Cinta seorang gadis psycopath(21+)

AKU MENCINTAIMU



AKU MENCINTAIMU

0"Aku berangkat jam setengah delapan. Harusnya terlambat. Karena, aku ada janji dengan client di sebuah cafe yang cukup jauh dari rumah."     

"Lalu, bagaimana? Apakah akhirnya kau membuat klien mau menunggu?" tanya Chaliya sambil menatap wajah suaminya dengan serius.     

"Tidak justru sebaliknya. Aku tiba 10 menit lebih awal sebelum dia. Tapi tetap saja intinya aku dan dia sama-sama terlambat," jawab Dicky dengan bangga.     

"Bukannya kamu menemui klien dari Singapura tuan Tan, itu bukan? Orang Singapura itu biasanya sangat disiplin Bagaimana mungkin dia bisa terlambat?"     

Dicky diam tidak menjawab sengaja membiarkan supaya istrinya terus mengeluarkan komentar dan asuransinya sendiri.     

"Maaf, bukan maksudku mengatai kau juga tukang terlambat. Tapi, aku mengerti. Kamu bangun kesiangan Karena kelelahan tadi malam lalu Bagaimana dengan client mu itu?" Chaliya jelas sekali kalau dia nampak berfikir. Mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi.     

"Aku sedikit melakukan cara curang, hahaha," jawab Dicky sambil terbahak.     

"Kamu nakal banget sih tetap saja dari dulu tidak mau berubah!" Chaliya menjewer daun telinga kanan Dicky sampai dia meringis kesakitan dan minta ampun.     

"Memangnya cara curang Apa yang kamu lakukan apakah kamu mencelakainya?" tanya Chaliya gemas.     

"Iya sedikit tapi nggak bahaya kok. Justru dengan cara licik yang aku lakukan aku bisa melihat seberapa baiknya tuan Tan itu tidak nyesel loh aku melakukan kerjasama dengan nya."     

"Apa coba, yang kamu lakukan?"     

"Karena dia sudah terjebak macet, jadi aku meminta salah satu anak buahku membuat drama di jalan raya. Ku buat mobil yang dinaiki menabrak sebuah angkot hingga rusak. Harapanku sih si pemilik angkot meminta pertanggungjawaban dan sedikit mengulur waktu nya supaya terlambat. Tapi di luar dugaan ternyata dalam angkot itu ada salah satu penumpang wanita yang akan melahirkan. Jadi, tuan Tan membawa wanita itu ke rumah sakit. Sementara urusannya dengan sopir angkot dia lemparkan pada sopirnya."     

"Benarkah dia seperti itu? Zaman sekarang jarang sekali ada orang lain yang peduli pada orang di jalan yang tidak dia kenal," tanya Chaliya. Nyaris tidak percaya. Walau sebelumnya dia sempat kagum dengan client suaminya itu.     

"Dia mengatakan demikian kalau aku bertanya pada anak buahku yang mengawasi di tempat kejadian perkara. Ternyata apa yang dia katakan benar."     

"Oh, sungguh orang yang berhati mulia. Tapi, tetap saja kami curang!" timpal Chaliya kembali mencibit lengan Dicky.     

Dicky tertawa sambil menggelitik perut istrinya yang sejak tadi main cubit saja.     

"Tapi kan ada hikmah dibalik itu semua saya menjadi tidak masalah bagiku jika hanya melakukan sesuatu yang tidak membahayakan nyawa," Kila pria itu sambil memegang kedua pergelangan tangan kalian dan meletakkannya di depan dada bidangnya. Supaya istrinya tidak terus mencubiti dirinya.     

"Kamu bilang tidak membahayakan nyawa? Mungkin iya tapi bagaimana jika seandainya orang itu bukanlah orang yang baik dan peduli pada orang lain? Nyawa seorang ibu dan anak yang jadi taruhannya loh Dic," ucap Chaliya. Kentang tanpa melakukan perlawanan.     

Karena sejak dulu dia selalu ku lemah jika tangan atau kepalanya menempel pada data bidang Dicky.     

"Ya sudah, aku minta maaf.. sekarang, apa yang ingin kamu sampaikan padaku? Sekarang aku sudah ada di rumah siap mendengarkan kamu bercerita sebanyak apapun."     

