INDIGO

#Pemberitahuan



#Pemberitahuan

2Aku bangkit dari tidurku dan kemudian tidur lagi, membuka Ponselku dan membaca pesannya kembali. Aku tiba-tiba risau tidak jelas dengan ini. Mungkin karena dia mengirim pesan kepadaku hingga akhirnya ku flashback langsung dengan semua memori yang aku miliki.     

Aku bangkit berdiri, menaruh ponselku di atas bantal dan kemudian aku berjalan perlahan menuju keluar kamar. Aku melihat Awan dia masih fokus dengan pandangan yang dia lihat di luar jendela. Aku pergi menuju ke toilet sebentar. Aku putuskan untuk mencuci muka, agar aku lebih bisa konsentrasi dan berani mengambil tindakan untuk hal besar setelah ini.     

Aku masuk kamar mandi dan menyalakan air kran, kubasuh wajahku dengan air kran yang menyal. Huhhh seger banget rasanya. Aku diam sebentar di bak kamar mandi. Mencoba mencari sebuah jawaban dari apa yang barusan aku dapatkan.     

Aku tarik nafas dalam-dalam, dan kemudian keluar dari kamar mandi, langsung masuk kamar. Aku duduk kembali di ranjangku, dan kemudian aku membaringkan badanku membuka ponsel ku kembali.     

Ku baca baik-baik pesannya.     

Aku diam begitu lama memikirkan sesuatu yang sangat besar, sesuatu yang harus aku ungkapkan. Aku melihat Awan yang berada di ranjang depanku, dia hanya diam menikmati pemandangan yang Indah di luar sana, takut rasanya menghilangkan mood nya di saat aku akan menceritakan kisahku padanya, namun semua itu memang harus ada sebuah tindakan yang nyata agar semuanya jadi jelas.     

Setelah aku tiba-tiba flashback mengenai kisahku dengan Hera, aku juga flashback tentang bagaimana aku kehilangan Awan. Ngomong-ngomong aku belum pernah cerita ke Awan dimana saat dia gak ada di sampingku, dan apa aja yang telah terjadi.     

Hmmm apakah ini saat yang tepat untuk aku bercerita dengannya?     

Bercerita dimana masa tiga tahun SMA ku yang ku lalui tanpanya.     

Aku melihat Awan duduk di ranjang sambil melihat ke arah luar jendela. Wajahnya sangat polos sekali, aku tidak bisa bayangkan bahwa di saat aku flashback ke masa SMA aku sangat-sangat hancur tanpa dia.     

Namun aku akan mencoba untuk bertanya kepadanya, apakah dia bersedia atau tidak jikalau aku bercerita tentang kisahku semasa SMA tanpanya.     

"Awan!"     

"Ya, ada apa Ejh?" menoleh ke arahku, kemudian berdiri menghampiriku dan duduk di tepi ranjang milikku.     

"Hmmm apakah kamu mau tahu sebuah cerita?"     

Tanyaku, dengan agak gugup menunggu jawaban dari Awan yang ekspresi wajahnya sudah mulai berubah.     

"Cerita apa memangnya?" sambil memandang serius padaku.     

"Ceritaku di saat aku masih SMA, Dan dimana aku menjalani tiga tahun tanpamu!"     

ujarku menjelaskan.     

Kemudian dia memalingkan wajahnya dan bangkit berdiri berjalan menuju ke arah jendela. Terlihat sekali seperti dia langsung memikirkan sesuatu yang sangat dalam.     

Aku mengikutinya, aku perlahan bangkit dari tidurku dan kemudian aku berjalan ke arahnya, aku berjalan secara perlahan, dan kemudian aku bersandar di jendela, melihat ke arah luar ke pemandangan yang sama dengannya.     

Suasana masih hening pada saat ini, tidak ada patah kata yanh keluar, hanya pandangan kosong ke depan yang terlihat pada saat ini.     

"Sebenarnya aku takut untuk mendengarnya, namun aku akan bersedia untuk mendengarkannya!" kemudian dia memecahkan keheningan kita sesaat. Dia melihat ke arah atas, dan kemudian melihat ke arahku.     

"Aku juga akan bercerita kepadamu bagaimana aku bisa hilang dan tidak bisa kembali ke 'Dunia Antara'!"     

tambahnya, sambil memandang sayu padaku.     

