INDIGO

#Pertarungan Sengit (Awan)



#Pertarungan Sengit (Awan)

3Perjuangan Adalah Sebuah Tekad Yang Besar     

-------------------     

Semoga kamu segera pulih Albert     

Batinku dengan melihatnya sedih.     

Kami semuanya melanjutkan perjalanan di sebuah jalan tapak yang lurus tidak ada belokkan atau pertigaan, yang ada hanyalah sebuah jalan lurus panjang dan di ujung terlihat dengan jelas cahaya yang sangat terang.     

Namun kami belum juga mendekati tempat tersebut.     

Sekar menyampaikan bahwa nantinya akan ada sebuah gapura besar yang di bangun dari batu besar juga yang ada di ujung sana.     

Di sepanjang jalan kami, di hiasi oleh banyak sekali bunga berwarna pelangi tertata secara rapi dan apik di awal hingga mungkin sampai di tempat tujuan akan sama.     

Bunganya unik, tidak terlalu tinggi, seukuran lutut saja. Bunga berbentuk balon ini banyak sekali varian warna dan bentuk.     

Aku berjalan mendekati salah satu bunga yang berada di pinggiran jalan. Bunga yang warna putih ini mengalihkan perhatianku, Wow bagus banget, ingin aku memetiknya namun tiba-tiba tangan Sekar menghentikanku.     

Dia bilang bahwa, jangan memetik bunga sama sekali di tempat ini, karena takutnya bunga yang kami petik ternyata berbahaya. Aku hanya mengiyakan menuruti apa yang di katakan oleh Sekar.     

Sekar tadi juga sempat mengatakan bahwa kita bisa berbicara kembali pada saat keluar dari Alas Purwa'asih, jadi lebih tepatnya adalah setelah melewati gapura batu besar itu.     

Aku berbalik ke belakang, melihatnya kondisi Albert yang masih juga belum sadar. Memang ekspresi wajahnya berbeda dengan sebelumnya, kalau sekarang, memang masih terlibat kalau dia masih hidup. Namun pada waktu tadi, aku saja takut untuk mengatakannya.     

Timothy dan Raffael tidak mau digantikan untuk mendorong gerobak olehku, mereka berdua mengisyaratkan bahwa pada intinya adalah "Biarkan kami yang mendorongnya, biar kami berdua ada aktivitas juga!"     

Jadi ku urungkan niatku untuk menggantikannya.     

Aku langsung menggendong Gilbert dan langsung tersenyum saat melihatnya tidak bersedih lagi seperti sebelumnya. Agak lega dalam hati karena bisa melihat orang di sekitar kita bisa kembali lagi tersenyum.     

Tidak terasa jalan lurus dari tadi sampai sekarang rasanya sudah begitu jauh aku rasa, namun mengapa kok belum bertemu dengan sebuah gapura batu itu.     

Aku berjalan agak cepat untuk menghampiri Sekar yang berada di barisan paling depan bersama dengan Rosalina dan Guike.     

Aku menepuk pundaknya perlahan dan dia langsung melihat ke arahku sambil mengekpresikan "Ada apa?".     

Aku bertanya menggunakan bahasa isyaratku bahwa, "Kapan kita akan sampai? karena rasanya kita udah jalan begitu lama!"     

Dia diam sejenak dan kemudian melihat ke arah depan "Rasanya sedikit lagi!" Ujarnya dengan menggunakan bahasa isyarat.     

Aku hanya menganggukkan kepala dan berjalan kembali melanjutkan perjalanan.     

Saat aku berjalan, lama kelamaan aku baru menyadari bahwa bunga yang tertata rapi dengan barisan warna yang sesuai itu mulai menjadi arang-arang.     

Atau mungkin sesaat lagi kami semuanya akan sampai di gapura batu itu.     

Tanpa pikir panjang aku langsung meminta untuk semuanya jalan dengan agak cepat. Karena rasanya aku sudah tidak sabar dengan cuma berisyarat dalam berbicara.     

Namun pada saat aku sudah meminta untuk berjalan dengan cepat tiba-tiba muncul sosok perempuan memakai baju pelangi, berambut panjang berdiri di tengah jalan di depan kami. Dia hanya diam memejamkan mata ke arah kami semuanya.     

Apakah itu Jigawaratur lagi yang lainnya?     

Sekar langsung bergegas menuju ke arah depan, menuju ke arah dimana perempuan berbaju pelangi itu berdiri.     

Aku tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan, karena mereka menggunakan bahasa isyarat yang tidak aku ketahui artinya.     

