INDIGO

#Waktunya Untuk Mengakhiri



#Waktunya Untuk Mengakhiri

3"Disaat Sebuah Keniatan Akan Di Uji"     

-------------------------     

"Oh TIdak...!!!!"     

Seruku secara bersamaan dengan sosok yang sama denganku.     

Dengan cepat tiba-tiba memegang kepalaku dengan kedua tangannya.     

Dan detik itu juga aku langsung seperti mendengar suara gumaman di kepalaku yang aku maksud adalah mantra asing yang telah aku cari dari tadi.     

Dan aku mendapatkanya, aku tahu bagaimana cara untuk mengucapkannya namun sekali lagi aku tetap tidak mengerti bahasa asing tersebut.     

Dan dengan cepat aku langsung kembali ke alam sadarku, aku langsung membuka mataku dengan cepat dan aku melihatnya tepat di hadapanku sekarang.     

Dan tanpa menungggu dia berteriak gak jelas lagi, aku langsung mengucapkan mantra tersebut dengan cepat.     

(Maaf tidak di tulis, karena tidak di anjurkan untuk di tulis)     

Pada saat aku mengucapkan mantra tersebut dengan terus-menerus, tiba-tiba sosok perempuan ini mulai panik dan menjauhkan dirinya dari hadapanku.     

Dan saat dia mula menjauh, detik itu juga aku mulai bisa menggerakkan tubuhku lagi.     

Dan ini adalah kesempatan untukku mengakhirinya.     

Dia terjatuh kebelakang selama aku mengucapkan mantra itu, dia semakin lama semakin lemah. Dan dia juga sangat ketakutan dengan ku.     

Aku berjalan terus mendekatinya.     

Selangkah lagi untuk aku bisa menghilangkannya, aku harus menyentuhnya.     

"ARRRRRRRGGHHHH!!!"     

Teriakannya tidak mempan lagi bagiku, karena sekarang akulah yang mengontrolnya.     

TAk lama kemudian dia menutupi telinganya dengan erat, dan rasanya dia sudah tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya lagi.     

"Jangan ganggu kami!!!!"     

Ujarku dengan perlahan dan penegasan di bagian akhir, sebelum aku akhirnya menyentuh dahinya dengan jari telunjukku.     

Dan detik itu juga dia tiba-tiba membuka mulutnya dan kemudian memudar dan akhirnya menghilang.     

Pada waktu yang bersamaan pula, aku langsung bisa bernafas dengan lega.     

"Huh, sumpah akhirnya!"     

"Akhirnya apa kak?"     

Aku terkesiap dan langsung melihat ke belakang pada saat Joe, menimpali ucapanku.     

"Ahh gak papa, aku cuma mau bilang akhirnya aku selesai buat berjemur" Jawabku dengan nada bicara yang agak terbata-bata.     

"Owalah ok ok kak" Ujar joe sambil berjalan menuju ke kamar untuk berganti pakaian.     

Aku yang masih di posisi yang sama, aku langsung bergegas untuk menuju ke area belakang dari villa ini. Tujuanku hanya untuk memastikan keadaan mumpung masih siang-siang gini.     

Aku berjalan dengan perlahan menuju pintu belakang yang sebelumnya aku pernah lewati juga.     

Pintu yang aku bisa akses dari ruangan dapur mini di sebelah ruangan tengah.     

Pada saat aku sudah keluar dari pintu belakang, aku langsung menuju ke pagar balkon yang sempat aku kunjungi sebelumnya.     

Aku melihat jauh ke arah kolam yang sebelumnya sudah pernah aku ceritakan, bahwa sekarang kolam yang aku lihat, keadaannya juga masih sama. Yaitu masih terlihat horor di siang hari begini.     

Tapi setidaknya masih enak buat ngadem, setelah kejadian yang bisa di bilang melelahkan ragaku.     

Ku rasakan angin di sekitarku bertiup dengan sepoi-sepoi, sejuk angin tersebut membuatku ingin memejamkan mataku dan menghirup dalam-dalam udara segar ini.     

Saat aku memejamkan mataku, serasa ada yang berbeda denganku.     

Aku seperti mendengarkan sebuah bisikan halus sayup-sayup di telingaku.     

Dengan sekejap aku langsung membuka mataku untuk memastikan bahwa aku sedang sendiri disini.     

Aku melihat sekeliling untuk memastikan, namun ya kenyataannya aku hanya seorang diri disini.     

