Penyihir kegelapan di dunia magus

Gargoyle



Gargoyle

0"Aku berusaha datang kesini demi kepentinganmu." Pria tua itu memperhatikan cucunya dengan pandangan penuh kasih sayang.     

"Kamu memiliki bakat terbaik di keluarga kita. Selama kamu memiliki teknik meditasi tingkat tinggi dan artefak sihir, maka naik ke peringkat 2 dan 3 pasti tidak akan menjadi masalah. Kamu bahkan memiliki harapan untuk mencapai tingkat Morning Star!"     

Orang tua itu begitu emosional sehingga tubuhnya gemetar dan hampir menangis.     

Ucapan orang tua tersebut segera membuat Leylin yang sedang bersembunyi, memutar matanya. Dia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk berbicara tentang sulitnya mencapai tingkat Morning Star, dan lelaki tua ini hanya sedang mengatakan omong kosong.     

Jika seseorang dapat mencapai tingkat Morning Star hanya dengan bermodal bakat yang lebih baik dan teknik meditasi tingkat tinggi saja, maka benua itu tidak akan memiliki begitu banyak Magus Fase Kristal yang telah menjalani kehidupan mereka tanpa bisa naik peringkat.     

Namun, Leylin tidak menganggap bahwa mereka sepenuhnya salah. Ada banyak dunia yang begitu luas di luar sana, dan jika leluhur mereka benar-benar memiliki beberapa metode untuk mencapai tingkat Morning Star tanpa menemui hambatan, maka hal itu menjadi sangat mungkin untuk dilakukan.     

"Tapi..." Cucu muda itu tampak ragu-ragu, sepertinya dia tidak percaya pada penilaian kakeknya ini. Jika bukan karena makam leluhur dan hubungan darah dengan kakeknya yang membawanya ke sini, maka dia mungkin bahkan memiliki rencana untuk pergi dari tempat itu.     

"Membangkitkan roh leluhur dan menghormatinya dengan darahku dan menuju pintu keberhasilan, dengan neraka sebagai tujuan akhir..."     

Pria tua itu mengambil belati berwarna putih perak dan mengiris pergelangan tangannya, kemudian meneteskan darah pada akar pohon labu. Dia terus menerus merapalkan sesuatu, seolah-olah sedang melakukan sebuah upacara secara khidmat.     

Dengan darah yang menyebar ke mana-mana ditambah dengan lingkungan yang menakutkan membuat bocah itu mundur ke belakang.     

"Kakek, lihat!" Tiba-tiba, pupil mata bocah itu menyusut dan dia menarik lengan baju pria tua itu sambil mulai berteriak.     

Bocah itu sedang melihat darah yang menetes pada akar pohon dengan cepat telah diserap oleh tanah dan akar pohon tersebut. Darah itu terlihat seperti air yang diserap oleh sebuah spons.     

"Ini adalah sebuah mekanisme pertahanan yang dibuat oleh keluarga kita. Hanya darah dari para keturunan dan ditambah dengan mantra yang benar saja yang bisa membukanya..."     

Pria tua itu berbicara perlahan. Namun, mata Leylin dipenuhi dengan kecurigaan, "Sebuah kunci garis keturunan. Kunci garis keturunan lagi! Mungkinkah mereka sebuah keluarga Warlock? Meskipun mereka tidak memiliki gelombang energi Warlock pada tubuh mereka..."     

*Huala!* Setelah menyerap darah milik pria tua itu, susunan cabang pohon labu raksasa yang berantakan itu mulai bergetar, dan batang utama pohon itu berubah menjadi berwarna merah darah.     

*Ka-cha!* Tiba-tiba, bagian tengah dari batang utama pohon itu pecah, membentuk sebuah lubang dan terlihat sebuah lorong yang mengarah ke bawah.     

"Ikuti aku!" Pria tua itu berjalan maju, dan cucu muda yang tampak ketakutan itu mengikuti dari belakang sambil menarik erat-erat lengan baju pria tua itu.     

Leylin menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak, tetapi akhirnya mengikuti di belakang mereka.     

Jalan itu pendek, dan dalam waktu singkat mereka telah mencapai sebuah makam.     

Pria tua itu menyalakan lampu minyak di tengah, dan ketika terkena cahaya redup, makam itu muncul dengan sendirinya di hadapan Leylin.     

Ruang bawah tanah ini berukuran sangat kecil. Terdapat dua gargoyle [1][1] di ujung ruangan yang sepertinya sedang menjaga tempat tersebut.     

Di antara dua gargoyle penjaga tersebut, terdapat sebuah peti mati batu dengan rune penyegel yang muncul di hadapan mereka.     

