INDIGO

#Kota Wentira (Wentira)



#Kota Wentira (Wentira)

0Semuanya Belum Jelas, Dan Semuanya Masih Bertanda Tanya.      

--------------------     

"Baiklah aku akan menuruti semua apa yang kamu katakan!" Jawab ku pelan kepadamu sia sambil berjalan perlahan mendekatinya.     

"Oke sekarang kita akan menuju ke tempat yang aku ingin tunjukkan kepadamu!" ujar Moza sambil berjalan di sebelah kananku.      

Pada saat kita mendekati sebuah perempatan dan melewati sebuah gerbang atau bisa dibilang gapura yang ingin aku sebelumnya aku melihat keramaian yang berada di perempatan tersebut. Keramaian tersebut tidak lain tidak bukan adalah penghuni dari kota Wentira ini. Pada saat Aku menoleh kearah Moza aku terkejut karena tiba-tiba baju Moza merubah semuanya menjadi kuning kemasan.     

"Loh Kapan kamu ganti....!"     

Belum selesai aku mengucapkan kalimatku, Moza malah memberiku sebuah kode agar aku melihat ke arahku sendiri.      

Seketika itu aku langsung melihat ke arah bajuku. Dan bajuku juga sudah berubah menjadi warna kuning keemasan.      

"Ahhh!" aku terheran saja pada saat aku tidak menyadari bahwa ternyata baju yang ku pakai dengan sendirinya berubah.      

"Jadi gerbang atau gapura tadi yang kita lewati dengan otomatis akan langsung merubah seluruh penampilan dari kami disini. Karena yang berada di kota Wentira ini wajib untuk memakai busana berwarna Kuning Keemasan.  Contohnya di saat kamu melewati gerbang ini tiba-tiba baju mau berubah maka kamu diterima masuk untuk di tempat ini namun jikalau kamu masuk melalui gerbang tersebut dan bajumu masih sama maka kamu akan celaka." ujar Moza menjelaskan kepadaku sambil berjalan mendekati perempatan.     

Aku mengiyakan dengan apa yang dijelaskan oleh Moza. Aku dan Moza menuju ke perempatan yang di mana Di sana sudah terlihat banyak sekali orang berlalu Lalang, dan bajunya hampir sama denganku dan juga Moza yang kami berdua kenakan sekarang. Namun yang menjadi pertanyaan ku adalah sebelum gerbang tadi ada lima orang juga dan mengapa mereka pakai baju biasa atau bisa dibilang baju berwarna lain? Aku harus tanya kan itu pada Moza.      

"Hmm aku mau bertanya, mengapa Tadi mereka berlima menggunakan pakaian berwarna berbeda dan kamu pun juga demikian, Mengapa menggunakan pakaian berwarna berbeda" tanyaku kepada Moza dengan penasaran.      

Dia melihatku kemudian tersenyum tipis ke arahku.     

"Mereka tadi baru saja di utus untuk keluar dari kota Wentira, bertujuan untuk berkunjung di desa sekitar!" jawab Moza sambil menghadap lurus ke depan.     

Aku mencoba untuk mengerti dengan apa yang di katakan oleh Moza.      

Aku sudah bertanya dan dia menjawab, jadi aku rasa lebih baik diam saja mengikuti alur apa yang akan diberikan. Aku sudah berada di perempatan sekarang, melihat ramainya kota yang berada di sini begitu ramai.     

Orang-orang yang berlalu-lalang ada yang berjalan, ada yang menaiki mobil dan juga ada yang menggunakan semacam skateboard... Namun bukan skateboard biasa lebih tepatnya skateboard tersebut tidak ada rodanya dan itu melayang diatas udara namun tidak jauh juga dari daratan.     

Saat aku berada di perempatan aku tidak bisa berkata apa-apa karena semuanya ini begitu takjub bagiku. Begitu megah dan begitu luar biasa baru pertama kali ini aku melihat sebuah kota yang begitu maju, daripada lainnya. Kota ini sangatlah wah menurutku, karena jikalau aku melihat dari ujung sebelah kiriku sampai ujung sebelah kananku dan juga depanku, semuanya berwarna emas.     

