sedang dimarahi oleh ayahnya sendiri.     

"Selain itu... siapa yang sejak tadi terus tinggal di dalam kereta majikan? Dan siapa yang terus menghindari tugas berpatroli?" Mata Leylin tertuju pada Rafiniya, dan membuat Knight itu menundukkan kepalanya. Pada saat ini, dia menyadari bahwa Ley memang telah melakukan tugasnya, tidak seperti dirinya.     

"Itu- Itu berbeda! Aku seorang gadis!" Rafiniya menghentakkan kakinya, "Siapa yang tahu kalau bepergian itu ternyata sangat membosankan? Ada kotoran di mana-mana, dan tidak ada tempat untuk berjalan. Bahkan lebih sulit untuk menemukan sebuah kamar kecil..."     

Isi hati Rafiniya tersebut ditumpahkan di depan Leylin. Ketika dia menyadari bahwa pria itu tersenyum kepadanya, dia tidak bisa menahan diri sehingga wajahnya menjadi merah padam dan dia menundukkan kepalanya.     

"Jadi sekarang kamu tahu sulitnya melakukan perjalanan? Jangan tertipu oleh megahnya penampilan luar para pahlawan. Sebenarnya, mereka bisa lebih menderita daripada kamu... Pulanglah, nona kecil!" Leylin jarang menunjukkan kebaikan semacam ini. Dia hanya melakukannya karena tindakan itu membuatnya tidak perlu banyak bicara.     

"Kamu terdengar seperti orang yang mengetahui banyak hal, tetapi apakah kamu benar-benar mengetahuinya?" Rafiniya berbalik dan pergi, seolah-olah dia sudah terbiasa dan merasa kesal mendengar nasehat semacam itu. Leylin hanya menghela napas, "Dasar anak pembangkang..."     

Hari-hari berlalu, dan kelompok sampah itu semakin mendekati wilayah yang kabarnya dihuni oleh para ogre. Sebelumnya mereka belum pernah menemui masalah, dan jumlah mereka sudah cukup untuk menakuti para gelandangan serta orang-orang yang memiliki niat jahat. Namun di dalam kelompok tersebut, para bandit Profesional mengalami nasib yang buruk. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu diawasi dengan sangat ketat.     

Ketika tiba waktunya untuk berkemah, rombongan tersebut memilih sebuah tanah lapang. Sejumlah besar tentara bayaran membangun tenda-tenda yang megah dan menyalakan api unggun. Kemudian air panas dituangkan ke dalam panci-panci bersama dengan jatah makan tambahan mereka berupa beberapa sayuran liar yang ditemukan oleh beberapa tentara bayaran tua di luar perkemahan tersebut ​​dan dendeng yang dimasak menjadi sebuah sup yang gurih.     

Pam memeluk botol rum sambil mengeluarkan air liur ketika melihat ke arah panci makanan tersebut dan sesekali meminum rumnya.     

"Semua orang telah bekerja keras hari ini!" Hera dan Rafiniya turun dari kereta kuda, dan tentara bayaran dari Night Halls duduk di sekitar api unggun tersebut.     

Setelah menghabiskan beberapa waktu bersama, sekarang Leylin memiliki pendapat lain tentang Hera. Meskipun bangsawan wanita tersebut sedikit licik, namun hal itu disebabkan karena kondisi hidupnya. Wanita tersebut tidak menganggap dirinya jauh lebih baik daripada para tentara bayaran yang telah bekerja keras itu.     

Dengan pengalamannya, Leylin dapat memastikan apakah Hera tulus atau sedang berpura-pura. Adik perempuannya yang sepertinya dipanggil Yalani itu terlindungi dengan baik oleh kakak perempuannya tersebut. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kereta kuda, dan Leylin bahkan hanya pernah beberapa kali melihatnya. Itu menandakan bahwa Hera menyadari bahaya yang terdapat di luar.     

Setelah Hera membawa makan malam yang baru saja dibuat itu kembali ke dalam kereta, Old Pam segera meminum rumnya dan mulai mengobrol.     

Namun, di malam yang panjang dan dingin ini, hanya ada sedikit waktu untuk bersenang-senang. Oleh karena itu, diam-diam para anggota lainnya menyetujui untuk bersenang-senang. Terutama Rafiniya yang terlihat sedang bersenang-senang, dan bahkan mungkin sedang menganggap bahwa kisah-kisah yang disampaikan oleh Old Pam itu sebagai kenyataan.     

"Halo. Bolehkah saya tahu apakah ini kereta Nyonya Hera?" Pada saat ini, seseorang yang bertanggung jawab atas salah satu kelompok pedagang itu berjalan mendekat.     

"Ada apa? Tolong beritahu aku!" Rafiniya menghalangi jalan orang tersebut. Beberapa hari sebelumnya, ada beberapa lelaki yang terlihat bernafsu pada kecantikan perempuan bersaudara itu. Dia mengusir mereka, dan sekarang dia lebih waspada.     

Penanggung jawab yang telah ditolak mengernyit, tetapi kemudian tersenyum, "Ya, kita sudah sampai di wilayah berbahaya di mana terlihat kemunculan para ogre. Tuan Siegfried mengatakan kepada saya untuk datang kemari dan memberitahu semua orang agar tetap waspada di malam hari. Jangan lupa untuk mengirim orang untuk berpatroli di wilayah ini..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.