Aku meminta kepada para Roh yang berada di belakangku untuk tenang pada saat Sekar sedang berbicara dengan Sosok perempuan Berbaju pelangi itu.     

Baru saja aku mengisyaratkan untuk tenang kepada mereka semuanya, namun Sekar tiba-tiba sudah melayang terhempas ke arahku.     

Aku langsung bergerak dengan cepat untuk bisa menangkapnya...     

BUGHHHH     

Aku berhasil menangkapnya namun karena hempasan itu sangat kuat, hingga akhirnya aku juga ikut terjatuh terguling kebelakang bersama dengan Sekar.     

Aku dan Sekar berguling beberapa kali sampai jauh ke belakang, hingga pada akhirnya Rosalina dan Timothy menahan jatuh kami, hingga akhirnya kami berdua bangkit kembali berdiri meskipun agak tertatih-tatih.     

Aku mengulurkan tanganku kepada Sekar, dia mengambilnya dan langsung bangkit berdiri tegap di sebelah kananku.     

Kita semuanya harus segera keluar dari tempat ini, Sekar bilang bahwa di balik dari perempuan itu adalah gapura batu besar, namun sosok perempuan itu menutupinya lantaran agar kami semuanya tidak bisa keluar dari Alas Purwa'asih.     

Sekar langsung terbang tinggi di atasku dan dia langsung melesat dengan cepat ke arah perempuan itu.     

Dia langsung mengayunkan pedangnya ke arah perempuan itu, namun dengan cepat pula perempuan itu menangkisnya dengan cepat menggunakan selendang yang terlilit di pinggangnya.     

Dan tanpa ampun lagi, Sekar langsung membuat gerakan memutar dan menghunus pedang yang ia pegang ke arahnya,     

SEETTTTT     

Memang tidak terkena perempuan itu, namun selendangnya berhasil robek satu, yang sebelah kanan.     

Dan tiba-tiba sosok perempuan itu mungkin sudah habis kesabarannya, dia langsung terbang juga ke udara dan menyerang Sekar dengan gerakan yang sangat cepat dan pasti. Sekar sempat kualahan namun tiba-tiba Sekar merentangkan kedua tangannya kesamping kanan dan kiri dan kemudian dengan cepat pula ranting sebuah pohon menyerang ke arah Perempuan itu.     

Ranting yang satunya mengikat kakinya dan ranting yang satunya lagi mengikat ke tangan kanannya.     

Dia meronta-ronta dengan hebat, tiba-tiba dengan sangat cepat pula perempuan itu memutar badannya hingga semua ikatan ranting menyerupai akar itu berhasil di pecahkan olehnya.     

Perempuan itu menyerang Sekar kembali dengan selendangnya itu, dan wow sekali bahwa selendang yang tadinya robek karena terkena hunusan pedang dari Sekar namun sekarang selendang itu sudah dalam keadaan Bagus lagi dan tanpa cacat.     

Semakin lincah gerakan dari perempuan itu, dia terbang dari bawah dan langsung menebas Sekar dengan gerakan memutar hingga akhirnya Sekar terlempar jauh di antara semak-semak bunga.     

Dan detik itu juga aku melihat cahaya orang muncul dari dimana Sekar terjauh... Apakah dia mati?     

Aku langsung bergegas menuju ke arahnya, namum belum saja aku sampai tiba-tiba Sekar sudah muncul kembali dengan tampilan yang berbeda, Dia terbang muncul di udara dengan menggunakan sayapnya yang berwarna putih susu itu dengan gagah.     

Aku baru teringat bahwa Sekar bisa berubah wujud menyerupai apapun. Dan sekarang dia berubah wujud dengan tampilan yang sangat sangat sexy sekali. Dimana dia memiliki sepasang sayap yang gagah terbentang di punggungnya, dia membawa sebuah tongkat berbentuk salib di tangan kanannya. Dan rambutnya yang berwarna pirang itu tergerai dengan panjang yang tertiup angin dengan kencang, berhasil membuat rambutnya terbang dengan gagah juga bergelombang di atas udara.     

Dan tidak diam disitu saja, Sekar langsung meluncur ke bawah dengan cepat ke arah perempuan yang berdiri dengan tenang di tengah jalan itu.     

Sekar langsung menghempaskan sayapnya dengan kuat ke arah perempuan itu, dan dengan cepat pula perempuan itu langsung menutupi tubuhnya dengan selendang miliknya yang sekarang sudah menjadi tameng baginya.     

"Aku Akan Menghabisi Mu!"     