Pastinya itu adalah emas dan ini sangat sangat luar biasa sekali! Namun mengapa kota ini tidaklah diekspos untuk orang awam agar bisa melihatnya? Namun Apakah mereka ini penduduk di sini sama denganku? Maksudku adalah Apakah mereka ini manusia atau golongan dari 'Mereka'?     

Aku tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana? Namun yang aku tahu adalah mereka benar-benar sama sepertiku. Sama seperti manusia layak pada umumnya, dan kota ini juga adalah buktinya bahwa mereka ini adalah manusia.      

Aku harus benar-benar menyelidiki kota ini, selama aku disini. Karena ini adalah kesempatanku untuk mengeksplor kota ini. Kapan lagi bisa masuk ke kota ghaib yang jaraknya sangat jauh dariku. Apalagi mungkin ini adalah sebuah undangan agar aku bisa sampai disini dan melihat semua kemegahan kota maju ini.       

Memang banyak sekali kota ghaib yang berada di Indonesia ini, namun ini adalah kota satu-satunya yang sangat misterius dan membuat banyak orang bertanya-tanya dan penasaran tentunya dengan kota Ghaib ini.      

Aku berjalan dengan moza menuju ke ujung dari perempatan yang berada di ujung lurus dengan pandanganku sekarang. Tatanan jalan dan alur hampir sama dengan yang ada di Indonesia. Namun tidak ada yang namanya lampu merah di perempatan jalan, untuk mengatur tata tertib yang ada. Disini semuanya serba otomatis, dan sangat maju. Yang kulihat sekarang adalah sebuah hologram yang berada di tengah-tengah dari perempatan ini.      

Hologram tersebut sangat modern tentunya, seperti yang aku pernah lihat di film-film dengan genre masa depan yang sangat maju. Dan aku kali ini bisa melihatnya dengan sangat nyata. Hologram tersebut berbentuk seperti manusia yang sedang berdiri di tengah-tengah dari perempatan jalan. Layaknya seperti tukang parkir, namun bedanya dia adalah hologram.      

Pada saat mobil-mobil yang ada di sebelah kananku berhenti, aku dan Moza langsung segera menyeberangi perempatan. Pada saat aku menoleh ke sebalah kananku, aku melihat bahwa mobil mereka tidak ada supirnya, karena aku melihat orang yang berada di dalam mobil tersebut begitua santai bermain dengan ponsel hologramnya yang berada di tangan kirinya, layaknya seperti gelang yang kalau di pencet maka akan keluar layarnya.      

Aku baru menyadari bahwa banyak orang yang berada di dalam mobil ini melihat ke arahku, melihat dimana Moza dan aku berjalan.      

Dan aku rasa ada yang membicarakan tentangku.      

"Hei lihat, si Moza bawa mangsa lagi pasti dari luar!"      

"Pasti dia salah satu anak yang akan tinggal disini!"     

"Jangan bilang dia adalah peramal yang di maksud oleh Moza!"     

Aku langsung memutuskan untuk tidak mendengarkan ucapan-ucapan mereka, karena pada saat aku mendengarnya rasanya kok seperti aku ini adalah tumbal buat mereka.      

Aku berlari agak cepat ke arah Moza dan mengajaknya berhenti di tepi perempatan.      

"Moza aku benar-benar ti..."     

Aku terdiam pada saat melihat dengan detail ke arah wajahnya.      

Tunggu aku revisi mereka memang sama kelihatannya sepertiku pada dasarnya.      

Namun ada sesuatu hal yang berbeda, aku baru menyadari hal itu di saat aku melihat wajah Moza dengan detail. Di mana aku melihat Moza dengan dekat,  dan aku baru menyadari bahwa dia tidak memiliki garis di atas bibirnya, yang di mana garis di atas bibirnya itu tidak sama denganku. Melainkan rata tidak ada garis yang terhubung dengan hidung seperti manusia pada umumnya.     

Aku terdiam pada saat melihat keanehan tersebut. Aku menoleh ke arah orang yang baru saja berjalan di melewatiku, dan pada saat aku lihat, dia juga tidak memiliki garis di atas bibirnya.      

Waduh, ada apa ini!!!      

--------------------     

"Lalu bagaimana Ejh? Apakah kamu melanjutkannya?" tanya Awan kepadaku sambil terlihat penasaran sekali.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.