Penyihir kegelapan di dunia magus

Path Of Quandary



Path Of Quandary

3"Bagaimana mungkin? Seseorang telah memasuki Path of Quandary. Lorong itu sangat dekat dengan inti reruntuhan!" Magus tua yang mengenakan pakaian sederhana itu mengamati buku catatan berwarna kuning muda di tangannya sambil menggeram pelan. Ekspresi wajahnya menunjukkan kecemasan.     

Di salah satu halaman buku catatan warna kuning muda itu, terdapat sebuah peta lengkap yang telah ditandai dengan garis-garis berwarna hitam pudar. Di peta tersebut terdapat sebuah titik kecil berwarna hitam yang bergerak perlahan di salah satu lorong tengah yang diberi nama Path of Quandary.     

Di peta tersebut juga terdapat titik-titik lain tetapi semuanya terletak di wilayah luar dari reruntuhan Scarlet Crescent tersebut.     

Pria tua itu sendiri ditandai dengan sebuah titik berwarna putih. Meskipun dia bisa jauh lebih cepat daripada para Magus Morning Star di luar yang dihalangi oleh labirin, namun dia masih berada di bagian tengah reruntuhan tersebut dan masih jauh dari bagian inti.     

Sebaliknya, titik hitam yang menandai Leylin itu hanya berjarak beberapa langkah dari bagian inti yang ditandai dengan warna merah!     

"Sial, sial, sial! Mengapa ada seorang Magus yang begitu cepat..." Kutuk pria tua, ekspresinya dipenuhi dengan ketidaksabaran dan kemarahan, "Sayang sekali aku hanya memiliki metode yang tepat untuk memasuki reruntuhan ini. Aku tidak bisa mengendalikan semua mekanisme rahasia, atau cara yang lainnya..."     

Meskipun leluhur Magus tua itu merupakan anggota Scarlet Crescent, namun sang leluhur tersebut hanya seorang anggota biasa. Meskipun sang leluhur telah berpartisipasi dalam pembangunan reruntuhan itu, namun dia tidak dapat berhubungan wilayah inti tersebut. Oleh karena itu, memperoleh peta, kata sandi untuk masuk, serta beberapa informasi ini adalah upaya terbaik yang bisa dia lakukan.     

Leylin juga tiba-tiba mempercepat kemunculan reruntuhan tersebut dan menyebabkan semua hal menjadi tidak menguntungkan bagi orang tua itu. Meskipun dia bergegas untuk masuk, namun dia masih berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam perangkap. Oleh karena itu, saat ini dia masih berada di belakang Leylin.     

"Aku tidak peduli lagi! Selama aku bisa sampai ke wilayah inti, aku masih punya kesempatan untuk membalikkan keadaan!"     

Pria tua itu menelusuri peta dengan menggunakan jari-jarinya sambil marah dan menemukan rute lain. Namun, tepat ketika dia akan bergerak, pupil matanya tiba-tiba menyusut.     

Sebuah titik hitam memasuki tepian peta tersebut. Titik itu ukurannya beberapa kali lebih besar dari titik yang lain, dan dilingkari dengan warna merah.     

Beberapa jebakan dan formasi mantra di bagian luar reruntuhan itu benar-benar hancur di hadapan titik besar tersebut dan bahkan nama-nama jebakan serta formasi mantra itu menghilang dari peta. Pria itu meratap sedih, "Seorang Magus peringkat 5 sedang bergegas menuju kemari dengan sangat cepat. Apakah kamu tidak akan memberiku kesempatan sama sekali..."     

Meskipun pria tua itu terus meratap, namun langkah kakinya tidak kehilangan kecepatan sama sekali. Sebaliknya, dia mulai bergerak lebih cepat.     

Jika pria tua tersebut sedikit melambat dan membiarkan Magus peringkat 5 itu mengambil alih tempat ini, maka wilayah ini tidak akan menjadi urusannya lagi. Selain itu, ada barang tertentu di wilayah inti yang dia butuhkan, dan merupakan tujuan utamanya datang ke tempat ini.     

"Tunggu saja! Tunggu saja sampai aku bisa mendapatkan inti itu!"     

Pria tua itu menatap ke arah titik hitam kecil di Path of Quandary, dan ekspresi wajahnya terlihat frustrasi.     

...     

Tentu saja Leylin tidak tahu bahwa seseorang sedang memikirkannya. Dia sekarang sedang berjalan di sebuah jalur kecil yang terbuat dari batu berwarna abu-abu.     

Jalur tersebut dikelilingi oleh kabut putih di kedua sisinya, dan kabut itu menjadi semakin tebal serta menutupi pemandangan di tempat itu.     

Di jalan yang sunyi dan kosong, hanya langkah kaki Leylin saja yang terdengar tanpa henti. Pemandangan yang terlihat sama persis di kiri dan kanan itu membuat seseorang mudah untuk melupakan waktu dan menyebabkan timbulnya sebuah perasaan takut yang kuat.     

