INDIGO

#Sebuah Pertemuan Tidak Terduga



#Sebuah Pertemuan Tidak Terduga

3Waktu Memanglah Sumber Daya Alam Yanh Tidak Dapat Di Perbaharui, Jadi Gunakanlah Waktumu dengan Baik.      

-------------------     

"A.a.A..a!"     

Aku mematung tidak bisa bergerak pada saat dia memperlihatkan wajahnya di hadapanku.     

Sungguh kamu pun jika berada di posisi aku, kamu tidak akan bisa mengungkapkan sepatah kata pun. Karena pemandangan yang aku lihat dari wajahnya saat ini begitu menjijikkan dan membuatku ingi muntah rasanya.     

Wajahnya hancur berantakan, dan hanya menyisakan satu mata saja yang tidak hancur dari wajahnya. Sedangkan yang lainnya sangatlah abstrak dan sangat menjijikan untuk di lihat, rahang tengkoraknya pun terlihat dengan jelas di hadapanku sekarang.     

Rasanya seperti aku mengalami ketindihan sekarang, karena semua anggota dari tubuhku tidak bisa aku gerakkan sekarang. Aku hanya bisa diam mematung tida berkutik sama sekali.     

Dia melihatku dengan tajam dan menusuk. Tidak hanya itu juga, dia perlahan berjalan ke arahku, tentunya dai melayang di atas tanah.     

Semakin dekat wajahnya semakin terlihat dengan sangat jelas sekarang. Matanya yang masih utuh di sebelah kiri terlhat biasa saja, namu matanya yang sudah hancur d sebelah kanan terlihat sangat menjijikkan dan membuatku serasa sesuatu di dalam perutku memberontak ingin keluar.     

Yup, aku bener-bener ingin muntah rasanya sekarang.     

Mataku melihat sekeliling untuk mencari apakah ada anak-anak yang bisa membantuku, sebelum aku benar-benar di kerjain oleh sosok perempuan ini.     

Dia terus berjalan mendekatiku hingga akhirnya sekarang wajah kami bertatapan dengan sangat dekat, sumpah ini sangat dekat sekali rasanya jika dia mendekatkan diri lagi maka aku dan dia akan mengalami pengalaman yang sangat buruk.     

"UHHHHH!" Aku hanya bisa mengerang saat mencium bau yang sangat menyengat, eranganku pun aku tidak yakin anak-anak mendengarnya atau tidak. Karena suaraku seperti tertahan dan tidak bisa keluar, rasanya hanya aku saja yang mendengarnya.     

Baunya sangat menjijikkan, aku mual namun tidak bisa mengeluarkannya. Bau anyir, busuk, seperti telur busuk dan bangkai tikus menyeruak mencoba masuk ke dalam hidungku.     

Aku masih berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa bergerak, namun aku masih belum bisa menggerakkan anggota tubuhku sama sekali.     

Sosok perempuan ini semakin mendekat dan mulai membuka mulutnya di hadapan wajahku sekarang. Aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan namun aku rasa ini bukanlah pertanda baik. Namun sebaliknya...     

"Guys aku mandi duluan ya!" teriak Joe sambil berjalan memasuki ruangan. Ejh yang sudah pasrah sebelumnya, terlihat lega pada saat mengetahui bahwa Joe memasuki ruangan.     

Ejh mencoba memberikan kode kepada Joe yang sekarang berjalan melewati ruangan tengah, dimana disitulah posisi Ejh berdiri kaku tidak bisa bergerak.     

"Joe!!!" Teriak Ejh dalam hatinya.     

Namun Joe tidak bergeming sama sekali, ada yang aneh disini. Mengapa Joe tidak melihat keberadaan Ejh di tengah ruangan berdiri secara kaku, sedangkan Joe dengan santai nya berjalan melewati sebelahnya Ejh berdiri.     

"JOE!!!!"     

Kok aku rasa ini aneh ya, mengapa dia tidak bisa melihatku berdiri di tenga ruangan ini     

Jangan-jangan sosok perempuan ini menyembunyikanku!     

"HEI APA YANG KAMU LAKUKAN PADAKU?" Tanya ku dengan nada tinggi menggunakan telepatiku.     

Namun sialnya dia malah diam dan tidak meresponku sama sekali.     

Okay Ejh ayo kamu berpikir, masa kamu kalah dengan sosok perempuan yang berada di depanmu ini. Aku hanya bergumam dengan diriku sendiri sambil mencari cara aga aku bisa lolos darinya.     

Sumpah aku sudah gak tahan banget sama sosok ini, mulai dari penampilan dan baunya yang sungguh menjijikkan.     

Terlintas di pikiranku akan sesuatu hal yang pernah aku lakukan dulu di kamar mandi, tepatnya dengan sosok Bajang Kerek yang pernah aku hilangin hanya dengan sebua mantera yang aku tidak kenal dengan bahasa.     

