Kaisar Dewa

Penolakan



Penolakan

0"Tunggu."     

Zhang Ruochen berteriak dan mengejarnya. Lelaki itu merasa ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya bertanya dengan senyum malu-malu, "Aku telah membantumu... apa kau tidak ingin melakukan sesuatu untuk membalas budi?"     

Ling Feiyu masih berdiri tegak, dengan kedua mata yang tajam seperti pedang. "Katakan saja!"     

Zhang Ruochen berharap agar Ling Feiyu bersedia menjagai Mu Lingxi, sekembalinya wanita itu ke Sekte Setan Penyembah Bulan.     

Sekarang ini, Mu Lingxi sedang berada di dalam masalah. Jadi, lelaki itu merasa harus membantunya melalui pengarung Ling Feiyu.     

Apalagi, Ling Feiyu adalah sang Permaisuri Istana di Istana Saintess. Jadi, bila ada pemimpin Sekte Setan yang mendukung Mu Lingxi, maka tidak ada seorangpun yang berani menentangnya.     

Kedua mata hitam Ling Feiyu sedang menatap Zhang Ruochen dengan ekspresi bertanya-tanya. "Kau suka dengannya,kan? Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata kalian berdua memiliki hubungan yang kompleks."     

Zhang Ruochen hanya tersenyum, dan tidak menjelaskan apa-apa.     

Lagipula, pikirannya masih belum jernih.     

"Kau baru saja membunuh dua orang Biksu. Mereka pasti akan mencarimu."     

Sebelum Zhang Ruochen sempat menjelaskan, saat itu Ling Feiyu telah lebih dulu menambahkan, "Aku paham, mereka berdua memang layak untuk mati, dan aku akan melaporkan semua ini kepada sang Leluhur. Tapi, masih ada satu hal lain, bagaimana dengan Heir Stamp-nya Ouyang Huan... apa kau berniat untuk mengembalikannya?"     

"Bagaimana mungkin aku mengembalikan sesuatu yang telah kurenggut?" jawab Zhang Ruochen.     

Ling Feiyu mengangguk dan berkata, "Ouyang Huan adalah Putra Suci di Sekte Setan Penyembah Bulan dan punya pengaruh yang besar. Bahkan, meski sang Leluhur tidak bertindak macam-macam, namun Ouyang Huan dan orang-orangnya pasti akan menjadikanmu sebagai musuh. Lalu, berdasarkan pada tingkat kultivasimu yang sekarang, maka sesungguhnya kau sedang berada di dalam bahaya. Jadi, sebagai wujud terima kasihku atas apa-apa yang telah kau lakukan, apa boleh aku memberimu sebuah nasihat?"     

"Apa itu?" tanya Zhang Ruochen.     

"Pergilah ke Sekte Suci bersamaku, dan aku akan mendukungmu untuk merebut posisi Putra Suci dari tangan Ouyang Huan. Setiap Putra Suci berhak memilih seorang Biksuni dari Istana Saintess sebagai kekasihnya. Jika semua berhasil, maka kau bisa memilih Mu Lingxi," kata Ling Feiyu.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Di waktu yang bersamaan, lelaki itu menolaknya dengan sopan.     

Ling Feiyu membalas, "Apa kau berpikir bahwa aku tidak mampu menghadapi kelompoknya Ouyang Huan? Aku ini seorang Permaisuri di Istana Saintess, dan seorang pemimpin di Keluarga Ling. Jadi, dengan pengaruh keluarga Ling, bukankah kau sudah bisa menyimpulkannya?"     

"Keluarga Ling berisi para keturunan Kaisar Demonic. Aku tidak pernah meragukan pengaruh mereka di dalam Sekte Setan. Hanya saja... aku tidak tertarik untuk menjadi sang Putra Suci di Sekte Setan," Zhang Ruochen berusaha menjelaskan.     

"Baiklah. Kurasa keputusanmu sudah bulat."     

Setelah muncul kerlip cahaya, maka seketika itu pula Ling Feiyu segera menghilang dari sana.     