Ketika situasi itu dikombinasikan dengan kekuatan unik yang terdapat di dalam kabut tersebut, maka bahkan tekad seorang Magus yang kuat sekalipun kemungkinan tidak akan bisa bertahan.     

Jika yang masuk ke dalam jalan itu adalah Magus berperingkat rendah, maka kemungkinan mereka sudah lama putus asa, menangis dan berteriak bahwa mereka ingin kembali, sambil memohon untuk dibebaskan.     

Namun, ekspresi wajah Leylin menunjukkan bahwa kabut ini dapat diabaikan. Ketika menghadapi pola pikirnya yang sepuluh ribu kali lebih kuat dari baja itu, hal-hal yang dipasang oleh para Magus kuno dengan tujuan khusus untuk menguji semangat seseorang itu menjadi terasa sepele.     

Ketika Leylin masuk lebih dalam ke lorong tersebut, kabut di sekitarnya menjadi lebih padat, dan bahkan kakinya menjadi tidak bisa terlihat dengan jelas. Seolah dia sedang melangkah di atas awan.     

Leylin melangkah, dan pemandangan tiba-tiba berubah.     

Sekarang, ruangan itu memiliki lantai berwarna kuning gelap dengan langit-langit yang berjamur. Suara cicitan tikus dapat terdengar dari sudut.     

Ruangan tersebut adalah gambaran paling umum yang bisa dilihat pada rakyat jelata di benua itu. Tidak ada perabotan di kabin kayu kecil ini. Anehnya, yang ada di dalam kabin itu hanya sebuah sangkar burung beo emas di tengah ruangan, dan di atas sangar tersebut terdapat seekor kodok dengan pipa di mulutnya.     

"Hey kakak! Apakah kamu datang kemari untuk memberiku surat cinta dari Miko? Tolong katakan kepadanya bahwa aku sibuk dan tidak bisa datang untuk kencan besok malam!"     

Kodok itu mengenakan sebuah topi hitam dan tampak santai. Kodok tersebut menghembuskan sebuah lingkaran asap putih satu demi satu dari pipanya.     

"..." Leylin tercengang ketika dia melihat kodok tersebut, tidak yakin dengan apa yang sedang terjadi.     

"Apakah kamu bukan utusan Miko? Oh! Kalau begitu pasti Elizabeth. Dia adalah gadis paling cantik yang pernah kulihat. Kulit itu, penuh lipatan dan spora, serta mata yang menonjol itu... Oh! Dia adalah malaikatku..."     

Kodok itu mengoceh terus-menerus, tetapi apa yang dikatakannya hanya membuat Leylin merasa bingung. Pada satu titik, Leylin sudah tidak bisa menahan dirinya lagi dan bertanya, "Di mana ini?"     

"Kabin Quark, Nomor 232 di ujung dunia. Apakah ada masalah?" Kodok itu meletakkan pipanya, mata besarnya yang berbentuk seperti bola lampu itu memandang sekilas ke arah Leylin.     

Mungkinkah Path of Quandary mirip dengan sebuah gerbang astral? Apakah formasi pertahanan Scarlet Crescent mengirimku ke dunia lain?' Pikiran yang datang tiba-tiba ini membuat Leylin tidak dapat memutuskan apakah dia harus tertawa atau menangis.     

Banyak sistem pertahanan kuno yang memiliki upaya terakhir ketika menghadapi musuh yang terlalu kuat untuk ditangani dengan menggunakan formasi mantra biasa, yaitu sistem pembuangan ke sebuah dunia lain!     

Sistem ini mirip dengan sebuah gerbang astral yang memindahkan para Magus keluar dari dunia Magus.     

Karena ini adalah perjalanan yang dilakukan satu kali tanpa koordinat yang pasti, maka Magus yang malang biasanya akan dikirim ke badai spasial yang letaknya sangat jauh sekali atau bahkan ke dalam sebuah badai raksasa. Akan sangat beruntung jika Magus tersebut menemukan dunia lain dengan kehidupan di dalamnya. Namun, untuk kembali ke dunia Magus? Tidak perlu repot-repot memikirkan hal itu.     

Situasi saat ini menyebabkan Leylin ragu.     

Pada saat ini, lantai tiba-tiba mulai bergetar, dan gempa terjadi setiap beberapa saat.     

"Apa yang terjadi?" Leylin mencoba untuk memindai dengan kekuatan jiwanya, tetapi dia mendapati bahwa kekuatan jiwanya telah ditekan hingga batas minimalnya. Bahkan kekuatan jiwanya tersebut tidak bisa melihat melewati kabin.     

"Tidak ada apa-apa. Aku memiliki seorang tetangga baru yang bersiap untuk pindah kemari..."     

