Kaisar Dewa

Deduksi



Deduksi

1Tiba-tiba, kedua cahaya pedang mereka bertemu di satu titik.     

Getaran energinya menyebar ke segala penjuru dan menimbulkan fenomena yang mengerikan.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen sedang dirasuki oleh dewa pedang misterius Wordless Sword Manual, sedangkan Shang Ziyan dirasuki oleh iblis pedang penghuni Bloodbairn. Rasa-rasanya, itu mirip seperti dewa pedang yang sedang bertempur dengan iblis pedang.     

BOOOMM!     

Dengan Zhang Ruochen dan Shang Ziyan sebagai titik pusatnya, maka area dalam radius ratusan mil di sekitarnya mulai ambles. Gunung-gunung meledak dan hancur lebur, karena tak sanggup menahan gelombang energi mereka.     

Setelah merasakan energi yang dilepaskan oleh mereka berdua, maka semua penonton mulai mengambil jarak dari mereka berdua.     

Walau basis kultivasi mereka berdua belum berada di level tertinggi, dan mereka sama-sama belum membentuk Dunia Besar, tapi gelombang energi mereka sangat mengerikan. Bahkan para elit di level Path's Anterior tidak berani berada terlalu dekat dengan mereka. Sebab, tidak ada seorangpun yang rela mati konyol akibat gelombang energi mereka.     

Whooosh!     

Beberapa celah ruang raksasa bermunculan di sekitar mereka berdua, bagaikan binatang buas yang sedang membuka mulutnya lebar-lebar.     

Melihat celah-celah ruang tersebut, orang-orang di sekitarnya mundur lebih jauh.     

Seandainya mereka terkena celah ruangnya, bahkan Supreme Saint Netherwilt akan terluka parah.     

"Apa mereka berdua sama-sama berada di level menengah? Tapi kenapa mereka berdua seperti Supreme Saint Netherwilt?"     

"Tidak diragukan lagi kemampuan sang Keturunan Ruang dan Waktu. Bagaimana tidak, teknik ruangnya sangat mengerikan. Bahkan dia sanggup merobek ruang dengan mengangkat tangannya. Supreme Saint Netherwilt akan mati bila mereka lengah."     

"Memang kenapa dengan kekuatan ruangnya? Toh, semua itu tidak terlalu berpengaruh untuk Shang Ziyan. Lagipula, Shang Ziyan sedang mengenakan armor tiga warna, yang dapat digunakan untuk menangkal teknik-teknik musuhnya."     

"Walau Shang Ziyan belum menguasai salah satu ilmu kuno, tapi Zhang Ruochen masih kewalahan melawannya. Meskipun Zhang Ruochen adalah master ruang dan waktu, tapi dia masih kesulitan bertempur melawan Shang Ziyan. Bagi Zhang Ruochen, bertempur dengan satu Shang Ziyan sudah sangat sulit, apalagi tiga orang sekaligus. Yang jelas, peluang kemenangan Zhang Ruochen akan sangat tipis."     

"Shang Ziyan adalah keturunan dewa Daratan Heaven. Dia memiliki Fisik Supreme. Setelah itu, dia mulai bergabung dengan Istana Dewa Merit dan menjadi murid andalannya Dewa Api. Di samping itu, dia juga menguasai Teknik Tiga Mayat, salah satu teknik yang masuk ke dalam Taiyi Divine Technique Rank. Bisa dibilang, dia sangat jenius dan tak mudah dikalahkan, apalagi oleh mereka yang berada di level sama."     

"Jika kemampuan Zhang Ruochen hanya sebatas itu, kurasa pertempuran ini akan segera berakhir."     

...     

Banyak kultivator yang sedang memperhatikan pertempuran mereka berdua. Menurut mereka, Shang Ziyan jauh lebih unggul dalam pertempuran tersebut. Hanya perkara waktu sampai dia berhasil mengalahkan Zhang Ruochen.     

Selama ini, Zhang Ruochen adalah sosok yang tak terkalahkan. Pada akhirnya, setangguh apapun lawannya, maka dia selalu berhasil mengalahkannya.     

