INDIGO

#Temuran Abdi (Awan)



#Temuran Abdi (Awan)

3Sebuah Perjalanan Adalah Sebuah Petualangan      

---------------------     

"Woahhhh"     

Semuanya langsung terkesima pada saat melihat sebuah tempat yang sangat Indah, dan baru pertama kali tentunya mereka lihat.     

Semuanya langsung masuk satu persatu ke dalam sebuah tempat yang begitu menakjubkan.     

Pandangan Sekar tidak bisa lepas pada semua isi ruangan sakral itu, terlebih pada sebuah tabung berwarna biru seukuran dua meter yang terpajang di bagian ujung tengah ruangan besar itu.      

Awan yang pertama kali lihat ruangan ini dia langsung tidak bisa berkata-kata, karena semuanya memang sangat baru dan tentunya tidak ada di dalam 'Dunia Antara'.      

Rosalina dan Guike yang juga pertama kali melihat ruangan ini juga tampak sekali sebuah wajah yang terkagum-kagum akan sebuah keindahan kelahiran dari setiap Bunga Kehidupan yang di lahirkan.      

Albert, Raffael yang berjalan bersebelahan itu sama-sama tidak bisa mengedipkan mata dan menutup mulutnya dari melihat pemandangan yang begitu luar biasa bagi mereka. Hal yang luar biasa yang tidak bisa di dapatkan atau di lihat di 'Dunia Antara'     

Gilbert yang berada di gendongannya Albert pun tidak bisa di pungkiri dari matanya yang berbinar-binar darinya, seakan dia teringat akan sesuatu yang membuatnya kembali kedalam sebuah masa lalu yang indah baginya.      

Andaikan kamu disini Timothy, maka rasanya akan lengkap perjalanan kita sejak dari awal. Namun aku sadar bahwa kita tidak akan pernah merasakan kehilangan itu seperti apa saat kita belum benar-benar merasakan kehilangan itu seperti apa... Hingga aku sekarang benar-benar merasakan hal itu, dimana sekarang kamu tidak berada disampingku pada saat aku telah bisa melihat ini semuanya. Maafkan aku yang telah tidak peduli denganmu, semoga kamu tenang dimanapun kamu berada. Aku menyayangimu adikku.      

Batin Raffael menyesali dengan apa yang sebelumnya dia lakukan kepada adiknya, sebuah ketidakpedulian karena masalah gengsi yang membuat itu semuanya menjadi sebuah penyesalan semata.      

Semua para Roh dan Jigawaratur Abdi Gohlem itu berjalan di sebuah jalan setapak yang pijakannya penuh dengan sebuah rumput hijau yang amat segar.      

Lagi-lagi semuanya melihat ke arah atas, pada saat para Penanjur itu datang dengan membawa sebuah Bunga Kehidupan di keranjang yang di gendongnya.      

Pusat perhatian para Roh dan tentunya Sekar juga langsung melihat dengan fokus ke arah Para Penanjur yang baru saja tiba, mereka terbang perlahan berbaris, kemudian menuju ke sebuah tempat layaknya sebuah meja yang lebarnya selapangan bola basket yang berada sisi kanan para Roh sekarang.      

Para Penanjur meletakkan Bunga Kehidupan itu di atas sebuah gumpalan berwarna putih, mirip seperti kapas atau awan yang berada di atas meja besar itu. Dan di mana di setiap ujung sisi dari meja itu di lengkapi dengan sebuah sinar layaknya laser berwarna biru yang di pancarkan dari sebuah batu bertuah yang di pasang di setiap sisi dari meja itu.      

"Jadi ini adalah tempat untuk pematangan Bunga Kehidupan, namanya adalah 'Bolo Sempono' di tahapan awal sebelum akhirnya mereka akan di masukkan ke dalam sebuah tempat selanjutnya yang bernama 'Tabung Kehidupan' yang akan memberikan mereka sebuah kehidupan baru"     

Jelas dari Jigawaratur Abdi Gohlem sambil menunjukkan tempat yang di maksudkan.      

Beruntung kali ini ada Bunga Kehidupan yang sudah matang di tempat 'Bolo Sempono' dan siap untuk di bawa menuju ke sebuah 'Tabung Kehidupan' yang akan memberikan mereka semuanya kehidupan yang baru.      

Para Penanjur itu mengambil beberapa Bunga Kehidupan yang sudah matang itu ke 'Tabung Kehidupan' yang berada di sisi kiri dari dimana para Roh sekarang sedang berdiri.      

Dan ada dari beberapa Para Penanjur menyiramkan sebuah cairan berwarna emas ke setiap Bunga Kehidupan yang baru saja di taruh di 'Bolo Sempono'.      

"Itu apa Yang mereka lakukan!" Tanya Albert sambil menunjuk ke arah Para Penanjur yang sedang menyiramkan cairan berwarna emas itu.      

"Itu adalah cairan kehidupan, gunanya adalah untuk mematangkan bibit dari Bunga Kehidupan yang nantinya akan di lahirkan" jelas Jigawaratur itu.      

Semuanya mengangguk mengerti ke arah Abdi Gohlem.      

Selanjutnya yang sekarang mereka lihat adalah sebuah Bunga Kehidupan yang sudah matang itu di bawa menuju ke sebuah tabung berwarna pelangi, tabung itu transparan dan bisa di lihat dari luar. Tabung ini adalah tabung yang sangat besar diantara lainnya. Memiliki sebuah rak melingkar di setiap sisinya.      

Bunga Kehidupan yang sudah matang itu terlihat lebih kenyal dan seperti jeli berwarna merah ke Kuningan. Dan bentuknya juga sudah tidak seperti kelopak bungan lagi, melainkan malah seperti bunga yang baru mau mekar, alias masih kuncup.      

