Cinta seorang gadis psycopath(21+)

SEBUAH SOLUSI



SEBUAH SOLUSI

1Dwi yang hendak menghampiri kalinya aku suka berhenti, ia bersembunyi di balik tembok sambil mengintip 2 majikan tengah berbicara sambil tertawa.     

"Terima kasih banyak ya sayang. Lalu kapan kamu mau ke sana?" tanya Dicky kegirangan.     

"Kamu maunya kapan terserah deh aku nurut ya sama kamu."     

"Ya sudah, lebih cepat lebih baik," ucap Dicky sambil mengecup pipi Chaliya.     

Dwi tersenyum getir melihat betapa Mesranya mereka berdua. Tapi, dia bisa apa? Tiba-tiba datang nyelonong, dan menanyakan sesuatu yang kurang penting sebagai alasan untuk mengganggu kemesraan mereka, sepertinya juga tidak etis. Atau, mungkin bisa saja dia pura-pura menjatuhkan sesuatu. Namun, itu adalah cara pasaran.     

Dwi menghela napas dalam-dalam sambil mengelus dadanya beberapa kali kemudian berbalik dan kembali ke kamarnya. Semula dia berniat keluar untuk memfoto salah satu bunga yang ada di taman, karena kebetulan, ada salah satu temanya yang tidak tahu bunga poeny, dan di taman halaman rumah majikannya ada. Tapi urung karena dia melihat pemandangan yang cukup membuat dirinya merasa sesak.     

Karena tidak ada Chris, Dwi langsung telungkup di atas ranjang, diam tidak bergerak dan terlihat malas melakukan apapun.     

Setelah menyetujui untuk pindah minggu depan ke rumah Dicky, yang lebih tepatnya di sebut Mension, Dicky sudah tidak lagi bersikap aneh. Dia kembali melakukan rutinitasnya sehari-hari. Bekerja, dan terkadang lembur.     

Chaliya, yang menyadari bahwa akhir-akhir ini Dwi terlihat sangat aneh, lantas dia pun menghampiri gadis gadis itu. Sekali lagi menanyakan apa sebenarnya masalah yang ditanggung sehingga dia bisa berubah seperti ini. Memang sejak dulu dia memang tidak banyak, apabila dibandingkan dengan Christie. Namun walaupun dia tergolong pendiam tidak seperti ini.     

Diamnya Dwi sekarang seperti orang yang setengah galau saja. Sebab untuk melakukan aktivitas apapun dia terlihat sangat malas. Hanya diam rebahan bermain HP dampak bosan keluar untuk makan ke kamar mandi kembali lagi untuk rebahan.     

"Dwi, akhir-akhir ini aku perhatikan Kamu terlihat aneh. Apakah ada masalah? Satu tahun sudah kamu bekerja dengan ku kau dan crispy juga sudah ku anggap seperti saudara sendiri. Jadi apabila kamu butuh solusi cerita saja aku akan membantu selama aku bisa," ucap Chaliya.     

Awalnya gadis itu hanya diam ketika mendengar apa yang majikan perempuannya katakan. Dia berpikir bahwa seperti apapun, Chaliya tidak akan bisa membantu dirinya untuk mencapai apa yang telah dia inginkan. Meskipun sebenarnya bisa dia berani bertaruh pasti juga tidak akan mau.     

Namun entah setan apa yang tiba-tiba hinggap di pikirannya. Dwi tersenyum sinis, yang lebih ke menyeringai. Kemudian berkata, "Begini Nyonya apa yang anda lakukan apabila anda menyukai seseorang tapi orang itu menyukai wanita lain?" tanya Dwi. Entah benar dia mencari solusi atau memancing seperti apa jawaban talinya yang akan terucap nanti.     

"Ya tergantung, pria itu menyukai wanita lain yang seperti apa? Kalau wanitanya tidak menghargai dia dan menyukai pria lain aku akan maju dan mengatakan pada dirinya bahwa ada aku yang mencintai dia dengan tulus. Namun apabila pria itu mencintai seseorang yang juga mencintainya, Ya sudah aku tidak akan mengganggu mereka. Nanti jika mereka tidak berjodoh dan putus, Aku yakin dia akan datang kepadaku setelah menyadari betapa tulusnya aku."     