Tapi pada saat ini, kebanyakan dari mereka tidak terlalu optimis dengan rekam jejaknya. Lagipula, Zhang Ruochen sedang berhadapan dengan Shang Ziyan, yang notabene memang lebih unggul darinya.     

"Situasinya sangat buruk. Apa Shang Ziyan benar-benar akan berhasil mengalahkan Zhang Ruochen?"     

Sambil mengamati pertempuran itu dari kejauhan, Thousand Star Maiden mulai mengernyitkan dahinya.     

Walau dia tidak ingin mengakuinya. Tapi, kalau menilai dari situasinya sekarang ini, Zhang Ruochen memang sedang berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan.     

Ketika berhadapan dengan tiga orang sekaligus, Zhang Ruochen tidak akan bisa bertindak ofensif. Sebaliknya, dia terpaksa harus bertahan secara pasif.     

Kalau tidak hati-hati, maka serangan-serangan itu bakal bisa membuatnya terbunuh.     

Sedari awal pertempuran, mungkin Zhang Ruochen masih punya peluang untuk mengalahkan lawannya. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Zhang Ruochen akan merasa kelelahan dalam fisik maupun mentalnya. Dalam kondisi semacam itu, Shang Ziyan tidak akan pernah menyia-nyiakan peluangnya.     

Di sisi lain, Putri Luosha juga sedang mengamati pertempuran mereka dengan seksama.     

"Zhang Ruochen, kau adalah pria yang ditakdirkan untukku. Tunjukkan kemampuanmu. Jangan sampai dikalahkan oleh Ziyan."     

Walau Putri Luosha ingin menculik Zhang Ruochen dan membawanya ke Dunia Neraka, tapi dia tak ingin melihat pria itu dikalahkan oleh Shang Ziyan.     

Lebih tepatnya, dia tidak ingin melihat Zhang Ruochen dikalahkan oleh siapapun. Pria yang akan menjadi takdirnya di masa depan memang harus kuat dan sempurna.     

Di sebuah tebing – tidak jauh dari Manor Peacock – di sana ada pria misterius dari Klan Yanluo, yang berhasil mencuri Meritorious Armor of Flowing Light-nya Shang Ziyan. Dia masih duduk di dekat api unggun bersama Chi Kunlun di sampingnya.     

Tidak ada seorangpun yang tahu mengenai tekniknya. Namun, tidak ada seorangpun yang menyadari kehadirannya.     

"Sang Keturunan Ruang dan Waktu, Zhang Ruochen, dan pemimpin Istana Dewa Merit, Shang Ziyan. Mereka berdua sedang bertempur satu sama lain. Menarik sekali." Pria misterius terkekeh.     

Lantas, pria misterius merentangkan tangannya dan melepaskan Infernal Yanluo Chi. Tiba-tiba, dia mengangkat tangannya dan membentuk sebuah dunia ilusi. Setiap pergerakan tangannya akan berubah menjadi sungai dan gunung, lantas membuat dunianya semakin nyata.     

"Mari kita lihat, setangguh apa kalian berdua." Gumam pria misterius.     

Setelah itu, dia mengaktifkan teknik tertentu dan mulai mencengkram udara, lantas menciptakan bayangan Zhang Ruochen dan Shang Ziyan. Kedua bayangan mereka begitu nyata, seolah pria misterius berhasil menculik keduanya dan memasukkan mereka ke dalam dunianya sendiri.     

Tiba-tiba, bayangan Zhang Ruochen dan Shang Ziyan bergerak, sembari saling beradu serangan. Pergerakannya mirip seperti tubuh asli Zhang Ruochen dan Shang Ziyan di luar Manor Peacock.     

Shang Ziyan sedang membelah dirinya menjadi tiga. Mereka mulai mengepung bayangan Zhang Ruochen.     

Pria misterius masih mengamatinya dengan tenang.     

Beberapa saat kemudian, pria itu menyuntikkan energinya ke dalam dunia tersebut. Dia memasukkan bayangannya sendiri, dan membuatnya bergerak bersama bayangan-bayangan milik Zhang Ruochen dan Shang Ziyan.     

Pertempuran yang terjadi di dalam dunianya terlihat sangat brutal, seolah sanggup menghancurkan dunia buatan tersebut.     