Chu Siyuan mengambil Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian, dan mulai menggulungnya. Pria tua itu sedikit kesal dengan kepergian wanita tersebut "Aku sudah berusaha membantunya, tapi dia malah pergi begitu saja, bahkan tanpa mengucap kata terima kasih. Apa seperti itu sikap seorang Biksu Pedang, sekaligus cucu sang Kaisar Demonic?"     

Luo Xu terkekeh di sampingnya, "Pemimpin Istana Ling tidak pernah mengucap kata terima kasih. Tapi, dia selalu mengungkapkan rasa syukurnya dengan sikap, dan bukan kata-kata."     

"Tampaknya kau sangat yakin dengannya."     

Chu Siyuan kembali menambahkan, "Karena dia telah sembuh, kurasa dia akan pergi mencari Lin Suxian dan membalaskan dendamnya. Kalau begitu, bukankah seharusnya kau merasa khawatir?"     

"Ya, sekarang adalah waktunya menyelesaikan semua ini. Karena Pemimpin Istana Ling telah sembuh, aku pun harus segera mengejarnya," kata Luo Xu.     

Sebelum pria itu pergi, ia sempat bertanya kepada Zhang Ruochen, "Zhang Ruochen, bagaimana denganmu? Apa rencanamu setelah ini?"     

"Saya akan pergi ke Royal Capital," jawab Zhang Ruochen.     

"Hehe."     

Chu Siyuan tertawa. "Kebetulan sekali. Aku juga ingin mengunjungi kawan lama di Royal Capital. Apa kita akan pergi bersama?"     

"Tidak, terima kasih. Saya sudah punya rencana sendiri," Zhang Ruochen menolaknya.     

Rencananya, Zhang Ruochen akan pergi ke Pemakaman Kerajaan di Royal Capital demi menjenguk makam ibunya, sekaligus bertemu dengan Kong Lanyou. Maka dari itu, ia tidak bisa pergi bersama Chu Siyuan.     

Mendengar itu, maka ekspresi wajah Chu Siyuan langsung berubah menjadi murung. Pada saat itu, ia mengibaskan tangannya dengan geram, karena ia malu menerima penolakan.     

Sebagai seorang Biksu Pelukis, pria tua itu mengira bahwa Zhang Ruochen akan senang bila ditemani olehnya.     

Sialnya, pria tua itu malah ditolak mentah-mentah.     

"Apapun itu, aku akan tetap mengikutimu," kata Chu Siyuan, sambil memperlihatkan tingkahnya yang labil.     

Tingkahnya yang seperti anak kecil itu telah membuat Zhang Ruochen tak habis pikir. Oleh karena itu, Zhang Ruochen pun kembali berusaha menjelaskannya. "Paman Chu yang terhormat, Anda adalah seorang Pemimpin di Sekte Painting, sedangkan saya hanyalah seorang pertapa muda. Bagaimana bila reputasi Anda terpengaruh bila berjalan bersama saya?"     

Pada saat itu, Chu Siyuan benar-benar merasa puas dengan sebutan "Paman Chu". Oleh karena itu, ia pun bertanya, "Zhang Ruochen, apa kau punya rencana jahat di Royal Capital? Kenapa aku tidak boleh ikut denganmu?"     

Chu Siyuan adalah seorang BIksu yang telah hidup selama ratusan tahun. Maka dari itu, perubahan pada nada bicara Zhang Ruochen pun mulai membutnya merasa curiga.     

"Zhang Ruochen, kau sedang membawa banyak harta karun, dan semua itu akan menyita banyak perhatian. Jadi, mungkin Saudara Chu bisa melindungimu, bila kalian berdua pergi bersama."     

Pada saat itu, Luo Xu sempat mengirimkan pesan telepati kepada Zhang Ruochen, dan memintanya untuk menuruti kata-kata Chu Siyuan. Setidaknya, mungkin lelaki itu bisa mempelajari sesuatu darinya.     

Zhang Ruochen merenungi perkataan Luo Xu untuk beberapa lama, sebelum akhirnya mengangguk setuju atas nasehat tersebut.     