Gigi pemuda itu mulai bergemeretak ketika dia menarik lengan baju kakeknya dengan kuat-kuat, "Ini... tidak ada apa-apa di sini. Ayo kita pergi secepat mungkin. Aku punya firasat buruk tentang hal ini…"     

"Apa yang kamu takutkan?" Pria tua itu mengibaskan lengan bajunya dengan jengkel, dan sebuah aliran udara mulai mengalir. Angin sepoi-sepoi bertiup di atas cahaya dan membuat makam itu menjadi gelap.     

"Perhatikan baik-baik!" Suara pria tua itu terdengar parau dan penuh emosi yang tidak bisa dia sembunyikan, "Aku menyalakan lampu supaya kau bisa melihat ini..."     

Pria muda itu hanya bisa melebarkan matanya, dan pupil matanya ikut membesar juga. Dengan penerangan dari api yang berwarna kuning gelap itu, dia bisa melihat sejumlah besar mural berwarna di dinding makam tersebut. Melalui mural itu, dia bisa melihat proses seorang Acolyte yang sedang berjuang untuk naik peringkat, dari peringkat 1 sampai ke peringkat 3.     

Setelah itu, terjadi sebuah pertempuran legendaris. Magus di dalam mural yang juga pemilik makam itu tampaknya telah mendapatkan sesuatu dalam pertempuran tersebut dan mencapai tingkat Morning Star.     

Mata pemuda itu melebar. Namun, selain monster bersisik dengan banyak mata dan tangan yang melawan leluhurnya itu, dia tidak mengenali apa pun.     

"Ini adalah bagian paling cemerlang dari sejarah leluhur kita. Bagian itu hanya terlihat ketika lampu minyak ini menyala..."     

Suara orang tua itu menunjukkan kebanggannya, "Jika ada seorang penyusup yang tidak tahu mekanisme ini, maka mereka akan diserang!"     

Leylin yang telah bersembunyi di dalam sebuah celah di kegelapan dikejutkan oleh mural di dinding tersebut. Monster yang akhirnya terbunuh itu adalah monster yang pernah dia lihat sebelumnya di mural lain. "Kita bertemu lagi, Beelzebub. Atau haruskah aku katakan sang Raja Penguasa Kerakusan?"     

Suara Leylin terdengar pelan tapi tegas.     

Pada zaman kuno, sebuah klon dari Raja Penguasa Kerakusan turun ke dunia Magus dan memakan banyak korban. Klon itu akhirnya terbunuh, dan tubuh terbelah menjadi potongan-potongan yang tak terhitung jumlahnya.     

Salah satu bagian tubuh klon tersebut jatuh ke tangan Organisasi Quicksand, dan menjadi penyebab terjadinya tragedi Keluarga Parble setelah Robin mendapatkan potongan tubuh tersebut.     

Sepertinya pemilik makam ini pernah menjadi peserta dalam perang besar itu, dan sangat beruntung karena telah mendapatkan sebuah jejak kerakusan.     

'Maka jelas sudah bagaimana orang ini bisa naik ke peringkat Morning Star setelah kemenangan itu,' Leylin menyentuh dagunya, "Kekuatan kerakusan bisa memacu kekuatan spiritual seseorang hingga mampu melakukan terobosan dan mencapai tingkat Morning Star sangat mungkin untuk dilakukan!"     

Leylin sudah memiliki sebuah jejak seperti ini di tangannya, dan bahkan sudah siap untuk menggunakannya demi naik ke peringkat Morning Star. Namun, dia sudah membuat banyak persiapan dan akhirnya tidak membutuhkan dukungan dari luar karena dia tidak ingin terhubung dengan Beelzebub.     

Beelzebub ini adalah seseorang yang mungkin berada pada atau di atas peringkat 7! Hanya dengan menggunakan satu jari saja sudah cukup untuk menghancurkan Leylin yang sekarang. Sudah jelas alasan mengapa Leylin tidak ingin memiliki hubungan dengan dia. Meskipun ada sesuatu yang berhubungan dengan Beelzebub jatuh di kakinya, maka dia tidak ingin melakukan apapun pada benda itu.     

"Berdasarkan catatan leluhur, teknik meditasinya, serta harta yang dapat membantu seseorang untuk melakukan terobosan, semua ada di dalam peti mati itu dan menemani tidur panjangnya..."     

Mata tua Magus itu melotot ketika dia berjalan perlahan ke depan, dan tiba di depan peti mati itu.     

Sebuah mekanisme diaktifkan, kemudian terdengar suara berderit ketika cahaya berwarna merah ditembakkan dari mata kedua gargoyle itu. Mereka melepaskan kulit batu mereka dan menerkam ke arah Magus tua itu.     

*Weng!* Sebuah lapisan pelindung emas tiba-tiba keluar dari tubuh Magus tersebut, memisahkan cakar tajam gargoyle dari Magus itu.     

Sebuah ekspresi tidak percaya muncul di wajah Magus tua itu, "Aku adalah keturunannya dan datang dengan mengikuti semua arahan. Mengapa aku diserang?"     