Kembali Chaliya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Bukankah kamu hanya memiliki waktu sekitar satu jam saja? Mana mungkin aku bisa menjelaskan tentang banyak hal padamu hari ini," timpal wanita itu.     

"Kamu kenal saja nggak perlu khawatir kayak gitu segala urusanku sudah selesai jadi meskipun aku nanti tidak kembali ke kantor itu tidak jadi masalah."     

"Baiklah kalau gitu aku mulai bercerita sama kamu tapi jangan di sini," ucap Chaliya. Sebab ketika tadi dia bercanda dengan Dicky, dia melihat sekelebat bayangan bibi yang tengah melintas ke dapur. Apa lagi di rumah Ini ada Dwi dan Christy. Tidak aman baginya jika membahas sesuatu yang bersikap sangat rahasia, kecuali di dalam kamar yang memang sudah dia pasang busa kedap suara. Meskipun ini tidak sepenuhnya menguntungkan. Tapi, cukup membantu menjaga privasi obrolan Chaliya dan Dicky.     

Di dalam kamar mereka duduk berhadapan di ranjang.     

Bikin sudah siap mendengarkan istrinya bercerita tentang apa yang ingin disampaikannya.     

"Kamu cerita saja ada apa sebenarnya? Apakah ada kaitannya dengan mimpimu semalam?"     

"Iya, kamu benar." Chaliya menatap Dicky dengan tatapan serius. Dia tidak tahu seperti apa ekspresinya pria itu setelah mendengar penjelasan dari nya.     

Hanya saja, Chaliya memiliki feeling atau firasat bahwa Dicky akan senang jika dia mau melakukan apa yang Chaliya asli minta. Karena, sebenarnya Dicky sendiri juga tidak menyukai perbuatan buruk dan tercela yang dilakukan oleh sang istri.     

Hanya saja, pria itu tidak ingin membuat hubungan antara dia dan istrinya menjadi keruh dan ribut. Makanya dia lebih memilih menuruti dan mendoakan supaya dia segera sadar bahwa yang dilakukannya adalah salah.     

Dicky bersifat demikian bukan karena takut akan kehilangan Chaliya. Tapi, hasil riset yang dia dapatkan dari salah satu psikolog yang dia temui, memang begitulah cara menjaga hati dan perasaan seorang psikopat.     

Dia memang tidak bisa sembuh tapi emosi dan mood nya bisa dikontrol dengan membuat dia tidak marah ataupun tersinggung. Supaya dia tidak keterusan melakukan hal buruk yang sudah lama menjadi kebiasaannya.     

Awalnya dikit tidak setuju. Tapi setelah membuktikannya ternyata benar semakin keras melarang agar terlihat tidak melakukan kejahatan, semakin menjadi-jadi yang melakukan kejahatan membunuh orang bahkan mengulitinya hidup-hidup.     

Namun ketika dia membiarkannya, dia justru malah lebih mau mendengarkan nasehat nya tanpa terasa Sudah hampir 1 tahun ini kali ya tidak lagi membunuh atau menyiksa sesama manusia.     

"Memang kenapa sih coba kamu cerita biar aku tahu."     

"Semalam dalam mimpiku Chaliya datang menemuiku. Dia sudah muak dengan apa yang aku lakukan. Aku juga melawan dia jika memang harusnya dulu ketika aku masih melakukan banyak kejahatan. Tapi kenapa dia malah datang sekarang saat aku sudah tidak lagi melakukan apa-apa, atau menjual organ tubuh manusia. Namun dia menjawab katanya tidak mudah baginya untuk bisa menemuiku karena sejatinya orang yang sudah mati tidak akan pernah bisa kembali ke dunia meskipun ada banyak urusan yang belum diselesaikan."     

"Lalu bagaimana?" Tanya Dicky penasaran dengan kelanjutan ceritanya.     

"Ya begitu dia tahu aku menyembunyikan sesuatu pada tubuh Rajata yang nantinya akan membuat investasi dosa pada raga ini, yang membuat arwah aslinya menerima imbasnya juga. Makanya dia minta keras agar Aku memberikan obat penawar pada Rajata. Sebab jika aku menolak biakan mengambilmu dariku.     

Kurasa dia memang diam-diam ada rasa sama kamu menginginkan kamu makanya melakukan ancaman itu. Sebab jika tidak bisa kan Dia mengancam akan membunuhku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.