"Aneh, barusan suara bisikan apa sebenarnya yang aku dengarkan!" Ujarku dengan perlahan.     

Ejh yang berdiri sambil memegang pagar balkon dia merasakan ada sesuatu hal yang aneh pada saat dia memejamkan matanya.     

Seolah ada yang sedang berusaha mengajaknya untuk berkomunikasi.     

Tidak diam disitu saja Ejh yang orangnya super duper penasaran akan sesuatu hal. Maka detik itu juga dia mencoba lagi untuk memejamkan matanya untuk kedua kalinya. Karena sebenarnya yang dia lakukan hanyalah sekedar ingin mengetahui sebuah jawaban yang belum dia pecahkan barusan.     

Dia mencoba untuk membuat dirinya lebih rileks dari sebelumnya, karena dia sudah tahu akan apa yang harus dia lakukan disaat dia perlu mendapatkan sebuah jawaban.     

Ejh mencoba untuk memejamkan matanya kembali dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.     

Aku mencoba untuk fokus dengan apa yang harus aku eksplor saat ini.     

Aku memejamkan mataku kembai dan mencoba mengambil lebih dalam lagi sebuah konsentrasi yang biasa aku lakukan.     

Dan tidak lama sete;ah itu aku merasakan semilir angin lembut menerpa wajahku. Ini terasa bukan sepeti angin pada layak umumnya.     

Karena yang aku rasakan sekarang sangatlah berbeda dengan angin seperti biasanya.     

Seolah angin semilir yang menerpa wajahku ini mengajakku untuk berkomunikasi denganya.     

Bagaimana bisa?     

Aku juga tidak tahu, karena rasanya memang seperti mereka mengajakku untuk berkomunikasi.     

Saat aku membiarkan terpaan halus itu membalut wajahku aku mulai merasakan sebuah bisikan lagi terdengar di telingaku. Seolah bisikan itu sangatlah halus beserta semilirnya angin yang berhembus.     

Ejh yang benar-benar merasakan ada sesuatu yang aneh mulai terjadi, dia malah mendalami dan mencari sebuah jawaban yang harus dia dapatkan.     

Tak lama setelah Ejh merasakan sebuah panggilan yang dia rasakan seolah angin tersebut berbisik kepadanya.     

Tiba-tiba kedua tangan Ejh terangkat ke samping kanan dan kiri, dan pada saat itu pula angin yang sebelumnya hanya berhembus sepoi-sepoi langsung berubah menjadi angin yang lumayan kencang dari pada sebelumnya.     

Rerimbunan pohon bambu yang berada di luar pagar dari kolam pun seolah ikut terhembus dan meliuk-liukan rantingnya sesuai irama angin yang menerpanya.     

Namun kali ini sangatlah berbeda, karena yang berhembus dengan kencang hanya di bagian depan yang lurus dengan dima Ejh berdiri sekarang sambil merentangkan kedua tangannya.     

Seolah angi itu datang karena sebuah panggilan yang harus terpenuhi.     

Aku tidak tahu apa yang terjadi denganku, karena dengan secara tiba-tiba aku mengucapkan sebuah kalimat perintah yang langsung terlintas di pikiranku, pada saat semilir angin yang sebelumnya seolah mengajakku berkomunikasi itu.     

Aku masih memejamkan mataku sekarang, namun yang lebih dahsyat lagi yang aku rasakan sekarang adalah, bahwa aku merasakan angin yang sangat kuat berhembus ke arahku.     

Bukan untuk menerbangkan akau atau menyerangku, namun yang aku rasakan saat ini adalah seolah angin itu menuruti apa yang baru saja aku katakan dengan perlahan.     

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang! karena bisa di bilang seolah aku bisa mengontrol angin yang datang kepadaku saat ini.     

Aku mencoba untuk membuka mataku dan melihat apa yang sebenarnya aku lewatkan saat aku menutup mataku.     

Dan pada saat aku membuka mataku, aku langsung di sambut dengan sebuah pemandangan yang sangat aneh, yang terjadi di hadapanku sekarang...     

Mataku membelalak lebar pada saat melihat tiupan angin besar itu hanya terjadi di hadapanku saj, alias yang lurus aku pandang saat ini.     

Angin kuat tersebut meliuk-liukkan rerumpunan bambu yang berada tepat lurus denganku.     

Sumpah apa lagi ini?     

------------------     

Aku sangat tidak paham dengan apa yang terjadi sekarang, karena ini sangat di luar nalarku.      

Apakah semua ini nyata?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.