INDIGO

#Alas PurwaMbatu (Awan)



#Alas PurwaMbatu (Awan)

3Bersama Kita Akan Bisa Mencapai Semuanya     

-------------------     

"Dia suka dengan semangatmu, hingga akhirnya dia memunculkan dirinya kepadamu!" tambah Sekar.     

Aku hanya tersenyum saja mendengar ucapannya.     

"Oh iya ini adalah Alas PurwaMbatu!"     

"Apa aja yang ada disini? lantas berapa lama lagi kita akan sampai di Kerucut Abdi?"     

Tanyaku penasaran.     

"Disini adalah masa-masa yang agak sulit untuk bisa menuju ke Kerucut Abdi, semoga semuanya bisa melewati jalan yang akan di lewati!"     

seru Sekar.     

Aku hanya diam, mendengar apa yang di katakan oleh Sekar. Aku hanya tidak bisa menjawabnya dengan kata-kata, karena semuanya sudah di lalui apa lagi yang akan di lalui setelah ini adalah sesuatu yang bukan pertama lagi bagi kami semuanya, namun ini sudah ke sekian kalinya untuk kami semuanya merasakan apa yang tidak masuk akal itu.     

"Ayo ikut aku!"     

"Ahh tapi yang lainnya?"     

Aku tidak melanjutkan ucapanku pada saat Sekar sudah menggandeng tanganku.     

Sekar tiba-tiba mengajakku untuk ke sebuah tempat, dia menggandeng tanganku dengan erat.     

Aku dan dia berlari menuju ke sebuah padang yang memiliki bebatuan sangat banyak sekali, dan dimana tempat yang aku tuju dan Sekar ini tidak jauh juga dari dimana tadi para Roh istirahat di sana.     

"Duduk"     

Dia memintaku untuk duduk, dan dia pun tak lama kemudian juga duduk di sebelahku. Kami berdua duduk di sebuah pada berumput kuning yang luas sekali, dimana di depan kami sudah ada banyak sekali batu berbentuk bulat disana.     

"Tunggu"     

Ucap Sekar sambil memintaku untuk melihat jauh ke depan.     

(Suara Batu Bergemuruh)     

Aku terkejut pada saat batu yang sebelumnya diam tiba-tiba langsung bergerak dengan cepat mengubah arahnya. Dari kanan ke kiri, kiri ke kanan dan masih banyak lagi gerakkan yang terjadi.     

"Mengapa mereka bisa bergerak?"     

Tanyaku pada Sekar penasaran.     

"Mereka adalah yang hidup terpilih menjadi batu. Mereka hidup, mereka selalu memindahkan tempat mereka setiap waktu!"     

"Jangan bilang kita akan melalui padang batu ini?"     

tanyaku serius.     

Dia tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya menganggukkan kepalanya dengan terpaksa.     

Aku langsung bangkit berdiri setelah benar-benar mengetahui bahwa itu adalah benar-benar jalan yang akan di lalui kami semuanya.     

"Tidak adakah jalan lain Sekar? apakah kamu mau para Roh tewas disana?"     

"Hanya ini adalah jalan satu-satunya untuk kita bisa keluar dari Alas Purwa!"     

Seru Sekar melas.     

"Wowwwhhhh!"     

Aku terkejut pada saat ada sebuah batu besar bulat muncul ke udara dari dalam tanah dan masuk lagi.     

Aku menoleh ke arah sekar sambil memberikan ekspresi "Beneran yakin?"     

Namun dia benar-benar menjawabnya dengan pasti. Bahwa jalan satu-satunya adalah padang batu ini.     

Gila, aku membatin dalam hati, bagaimana bisa melalui ini kalau misalkan semua batu bergerak semuanya. Apakah bisa berkomunikasi dengan mereka?     

Aku bejalan lesu kembali ke tempat dimana kami berkumpul sebelumnya.     

"Awan tunggu!"     

Ku mendengar panggilan Sekar dari kejauhan, namun aku tidak berbalik untuk menolehnya. Aku hanya berjalan lurus menuju kembali ke tempat dimana tadi kami berisitirahat.     

"Awan, ada apa?"     

Aku berhenti seketika pada saat Sekar mendarat di hadapanku.     

"Siapa sebenarnya kamu? mengapa yang aku lihat di kilasan memorimu, kamu adalah seorang gadis yang mengakhiri hidupnya dengan minum racun tikus karena stres dengan keadaan orang tuamu! Lantas yang aku tahu sekarang adalah kamu salah satu Putri dari Purwa!"     

Tanyaku secara tiba-tiba di hadapannya.     

Dia langsung menundukkan diri dan perlahan berbalik menoleh memunggungiku.     

"Hmmm cerita yang sama, pernah di ucapkan oleh Jigawaratur Dahka!"     

Jawabnya lesu.     