Chi Kunlun tersentak dan mulai mengamati dunia ilusi di tangan si pria misterius. Sembari mengamati bayangan-bayangan yang bergerak lincah di dalamnya, maka dia memasang ekspresi kebingungan.     

"Apa yang kau lakukan?"     

Pria misterius mendongak dan menyeringai kepada Chi Kunlun. "Aku ingin menguji kemampuanku kepada mereka berdua. Zhang Ruochen dan Shang Ziyan sudah berada di puncak level menengah. Aku penasaran, siapa yang akan menang dalam pertempuran ini."     

"Apa kau bisa menentukan siapa pemenangnya dengan hanya menciptakan bayangan-bayangan tersebut?" Chi Kunlun merasa terkejut.     

Pria misterius berkata. "Memang kenapa? Apa kau meragukan kemampuanku? Coba lihatlah baik-baik."     

Seraya berkata begitu, pria misterius menyodorkan tangannya kepada Chi Kunlun.     

Chi Kunlun terlihat penasaran dan mulai mengamati bayangan-bayangan yang sedang bertempur satu sama lain.     

Lama kelamaan, pergerakan bayangan mereka menjadi semakin cepat, dan nyaris membuat kepalanya pusing.     

Setelah itu, beberapa bayangan berubah menjadi gumpalan energi, lantas menghilang di balik ruang hampa.     

Kemudian, tangan pria misterius kembali berubah menjadi normal, seolah tak ada yang terjadi.     

"Bagaimana hasil dari percobaanmu?" tanya Chi Kunlun.     

Walau selama itu dia mengamatinya, namun dia masih gagal menentukan hasil akhirnya.     

Pria misterius bergumam pelan dan berkata. "Mereka berdua bukan para kultivator sembarangan. Mereka sama kuatnya seperti diriku ketika masih muda. Di seantero Dunia Langit dan Dunia Neraka, mungkin keduanya adalah para elit terbaik. Sayangnya, mereka tidak dilahirkan di eraku. Jika mereka lahir di eraku, mungkin aku tidak akan merasa sangat kesepian."     

"Sebenarnya, aku melakukan percobaan ini bukan untuk menentukan hasil pertempuran. Lagipula, mereka berdua sama-sama memiliki banyak kartu andalan. Apapun masih bisa terjadi dalam pertempuran tersebut."     

"Namun, kurasa Shang Ziyan masih lebih unggul. Teknik Tiga Mayat-nya memang luar biasa. Di samping itu, Shang Ziyan juga membawa banyak harta karun."     

"Tentu saja, Zhang Ruichen, sebagai Keturunan Ruang dan Waktu juga tak boleh diremehkan. Bahkan aku tak bisa mengintip kartu andalannya. Mungkin dia masih punya peluang untuk menandingi Shang Ziyan."     

Mendengar itu, ekspresi Chi Kunlun tiba-tiba agak berubah. Dari perkataan si pria misterius, kelihatannya dia lebih mengunggulkan Shang Ziyan. Artinya, Zhang Ruochen sedang dalam kondisi berbahaya.     

Faktanya, Chi Kunlun juga memahami kemampuan Shang Ziyan. Apabila pria itu telah berada di level Path's Anterior, maka hanya segelintir kultivator di bawah Alam Supreme Saint yang sanggup menandinginya     

Dia pernah bertempur melawan Shang Ziyan di Dojo Xumi dan kalah telak. Dia hanya berhasil menukar 20 serangan, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Shang Ziyan.     

Meskipun dia masih sangat muda, dan jauh lebih inferior dari Shang Ziyan dalam berbagai aspek, tapi dia harus mengakui, Shang Ziyan memang jauh lebih hebat.     

Begitu dia berada di dekat Shang Ziyan, maka tekanannya tidak jauh berbeda dari tekanannnya Zhang Ruochen.     

"Apa kau mengkhawatirkan keselamatan Zhang Ruochen? Omong-omong, aku baru saja membantu Zhang Ruochen, dengan mencuri Meritorious Armor of Flowing Light-nya. Kalau tidak, Zhang Ruochen tidak akan pernah punya peluang untuk menang."     

Tiba-tiba, Chi Kunlun mendongak dan menatap pria misterius lekat-lekat, lantas berkata. "Bila kau bisa membunuh Shang Ziyan dan para kultivator dari Daratan Heaven, maka aku rela menjadi muridmu."     

