Kaisar Dewa

Bertempur



Bertempur

0"Up."     

Zhang Ruochen menggerakkan tangannya dan melepaskan Pola Ruang, sambil melingkupi tubuh Mu Lingxi dan Han Qiu. Kemudian, ia segera menggunakan Ruang Pergerakan dan menghilang dari tengah jalanan tersebut.     

Dengan suara "boom", saat itu pilar cahaya putih mengenai permukaan tanah di dekatnya. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh benturan energi itu akhirnya menyebar ke segala penjuru, hingga menciptakan riak-riak energi berwarna putih. Akibatnya, batu-batuan yang berada di sekitar sana langsung hancur, hingga sampai berubah menjadi debu.     

Sama halnya dengan itu, maka bangunan yang berada di sisi kanan kiri jalan juga langsung rata dengan tanah. Beberapa saat kemudian, satu perlima dari seisi Kota Shentai langsung hancur. Pada akhirnya, hal itu membuat debu-debu di sekitarnya mulai terangkat ke udara.     

Terdapat riak-riak lingkaran energi yang muncul di udara.     

Zhang Ruochen, Mu Lingxi dan Han Qiu, mereka bertiga muncul dari balik riak energi tersebut. Kemudian, mereka mendarat di atas bangunan yang baru saja roboh.     

Mereka bertiga menatap bawah, lalu menemukan bahwa terdapat sebuah kawah raksasa di tengah kota.     

Untungnya, Earth Martial Saint Light tersebut hanya menghantam tanah. Jika tidak, maka seseorang dapat membayangkan apa yang akan terjadi kalau serangan tersebut sampai mengenai mereka.     

Apa ini adalah daya ledak yang mampu dihasilkan oleh Earth Martial Saint Light Cannon?     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen langsung menyipitkan matanya, dengan rasa takut yang semakin bertumbuh di dalam hatinya. Apalagi, Kota Shentai digunakan oleh murid-murid asing dari Sekte Yin Yang untuk berdagang. Jadi, di kota itu terdapat banyak formasi-formasi tipe bertahan dan dipasang di bawah tanah.     

Sebagian besar formasi di dalam kota itu telah hancur, namun pondasinya masih sangat kokoh. Yang jelas, akan teramat sulit untuk menghancurkan kota itu sepenuhnya.     

Whoosh!     

Zhang Ruochen mulai mengayunkan tangannya. Di waktu yang bersamaan, Pedang Kuno Abyss langsung melesat, dengan meninggalkan bayangan hitam. Pedang itu mengarah langsung menuju ke dalam kabut putih tersebut.     

"Bagus."     

Sekali lagi, Cao Feng kembali menyuntikkan Chi Suci-nya ke dalam Earth Martial Saint Light Cannon. Setelah itu, ledakan cahaya mulai terlepas dari meriam tersebut, hingga langsung menyambut pergerakan Pedang Kuno Abyss. Yang jelas, ia ingin menggunakan senjatanya untuk menghancurkan senjata terkuat Zhang Ruochen.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen mulai membatin dan mengirimkan perintah. Di waktu yang bersamaan, Pedang Kuno Abyss langsung melesat ke atas, hingga kembali muncul di atas Cao Feng. Setelah itu, pedang tersebut langsung menebas ke bawah. Akibatnya, pedang-pedang Chi langsung tumpah seperti saat sedang menyiram bunga.     

Cao Feng sendiri paham kalau Zhang Ruochen adalah sosok yang sangat sulit untuk ditangani. Maka dari itu, ia benar-benar tidak berani meremehkannya. Akan tetapi, serangan Zhang Ruochen benar-benar berada di luar imajinasinya. Sehingga, ia pun terpaksa harus meninggalkan Earth Martial Saint Light Cannon. Jadi, pada saat itu ia langsung melesat ke depan, dan berusaha melarikan diri dari kota tersebut, layaknya sinar laser.     

Rip!     

Pedang Chi yang dahsyat langsung membelah Earth Martial Saint Light Cannon menjadi dua bagian. Setelah itu, terdapat celah retakan yang terbuka pada dinding tersebut – sepanjang 30 kaki – hingga terus menyebar menuju ke bawah. Bahkan, permukaan tanahnya juga sampai terbelah.     

Melihat itu, maka Han Qiu langsung merasa tercengang. Pertempuran yang terjadi di hadapannya berada di level Setengah-Biksu. Yang jelas, sebuah kelalaian kecil dapat menghancurkan seisi kota.     

Oleh karena itulah, istana kekaisaran telah memasang formasi taktis tipe bertahan di setiap kota. Jadi, di beberapa kota penting, formasi bertahan telah dipasang di bawah jalanan-jalanannya. Sehingga, kalau daya ledak dari suatu pertempuran sampai menyentuh level tertentu, maka formasi-formasi bertahan itu akan aktif secara otomatis. Dengan cara ini, maka kerugian yang akan menimpa kota tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.     

