Cinta seorang gadis psycopath(21+)

KENCAN BUTA



KENCAN BUTA

3"Kalian baik-baik ya di sini. Kami akan duduk di meja sebelah sana tidak akan mengganggu kalian," ucap tante emi pada arabella dan Samuel sambil menunjuk ke sisi sudut yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka berdua.     

"Hei baik-baik apa kami tidak sedang berkencan titik anda tidak perlu jauh-jauh atau memesan meja lagi titik tetaplah disini temani kami," ucap Arabella memohon, seolah dia takut ditinggalkan sendiri dengan pria asing meskipun pria itu memiliki paras yang sangat tampan dan rupawan.     

"Sudahlah jeng jangan dengarkan mereka namanya anak muda biasa lah malu malu karena ada orang tua kalau orang tua udah pergi pasti ada aja yang diobrolkan," timpal tante Emy. Dia adalah seseorang yang baru saja datang, bahkan dengan arah bila saja Ini adalah pertemuan kali pertamanya. Namun mengapa dia berkata seolah-olah dia jauh lebih mengenal arabella ketimbang Elizabeth, yang ibu tirinya.     

"Oh iya kamu benar. Ya sudah kami pergi dulu ya selamat bersenang-senang," ucap Elizabeth kemudian mengacungkan ibu jarinya sambil memberi isyarat mata kepada Samuel.     

"Tante jangan pergi tinggalin aku. Kita di sini tidak untuk berkencan kan lagi pula aku juga pertama kali bertemu dengan dokter Samuel! Tante kalian mau kemana?" teriak Arabella, heboh sendiri. Memanggil meneriaki dua wanita paruh baya itu yang meninggalkan dirinya.     

Dia berperilaku seperti itu seolah dirinya akan dijual pada om om botak yang siap membobol keperawanannya saja. Padahal dia hanya duduk manis di sebuah restoran mewah dengan nuansa romantis dengan seorang pangeran tampan.     

Arabella terdiam saat ia tersadar bahwa seluruh pengunjung restoran semua tatapannya tertuju pada dirinya. Tidak jarang dari mereka yang pertama konyol melihat tingkahnya sambil berbisik pada orang yang di sebelahnya.     

Mungkin saja mereka berkata, terlihat sekali kalau gadis itu masih perawan padahal dia berkencan dengan pria tampan, ini tempatnya juga di restoran buka di dalam hotel Kenapa dia seperti sangat ketakutan?     

Oh astaga sungguh gadis itu sangat beruntung tapi tidak menyadari keberuntungan yang dia miliki. Seandainya dia adalah aku, maka aku akan dengan senang hati ngobrol dengan pria tampan itu.     

Seketika wajah arabella pun memerah. Iya terdiam merasa malu kemudian kembali duduk dengan baik. Lain halnya dengan Samuel sejak dari dia sangat tenang memperhatikan tingkah Arabella yang cukup konyol dan menggelitik perut siapapun yang melihatnya.     

"E.... Hey," sapa Arabella. Sebab Dia tidak tahu harus berkata apa selain mengucapkan sapaan itu.     

"Hai juga," jawab pria itu dengan muka datar. Setelahnya tidak ada orderan lagi di antara mereka berdua. Semua sama-sama diam dan mengunci mulut masing-masing. Hingga salah seorang barista datang membawakan daftar menu makanan.     

"Selamat malam Tuan dan Nona, ini daftar menu unggulan dari restoran kami silahkan anda pilih, anca tak lah di sini nanti saya akan kembali setelah anda selesai," ucap wanita muda bertubuh langsing namun tidak terlalu tinggi. Kemudian dia pergi meninggalkan mereka berdua setelah memberikan daftar menu tersebut.     

"Terimakasih, Kak," jawab Arabella dengan sedikit rasa canggung.     

Sementara Samuel, menjawab dengan nada datar dan sangat dingin, "Terimakasih!"     

Setelah pelayan itu pergi mereka berdua masih mematung memandang daftar menu yang tergeletak di atas meja. Hingga beberapa detik, secara bersamaan mereka menyentuh daftar menu tersebut, dan mengangkat tangan bersamaan.     