Apalagi, lelaki itu juga paham mengenai satu hal. Jika ia kembali menolaknya, maka Chu Siyuan pasti akan mengikutinya secara sembunyi-sembunyi.     

Hal ini malah akan menimbulkan masalah.     

Jadi, setelah Luo Xu dan Luo Shuihan sama-sama pergi dari sana, maka Zhang Ruochen dan Chu Siyuan juga beranak pergi, dengan menggunakan kapal hijau dan berlayar menuju ke Royal Capital.     

Di balik kegelapan, tiga orang pria sama-sama sedang mengamati pergerakan mereka. Tiga orang pria itu sedang berada di tempat yang lumayan tinggi.     

Mereka bertiga adalah Kong Hongbi, Jendral Saint Gui Gu dan seorang elder Biksu dari Sacred Central Crypt.     

Jendral Saint Gui Gu berkata, "Luo Xu telah pergi dari sana, tapi sang Biksu Pelukis masih berada di atas kapal tersebut. Pria tua itu baru saja menghancurkan ratusan ribu pasukan Immortal Vampir hanya dengan satu scroll. Jadi, dia bukan target yang mudah disingkirkan."     

Kong Hongbi sedang bersedekap, lalu berkata, "Mereka hendak pergi kemana?"     

"Jika mereka sedang mengikuti arus, maka mereka akan sampai di Sungai Tong Ming. Kurasa, mereka sedang menuju ke Royal Capital." Sang elder mencoba menerka-nerka.     

Mendengar itu, maka Kong Hongbi pun langsung merasa bersemangat. "Jika dia pergi menuju ke Royal Capital, artinya dia sedang cari mati."     

Saint Jendral Gui Gu tertawa, "Kita telah menguasai Royal Capital sejak bertahun-tahun silam. Jika dia pergi ke Royal Capital, maka tidak ada satupun yang dapat menyelamatkannya, meski dia sedang bersama sang Biksu Pelukis."     

Kong Hongbi berkata, "Biksu Pelukis itu tidak ada hubungannya dengan Zhang Ruochen. Kurasa, dia sedang berhutang sesuatu kepada Luo Xu dan bertugas untuk menjaga Zhang Ruochen sementara waktu. Maka dari itu, sesampainya mereka di Royal Capital, maka dia pasti akan pergi meninggalkannya. Bila demikian, maka kita akan bergerak setelah mereka berpisah."     

Mereka bertiga pun segera menghilang di balik hutan, dan pergi menuju ke Royal Capital untuk bersiap-siap.     

Sungai itu bernama Sungai Da Ming. Hulu sungai itu berada di Wilayah Savage Barren, dan membentang hingga jutaan mil, bahkan sampai melintasi tiga negara di Wilayah Pusat.     

Arus airnya sangat sukar diprediksi. Kadangkala, arusnya akan tenang seperti danau. Namun, di waktu yang lain, arusnya akan berubah ganas seperti air terjun.     

Zhang Ruochen sedang berada di geladak kapal sambil berkultivasi. Lelaki itu sedang berusaha merajut beberapa pencapaiannya, yang diperoleh dari Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian.     

"Empat Pedang."     

Zhang Ruochen menusukkan pedangnya ke arah depan, diiringi dengan terlepasnya cahaya brilian.     

Boom.     

Seratus mil jauhnya di sisi kanan, terciptalah sebuah tebing dengan ketinggian ribuan meter.     

Cahaya yang dilepaskan oleh pedang itu baru saja membelah bukit menjadi dua.     

Zhang Ruochen kembali menarik Pedang Kuno Abyss dan mengamati lubang itu lekat-lekat. Setelah itu, ia pun tersenyum. Yang jelas, energi yang terkandung di dalam Empat Pedang, setidaknya tiga atau empat kali lipat lebih kuat daripada Tiga Pedang.     

Lelaki itu meneruskan latihannya. Selain melatih Empat Pedang, maka ia juga melatih Nine-Life Sword Technique dan True-Thunder Fire Sword Technique.     