*Creak!* Gargoyle tidak akan menjawab pertanyaan Magus itu. Keduanya segera mengeluarkan gelombang suara yang memekakkan telinga, dan amukan gelombang tersebut membuat Acolyte itu segera pingsan.     

"Blu!" Mata pria tua itu memerah, tangannya kemudian berubah menjadi cakar-cakar binatang.     

*Ka-cha!* Magus tua itu kemudian meraih satu gargoyle dan dengan ganas merobeknya menjadi dua. Sejumlah besar tanah dan batu berterbangan ke mana-mana, dan gargoyle lainnya hanya berdiri sambil menyimpan cahaya ditubuhnya. Gargoyle itu kini mulai memancarkan sebuah energi perusak.     

"Ingin menghancurkan diri sendiri?" Cahaya keluar dari mata Magus tua yang sedang menerjang ke depan itu. Sebuah lapisan cahaya tebal yang sama seperti yang dipancarkan oleh sebuah sihir tombak itu menutupi cakarnya yang tajam.     

*Pu!* Satu cakarnya menyerang ke depan, dan menembus tubuh gargoyle itu seperti sebuah pisau yang memotong mentega panas. Magus tua itu memutar tangannya dan menembus jantung mekanis raksasa pada gargoyle tersebut.     

Setelah kehilangan inti kekuatannya, aura pada gargoyle itu berderak dan menghilang, hingga akhirnya mati.     

"Blu, Blu! Bangun!" Pria tua itu membatalkan mantra perubahan tangannya, dan sebuah sinar berwarna hijau yang penuh dengan vitalitas melingkari anak muda tersebut.     

Beberapa menit kemudian, pemuda itu bangun dan terlihat bingung.     

"Ini mungkin bukan makam leluhur, tapi sebuah tempat penyegelan sesuatu yang menakutkan. Karena jika tidak, lalu mengapa penjaga semacam itu ada di sekitar sini?" Hal pertama yang dilakukan oleh pemuda itu setelah bangun dari tidurnya adalah memperingatkan kakeknya.     

"Aku tidak mau pergi begitu saja!" Mata Magus tua itu memerah, dan dia tampak keras kepala, "Mungkin, dua pelindung itu adalah ujian yang diberikan oleh leluhur, atau sebuah lelucon untuk para generasi yang lebih muda..."     

Meski begitu, bahkan Magus tua itu sendiri tidak bisa mempercayai kata-katanya.     

Namun, ketekunan dan seruan di dalam hatinya mendesaknya untuk membuka peti mati dan mendapatkan barang-barang yang tersimpan di dalamnya.     

"Aku hanya akan melihatnya sekali, aku berjanji! Lalu kita akan menyegel tempat ini dan segera pergi!" Mata pria tua itu terlihat ragu-ragu ketika dia mendekati dan mendorong penutup peti mati yang terbuat dari batu tersebut untuk mengungkapkan barang-barang yang tersimpan di dalamnya.     

"Hm ?!" Tiba-tiba ekspresi wajah Leylin yang sejak tadi menyaksikan di samping itu berubah.     

Apa yang ada di dalam peti mati raksasa itu memang sisa-sisa tubuh seorang Magus. Tubuhnya agak kurus, tetapi rambut dan alisnya masih ada. Dia tampak seperti masih hidup, dan aura Morning Star yang memukau keluar dari tubuhnya.     

Meskipun matanya tertutup rapat, namun wajahnya terlihat sangat jelas, dengan sebuah keteguhan sikap dan kekuatan. Tangannya terlipat di depan dadanya seolah sedang memegang sesuatu.     

Dengan menggunakan matanya, Leylin bisa melihat sebuah rune batu tanpa masalah. Meskipun berbeda dari apa yang dia miliki, namun ini jelas merupakan sebuah jejak kerakusan sejati!     

"Sudah kubilang disini ada sebuah harta karun!" Magus tua itu berada dalam situasi yang buruk. Dia tampak kebingungan, seolah sedang dikendalikan oleh sesuatu. Dia kemudian maju dan tangannya meraih rune tersebut.     

"Kakek!" Tepat ketika jarinya akan menyentuh rune itu, suara teriakan anak muda itu menyadarkannya kembali.     

"Apa yang sedang terjadi? Mengapa aku ada di sini?" Pria tua itu bingung, tetapi tak lama kemudian, sebuah situasi yang terasa asing terjadi.     

Bersama dengan suara ratapan yang terdengar seperti neraka yang muncul kembali, sejumlah besar bayangan jari berwarna hitam muncul di dalam makam tersebut, dan benang-benang gas berwarna hitam keluar dari dada lelaki tua itu.     

-----     

[1] Gargoyle adalah makhluk mistik dalam sejarah. Gargoyle terbuat dari batu dan memiliki tanduk, sayap, serta cakar yang tajam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.