Maka dari itu, biasanya kelompok-kelompok besar akan mengutus para generasi muda mereka untuk menyelesaikan urusan mereka masing-masing. Kalau mereka telah terpaksa dan tidak punya jalan lain, maka mereka akan mengirimkan salah satu Setengah-Biksu.     

Ketika Cao Feng mendarat di tanah dan menyaksikan Earth Martial Saint Light Cannon telah dihancurkan oleh Pedang Kuno Abyss, maka seketika itu pula ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi muram.     

Lagipula, sumber daya untuk pembuatan Earth Martial Saint Light Cannon dapat digunakan untuk mengembangkan dua orang Setengah-Biksu. Sebaliknya, ia baru saja kehilangan senjata tersebut hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri. Meskipun jika akhirnya pria itu selamat dari semua ini, namun ia pasti akan dihukum oleh Menteri Peperangan.     

Namun, bisa jadi ia dapat dimaafkan, asalkan berhasil menangkap Zhang Ruochen.     

"Seven-dimension Ice Palm."     

Sekali lagi, Cao Feng kembali melepaskan jiwa sucinya. Pria itu segera memanfaatkan Energi Chi di sekitar dan menyuntikkannya ke dalam tangan. Di waktu yang bersamaan, temperatur udara di Kota Shentai langsung menurun drastis. Sehingga, bunga-bunga salju tampak berguguran dari langit.     

Kekuatan pukulan yang dahsyat pun segera menerjang turun ke arah Zhang Ruochen.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen juga menyambutnya dengan sebuah pukulan. Bahkan, pukulan di tangannya mengandung bayangan naga api dan seekor gajah liar. Akibatnya, serangan itu melesat menuju Chi dingin di sekitarnya, hingga membuat Cao Feng sampai memuntahkan darah, sementara di tengah kota juga tercipta sebuah kawah raksasa.     

Cao Feng terbang keluar dari dalam kawah tersebut. Pada saat ini, rambutnya terlihat acak-acakan, dengan sekujur tubuhnya yang diselimuti oleh tanah. Yang jelas, kali ini pria itu ingin kembali menyerang Zhang Ruochen.     

"Berhenti! Wan Ji mengerang. "Mundur. Kau sama sekali bukan tandingannya."     

Cao Feng memang sedang terluka parah. Bahkan, ia terlihat setengah berlutut di tanah. Setelah itu, ia pun segera mengeluarkan pil dan mulai menyembuhkan dirinya sendiri.     

Wan Ji memandang Zhang Ruochen. "Kau mampu mengalahkan Cao Feng meski masih berada di Alam Fish-dragon dan kau juga belum menggunakan segenap kemampuanmu. Zhang Ruochen, seharusnya kau sanggup melawan Setengah-Biksu di level ketiga, benarkan?"     

"Bahkan kau tidak sanggup melihat kemampuanku dengan tingkat kultivasimu yang sudah seperti itu?" Zhang Ruochen balik bertanya.     

Kala itu, ekspresi Wan Ji tidak berubah, namun hatinya benar-benar terpengaruh oleh perkataan tersebut. Bagaimanapun juga, kemampuan yang telah ditunjukkan oleh Zhang Ruochen terlampau mengerikan. Bahkan, Wan Zhaoyi sendiri tidak sekuat itu ketika ia masih berada di Perubahan Kesembilan, padahal Wan Zhaoyi telah dikenal sebagai seorang top jenius di Daratan Kunlun selama ratusan tahun belakangan.     

Akan tetapi, sekarang ini Keluarga Wan telah bermusuhan dengan Zhang Ruochen. Maka dari itu, mereka tidak boleh membiarkan Zhang Ruochen sampai berkembang sempurna. Jadi, sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Zhang Ruochen.     

Seketika itu juga, terdapat intensitas membunuh yang memancar dari kedua mata Wan Ji. Setelah itu, ia melepaskan Wilayah Jiwa Suci, hingga wilayah itu mulai menyebar dari bawah kakinya.     

Oh tidak.     

Zhang Ruochen merasa sedikit gelisah. Saat itu, ia membuka tangannya untuk menarik kembali Pola Ruang. Pada akhirnya, Pola Ruang itu mengecil sampai berukuran 30 kaki.     

Wilayah Jiwa Suci milik Wan Ji akhirnya berbenturan dengan Pola Ruang milik Zhang Ruochen. Pada saat itu, Zhang Ruochen sempat terhempas ke belakang karena pertemuan serangan tersebut. Akan tetapi, Pola Ruang itu tidak hancur. Sebaliknya, energi itu terus melindunginya rapat-rapat.     

Apa yang paling mengerikan di Alam Setengah-Biksu? Tidak lain adalah Wilayah Jiwa Suci mereka. Kalau seorang Setengah-Biksu level pertama melepaskan Wilayah Jiwa Suci, maka pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon akan terkena gaya gravitasi sebesar 100 kali lipat.     

Seorang Setengah-Biksu di level kedua dapat menekan musuhnya hingga 1.000 kali lipat.     