Namun bagaimana caranya untuk memulainya, karena hal itu sudah sangat lama sekali tidak aku lakukan. Astaga, kalau aku tidak bisa menggunakan cara ini, terus aku pakai cara apa lagi?     

Seandainya kamu ada disini Awan, maka semuanya akan baik-baik saja. Namun sampai sekarang pun aku tidak mengetahui keberadaanmu.     

***     

"Stop, heheh maaf aku jeda dulu ceritamu, namun ngomong-ngomong kejadian yang kamu ceritakan ini jauh banget ya sebelum akhirnya kita bisa bertemu lagi seperti saat ini!" Ujar Awan memotong ceritaku.     

"Ya ampun Awan, sumpah ya demi apa... Kamu ini suka banget kalau motong orang lagi cerita...hmmm!!!" Jawabku jengkel padanya.     

"Iyya, iya ya kamu tahulah kalau aku ini juga gak jauh beda sama kamu, kalau aku juga kalau udah penasaran ya begitulah" Sahutnya sambil berjalan menghampiriku yang lagi termenung di jendela.     

"Yaaaaa, aku juga udah bilang sama kamu kan kalau kejadian ini jauh sebelum kita berdua akhirnya bisa bertemu lagi... Sudah terjawab?"     

"Hehehe iya iya, silahkan di lanjutkan ceritanya" timpal Awan sambil kembali duduk di ranjang yang berada di depanku.     

"Hmmm iye, tapi awas aja kalau aku lagi bahas kamu lagi, kamu jangan seenaknya motong ceritaku lagi okay" tambahku sambil bersiap untuk menceritakan lagi ceritanya.     

***     

Namun aku juga tidak boleh merasa lemah tanpa adanya Awan di sampingku.     

Okay aku harus fokus untuk bisa mencerna dan mengeluarkan mantra yang bisa membuat dia menghilang.     

Aku mencoba untuk fokus dengan sebuah mantra yang akan aku raih di dalam alam bawah sadarku.     

Memang nyatanya aku tidak bisa menggerakkan anggota tubuhku namun aku masih bisa untuk memejamkan mataku, karena dengan memejamkan mataku aku bias lebih konsentrasi untuk meraih bahasa asing tersebut.     

Aku mencoba untuk memejamkan mataku dan berfokus untuk meraih alam bawah sadarku.     

Saat aku memejamkan mataku, semakin lama semakin dalam aku berada dalam keadaan Trance (Antara sadar dan tidak sadar).     

Serasa semuanya pudar menjadi gelap dan bergeming saat aku mulai memasuki alam bawah sadarku.     

Seolah semuanya hening hanya tinggal ada aku seorang yang berada di dalam ruangan ini.     

Bisa di bilang aku sekarang berada dalam posisi hampir meraga sukma atau biasa kerap di sebut Astral projection. Namun bedanya aku sekarang berada di dalam tubuhku sendiri yang jauh berada di alam bawah sadar ku sendiri.     

Aku sekarang berdiri sendiri di sebuah tempat yang sangat gelap dan hanya ada sebuah cahaya yang menerangi ku di mana posisiku berdiri sekarang.     

Aku melihat ke bawah, sekarang rasanya aku seperi berdiri di atas sebuah air yang tenang dan hanya ada aku sendiri di tempat ini.     

Aku melihat sekeliling untuk memastikan bahwa aku sendirian disini.     

NIhil aku seorang diri di sini, hanya aku seorang.     

Dan yang perlu aku lakukan saat ini adalah aku harus menemukan bahasa asing tersebut.     

Aku melihat kembali ke sekelilingku untuk mencari siapa yang sebenarnya membimbingku untuk melantunkan mantra tersebut.     

Dan saat aku melihat sekeliling, mataku terhenti ketika melihat ada sebuah cahaya yang menyorot seseorang yang sedang duduk termenung sambil melihat ke arahku.     

"Tunggu siapa dia? Aku rasa mengenal sosok perempuan itu!"     

AKu menyipitkan mataku dan mencoba fokus untuk melihat siapa yang sedang duduk diam melihatku sekarang ini.     

"Apaaaaa...!" Aku langsung berlari menuju ke arahnya, karena aku menyadari bahwa aku mengenalinya.     

Aku berlari dengan sekuat tenagaku, untuk agar aku sampai di tempat dimana dia sedang duduk sekarang..     

Semakin cepat aku berlari, semakin dekat pula jarakku dengannya. Sumpah aku tidak menyangka bahwa aku bisa bertemu dengannya disini.     

Aku memelankan langkahku ketika aku sudah sampai di tempat dimana dia duduk sekarang, dia tersenyum melihat ke arahku.     

"Aku rindu!!!"     

Ujarku sambil mendekat dan hendak memeluknya.     

-------------------     

Aku tidak menyangka bisa bertemu dengannya, sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.