Jodoh Tak Pernah Salah

Part 356 ~ Dalang Penculikan



Part 356 ~ Dalang Penculikan

0"Bunuh saja aku jika itu membuat kalian puas. Ya aku tahu jika aku seroang pemerkosa, tapi itu hanya masa lalu. Sekarang aku sudah bertaubat. Aku bukan seperti laki-laki lima belas tahun yang lalu. Aku telah sadar dan telah menyesali perbuatanku. Kalian jangan sok suci menghakimi orang lain. Pekerjaan kalian saja tidak lebih baik dariku. Memberikan nafkah dari uang haram untuk anak istri. Kalian pikir kalian lebih baik? Makanan yang disantap keluarga kalian berasal dari uang haram. Memberikan sesuatu dari yang haram tak akan menyehatkan keluarga kalian. Untuk makanan yang akan jadi darah daging kalian dapat dari uang haram. Itu lebih menjijikan. Aku masih baik daripada kalian. Aku mantan pemerkosa sementara kalian penjahat," ucap Zico berteriak lantang.     

Walau alat vitalnya masih sakit dan masih ngilu Zico berusaha kuat untuk menghadapi kedua penculik, yang telah menghakimi dan menghujatnya. Zico tahu apa yang dilakukan di masa lalu kejam dan sangat buruk, tapi itu sudah lama berlalu. Dia pun sudah bertaubat. Zico bahkan rela bersujud di kaki Dian dan Bara agar memaafkannya     

Laki-laki itu masih berpikir siapakah orang yang menculiknya? Apakah orang itu Dian? Jika memang Dian melakukan semua ini Zico pun pasrah. Jika nasibnya akan berakhir malam ini. Zico mengamini ucapan Arif. Seorang pemerkosa adalah kasta paling rendah di dalam penjara. Mereka bahkan dihakimi dan dibenci oleh para narapidana lain.     

"Mati terlalu mudah dan enak untukmu Zico. Orang sepertimu harus disiksa dulu sampai kau sendiri yang menginginkan kematianmu. Bisa jadi kau bunuh diri karena kau tidak mau lagi hidup di atas dunia," ucap Farel tersenyum miris. Mentertawakan Zico atas kesialannya.     

"Bos kami akan memberikan pelajaran yang setimpal untukmu. Kau tunggu saja sebentar lagi. Bos besar akan datang. Dia akan berikan kamu kejutan yang manis. Kau pasti sangat penasaran." Airif berkata sembari menari di depan Zico.     

"Bagaimana bung jika kita bersenang-senang dulu sebelum bos datang?" Tanya Farel mencibir.     

"Kayaknya kita main tik tok dulu sambil nunggu bos," lanjut Farel menghidupkan music tik tok 'goyang bang jago'. Mereka menari dan meliukkan tubuh seperti di video tik tok goyang bang jago yang sedang viral.     

Zico merasa jengah dan muak melihat kelakuan kedua penculiknya. Pria itu masih mengharapkan kedatangan orang-orangnya. Semoga mereka segera sadar bahwa dia telah diculik dan dianiaya. Zico masih penasaran siapakah yang telah menculiknya. Siapa penculik pertama dan siapa penculiknya sekarang? Zico merasa seperti barang yang di oper oper begitu saja. Andai saja waktu dibius dia bisa segera sadar mungkin akan tahu siapa dalang dibalik semua ini.     

Zico berpikir Dian dibalik semua ini, tapi Zico memungkirinya. Tidak mungkin Dian karena tadi dia mendengar dengan jelas bahwa penculiknya seorang pria. Zico merasa familiar dengan suara itu, namun dia tidak ingat. Siapa musuhnya? Selama tinggal di Indonesia Zico merasa tidak punya musuh karena dia menghindari pergaulan sesama pebisnis. Gosip miring tentang dirinya yang mandul membuat Zico insecure dan tak berani menunjukkan diri.     

Zico berusaha menahan perih di selangkangannya. Sakitnya masih terasa hingga sekarang. Bukankah kelemahan pria ada di alat vitalnya? Zico mengambil hikmah, mungkin ini adalah hukuman baginya karena telah memperkosa Dian.     

Zico pasrah dengan keadaannya, jika memang hari ini adalah hari terakhirnya hidup di atas dunia. Zico berharap Tuhan mengampuni segala dosanya dan menerima amal ibadahnya. Zico berharap Dian dan Bara memaafkannya. Untuk Alvin, Zico berharap anak itu akan selalu mendoakannya ketika dia sudah tiada.     

Suara deritan pintu terdengar begitu keras. Dua orang laki-laki bertopeng masuk ke dalam gudang. Farel dan Arif mendekati kedua pria bertopeng.     

"Dimana dia?" Tanya sang bos dengan arogan.     

"Dia ada disana bos." Farel mengantar sang bos pada Zico.     

"Selamat malam Arzico Aditia," ucap sang bos dengan suara bariton.     