"Dulu memang katanya aku bukanlah anak dari keturunan kerajaan Purwa, namun seiring berjalannya Waktu mereka percaya bahwa adanya sebuah Reinkarnasi. Aku benar-benar tidak tahu seperti apa kehidupanku yang sebelumnya, namun ya aku percaya bahwa di saat aku di takdirkan hidup di sini, ya aku harus menjalaninya. Mereka mengatakan bahwa aku adalah keturunan yang sangat langka, sehingga para tetua memilih aku untuk menjadi generasi penerusnya, namun mereka saudara-saudaraku melihat bahwa aku yang masih sangat baru ini tidak akan pecus dalam mengemban tugas yang sangat besar itu, kebanyakan dari mereka menginginkan posisiku saat ini, hingga dimanapun aku berada, di saat mereka tidak suka denganku maka mereka akan melakukan hal yang sama seperti barusan saja terjadi sebelum kita semuanya melewati gapura batu besar!" Jelas Sekar dengan lemas.     

Hmmm rasanya aku telah bersalah bertanya akan hal ini kepadanya sehingga membuatnya teringat kembali masa-masa sulit yang menghampirinya.     

"Hmmm maafkan aku karena pertanyaanku barusan"     

"Ah tidak usah sungkan, itu adalah pertanyaan yang sering ku dengar jadi jangan khawatir!"     

"Hmmm Boleh tanya satu lagi?" tanyaku dengan nada pelan.     

Diam diam sejenak dan berbalik menoleh ke arahku sambil tersenyum, dan menganggukkan kepalanya pelan, yang menandakan bahwa aku di perbolehkan untuk bertanya lagi.     

"Hmmm kenapa kamu mau membantu kami?"     

Dia langsung memalingkan wajahnya dan melihat jauh lurus ke samping atas di mana ada sebuah bukit tinggi yang berada du balik Alas PurwaMbatu.     

"Karena aku ingin keluar juga dari tempat ini, dan selama ini aku mencoba namun gagal, dan aku baru bisa pergi sejauh ini bersama dengan kalian. Sebenarnya aku bisa langsung menuju ke Kerucut Abdi dalam hitungan detik, namun itu tidak akan berhasil untuk membuka pintu ke sebuah tempat yang di idamkan oleh banyak Roh dan Makhluk. Karena pintu itu akan terbuka pada saat kita berhasil melalui semua jalan yang memang harus kita lalui dan hadapi rintangannya. Makanya aku bersedia melakukan hal itu, karena aku merasa tidak cocok dengan tempatku ini, dari aku lahir sampai sekarang aku belum pernah sama sekali melihat wajah mereka berdua. Memang kebanyakan Jigawaratur mengatakan bahwa mereka ada dimana-mana dan bisa menjadi siapapun, namun itu yang membuatku kehilangan kepercayaanku!"     

Aku tidak bisa menjawab atau memberi sebuah patah kata kepada Seka saat ini, dengan melihat yang dia ceritakan rasanya sudah sangat cukup untuk aku mengetahui apa sebenarnya keinginan terdalamnya.     

"Sudah siap melalui pada batu itu!" tanyaku dengan semangat.     

"Harus siap dong hehehe!" jawabnya dengan sumringah.     

Kami berdua langsung berjalan kembali menuju ke tempat dimana kami beristirahat tadi.     

Sekar mulai berbeda dengan sebelumnya, yang sekarang setelah dia bercerita padaku, aku merasakan bahwa dia lega banget kelihatannya, ya setidaknya dengan begitu dia bisa lebih ringan beban pikirannya. Karena aku tahu bahwa menjadi dia adalah hal yang sangat tidaklah mudah.     

Hmmm disisi lain aku merindukan bagaimana aku bersama dengan Ejh, dimana setiap hari yang ada hanyalah omelannya dia aja yang memenuhi hariku, namun disini ada pengobat rindu ya meskipun tidak sepenuhnya mengobati namun berefek lah.     

Bagaimana nanti kalau setelah aku meninggalkan dunia ini dan kembali ke 'Dunia Antara', mungkin aku akan merindukan mereka semuanya, teman seperjuanganku disini. Namun ini belum selesai, tinggal satu langkah lagi untuk bisa mencapai apa yang akan kita tuju.     

Semoga ini bisa menjadi sesuatu hal yang sangat bermakna dalam hidup semua para Roh yang berada disini.     

Setelah sampai di tempat semula, aku dan Sekar tertegun pada waktu melihat mereka begitu damainya bisa memejamkan matanya. Memang selama kita berada di 'Dunia Antara' kami tidak mengenal yang namanya tidur, namun disini kami bisa benar-benar merasakan rasanya Hidup, dan tidur itu seperti apa, ya setidaknya mereka bisa merasakan hal ini untuk sementara.     

Aku bergegas menuju ke mereka dan membangunkan mereka satu persatu. Ku sampaikan pada mereka bahwa sekarang adalah waktunya kita untuk melanjutkan perjalanan.     

Mereka pada waktu aku bangunkan juga kaget bahwa mereka tidak tersadar bahwa mereka baru saja tidur. Pada waktu mereka bangun pun masih membutuhkan waktu beberapa saat untuk mereka benar-benar sadar. Dan setelah sadar mereka pun akhirnya bangkit dan langsung bergegas menuju ke tempat yang akan kamu lalui setelah ini.     