"Oh jadi intinya kita tidak masalah menyukai siapapun itu asal kita tidak menjadi pengganggu?" tanya Dwi. Lebih memperjelas.     

"Iya benar. Apalagi mereka dalam hubungan yang sudah terikat oleh ikatan suci pernikahan. Itu sangat tidak boleh, atau kau akan disebut sebagai pelakor," ucap Chaliya.     

Dwi diam. Menunjukkan bahwa dirinya sudah sangat paham dengan apa yang baru saja kali ya katakan pada dirinya.     

"Oh iya memangnya kamu kenapa bertanya seperti itu? Apakah diam-diam kamu menyukai seseorang yang sudah ah ada hubungan dengan orang lain?" tanya Chaliya, sengaja Dia sedikit menggoda Dwi.     

"Bisa dikatakan seperti itu tapi ya sudahlah saya akan diam dan menunggu apabila dia memang jodoh saya pasti akan ada cara untuk membuat mereka berpisah tapi jika memang bukan ya sudah cari yang lain," jawab Dwi dengan bijak padahal, aku tidak bisa menerima solusi dari Chaliya sedikitpun. Sengaja Dia bercerita hanya ingin tahu, seperti Apa jawabannya nanti, tapi sungguh sayang dia bukan wanita arogan yang menghalalkan segala cara demi ambisinya.     

"Sudahlah kamu yang sabar jangan terlalu berharap pada sesuatu yang belum pasti. Ini sudah larut lebih baik kamu tidur saja. Apakah malam ini Chris tidak pulang?"     

"Saya tidak tahu tapi karena ini sudah pukul 7, mungkin saja tidak sebab di asrama 08.00 malam tidak ada yang boleh keluar. Malam ini apakah tuan lembur, Nyonya?" tanya Christie.     

"Iya. Tadi siang dia telepon katanya memang tidak mau pulang malam ini mungkin juga besok sore."     

"Oh kenapa tidak pagi saja? Apakah vagina sekalian langsung kerja? Memangnya tuan lembur di mana, Nyonya?"     

Tidak hanya kediaman Dwi yang membuat kalian merasa gadis ini berubah jadi sedikit aneh, namun dari cara menanyakan suaminya saja, ini juga sudah sangat tidak wajar sekali. Sebab selama ini gadis itu tidak pernah menanyakan sesuatu hingga sampai saat ini. Lagipula Apa masalahnya buat dia apabila iki pulang malam ini besok pagi siang atau sore lagi? Dia di sini hanya bekerja dan digaji, sementara tugasnya bukan untuk memperhatikan suaminya. Tapi, menemani dan menjaga dirinya supaya tetap aman. Itupun dulu, sekarang dia di sini bukan lagi seseorang yang dipekerjakan. Melainkan orang yang bisa dikatakan menginap atau, bahasa kasarnya hanya menumpang. Tapi, kenapa?"     

"Aku sih enggak tahu, dia sudah kembali ke kantor atau belum. Sebab, siang tadi dia bilang sedang berada di Surabaya. Kalau memang sudah kembali di kantor kan, setidaknya dia bisa pulang. Mengerjakan tugas-tugasnya di rumah seperti biasanya," jawab Chaliya. Sengaja dia berbohong.     

"Oh, Ya sudah Nyonya, saya sudah mulai ngantuk mau tidur. Nyonya juga jangan terlalu sering begadang. Kasian, debaynya," ucap Dwi. Terlihat jelas sekali kalau dirinya kecewa.     

"Iya, nih. Aku juga sudah mulai mengantuk," jawab Chaliya. Kemudian dia menapaki anak tangga, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai atas. Awalnya, rumah ini hanyalah bangunan lantai satu dengan tiga kamar, toilet dapur ruang keluarga dan ruang tamu. Namun, karena merasa intralism Akhirnya Gigi membangun rumah ini menjadi bangunan tingkat. Gimana di atas sana terdapat tiga kamar, yang salah satunya terdapat mandi di dalam. Tapi, ada satu kamar mandi di atas sana, dan bagian tengahnya adalah ruang keluarga. Yang rencananya, nanti akan dijadikan tempat bermain dan belajar anak mereka.     

"Brak!" Chaliya terkejut dan langsung menoleh ke arah meja rias. Nampak olehnya sosok rambut panjang berdiri di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.