Cinta seorang gadis psycopath(21+)

MENDADAK MENJADI CHALIYA



MENDADAK MENJADI CHALIYA

3"Cepat, ceritakan bagaimana kau bisa berubah sedrastis ini?" tanya Andra menuntut.     

"Dengan uang, apa sih yang tidak di rubah, Ndra? Muhammad Alfatah saja bisa menjadi Lucinta Luna," jawab Alea sambil tertawa geli.     

"Iya, juga sih. Tapi, kamu yang mini, kenapa jadi tingginya hampir menyamai dengan aku?"     

"Kan ada suntik peninggi badan. Kau harus heran jika aku awalnya tinggi menjadi pendek."     

"Oke, mungkin ini alasan bisa diterima. Lalu, bagaimana dengan wanita yang kau panggil mama itu? Apakah kau diadopsi?"     

Chaliya diam tak langsung menjawab. Dia bingung harus menjawab jujur atau tidak. Tapi, jika ia jujur, ia khawatir, jika nanti Andra malah tidak percaya padanya.     

"Chaliya!" panggil Amdra canggung. Dia hanya mengenal Alea saja, datang ke sini juga untuk sosok Alea yang ia cintai itu. Namun, setelah bertemu, Alea sungguh merubah nama, dan juga dirinya. Tidak hanya penampilannya. Untuk berganti identitas, memang itu ide darinya. Tapi, Andra tidak menyangka jika akan berubah sedrastis ini.     

"Kamu mau aku jujur, atau tidak?" tanya gadis itu dengan wajah datar.     

"Tentu saja. siapa yang mau dibohongi?" jawab Andra. Balik bertanya.     

"Jika aku berbohong, ini sangat terdengar masuk akal. Namun, jika aku jujur, malah terkesan seperti hanya sebuah rekayasa saja," jawab gadis itu lesu. Mungkin saja, dia sendiri juga bingung.     

"Apapun, aku akan mendengarkannya dengan baik dan akan percaya apapun yang kau katakana, Ale… Chaliya, maksutnya."     

"Baik, aku akan menjawab dua-duanya. Terserah mau mana yang kau percaya, versi bohong aku dah enjawab sebagaian seperti barusan. Aku menggunakan seluruh uangmu untuk oprasi dan memohon belas kasihan agar ada yang mau mengadopsi ku supaya bisa memiliki identitas diri sebagai warga negara Thailand. Masuk akal, bukan?"     

"Lalu, bagaimana kejadian sebenarnya?"     

"Setelah keluar dari Phuket airport, aku tersambar petir yang sangat kencang. Memang pada saat itu hujan sangat deras, angin kencang dan Guntur di atas langit juga saling menggelegar. Entah bagaimana setelahnya. Ketika aku bangun aku sudah seperti ini dan menjadi Chaliya, putri wanita itu. dia adalah seorang janda. Suaminya meninggal saat putrinya masih berada di dalam kandungan," jawabnya.     

"Apakah semacam raga yang tertukar? Sebab, jika reinkasrnasi, kau pasti baru merangkak," jawab Andra. Ya, kurang lebih seperti itu. tapi, setelah aku berubah menjadi Chaliya, aku jadi bisa melihat roh, dan mahluk tak kasat mata lainnya, Ndra. Aku tak mempercayai sebelumnya, karena itu takhayul tapi, aku sudah mengalaminya sendiri," ucap Alea menatap Andra berharap agar pria itu mau percaya terhadapnya.     

"Iya, memang ada, Ya. hanya saja, karena kau tak mempercayai, ya sudah. Lalu, bagaimana dengan aroh gadis ini? Apakah kau tahu?"     

"Tapi, ada satu hal yang unik lagi, dan aku suka," ucap Chaliya, tersenyum kegirangan.     

"Apa, itu?"     

"AKu bisa keluar dari jasad ini kapan pun aku mau, dan pergi menembus benda apa saja tanpa takut menabraknya, ke tempat-tempat yang berbahaya dengan aman, serta yang sulit dijangkau orang pula."     

"Kau serius?"     