Tentu saja, Zhang Ruochen, Mu Lingxi, dan Han Qiu memiliki jenis fisik yang spesial. Jadi, mereka dapat melepaskan Laksana mereka masing-masing. Sehingga, Wilayah Jiwa Suci milik Setengah-Biksu di level kedua tidak terlalu berpengaruh kepada mereka.     

Akan tetapi, Wan JI bukanlah sosok Setengah-Biksu di level pertama ataupun di level kedua. Zhang Ruochen menduga kalau pria di hadapannya ini setidaknya berada di level ketujuh, atau bahkan jauh lebih tinggi lagi.     

Yang jelas, Wan Ji sama sekali tidak perlu menyerang. Sebab, ia hanya perlu melepaskan Wilayah Jiwa Suci untuk membunuh seorang pertapa dari Alam Fish-dragon.     

Pada saat ini, pria itu mengamati Zhang Ruochen dengan sedikit terkejut. "Kekuatan ruang ternyata memang sangat misterius. Sebab, kekuatan itu benar-benar mampu menghalau Wilayah Jiwa Suci-ku. Sungguh menarik."     

Zhang Ruochen telah menggunakan segenap kemampuannya untuk mengendalikan Pola Ruang dan bertahan dari tekanan yang besar tersebut. Jadi, kalau Wan Ji menambahkan sedikit kekuatan pada serangannya, maka Pola Ruang itu tidak akan lagi mampu menahan beban tersebut.     

Wan Ji melihat keringat yang mengucur deras pada dahi Zhang Ruochen, sebelum akhirnya ia tersenyum. "Sayangnya, kau terlampau lemah. Meskipun kau sanggup mengendalikan ruang, namun kau masih tidak bisa membalikkan keadaan."     

Pria itu tidak ingin berlama-lama bicara dengannya. Jadi, ia segera melangkah maju dan melesat menuju ke pinggiran Pola Ruang, dengan meninggalkan serentetan bayangan di belakang sana.     

Crackle!     

Kedua tangan Wan Ji telah benar-benar diselimuti oleh Chi Suci. Keduanya perlahan-lahan mulai menusuk Pola Ruang, hingga mengarah menuju kepala Zhang Ruochen.     

Tepat pada saat itu, Wan Ji menyaksikan senyuman aneh di wajah Zhang Ruochen. Sial, bagaimana mungkin lelaki itu masih sempat tersenyum ketika ia akan segera mati?     

Tiba-tiba, terdapat pil hitam yang muncul dari sela-sela jari Zhang Ruochen. Pada saat itu, lelaki tersebut mulai melemparnya kepada Wan Ji.     

Boom!     

Pil hitam itu pun meledak. Kemudian, pil itu berubah menjadi gumpalan Chi iblis kematian, yang akhirnya menyelimuti tangan Wan Ji sepenuhnya. Yang jelas, Chi iblis kematian itu benar-benar sangat merusak. Sehingga, energi itu segera menyebar ke dalam Chi Suci di dalam tubuh Wan Ji dan langsung masuk ke dalam meridian-meridiannya.     

Ekspresi Wan Ji langsung berubah. Pria itu cepat-cepat melangkah mundur dan menyegel meridian-meridian di dalam tangan kanannya sesegera mungkin. Sehingga, hal ini dapat menghentikan pergerakan Chi iblis kematian, agar tidak semakin menyebar ke dalam tubuhnya.     

Perlu diakui kalau Wan Ji memang sangat berpengalaman. Jadi, hampir mustahil untuk dapat membodohinya.     

Tentu saja, hal itu masih membuatnya sedikit tersentak. Secara natural, Zhang Ruochen mendapatkan keuntungan pada momen ini.     

"Tiga Pedang."     

Sambil menggenggam Pedang Kuno Abyss, lelaki itu melesat maju dan menusukkan pedangnya dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Di waktu yang bersamaan, terdapat ribuan pedang Chi yang melesat ke arah depan. Kemudian, semua energi itu berkumpul bersama, sebelum akhirnya menyatu dengan Pedang Kuno Abyss.     

Seketika itu juga, Wan Ji langsung berhenti. Lalu, bukannya melarikan diri, ia malah berdiri di tempatnya dan mulai mengalirkan semua Chi Suci ke dalam dadanya.     

Kemudian, pada saat Pedang Kuno Abyss sudah berada pada jarak 3 kaki dari dadanya, saat itu pedang tersebut tiba-tiba dihentikan oleh kekuatan yang tak terlihat. Akibatnya, pedang itu tidak sanggup lagi melesat maju.     

Pada saat itu, momentum yang seakan mampu mengguncang bumi tiba-tiba terlepas dari tubuh Wan Ji, hingga sampai menghempaskan Zhang Ruochen ke udara.     

Ketika Zhang Ruochen mendarat, saat itu lelaki tersebut setengah berlutut. Kemudian, ia menyeimbangkan tubuhnya sendiri dengan menusukkan pedang ke dalam tanah. Pada saat itu, darah mulai mengucur dari tangannya, lalu mulai membasahi bilah pedangnya, dan pada akhirnya menetes ke tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.