Cinta seorang gadis psycopath(21+)

SELAMANYA HIDUP DENGANKU



SELAMANYA HIDUP DENGANKU

0"Aku tidak akan mengecewakanmu, Andra. Tapi, bagaimana jika polisi menangkapku dan mengenali aku?" tanyanya khawatir.     

"Kamu tenang saja. kau akan masuk sebagai penumpang gelap. Akan ada seseorang yang akan membantumu lolos dari kantor imigrasi di bandar aitu sendiri."     

Setelah urusan Alea sudah tuntas dan dia pergibersama rekannya, Andra kembali ke Jakarta. Tak peduli, selelah apa dia. Dia perlu menemui Axel dan kedua orangtua Alea terutama. Ia tidak terima atas apa yang menimpa sahabatnya itu.     

Kebetulan sekali, Ketika Andra tiba di rumah Alea rumahnya tidak kosong. Diluar dugaan, selain ayahnya Alea, Axel juga berada di sana.     

"Andra? Kenapa kau di sini?"tanya Axel bingung. Sebab, ini sudah sangat larut. Mungkin saja Axel mengira kalau Andra tengah mencari Alea.     

"Untuk apa aku ke sini? Kau ini bagaimana sebagai laki-laki? APakah sengajamemacarai wanita yang sudah sejak lama diam-diam menyukaimu dan menjebaknya dalam kasus sebesar ini? Di mana hati nuranimu, Axel? Ini di luar kantor, aku tidak sedang bicara denganmu sebgai seorang bawahan, oke?" tanya Andra dengan geram. Kedua tangannya memegang erat krah baju pria itu.     

"Apa maksudmu, Ndra? Kita duduk saja dulu dan bicarakan baik-baik," ucap Axel masih berusaha tenang.     

"Baik-baik apanya? Aku sejak dulu sudah menyukai Alea. Kau merebutnya dariku, kubiarkan karena kulihat kau tulus padanya, dia pun juga selalu membangga-bangga kan dirimu saat bercerita padaku. Tapi, ah kau tidak lebih baik dari seekor bajungan!" ucap Andra kian membabi buta. Rupanya Alea berhasil meracuni pikirannya dan tak bisa melihat kebenaran. Bahkan, Ketika ayah dari Alea memberi kesaksian pun Andra hanya tersenyum sinis. Menganggap kalau mereka juga telah dibeli untuk menjatuhkan Alea.     

"Nak Andra, yang dikatakan oleh nak Axel itu benar. Dia memutilasi sahabatnya dan terburuknya adalah, mengambili sebagian daging kepala wanita itu dan memasaknya untuk diberikan padaku. Dia juga membuat diriku hampir idiot, bahkan melakukan percobaan pemubunuhan terhadap Jevin kakak korban mutilasi. Jika kamu tahu, di mana keberadaan Alea, tolong, demi kebaikanmu juga jangan sembunyikan dia."     

"Hehmb… kau membayar ayahnya Alea berapa sampai-sampai dia tunduk begitu padamu, ha?" lirih Andra pada Axel.     

"Kemarin dia bersamaku menceritakan semuanya. Namun, setelah itu dia pergi entah ke mana karena merasa tertekan. Jika tidak percaya, kalian bisa datangkan polisi untuk membuntuti diriku ke mana saja, dan geladah semua tempat yang pernah aku tinggali," ucap Andra. Kemudian ia pun pergi meninggalkan tempat itu. Dia masih memiliki rencana lain.     

Sepertinya keberuntungan benar-benar sangat berpihak ke padanya. Sebab, tidak jauh dari rumah Alea ada kerumunan di jalan dan pecahan kaca-kaca sepion berserakan memenuhi jalan. Karena penasaran, Andra mencoba melihat. Ternate sebuah angkutan umum mengalami kecelakaan tunggal membatas tugu pembatas daerah saat menghindari pengendara bermotor.     

Melihat salah satu korban meninggal dengan wajah hancur dan memiliki tubuh dan rambut yang mirip Alea, Andra tidak membuang kesempatan itu. sebab, ia ikut masuk ke dalam kerumunan sebelum ada polisi dan ambulan dengan dalih ikut membantu. Melihat tidak ada yang melihat, Andra membuka tas gadis itu mengganti dompet miliknya dengan milik Alea. Sehingga, jika terjadi identifikasi jenazah, korban itu adalah Alea. Sementara dompet korban dia ambil. Kebetulan sekali dia tidak membawa ponsel. Jadi, ini sangat menguntungkan untuknya.     

