Kaisar Dewa

Kehidupan Pertama



Kehidupan Pertama

3Water Luo Fist memiliki sejarah yang cukup menarik. Menurut Luo Xu, ada sebuah sungai yang disebut sebagai "Water Luo" di Omen Ridge.     

Ada sebuah cerita menurut para penduduk yang tinggal di tepi sungai.     

Pada zaman dahulu, tidak ada satupun sungai di Omen Ridge. Suatu hari, bintang-bintang sedang berkumpul di langit dan mulai menurunkan air dari atas. Akibatnya, air itu mengalir ke bawah dan membentuk sebuah sungai. Itu adalah sebermula terciptanya Sungai Water Luo.     

Setelah Luo Xu melintasinya dengan sebuah perahu, ia melihat refleksi bintang-bintang pada permukaan airnya, hingga membuatnya terinspirasi untuk menciptakan Water Luo Fist Technique.     

Luo Xu berkata kepada Zhang Ruochen, agar lelaki itu mengunjungi sungai tersebut sekembalinya nanti di Omen Ridge.     

Menurut Luo Xu, mungkin Zhang Ruochen dapat menemukan sesuatu yang lain di dalam sungai tersebut.     

"Sungai Water Luo bukanlah sebuah sungai biasa. Mungkin sungai itu adalah semacam hadiah pemberian semesta, sesuatu yang belum kita ketahui," Zhang Ruochen berkomentar.     

Luo Xu mengangguk pelan, sambil mengamati langit yang tak bertepi dengan ekspresi damai. Pada saat itu, ia berkata, "Semesta ini adalah tempat yang terlampau luas. Mungkin, masih ada dunia lain di luar sana yang lebih besar daripada Daratan Kunlun. Bisa jadi, Sungai Water Luo adalah semacam keajaiban tersendiri, yang pernah diciptakan oleh makhluk hidup lain di semesta ini."     

Luo Xu bangkit berdiri dan mengatakan sebuah lelucon, "Jika aku benar-benar berhasil menjadi seorang Supreme Saint, maka aku akan berkeliling dunia hanya demi menemukan tepiannya."     

Zhang Ruochen menatap Luo Xu dan mulai mengangguk setuju.     

Lelaki itu bisa menilai bahwa Luo Xu merupakan salah seorang pria berjiwa besar. Sebab, apa-apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Luo Xu, nyatanya sangat berbeda dengan para pertapa lain.     

Luo Xu membuat Zhang Ruochen bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Kenapa aku masih harus membalaskan dendam?"     

Lelaki itu tidak punya jawabannya.     

Keesokan harinya, Luo Xu mengajarkan 36 gerakan Water Luo Fist, sekaligus memberinya kitab teknik tinju tersebut.     

Zhang Ruochen dapat memahami esensi Water Luo Fist dengan cukup mudah. Setidaknya, ia hanya membutuhkan waktu selama satu hari untuk memahami dasar-dasar tekniknya.     

Sejak saat itu, Luo Xu tidak perlu lagi membimbingnya. Sebab, lelaki itu masih bisa mempelajarinya melalui kitab.     

Hari ini, akhirnya kapal hijau itu bersandar di sebuah pelabuhan.     

Chu Siyuan - yang menjadi pemimpin ekspedisi itu - mulai memeriksa area di sekitarnya.     

"Ini adalah tempat yang pas."     

Chu Siyuan terlihat sangat yakin, seraya berkata, "Ini adalah tempat di mana keenam meridian itu bertemu. Tempat ini memiliki Energi Chi yang cocok untuk menopang Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian."     

Zhang Ruochen agaknya masih ragu-ragu dengan pernyataan itu. Jadi, ia pun bertanya, "Kalau tempatnya memang berada di sini, kenapa saya tidak bisa merasakan Energi Chi tersebut? Selain itu, saya tidak melihat sekte atau klan-klan yang dibangun di sekitar sini."     

Chu Siyuan melirik Zhang Ruochen, lalu berkata sambil mengangkat pipinya, "Enam meridian itu berada jauh di dalam tanah. Seorang Setengah-Biksu Kekuatan Batin tidak akan mampu mendeteksinya. Tentu saja, karena Energi Chi itu berada di dalam tanah, maka kau tidak akan mampu merasakannya. Setelah aku mengeluarkan energi itu dengan menggunakan keterampilan khususku, maka kau bisa kembali memeriksanya."     

Chu Siyuan mengeluarkan kuas sebesar sapu dan mulai mencelupkannya ke dalam tinta khusus. Setelah itu, ia mulai menggambar sebuah lingkaran besar.     

Setelah lingkaran itu selesai dibuat, maka ia pun menunggu selama beberapa saat.     

"Sudah?"     

Zhang Ruochen mengangkat pipinya sambil menunggu sesuatu, seraya mengamati lingkaran yang terbentuk dengan sempurna.. Apa yang disebut sebagai teknik khususnya Chu Siyuan, tak ubahnya mirip seperti mainan anak-anak di matanya.     

