INDIGO

#Hampir Saja Aku Mati (Tamafakhus)



#Hampir Saja Aku Mati (Tamafakhus)

3Keberuntungan Memihak Siapa Dia Yang Percaya      

--------------------     

"RRRRRRRAAAAAARRRR!!!!!"     

Detik itu juga aku langsung melayang seolah waktu yang berada di sekitarku tiba-tiba berlangsung begitu lambat.     

BUGHHH     

Aku tersungkur ke depan dengan keras pada saat aku terkejut karena mendengar suara raungan itu dengan keras tepat berada di belakangku.      

Aku langsung membalikkan tubuhku yang dari sebelumnya tengkurap menjadi terlentang.     

Aku sekarang sudah melihat sosok anjing berkepala harimau itu dengan sangat menyeramkan berada di atasku sekarang. Aku rasa ini sudah waktunya untuk aku pergi dari tempat ini.     

"RRRRRRRAAAAAARRRR!!!!!"     

Aku langsung memalingkan wajahku dan menutupinya dengan lenganku pada saat sosok hewan menyeramkan itu Meraung dengan keras dan dekat ke arahku. Saat ini aku hanya bisa menutup mataku dengan erat rasanya tidak kuat untuk melihatnya yang berada di atasku sekarang.      

Namun setelah berapa lama aku diam, mengapa kok sosok hewan inu juga diam? Aku memberanikan diri untuk membuka mataku dan melihat ke arahnya...     

"Aldo???"     

Aku langsung mencoba untuk duduk pada saat melihat Aldo sudah berada di hadapanku, dengan sosok anjing berkepala harimau itu dengan wajahnya yang sudah berubah... Dari menyeramkan menjadi wajah sok imut yang sekarang duduk di hadapanku dan di samping kananya Aldo...     

"Apakah kamu baik-baik saja?"     

"Ya aku baik-baik saja!"     

Aldo mengulurkan tangannya di depanku, dan aku mengambilnya. Dia menarikku dengan perlahan hingga akhirnya aku benar-benar bisa berdiri dengan tegak di hadapannya.      

"Kemana saja kamu?" tanya Aldo sambil mengajakku berjalan.      

"Ceritanya panjang, aku tiba-tiba terbangun dan berada di kamarku kembali. Dengan malah mendapatkan kejadian yang agak buruk. Pada intinya aku rasanya akan menskip untuk menceritakannya, karena itu sangatlah tidak nyaman sekali untuk di dengar. Pada intinya aku melihat sesuatu yang mengerikan dan menjijikkan!" ujarku pada Aldo menjelaskan.      

Aku berjalan bersama waktu menuju ke arah di mana gerbang tersebut berada. Dan Selama perjalanan aku tidak henti-hentinya melihat sosok anjing berkepala harimau itu di sebelah Aldo.     

"Apakah dia baik-baik saja?" tanyaku kepada Aldo sambil menunjuk ke arah hewan yang berada di sebelah kanannya itu.      

"Tenang saja dia sudah jinak sekarang!" Ujar Aldo mencoba menenangkanku.     

Karena sudah terlihat sekali bahwa aku sangat ketakutan pada saat hampir saja aku dimangsa olehnya.     

Aku hanya bisa mengangguk kan kepalaku secara perlahan saat mengetahui bahwa sosok anjing berkepala harimau itu ternyata sudah jinak. Setidaknya itu sudah bisa membuatku tenang.     

"Jadi Bagaimana kamu bisa kembali ke tempat ini?" Tanya Aldo     

" Aku tidak tahu bagaimana caranya namun tiba-tiba rasanya aku saat membaringkan diri hendak tidur, namun tiba-tiba aku menyadari bahwa aku sudah berada di dalam hutan ini! " jelasku pada Aldo.     

Aku dan aku berjalan menyusuri hutan hingga akhirnya aku sudah melihat sebuah gerbang yang pernah aku lalui sebelumnya pada waktu pertama kali aku kesini.     

"Setelah ini aku akan mengajak kamu ke tempat di mana aku tinggal!" Ujar Aldo sambil membuka gerbang yang berada di hadapan kami berdua.     

Aku hanya menganggukan kepalaku dalam perlahan untuk menjawab pernyataannya.     

Mereka berdua berjalan setelah pintu gerbang terbuka. Agung menoleh sebentar ke arah hutan yang sebelumnya ia lalui untuk melihat sosok anjing berkepala harimau itu melihat kepergian mereka berdua.     

"Apakah tidak papa meninggalkan sosok anjing berkepala harimau itu!" Tanya Agung penasaran kepada Aldo.     

" Tenang saja dia akan kembali ke tempat semula dimana dia istirahat. Aku sudah berbicara kepadanya barusan! "Jawab Aldo sambil menutup kembali gerbang tersebut.     