Gadis itu tersenyum dan mengangguk girang. Sebenarnya, ada hal lagi yang bisa ia lakukan, y aitu membaca isi pikiran dan hati seseorang yang berhadapan dengannya. Jadi, tanpa adanya pembicaraan, dia sudah tahu tanpa diberitahu, apa niatnya datang. Hanya saja, yang satu ini, ia memutuskan untuk menyimpannya sendiri. Agar, tidak ada yang waspada di depannya. Kebanyakan orang juga bergumam dalam hati saat memiliki suatu niatan pada orang lain dan tak mampu mengutarakannya, bukan?     

"Terkait roh pemilik raga ini, dia pamit padaku, katanya mau pergi ke alam keabadian. Di sana dia lebih bahagia. Hanya saja, dia berpesan agar aku menjaga ibunya dengan baik, setra berprilaku baik agar dirinya tidak malu karena jasadnya aku yang pakai," ucap Alea.     

****FLAFBACK.     

Suasana alam sangat tidak bersahabat. Ketika pesawat yang Alea naiki sudah leanding, mendadak langit menjadi gelap, guntuk dan pertir bergemuruh di atas langit, tak lama pun hujan turun dengan derasnya, sehingga banyak jadwal penerbangan ke luar negeri maupun domestic yang ditunda saat itu. Alea yang adalah penumpang gelap, ia keluar melalui pintu belakang bandara atas petunjuk orang dalam yang sudah Andra bayar.     

Namun, nahas, Ketika ia hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja sebuah petir mwnyambar tubuhnya. Ia takt ahu apa-apa. Ia tersadar, saat mendengar seorang wanita paruh baya tak henti-hentinya menangis di sebelahnya. Kemudian, langsung memeluk Ketika melihat dirinya sudah membuka mata dan berkata dalam Bahasa Thai, "Syukurlah, Tuhan, kau sudah menyadarkan putriku, Chaliya!"     

Alea sendiri bingung. Dia datang kemari seorang diri dan berasal dari Indonesia, Namanya juga Alea, bukan Chaleya. Saat ia berusaha bergerak, ia merasa tubuhnya terasa besar dan berat begitu pun juga rambutnya. Aneh saja dan tak nayaman. Ia juga terkejut saat memandang dirinya di depan cermin.     

Nampak di depan matanya, sosok wanita dengan fisik nyaris sempurna tampa cacat sedikitpun berdiri di hadapannya, dia sangat cantik, memiliki dua mata yang indah, hidung mancung, bibir seksi bak boneka serta tinggi badan yang proposional.     

'Apakah benar, ini aku? Kenapa bisa? Lantas di mana jasadku?" batin Alea nyaris tak percaya.     

**COMEBACK     

"Yah, kurang lebih seperti itu lah, Ndra. Aku juga masih heran. Jujur, aku baru terbiasa dengan raga baru ini setelah sekitar dua bulan," jawab Chaliya, yang di dalam dirinya sebenarnya Alea.     

"Apakah kau tidak berusaha mencari tahu, di mana keberadaan jasadmu yang sebenarnya?"     

"Sudah, dengan raga baruku, aku mencari informasi ke tempat kejadian, dan menanyakan pada petugas keamanan di sekitar sana terkait wanita yang tersambar petir dibawa ke mana. Katanya, tidak ada apa-apa. Petir menyambar pohon hingga roboh. Tapi, aku ingat banget, Ndra, kalau aku memang terpental ke pohon saat tersambar sampai pohon itu roboh," jawab gadis itu lagi. Kembali meyakinkan. Ini memang terdengar sangat tidak masuk akala palagi di jaman modern seperti ini.     

"Lalu, bagaimana bisa kau beradaptasi sebagai Chaliya Rose?"     

"Mama menganggap aku lupa ingatan setelah tenggelam di laut. Mereka mengira aku terbentur batu karang. Jadi, dia menceritakan semua tentang keluarga ini, dan memberikan kartu identitasku sebagai Chaliya Rose yang tahun dan tanggal lahirnya sama denganku."     

"Wow, ini luar biasa. Entah kebetulan, atau Tuhan sudah mengaturnya untukmu. Tapi, setidaknya, kau bebas pergi ke mana saja tanpa membawa stataus sebagao buronan polisi," jawab Andra sambil terkekeh.     

Chaliya pun diam. Ia hampir lupa dengan jati dirinya sendiri, dan apa alasan pergi ke negeri gajah putih ini. Tapi, ini bukanlah suatu hal yang harus di sedihkan, bukan? Dari pada dia ditangkap polisi dan dieeksekusi mati. Yang dikatakan Andra memang benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.