Keduanya sama-sama pemalu, dan pendiam. Jadi wajar jika mereka berdua sama-sama nervous. Mungkin akan lebih baik apabila Elizabeth dan Emy tetap berada di meja itu menjadi penengah diantara mereka berdua. Namun, mereka malah lebih memilih pergi. Memperlakukan kedua anak muda itu seperti yang sudah ahli saja dalam berkencan dengan lawan jenis.     

"Kamu saja duluan," ucap mereka berdua bersamaan.     

Mereka berdua sama-sama menahan tawa diam saling melirik kemudian, kembali terulang adegan pertama sama-sama ingin mengambil daftar menu tersebut, akhirnya, Samuel mengalah memberikan daftar menu tersebut kepada Arabella.     

"Ya sudah kalau begitu Kamu aja yang memilih duluan, biar aku setelah kamu saja!" ucap Samuel, mengulurkan daftar menu tersebut.     

"Emmmm... " Arabella menerima daftar menu tersebut sambil matanya terpaku pada wajah tampan pria dihadapannya.     

'Ya Tuhan... Kenapa aku baru sadar kalau pria ini benar-benar sangat tampan sekali? Kemana saja tadi aku? Aduh tante Elizabeth baiknya kok kelewatan banget sih? Mengatakan pada pria setampan ini kalau Aku adalah Putrinya. Apakah ini yang dinamakan kencan buta?     

Selama ini aku hanya membaca pada sebuah novel dan melihat pada drama tentang kencan buta itu seperti apa. Tidak kusangka aku pun sekarang juga tengah menjalani kencan buta tersebut," batin Arabella.     

"Ayo ambilah, ini! Jangan ragu-ragu," ucap Samuel menyadarkan lamunan Arabella.     

"Ah, oke. Baiklah," jawab gadis itu mendadak gugup.     

Samuel hanya bisa menahan tawa memalingkan wajah sambil menutup bibirnya dengan punggung tangannya. Dia sudah bisa menebak bahwa gadis cantik di hadapannya ini masih benar-benar sangat polos. Sebab, tingkah wanita yang sudah pernah berpacaran atau dekat dengan lelaki tidak akan seperti ini.     

Sementara apabila hanya bisa membolak balik daftar menu tersebut. Iya bingung harus mau makan apa. Semua menunya enak namun jika dilihat harganya sangat berbeda dengan restoran sebelah. Walaupun mungkin rasanya juga 11-12 tidak berbeda. Ini harganya lebih mahal mungkin karena tempatnya dan restoran ini juga sudah memiliki nama. Dimana sebagian besar pengunjung nya adalah kalangan kaum elit.     

'Haduh aku mau makan apa ya masa iya di depan lewat Stabat Ini ambil steak tempe. Hanya itu yang paling murah di sini, itupun jika disamakan dengan restoran sebelah harga segitu sudah dapat steak daging walaupun tidak spesial setidaknya makan daging di depan cowok tampan. Bukan tempe,' batin Arabella.     

"Sudah belum memilihnya? Atau aku saja yang memilihkan untuk mu?" ucap Samuel. Sebab sudah hampir 10 menit arabella terus membolak-balik daftar menu tersebut yang hanya terdiri dari dua lembar saja.     

"Tidak tidak usah aku bisa memilih menu yang kumau sendiri," jawab arabella dengan cepat.     

'mana mungkin aku membiarkan kau yang memilihkan menu untukku. Melihat tampangmu yang seperti itu pasti menyukai makanan yang enak termahal, kan? Jangan sampai karena menu yang mahal isi dompetku tidak cukup untuk membayar aku jadi tukang cuci piring di sini,' batin arabella kemudian dia menentukan pilihannya memilih menu steak tempe dan es teh.     

Saat ini dia tidak peduli akan memakan apa di depan pria tampan yang mendadak dia kagumi, ini. Daripada jadi tukang cuci. Uda cantik gini, kere. Ah, ini jauh lebih memalukan daripada makan tempe dan segelas es teh.     

"Sudah, aku sudah memilih," ucap Arabella. kemudian memberikan daftar menu tersebut pada Samuel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.