Aku langsung terkesiap dengan kalimat terakhir yang dia ucapkan. Apakah dia benar-benar mau berbagi kisahnya denganku? kisahnya yang mungkin membuatnya takut akan cerita sebelumnya.     

Namun dengan aku mau bercerita tentang kisahku kehilangan, dia juga mau bercerita kisahnya waktu menghilang. Dimana ini adalah cerita yang aku nantikan dan tunggu-tunggu darinya.     

"Okay, aku juga ingin mendengarkan apa yang akan kamu ceritakan!"     

Dengan siap aku mengatakan hal itu kepadanya. Dan dengan siap juga aku akan benar-benar siap untuk menantikan apa yang awan ceritakan kepadaku.     

Aku melihat Awan dengan ekspresi yang sangat menantikan ceritanya, begitu Awan juga melihatku dengan ekspresi yang mungkin sama denganku saat ini.     

Aku mengajak Awan untuk duduk di ranjang secara berhadapan.     

Aku duduk berdua dengan Awan secara hadap-hadapan aku berada di ranjang sebelah kiri dan Awan berada di ranjang depanku sebelah kanan tepatnya.     

Kami berdua masih canggung, gak tahu entah mengapa hal ini bisa terjadi, atau mungkin karena kita berdua akan menceritakan sebuah cerita yang kami masing-masing sembunyikan dari siapapun.     

"Siapa duluan?" tanyaku padanya     

Namun dia malah memberikan isyarat bahwa aku yang harus bercerita lebih dahulu.     

"Ayolah Awan, kamu duluan masak aku, heheeh!" rengekku padanya.     

Kemudian dia malah menggelengkan kepalanya secara cepat.     

"Stop, jangan geleng-geleng gitu. Ayolah kakakku gak usah malu-malu sama adekmu ini. Harusnya kan kakak ngalah sama adeknya!" seruku memanja sambil terkekeh.     

"Kamu aja duluan, karena kamu yang memintanya!" timpalnya dengan langsung membuat aku terdiam, karena memamg aku yang memulainya. hehehe.     

Dan pada akhirnya aku pun memulai untuk bercerita terlebih dahulu kepadanya. Tentang bagaimana aku benar-benar hidup tanpanya selama tiga tahun. Dan aku juga akn bercerita dengannya tentang Hera.     

Kuhirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.     

Aku sudah siap untuk menceritakannya.     

**********************     

-Vol. II-     

Jangan heran jikalau kamu membaca di kisahku yang ke dua ini adalah kisahku dimana aku akan Flashback di saat aku masih SMA. Dimana aku akan menceritakan saat Awan menghilang setelah kejadian pada malam yang tidak ingin aku ulangi lagi dalam kehidupanku. Spoiler dikit ah hehehe     

Aku mengenal seseorang tentunya dia bernama Hera, dialah yang mengisi kekosonganku pada saat Awan tiada.     

Dan sebaliknya, Awan juga akan menceritakan kisahnya di kisahku yang kedua ini, dimana aku akan buatkan khusus bab untuknya, dia yang akan bercerita kepadaku dan aku akan menulisnya.     

Gak mungkin kan kalau dia yang nulis heheh.     

Jadi agar kamu gak bingung, di Vol. II ini adalah sesi aku Flashback dan sesi bercerita dengan Awan, jadi jangan kaget kalau aku menggunakan masa lampau dan sekarang. Namun tenang saja, aku akan memberikan keterangan dengan lengkap dan jelas agar kamu gak bingung ya.     

Siapkan dirimu ya dalam petualangan hidupku yang setelah ini akan kamu masuki, dan persiapkan dirimu untuk emosi dengan hal yang akan aku dapatkan nantinya waktu aku di SMA.     

Aku hanya bisa menyampaikan ini di Awal.     

Namun kamu akan segera tahu dengan secepatnya apa yang akan aku ceritakan kepadamu.     

Jadi masuklah ke dalam kisahku dan berikan hatimu untuk menyiapkan dirimu.     

Ingat, jangan membaca sendirian kisahku ini, apalagi dengan kamu yang pikirannya sedang risau.     

Maka jangan putuskan untuk membaca, karena ini akan membuatmu semakin risau.     

Tunggu aku dan Awan berbagi kisah di     

INDIGO VOL. II     

"KASAT MATA"     

-Ejh-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.