Setelah dua jenazah itu dibawa pergi ke rumah sakit, Andra langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia kembali bekerja sambil menunggu kabar dari Alea tiba di Negara tujuan.     

Tanpa terasa, sudah tiga hari ini Axel tidak pulang ke rumah. Ia berencana pulang. namun kondisi Jevin dan tante Yulita masih memprihatinkan. 'Mungkin dengan pulang aku bisa temukan solusi. Kali saja, Wulan mau bantu jaga dan menemani tante Yulita. Pasti mereka juga sudah saling kenal sebelumnya. Kan Wulan juga pernah datang ke mari saat penggarapan novel terbaru ini. Namun, sebelum dia benar-benar pulang dan menemui Wulan, pria itu mampir ke sebuah toko perhiasan untuk memberi hadiah Wulan.     

"Kau ingat pulang rupanya?" tanya Wuln dengan ketus saat melihat saudara angkatnya baru saja tiba.     

"Maafkan aku. apakah kau memikirkanku?" tanya Axel lirih.     

"Tentu saja tidak! Bua tapa? Aku hanya mencemaskan keselamatan dirku sendiri karena menerima teroran dari seseorang yang katanya, selalu mengikutiku dan akan membunuhku saat ada kesempatan," jawab Wulan benar-benar ketakutan. Sementara Axel sendiri tahu, sudah lima hari ini mamanya berada di luar kota untuk sebuah proyek. Jadi, Wulan hanya sendirian bersama dengan bibi pengurus rumah saja.     

"Aku diam-diam menyelidiki kasus buku itu dan mengusut kebenaran Alea. Kau benar. Maaf jika selama ini aku tidak percaya padamu, ya?" ucap Axel tiba-tiba memeluk Wulan.     

Wulan yang selalu jahil, saat pria itu memeluknya, ia mengeluarkan dompet dari saku celana Axel dan mengambil sebuah kartu yang dia pikir itu adalah kartu kredit. Dia akan memeras Axel sebagai permintaan maafnya. Tapi, saat ia hendak menanyakan password kartu itu seperti biasanya, ia malah tercengang denga napa yanga ada di tangannya. Namun, Axel hanya diam dan biasa saja.     

"Permintaan maafmu akan dianggap sah apabila kau membiarkanku membawa bend aini ke mall dan tunjukkan berapa paswordnya," ucap Wulan jahil sambil memalingkan muka.     

"Wulan, benda itu tidak memakai password. Itu kartu identitasku," jawab Axel dengan tenang. Tidak ada gunanya menyembunyikan terus-terusan dari Wulan. Kelak, cepat atau lambat dia juga bakal tahu. Mungkin, inilah saatnya.     

"Apa?" Wulan segera melihat benda itu di tangannya dan matanya terbelalak. Itu bukan ktp. "Kamu seorang detektif, Xel?" tanyanya heran.     

"Iya."     

"Kenapa aku tidak tahu, kalau kau adalah soerang intelijen? Aku hanya tahu kalau kau adalah seorang CEO perusahaan saja."     

"Sebagai seorang intel, aku harus menyembunyikan identitasku. Alea kini sudah menjadi buronan. Namanya masuk sebagai daftar pencarian orang," jawab Axel dengan tenang. Berharap itu bisa membuat Wulan tenang dan senang.     

"Ya, aku tahu itu. tapi, beberapa hari yang lalu dia mengancamku, Xel. Baginya, akulah yang selama ini membuat dirinya terjebak dalam kasus, aku takut, Axel," ucap Wulan dan tak lagi bisa menyem bunyikan air matanya.     

Kembali pria itu memberikan pelukan hangatnya dan berbisik di dekat telinga Wulan, "Karena kasus ini sudah selesai, aku berjanji akan selalu ada di sampingmu untuk menjagamu. Aku juga bertekat untuk melindungimu di sepanjang sisa usiaku. Apakah kau mau hidup bersamaku selamanya?"     

'Apa maksudnya Axel? Apakah dia melamarku? Ah, Wulan! Kau jangan gila! Dia itu kakak angkatmu. Tidak mungkin juga, kan kamu menikah dengannya? Tidak lucu Wulan, tidak lucu.     

"Selamanya hidup denganmu? Kamu bicara jangan ambigu," ucap Wulana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.