Kodok itu melompat begitu saja dari kandang burung beo dan tubuhnya memantul saat dia saat bergerak keluar. Leylin memalingkan kepalanya dan memikirkan ucapan kodok tersebut sejenak, sebelum dia akhirnya mengikuti di belakang kodok itu.     

Setelah membuka pintu kabin kayu tersebut, tubuh Leylin tiba-tiba menjadi kaku dan matanya bersinar karena tidak percaya.     

Di depannya terdapat sebuah tanah gurun pasir kosong yang besar. Di gurun tersebut terdapat lubang-lubang hitam dan debu-debu angkasa yang sudah rusak di langit, serta sebuah bayangan besar berwarna hijau yang tampaknya berakar di kosmos itu sedang bergerak.     

Bayangan tersebut adalah sebuah pohon kuno raksasa, daun-daun pohon yang berwarna hijau itu berguguran dengan kilauan yang terlihat seperti batu giok. Leylin telah melihat banyak pohon kuno sebelumnya, dan ada pohon besar di Kota Creevey di mana rumah-rumah dapat dibangun di atas daun pohon tersebut. Namun, seluruh Kota Creevey tersebut seperti sebuah benda kecil jika dibandingkan dengan pohon raksasa ini. Kota itu bahkan tidak sebanding dengan sehelai daun pohon ini.     

"Halo teman baru! Apakah kamu butuh bantuan?" Setelah melihat pohon ini, kodok itu dengan senang hati maju untuk menyambut pohon tersebut sambil melompat ke akar pohon yang berukuran setebal gunung.     

Dibandingkan dengan pohon itu, kodok itu terlihat seperti setitik debu. Tidak! Kodok tersebut sepuluh ribu kali lebih kecil dari setitik debu!     

Leylin terdiam. Tak lama kemudian, dia menyadari bahwa dia benar-benar telah keluar dari sebuah kabin kayu, tetapi di sekelilingnya adalah sebuah kosmos berbintang hitam yang tidak memiliki berdasar, dan kabin tersebut telah mengambang di langit. Bahkan ada sebuah coretan tipis di pelat pintu perunggu yang terbaca 'Nomor 232, Tepi Dunia! Rumah ini milik Kodok Quark.'     

Pada akar raksasa dimana kodok tersebut sekarang berada, terdapat kabin kecil yang lain, dan kabin ini dibangun miring. Kabin tersebut juga memiliki nomor, 233. Namun namanya telah berubah menjadi Wisdom Tree. Leylin tidak tahu sebesar apa pemilik kabin tersebut atau bagaimana mereka memasuki kabin itu. Dia tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat kabin yang terdapat di akar pohon tersebut, dan kodok yang juga ada disitu.     

Namun tak lama kemudian, ekspresi wajahnya berubah. 'Wisdom Tree kuno? Makhluk cerdas dari dunia Magus yang pernah mencerahkan beberapa Magus kuno yang agung? Puncak dari semua kebijaksanaan?'     

*Rumble!* Beberapa celah besar terbuka pada pohon tersebut hingga meluas ke kosmos, menghisap badai spasial yang ganas dan menghasilkan rengekan tanpa suara.     

Dua mata raksasa berwarna kekuningan terbuka, diikuti oleh bibir yang dipenuhi dengan garis-garis kayu.     

"Sudah… lama… sekali… teman… lamaku..." Kata-kata pohon itu terdengar sangat keras. Hanya dengan gelombang suaranya saja sudah cukup untuk meledakkan segalanya. Kodok Quark tidak punya pilihan selain memeluk akar kuat-kuat agar tidak terhempas oleh badai dahsyat tersebut.     

Ucapan Widsom Tree itu sangat lambat dan membutuhkan waktu satu menit untuk setiap suku kata yang diucapkannya. Sepertinya setiap pemikiran memakan waktu yang sangat banyak.     

"Dan... juga... seorang… teman... baru..." *Bang!* Tanah meledak, dan sebuah akar yang ukurannya sebesar gunung melayang, mengangkat Leylin sampai dia berada di hadapan Wisdom Tree kuno tersebut serta bertemu dengan tatapan matanya yang bersinar seperti bintang..     

"Aku mencium aroma tubuhku di dalam dirimu..." Kata-kata Widom Tree tersebut sulit untuk diuraikan, tetapi Leylin segera mengerti apa artinya.     

"Apakah ini inti dari Wisdom Tree kuno? Dan ini!" Leylin mengeluarkan sebuah gelas kayu, yang sekarang telah kosong.     

Gelas tersebut pernah mengandung esensi Wisdom Tree, dan berperan sangat penting dalam mendukung kenaikan peringkat Leylin ke peringkat 3. Gelas kayu ini kabarnya terbuat dari kulit Wisdom Tree tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.