Namun, pria misterius menggelengkan kepala dan berkata. "Walau aku dapat membunuh mereka dengan mudah, tapi aku tak dapat melakukannya. Ada empat orang yang sedang mengejarku. Kalau aku keluar dari tempat ini, mereka akan menemukanku."     

"Aku hanya berhasil mengelabui mereka sejenak dan aku tak ingin mencari masalah lagi. Jadi, lupakan saja permintaanmu."     

Mendengar itu, Chi Kunlun buru-buru memasang ekspresi kecewa.     

Setelah melihat kekecewaan Chi Kunlun, pria misterius pun tersenyum. "Kurasa kau ingin mengamati pertempuran mereka. Kalau begitu, aku akan mengangkat sebagian segel di tempat ini. Nikmatilah pertempuran mereka."     

Mendengar itu, Chi Kunlun buru-buru bangkit berdiri dan berjalan ke sudut tebing, sembari memfokuskan matanya menuju ke Manor Peacock.     

Di waktu yang sama, Chi Kunlun buru-buru memaku matanya ke arah Zhang Ruochen.     

"Omong-omong, kelihatannya Zhang Ruochen bergegas kemari demi menyelamatkanmu. Tampaknya, dia sangat mengkhawatirkanmu, putranya." Kata si pria misterius.     

Mendengar itu, tubuh Chi Kunlun gemetar hebat, sembari mengepalkan tangannya erat-erat.     

Meski dia belum mengakuinya, tapi dia percaya bahwa pria misterius itu tidak akan berbohong kepadanya. Seandainya Zhang Ruochen bukan ayahnya, lantas kenapa pria itu datang di saat-saat seperti ini?     

Hanya saja, dia benar-benar tidak paham. Kalau Permaisuri Chi Yao adalah ibunya, lantas kenapa dia tega membohonginya?     

Tentu saja, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mencari jawabannya. Sebab, keselamatan Zhang Ruochen jauh lebih penting.     

Sayangnya, dia tidak bisa melakukan apapun dan Cuma bisa mengamatinya dari kejauhan.     

"Kenapa aku sangat lemah?"     

Chi Kunlun mengepalkan tangannya erat-erat. Diam-diam, dia mulai menyalahkan dirinya sendiri.     

Seandainya dia tidak tertangkap oleh para elit dari Daratan Heaven, mungkin situasinya akan sangat berbeda.     

Di depan Manor Peacock, Zhang Ruochen sedang bertempur melawan Shang Ziyan.     

"Brengsek. Zhang Ruochen, walau ketiga mayatku telah melancarkan serangan sekaligus, tapi kenapa aku masih gagal mengalahkanmu? Ternyata perkataan master memang benar. Kau adalah duri yang harus segera disingkirkan. Master tak akan pernah membiarkanmu berkembang sempurna. Jika kau berhasil menembus Alam Supreme Saint, maka kau akan semakin sulit ditangani."     

Setelah menukar beberapa serangan dengannya, ternyata Shang Ziyan masih belum berhasil mengunggulinya.     

Pada mulanya, Shang Ziyan merasa percaya diri dengan kemampuannya. Berbekal Teknik Tiga Mayat, maka dia dapat mengalahkan Zhang Ruochen dengan sangat mudah.     

Tapi sekarang, kelihatannya dia telah meremehkan Zhang Ruochen.     

Dulu, ketika mereka masih berada di Wilayah Truth Heavenly, dia punya beberapa kesempatan untuk menghabisi Zhang Ruochen. Sayangnya, dulu dia tidak memanfaatkan peluang itu baik-baik.     

Beberapa tahun setelahnya, ternyata Zhang Ruochen kembali berkembang pesat. Sekarang ini, baik kultivasi dan kekuatannya nyaris menandingi Shang Ziyan.     

"Jika aku tak bisa menangkapmu, maka aku akan menghancurkanmu."     

Mata Shang Ziyan terlihat semakin mengerikan. Dia bersumpah kepada dirinya sendiri.     

Setangguh apapun pria tersebut, malam ini, dia tak akan pernah bisa lolos.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.