Tak lama setelah gerbang itu tertutup mereka berdua langsung pergi menuju ke sebuah tempat di mana Aldo akan mengajak Ejh untuk bisa beristirahat di sana.     

Tempat tinggal Aldo lumayan jauh dari hutan penangkaran hewan-hewan kuno tersebut. Mereka berdua melewati sebuah jalan pintas untuk menuju ke tempat tinggal Aldo. Memang Aldo pernah mengatakan bahwa orang di sana bisa berteleportasi dengan sangat mudah. Namun mereka bisa berteleportasi dengan mudah pada saat menuju ke tempat atau dunia lain.     

Selama mereka berada di tempatnya sendiri berteleportasi itu dilarang, karena itu sudah aturan dari dunia Tamafakhus.      

"Ngomong-ngomong Apakah kamu tadi mendengar panggilanku?" Ujar Ejh memecahkan keheningan diantara mereka berdua.     

" Sebenarnya aku tidak mendengar panggilanmu! Sejujurnya aku sudah tidur tadi di tempat tinggalku namun tiba-tiba aku mimpikan sesuatu hal yang buruk Tentangmu. Dan aku menyadari bahwa kamu membutuhkan pertolongan. Pada saat aku terbangun tiba-tiba ingin sekali rasanya aku pergi ke ke hutan penangkaran hewan itu lagi. Karena sebelumnya kamu menghilang pertama adalah di sana Jadi bisa Ada kemungkinan bahwa kamu berada di sana lagi. Hingga akhirnya aku putuskan untuk menuju juga hutan penangkaran... "     

"Dan untungnya kamu datang dengan sangat tepat sehingga akhirnya aku bisa bertemu denganmu dalam keadaan utuh!" potong Ejh sambil bergidik pada saat mengingat kejadian yang baru saja ia alami.     

Aldo hanya bisa terkekeh melihat ekspresi Ejh yang begitu lucu baginya. Namun rasanya juga bukan sebuah kebetulan bahwa dia memimpikan akun berada dalam bahaya.     

"Memangnya kamu memanggilku dengan cara seperti apa? " tanya aku penasaran kepada Ejh.     

"Aku memanggilmu menggunakan bahasa pikiran atau biasa disebut dengan telepati!" Jawab Ejh dengan jelas.     

"Bahasa pikiran? Kami di sini tidak menggunakan bahasa tersebut dan kami tidak mengerti apa itu telepati. Mungkin untuk para peramal yang berada di sini mereka tahu akan hal itu namun tidak semua orang yang berada di sini bisa menggunakan hal itu karena itu sangat langka sekali! " ujar Aldo menjelaskan.     

"Oh begitu Aku kira bahwa disini juga bisa menggunakan bahasa pikiran! Namun mungkin panggilanku berubah menjadi mimpi bagimu karena aku mencoba mencarimu menggunakan pikiranku namun aku tidak kunjung menemukannya. Hingga tadi aku sebenarnya sempat pasrah karena takut bahwa panggilanku tidak sampai kepadamu Namun ternyata beruntungnya aku bahwa itu masuk di dalam mimpimu!" Jelas Ejh sambil menendang kerikil kecil yang berada di depannya.     

"Aku juga baru pertama kali mengalami kejadian tersebut Sebenarnya aku masih bingung sampai sekarang namun aku mencoba menelaah kejadian-kejadian yang aku alami hari ini.! " ungkap Aldo sambil memegang dagunya.     

" Lihatlah ke sana! " Aldo menunjukkan kepada Ejh betapa indahnya pemandangan di malam hari di istana Tamafakhus.      

Ejh hanya bisa terdiam melihat keindahan kerlap-kerlip lampu malam yang dilihat dari kejauhan.     

Bisa dibilang Aldo menempati tempat yang agak jauh dari istana. Dia memutuskan tinggal di luar istana karena kejadian yang menimpanya Beberapa hari lalu. Di mana kejadian tersebut membuat kehidupannya harus berulang dari di mana waktu dia jauh sekali sebelum berada di dalam istana.     

Perjalanan yang dilakukan oleh Aldo dan juga Ejh yang semata-mata hanya unsur ketidaksengajaan ingin menunjukkan dunianya kepada Ejh namun itu malah membuatnya terperangkap dalam masa lalu. Dia juga belum mengetahui bagaimana itu bisa terjadi namun sekarang yang dia ketahui adalah dia harus bersembunyi terlebih dahulu dari orang-orang yang berada di dalam istana. Karena aku juga tahu jika dia tiba-tiba muncul dalam usianya yang jauh berbeda dengan masa tersebut Maka akan banyak orang yang terkejut akan hal tersebut.     

Maka dari itu dia memutuskan untuk tetap menjaga rahasia yang dialami dia sekarang.     

--------------------     

"Apakah kamu lama berada disana?" tanya Awan langsung memotong ceritaku.      

"Rasanya Begitu!!!" jawabku sambil menunduk kearahnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.