Setelah sampai, dan semuanya berdiri di tepi dari padang batu ini, kami semuanya berbaris ke samping sambil menatap ke arah yang sama.     

Memang belum terjadi apa-apa di depan kami semuanya, namun ini perlu di infokan juga kepada mereka semuanya.     

"Okay jadi begini, yang akan kita lalui di depan kita setelah ini adalah namanya Padang Batu. Dimana kalau kalian lihat sekarang bahwa banyak sekali batu yang berserakan tidak jelas tempatnya disana, besar, kecil, dan sedang semuanya ada disana. Dan satu hal yang perlu kalian ketahui adalah bahwa batu tersebut adalah hidup, mereka bisa bergerak dengan waktu yang tidak bisa di pastikan, mereka selalu bergerak di setiap ada sebuah getaran di sekitarnya. Mereka adalah keturunan dari Ratu Dan Raja Purwa, jadi apakah kalian semuanya sudah siap untuk melakukan perjalanan ini?" Jelasku singkat.     

Aku melihat sekeliling dari ujung kiri sampai ujung kanan, mereka semuanya hanya diam dan memandang kosong jauh kedepan.     

"Guys???"     

Detik itu juga mereka langsung terkesiap dan beberapa ada yang langsung duduk dan memasang wajah lesunya dan ada lagi yang mondar-mandir tidak jelas menggaruk kepalanya.     

Pada intinya mereka belum siap dengan apa yang aku ucapkan barusan.     

Aku dan Sekar hanya bisa saling pandang dan melihat balik ke arah mereka. Pada saat melihat mereka, pandanganku terkunci pada saat melihat Gilbert. Bagaimana dengannya? dia masih terlalu kecil untuk melalui ini semuanya, dan lebih tepatnya kali ini adalah dimana puncaknya untuk bisa mendapatkan jalan keluarnya.     

Pilihannya ya kalau tidak sekarang, gak ada lagi. Hanya Sekarang pilihan yang harus di ambil untuk memutuskan mau diam tertinggal disini atau mau lanjut untuk menuntaskan perjalanan ini.     

Aku memandang jauh ke depan dan berjalan beberapa langkah ke depan.     

"Memang kita semuanya tidak kenal satu sama lain sebelumnya, namun satu persatu kejadian membuat kita semakin tahu apa itu saling memiliki. Mencintai bukan hanya dengan seorang kekasih atau keluarga saja, kita bisa memberikan Cinta itu pada siapapun. Berikan Cinta kepada mereka tanpa syarat, karena di saat itu terjadi, maka kamu akan tahu arti sebenarnya hidup itu untuk apa. Aku memang sendiri sebelumnya, aku mempunyai satu orang adik yang dia masih hidup di 'Dunia Antara' namun yang membuat aku semangat adalah meskipun aku dan dia berbeda, dia tidak pernah menganggapnya demikian. Ya dia Adalah anak berkemampuan lebih dari anak lainnya, dia bisa melihatku, bisa berkomunikasi denganku dan bisa mengetahui kalian juga, ya dia Indigo, Indigo yang lain daripada yang lain. Dia berbeda, dia sangat-sangat berbeda. Aku termotivasi olehnya untuk bisa memperjuangkan apa arti kehidupan itu sesungguhnya, aku merasa hidup karenanya, maka aku sampaikan kepada kalian semuanya, bahwa hidup kita masih sangat panjang, aku tahu bahwa ketakutan kita semua ada ketika 'Para Pencari' tiba!"     

Mereka langsung membelalakkan mata pada saat aku menyebutnya.     

"Ingat jikalau kita bersama, maka tidak ada yang tidak mungkin, hanya bagaimana saja caranya!"     

"Aku tidak bisa berjalan sendirian kesana, aku tidak mau keluar sendirian dari sini, mauku adalah bersama dengan kalian, kalian yang selama ini menemaniku di kala apapun. Kalian adalah keluarga baru bagiku! maka jangan sia-siakan ini, hanya karena kita ragu dengan diri kita sendiri. Ingat kamu adalah apa yang kamu pikirkan, maka Pikiranlah itu!"     

Aku berhenti berpidato di depan mereka semuanya, aku berbalik dan melihat semuanya berdiri langsung membuatku terkejut dan bingung...     

"AYO TUNTASKAN INI!!!"     

"AYO KITA JALAN!!!"     

"AKU SIAPPP!"     

"AKU DENGANMU, AYO HABISKAN INI!"     

"KITA BERSAMA, SEMUANYA PASTI BISA!!!"     

Mereka semuanya berteriak dan langsung berlari menuju ke padang Batu.     

------------------------     

"Wow, aku gak bisa ngomong apapun! Kamu bisa ya ngomong sepanjang itu wkwkwk!" seru Ejh sambil memandangku tidak percaya.     

Aku hanya tersenyum kecil padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.