Tiba-tiba suara itu terdengar di kepala kita masing-masing, ternyata Perempuan itu menggunakan telepatinya untuk berbicara kepada kami semuanya, dan aku rasa bahwa semua para Roh disini mendengar apa yang ia ucapkan.     

Perempuan itu langsung dengan cepat mengibaskan selendangnya ke arah Sekar, dan dengan cepat pula Sekar juga langsung mengibaskan sayapnya dengan membuat gerakkan memutar sehingga berhasil menumbangkan perempuan itu hingga jatuh berguling dengan keras di jalanan.     

Sekar langsung terbang dengan cepat ke arah perempuan itu dan langsung, menghunuskan tongkat yang ia bawa ke dada perempuan itu.     

"AAAAAHHHHH"     

Teriakan itu terkuak dengan keras pada saat perempuan itu terhunus tongkat suci yang dibawa oleh Sekar.     

Sekar berdiri di atas Perempuan itu dengan terengah-engah. D     

Sekar langsung bangkit kembali dan bergegas terbang menuju ke arah kami.     

"ARGGGHHHH!!!"     

Namun tiba-tiba sosok yang sama itu muncul di belakang Sekar dan menjerat sayap Sekar dengan selendangnya.     

Loh kok bisa ada apa ini? ko bisa dia tiba-tiba muncul lagi?     

Sekar kaget bukan main pada saat Perempuan itu muncul kembali dan menyerangnya.     

Dan dengan cepat pula perempuan itu langsung menghabisi Sekar dengan cepat.     

Perempuan itu langsung memotong sayap Sekar tanpa pamrih, aku melihat Sekar tersiksa dan kesakitan pada saat sayapnya mulai di ambang keputusan.     

"ARGGGGHHH!!!"     

Sekar menjerit dan langsung jatuh ke bawah pada saat sayapnya berhasil di potong oleh perempuan itu menggunakan selendangnya. Perempuan itu masih terbang di atas Sekar.     

Sekar merintih kesakitan di tengah jalan, dia memegangi punggungnya yang bersimbah darah, berwarna biru. Darahnya Sekar berwana biru.     

Dia mengerang kesakitan dan pada saat itu juga sosok. perempuan itu mengangkat tinggi-tinggi selendangnya dan kemudian di kibaskannya ke arah Sekar yang sedang sekarat.     

Sekar sempat mengelak namun karena kurang cepat akhirnya Sekar terhempas kembali dengan hempasan selendang yang menyerangnya.     

Sekar terguling dengan cepat ke arah dimana aku berdiri, perempuan itu langsung terbang dengan cepat ke arahku dan langsung mengibaskan selendangnya ke arah dimana Sekar terkapar di hadapanku.     

Dan dengan cepat pula aku langsung memegang kibasan selendang darinya, aku langsung memegangnya dengan erat dan kurasakan beberapa sentakkan keras meronta dari selendang itu, dia melihatku dengan tajam, dan dengan cepat pula aku langsung mengibaskan kembali selendang itu yang hingga membuatnya terpental jauh ke belakang.     

Dan detik itu juga aku langsung memegangi Sekar dan memintanya untuk segera berubah ke wujud lainnya sebelum dia kehabisan darah dan akhirnya tewas.     

Dia mencoba sekuat tenaga yang iya punya, dan saat itu juga cahaya berwarna orange langsung menusuk mataku dan dia berhasil melakukan perubahan lagi. Namun disisi lain aku melihat sosok perempuan itu hadir kembali dengan cepat. dan menuju ke arah kami.     

Rasanya aku juga tidak bisa tinggal diam, aku gemas rasanya melihat seperti ini aku hanya diam saja. Aku langsung bergegas menuju ke depan Sekar untuk melindunginya.     

"Biar aku saja!"     

Aku terhenti pada saat aku hendak berlari ke arah sosok perempuan itu, namun tiba-tiba ada yang menghentikankanku dengan berbicara menggunakan telepati.     

Aku menoleh ke belakang dan aku sangat terkejut pada saat melihat yang berbicara denganku adalah     

sesosok dengan cahaya biru yang menyelimuti tubuhnya datang ke arahku, dia memiliki kobaran api biru disekitar tubuhnya dan dia berjalan ke arahku.     

Albert???     

---------------------     

"Semakin gak karuan imajinasiku mencerna ceritamu Awan!" ucap Ejh yang tiba-tiba memotong ceritaku.     

"Kenapa memangnya?" Tanyaku     

"Segera lanjutkan aku menunggunya!"     

Ya ampun aku kira apa, eh ternyata dia malah memotongnya ucapanku karena ingin segera di lanjutkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.