Cinta seorang gadis psycopath(21+)

RAJATA



RAJATA

3"Oh jadi itu. Kebetulan sekali kalian datang di waktu yang tepat. Jadi saat ini saya telah membuat sebuah penelitian untuk virus itu, sekaligus berusaha mencari penawarnya. Saya sudah menemukannya dan sudah sempat diuji coba pada tikus putih hasilnya menakjubkan mungkin bayi itu bisa untuk dijadikan percobaan, siapa tahu saja hasilnya seperti yang kita harapkan," ucap profesor Simon dengan wajah penuh bahagia.     

"Kebetulan sekali ya profesor Simon. Lalu bagaimana bisakah anda memberikannya pada kami?" tanya Chaliya dengan semangat.     

"Baiklah sudah saya kemas dengan rapi dan bagus cukup disuntikkan pada lengan kanannya saja sesuai dosis yang sudah saya anjurkan," ucap profesor Simon kemudian dia beranjak mengambil satu botol berisi cairan bening berwarna putih. Kemudian ia kembali duduk di tempatnya dan meletakkan botol kecil tersebut di atas meja dan mendorong ke arah Chaliya dan Dicky.     

Chaliya menatap kearah suaminya. Dia tidak mengerti sedikitpun tentang keterampilan medis selain membalut luka ringan. Apalagi jika sampai menyuntik takut salah dan malah membuat bayi tidak bersalah itu mati di tangannya.     

Melihat tatapan aneh dari sang istri Dicky mengangkat dagunya, mengisyaratkan sebuah pertanyan "kenapa?"     

"Apakah kamu bisa menyuntik dengan benar dan tepat? Aku tidak tahu sama sekali kecuali memberikan suntikan mati pada seseorang. Namun aku sudah berjanji mulai sekarang aku tidak akan membunuh siapapun apalagi dengan cara yang sadis," ucapan Ita itu blak-blakan di depan profesor Simon.     

"Ehem!" Seketika sang profesor pun berdeham memotong obrolan mereka berdua. "Jika memang kalian tidak keberatan biar saya saja yang melakukan seperti awal saya yang menanamkan virus haus darah pada bayi tersebut maka biarkan saya juga yang menyuntikkan penawar kepadanya," ucapnya menawarkan diri dengan sangat ramah.     

"Terima kasih atas niat baiknya profesor. Namun jadi masalah sekarang banyak itu tidak ada pada kami dia berada di tangan kedua orang tuanya yang asli, dan mungkin juga dalam pengawasan yang lebih ketat dari sebelumnya karena pernah hilang ketika dia baru dua hari terlahir di dunia ini," jawab Chaliya nampak putus asa.     

"Seketat apapun mereka menjaga seorang balita yang mungkin sudah aktif-aktifnya belajar berjalan, Apakah tidak menutup kemungkinan seseorang bisa tertidur karena yang menjaga manusia bukanlah robot," bantah sang profesor.     

"Masalahnya bayi itu terlahir dari sebuah keluarga kaya raya dan dia digadang-gadang sebagai pewaris utama kekayaan keluarga tersebut. Jadi... Sepertinya akan sangat sulit," ucap Chaliya lagi.     

"Sayang kamu jangan mudah menyerah dulu. Kamu ini memiliki banyak ide brilian kenapa tidak kau manfaatkan daripada berputus asa sebelum berusaha? Bukankah itu sama halnya mengaku kalah sebelum berperang?" Ucap Dicky memberi semangat pada saat istri. Karena dia tidak mau istrinya hidup dalam ketakutan di sisa hidupnya.     

"Ah, iya. Kau, benar mungkin kita perlu meningkatkan kerjasama dan kekompakan masing-masing. Baiklah jadi begini profesor seandainya saya menelpon anda untuk bersiap sewaktu-waktu Apakah anda bisa?" tanya Chaliya dengan nada yang selalu santun.     

"Tentu saja. Nyonya thalia tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan saya selama saya masih hidup dan dapat melakukan pekerjaan saya dengan baik saya akan siap membantu Anda kapanpun."     

"Baiklah terima kasih profesor."     

Mereka berdua pun akhirnya meninggalkan laboratorium tersebut dengan perasaan yang lega. Meskipun mereka tidak tahu setelah adanya usaha ini arwah Chaliya yang asli masih mengganggu mereka atau tidak. Namun dengan demikian setidaknya mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.     