Para Penanjur itu meletakkan Bunga Kehidupan yang sudah matang itu di sebuah rak melingkar dk setiap sisi dari Tabung pelangi itu. Layaknya seperti sangkar burung, di setiap rak yang di tempati oleh Bunga Kehidupan yang sudah matang itu di alasi dengan sehelai kain atau kurang lebihnya adalah kapas berwarna putih salju.     

"Dan itu adalah tabung 'Temuran Abdi'"     

Seru Abdi Gohlem sambil menunjukkan ke arah tabung bebagai warna yang sudah berjajar di depan para Roh saat ini. Tabung itu bervariasi dari mulai warna, ukuran dan tata letak.      

Dari ujung sebelah kiri adalah tabung berwarna hijau, dimana ukurannya besar juga, namun tidak sebesar dengan tabung yang berwarna pelangi itu.      

Yang di sebelah nya adalah tabung berwarna kuning, sama besarnya.      

Tabung ungu, hitam, merah sama ukurannya namun lebih agak kecil dari pada tabung berwarna hijau dan kuning.      

Dan dari antara semua deretan tabung itu, tertinggal dua tabung yang seukuran dua meteran seukuran satu orang yang bisa muat untuk masuk.      

Dua tabung itu berada di tengah-tengah dari antara deretan tabung lainnya, tabung berwarna biru muda dan tabung berwarna putih salju.     

"Di setiap warna dari tabung itu memiliki arti sendiri-sendiri dan jenisnya masing-masing, contohnya untuk yang berwarna hijau adalah khusus untuk mereka yang di lahirkan sebagai jenis tumbuhan. Seperti Rumpal, dan aku sendiri. Dan yang paling langka adalah tabung yang berwarna biru dan putih. Dimana untuk biru adalah tempatnya yang mulia Sekar di lahirkan, dan satu-satunya bunga langka nomor dua yang ada di Alas Purwa ini. Dan yang sebelahnya adalah putih, dimana tabung itu di gunakan untuk menyimpan Bunga Kehidupan yang berwarna pelangi, itu adalah bunga yang sangat langka sekali,  dimana meskipun sudah di matangkan dan di lahirkan namun bunga satu ini tidak bisa di lahirkan sampai pada akhirnya bunga itu tersimpan sangat lama di dalam sana. Hingga hari ini bunga itu di ambil dan di berikan kepada sosok Roh yang cocok dengan bunga itu!"      

Tiba-tiba Abdi Gohlem langsung melihat ke arahku, dan bukan hanya Abdi Gohlem saja, melainkan semua para Roh dan Sekar juga melihat ke arahku.      

"Kamu adalah sosok yang sangat beruntung, karena Bunga Kehidupan itu memilih kamu!" tambah Abdi Gohlem sambil menepuk pundakku pelan.      

"Satu hal yang harus kamu tahu adalah, di saat kamu pergi dari Kerajaan Alas Purwa, dan kamu ingin kembali suatu hari nanti, maka hanya dengan kamu memejamkan matamu dan mengingat dimana tempat yang ingin kamu kunjungi disini maka kamu akan langsung berada di tempat yang kamu pikirkan. Dan kamu juga sudah memiliki sebuah tanda yang sama seperti Sekar dan temanmu satunya!" sambil menunjuk ke arah Albert      

"Tanda Spiral itu tidak bisa di temukan di dahimu seperti lainnya, namun tands Spiral itu bisa di temukan di punggung kamu!" unar Abdi Gohlem yang malah semakin lama semakin membuatku tidak percaya.      

"Kamu telah mewarisi sebuah kelebihan dari Bunga Kehidupan berwarna pelangi itu, namun kami pun belum tahu kelebihan semacam apa itu, hanya kamu yang tahu. Dan kelebihan itu bisa di gunakan di Alas Purwa maupun di tempat mu berada, kelebihan itu sifatnya permanen. Maka syukurilah dan rawatlah!" ujar Abdi Gohlem sambil tersenyum ke arahku...     

Dan semua para Roh juga tersenyum padaku, begitupun juga Sekar.      

"Dan itulah salah satu yang bisa kalian lihat, sebuah kelahiran!"      

Fokus kamipun langsung  beralih ke sebuah tabung berwarna Ungu dimana di sana satu persatu kelopak dari Bunga Kehidupan itu rontok dan di gantikan dengan sosok bayi kecil yang imut dengan sepasang sayap yang belum berbulu di punggungnya. Tak lama kemudian Rumpal langsung mengambilnya dan membawanya ke sebuah air terjun kecil yang di sertai sebuah danau kecil yang berada di ujung sebelah kiri dari tempat ini.      

"Dia akan di mandikan dan langsung di rawat oleh Rumpal!" tambah Abdi Gohlem...      

"Yang pasti tujuan kalian sampai kesini bukanlah hanya untuk melihat semua itu kan... Melainkan kalian semuanya mencari sebuah jalan keluar dari Alas Purwa ini... Dan tentunya jalan itu berada di ujung sana!"     

Abdi Gohlem menunjuk ke sebuah goa yang berada di pojokkan sebelah kanan kami.     

Goa yang sangat gelap.      

Detik itu juga semua para Roh dan juga dengan Sekar langsung saling pandang dengan ekspresi.      

"Apakah Kalian Siap Untuk Petualangan Selanjutnya?"     

--------------------     

"Jadi kamu juga memiliki kelebihan itu Awan?" tanya Ejh dengan penasaran.      

"Iya!" aku hanya mengiyakan apa yang Ejh tanyakan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.