Zhang Ruochen telah menguasai gerakan-gerakan dasarnya. Jadi, ia hanya perlu melatihnya dengan lebih intensif.     

Chu Siyuan juga sedang duduk di geladak kapal, sambil mengamati proses latihan Zhang Ruochen dan menikmati secangkir teh. Pria tua itu merasa terkejut dengan setiap perkembangan Zhang Ruochen.     

Apalagi, bila seorang Setengah-Biksu berhasil menguasai teknik di Tingkatan Raja, maka ia pantas disebut sebagai jenius.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen, sebagai seorang Setengah-Biksu di level keempat, nyatanya telah berhasil menguasai dua teknik unggulan sekaligus.     

Bahkan, Water Luo Fist dan Empat Pedang dari Wordless Sword Manual masih belum masuk ke dalam hitungan.     

"Anak muda ini ternyata sangat bertalenta. Jika dia dibimbing dengan baik, mungkin dia mampu melindungi dunia ini dari ancaman-ancaman Immortal Vampir dan jiwa-jiwa mati di Netherworld."     

Chu Siyuan tidak menganggap Zhang Ruochen sebagai sosok yang baik maupun jahat.     

Namun, ia percaya bahwa Zhang Ruochen masih memerlukan mentor yang tepat, sosok pembimbing yang dapat membawanya menuju ke jalan yang benar.     

Jadi, ia pun mulai membatin, "Kepribadiannya terbentuk dari pengalaman dan petualangan. Sesampainya di Royal Capital, aku harus mengenalkannya pada beberapa cendekiawan atau para pertapa tangguh, agar kemampuannya dapat semakin berkembang."     

Selama beberapa hari ke depan, maka Zhang Ruochen selalu mengisi harinya dengan latihan teknik tinju dan keterampilan pedang di siang hari. Ketika malam tiba, maka ia akan memurnikan darah dewa dan meningkatkan kultivasi.     

Sebagaimana kapal hijau itu telah berada di dekat Royal Capital, maka di sana terdapat hiruk-pikuk kapal dan perahu-perahu yang melintas.     

Beberapa kapal terlihat besar dan gagah. Di atas kapal tersebut, beberapa penumpangnya sedang membaca puisi dan berlatih teknik pedang. Yang jelas, kapal mewah semacam ini pasti berasal dari salah satu keluarga tangguh, atau beberapa keluarga kuno lainnya.     

Royal Capital adalah bekas ibu kota Kekaisaran Pusat Suci. Keluarga-keluarga kuno yang sampai sekarang masih ada, sebermula berasal dari kota ini.     

Keluarga-keluarga ini masih terus bertumbuh kembang, meski Kekaisaran Pusat Suci telah hilang.     

"Zhang Ruochen, aku punya senjata saint Kekuatan Batin, mungkin kau memerlukannya."     

Chu Siyuan keluar dari kabin dengan membawa sebuah topeng emas di tangannya, lalu memberikan topeng itu kepada Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menatap topeng itu, sambil memasang ekspresi menimbang-nimbang. "Senjata saint Kekuatan Batin?"     

Mendengar itu, maka kerutan di dahi Chu Siyuan pun menjadi semakin dalam. Alhasil, pria tua itu mulai membentaknya, "Dasar bodoh! Jika kau berpenampilan seperti itu, maka kau pasti akan tertangkap, bahkan sebelum masuk ke Royal Capital."     

"Ini adalah Gold Phantom Mask. Siapapun yang mengenakan ini, maka dia dapat menyembunyikan aroma dan auranya, hingga membuatnya sulit dikenali. Senjata ini juga dapat menandingi kemampuan seorang Sage Metafisika."     

Zhang Ruochen bergumam kepada dirinya sendiri, "Seandainya kau tidak ikut bersamaku, mungkin aku sudah masuk ke dalam sana dengan menggunakan identitas lainku, dan menyamar sebagai Gu Linfeng."     

Meski begitu, ia tetap menerima topeng tersebut dan langsung mengenakannya. Seketika itu juga, penampilannya pun menjadi semakin misterius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.