****     

Lina melihat sudah hampir pukul dua belas siang. Artinya, sebentar lagi adalah jam makan siang Rajata putranya.     

Sejak tadi, dia asik nonton di halaman belakang, sambil sesekali memperhatikan Baby sister yang ia pekerjakan untuk menjaga dan mengawasi putranya.     

"Suster ini sudah mendekati jam makan siang Rajata saya akan ke dapur memasak makan sesuatu untuknya," ucap Lina apa ada suster zat tersebut agar lebih memperhatikan putranya saat dia pergi.     

Meskipun Dia mengerti hal itu tak perlu dilakukan karena suster yang dipekerjakan pasti akan menjaga dan mengawasi putranya dengan sangat baik karena, di setiap sisi ruangan dan halaman terdapat CCTV yang terhubung ke ponselnya. Memang sengaja dia tunjukkan pada setiap yang bekerja agar tidak berani macam-macam atau lalai dalam menjaga Rajata.     

"Baiknya silakan saya akan menjaga dengan baik tuan kecil Rajata," jawab suster itu sambil menunjukkan senyumannya yang manis.     

"Baiklah hati-hati pastikan dia tetap aman," ucap Lina mengangguk sambil tersenyum tipis kemudian Iya berbalik badan dan menuju ke dapur.     

Seperti biasa yang pertama dilakukan pasti berdiri sambil menggigit jari telunjuknya untuk berfikir masak apa hari ini untuk makan siang putra tercintanya.     

Sekitar lim menit barulah Lina menemukan ide, dan berkata pada dirinya sendiri, "ah kenapa harus ku bikin pusing apapun yang aku masak pasti tidak jauh dari bubur tinggal tapinya saja yang berbeda baiklah aku akan memasukkan daging sapi giling brokoli dan wortel."     

Hal pertama yang dilakukan ia mengambil satu plastik klip kecil berisi daging kira-kira isinya satu sendok makan. Memang sengaja dia membungkusi beberapa jenis ikan daging ayam dan juga hati ayam kampung seperti itu khusus untuk stok makan Rajata.     

Setelah mengeluarkan daging giling tersebut dan merendamnya dengan air dingin, Lina mengambil 2 sendok makan beras dan mencucinya lalu merebus dengan empat ratus mili liter air.     

Selanjutnya dia mulai mengupas seperempat buah wortel berukuran sedang, dan mencincang nya kecil-kecil. Saking semangatnya Lina memasak untuk buah hati tercinta tanpa sengaja pisau yang tajam mengenai jarinya hingga mengeluarkan banyak darah yang berjajar di atas lantai.     

"Aduh!" ucap Lina. Secara refleks, dia menekan lukanya hingga semakin banyak darah yang jatuh di atas lantai.     

Rajata yang tengah asik bermain di dalaman dengan Baby sister nya tiba-tiba dia terdiam. Tidak memperhatikan apa yang ditunjukkan suster padanya. Ia nampak hilang ketertarikan dengan mainan yang sejak tadi membuat dirinya happy dan tertawa terbahak.     

Bahkan, posisinya yang sebelumnya berdiri meskipun belum bisa melangkah atau berjalan dia pun kembali merangkak dan berbalik arah masuk ke dalam rumah meninggalkan babysitter nya.     

"Tuan kecil Anda mau kemana mari kita bermain," ucap suster tersebut kemudian meletakkan bola beraneka warna yang isinya ada beberapa mainan berbentuk balok segitiga bintang dan lain-lain di atas tanah dan mengejar Tuan kecilnya.     

Namun bayi berusia 10 bulan itu tidak peduli. Jangankan, berhenti merangkak. Menoleh saja tidak seolah tidak mau mendengar panggilan Baby sister yang yang bertanggung jawab atas dirinya.     

Dia terus merangkak menuju dapur entah kenapa.     

Mengerti dan khawatir Rajata akan menuju ke dapur dan dan itu membahayakan dirinya maka sistem tersebut langsung berlari dan menangkap tubuh kecil itu dan menggendongnya. Namun reaksi bayi berusia 10 bulan tersebut sungguh diluar dugaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.