"Kau tidak usah berbasa-basi," maki Zico berusaha memberontak.     

"Percuma saja kau berontak bung. Kau tidak akan bisa lepas dari kursi itu." Farel menjelaskan dan tertawa mencibir Zico.     

"Bagaimana pun malam ini nyawamu ada di tangan kami. Hahaha," ucap sang bos tertawa bahagia.     

"Nyawaku berada di tangan Tuhan bukan di tanganmu," jawab Zico lantang.     

"Kau tetaplah seorang Arzico Aditia. Walau kami sedang menyanderamu, kesombonganmu tidak pernah sirna," ucap sang bos mencibir.     

"Aku tidak pernah takut dengan siapa pun. Kau saja yang tak berani menghadapiku seorang diri."     

"Hahaha. Kamu menggemaskan." Sang bos tertawa mencibir Zico.     

"Kau ingin tahu siapa aku? Tanya bos memberikan penawaran.     

"Tentu saja aku ingin tahu siapa yang pengecut yang telah menculikku?" balas Zico menohok.     

"Aku tidak pernah meragukan keberanianmu. Kau benar-benar memiliki nyali yang besar," jawab pria itu melepaskan topeng.     

Zico kaget dengan mata membulat seperti bola pimpong. Ternyata dalang penculikannya adalah rival bisnisnya. Giovani alias G. Zico murka, memberontak dan ingin mencekik G. Selalu saja G mencari masalah dengannya. Sejak dulu Zico dan G saingan dalam bisnis. Mereka saling menjatuhkan demi mendapatkan sebuah proyek besar.     

"Kau? Kenapa kau menculikku brengsek?" Zico memaki G.     

"Aku tidak melakukan sesuatu padamu. Bahkan aku tidak mengacaukan bisnismu. Kau menculikku. Kau lupa siapa aku? Aku bahkan bisa melakukan hal yang lebih buruk daripada kamu." Zico meradang dan sakit hati karena G telah menculiknya.     

"Kau tetap saja garang seperti serigala di tengah hutan." G mengitari Zico lalu berbisik ditelinga pria itu. "Sudah berada dalam bahaya dan nyawa di ujung tanduk masih saja berani mengancam dan membentakku. Tapi aku senang memiliki rival tangguh sepertimu Zico."     

"Darimana kau tahu jika aku dulu pernah memperkosa?" Zico ingin tahu sebuah kebenaran dari mulut G.     

"Kau laki-laki paling bajingan yang pernah aku temui di atas dunia. Aku memang bukan laki-laki yang baik, aku berganti wanita setiap malam. Tapi aku tidak pernah memaksakan wanita untuk memuaskanku. Mereka melempar tubuhnya dengan suka rela padaku, tanpa ada paksaan. Sementara kau seorang pelaku pemerkosa gadis di bawah umur. Bahkan gadis itu sampai melahirkan seorang anak. Kau benar-benar menjijikkan. Aku saja malu mendengarnya. Aku sangat membenci tindakanmu Zico."     

"Jangan bilang yang kau mencintai Dian?" Tanya Zico mengemukakan analisisnya.     

G tertawa terbahak-bahak karena tebakan Zico benar. Kalau orang pintar itu otaknya memang cerdas.     

"Zico, jika aku jadi dosenmu, aku akan memberikanmu nilai A+. Kau memang pintar sekali. Aku memang mencintai Dian. Aku bahkan rela melakukan apapun demi wanita yang aku cintai."     

"Apa Dian yang memintamu melakukan semua ini?" Zico meminta kepastian.     

"Mana mungkin wanita itu memintaku untuk melakukannya. Aku melakukannya atas inisiatifku sendiri."     

"Kenapa kau melakukan ini? Aku tidak akan pernah merebut Dian darimu." Zico memberikan pernyataan.     

"Mimpi aku bisa merebut Dian darimu. Apakah Dian juga mencintaimu?"     

"Dian memang belum mencintaiku. Aku sedang berusaha mengambil hatinya, tapi aku merasakan kau ancaman Zico. Kau ayah biologis Alvin. Bagaimana pun kalian memiliki ikatan. Sekarang kau malah dekat dengan Alvin. Kehadiranmu akan menghancurkan segalanya. Bisa saja kau meluluhkan hati Dian dan kau menikahinya demi anak kalian. Seorang G tidak akan membiarkan wanita yang dicintainya diambil oleh pria lain, apalagi diambil oleh pria menjijikkan sepertimu. " G berteriak lantang.     

"Jika kamu mau Dian silakan ambil. Aku tidak peduli ,tapi kau jangan coba-coba merebut anakku. Alvin adalah darah dagingku. Aku tidak ingin kau merusak hubungan kami. Jika kau mencintai ibunya, cintai saja ibunya. Dian tak ada hubungan dan tidak ada urusannya denganku."     

"Kenapa kau muncul Zico?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.