Rasa-rasanya, Chu Siyuan seakan mampu membaca isi kepala Zhang Ruochen, sehingga ia berkata, "Sedikit justru jauh lebih baik."     

Satu jam kemudian, gumpalan kabut tebal tiba-tiba keluar dari dalam tanah dan muncul di tengah lingkaran tersebut.     

Itu bukan kabut.     

Itu adalah Energi Chi.     

Energi Chi dikenal sebagai sesuatu yang tanpa wujud dan warna, sama halnya seperti udara. Namun, ketika energi itu terkonsentrasi pada suatu titik tertentu, maka energi itu akan menyerupai sebuah kabut tebal.     

Chu Siyuan meletakkan Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian di tengah lingkaran tersebut. Setelah itu, ia meminta Zhang Ruochen dan Beauty Shi untuk duduk berhadap-hadapan di dalam lingkaran, dengan Peta sebagai pemisah di antara mereka berdua.     

"Pintu masuk Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian akan terbuka setiap tujuh tahun sekali. Jadi, kalian harus memanfaatkan kesempatan ini baik-baik. Sebab, jika kalian gagal... maka tidak ada lagi kesempatan kedua."     

Yang jelas, Chu Siyuan masih sedikit tidak rela bila peta itu harus digunakan oleh Zhang Ruochen dan Beauty Shi. Maka dari itu, ia tidak akan memberi kesempatan untuk yang kedua kalinya.     

Sekali lagi, ia kembali memperingatkan mereka, "Di dalam Peta, di sana tersimpan banyak bahaya yang sukar diprediksi. Sebagai seorang pendamping, maka kau harus mencamkan ini baik-baik. Jika tidak, maka kalian berdua akan tersesat di dalam sana dan tidak bisa kembali lagi ke dunia nyata."     

Chu Siyuan memperingatkan Zhang Ruochen melalui tatapan mata, sembari duduk di luar lingkaran tersebut. Kemudian, ia mendorong kedua tangannya ke arah depan dan mulai mengalirkan Kekuatan Batin ke dalam Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian.     

Terdapat dua titik yang bersinar terang – pada tubuh Zhang Ruochen dan Beauty Shi – sebelum akhirnya kedua titik itu menghilang, sesaat setelah mereka menyentuh peta tersebut.     

Mereka berdua masih duduk di dalam lingkaran dengan mata tertutup, hingga membuatnya terlihat mirip seperti patung.     

Luo Shuihan mengernyitkan dahi, sembari mengamati tubuh mereka berdua. Saat itu, ia bertanya, "Setelah keluar dari peta tujuh kehidupan, maka mereka akan memperoleh banyak kenangan. Apa Zhang Ruochen dan Pemimpin Istana Ling tidak akan kebingungan dalam membedakan realitas mereka?"     

Luo Xu menjawab, "Zhang Ruochen dan Ling Feiyu bukanlah para pertapa biasa. Mereka tidak akan kebingungan terhadap mana yang dunia virtual dan mana yang realitas asli. Yang jelas, kesempatan ini juga cukup baik bagi mereka, supaya mereka dapat menguji Kekuatan Batin masing-masing. Jadi, setelah mereka berhasil menyelesaikan tujuh macam kehidupan itu, maka mereka pasti akan mengalami perubahan drastis. Meski begitu, masih ada satu hal lain yang kukhawatirkan."     

"Apa itu?" tanya Luo Shuihan.     

Luo Xu menjawab dengan senyuman ramah, lalu menggelengkan kepalanya pelan.     

Zhang Ruochen hanya mampu melihat kegelapan. Saat ia kembali membuka matanya, maka ia sedang berada di tengah jalanan yang ramai.     

"Buah Candied."     

"Pisau! Pisau yang paling tajam di dunia ini! Anda tidak akan kehilangan apa-apa selain hanya satu koin perak!"     

…     

Jalanan itu penuh dengan orang-orang yang sedang bercengkrama. Tempat itu adalah wilayah kerajaan yang tidak pernah dilihat ditemuinya di kehidupan nyata.     

"Apa ini adalah dunia virtual di dalam Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian? Tampaknya, ini tidak terlalu berbeda dengan dunia nyata."     

Zhang Ruochen masih mampu merasakan daging dan aliran darahnya. Bahkan, kelima inderanya masih jauh lebih sensitif daripada para mortal biasa.     

Rasa-rasanya, Beauty Shi dilahirkan di dunia semacam ini.     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen mulai menutup matanya. Lalu, ia mulai memindai keberadaan wanita tersebut.     

Yang jelas, perasaan itu sangat aneh, karena lelaki tersebut memiliki koneksi semacam ini. Sebab, tidak peduli seberapa jauh wanita itu berada, namun Zhang Ruochen akan selalu menemukannya.     

Zhang Ruochen tidak segera mencari wanita tersebut. Sebaliknya, ia pergi menuju ke sebuah restoran dan mulai memakan sesuatu.     

Di dalam dua kehidupan yang pernah dilaluinya, selama itu ia selalu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkultivasi. Lelaki itu jarang menikmati hal-hal yang biasa dilakukan para mortal.     

Jadi, berbekal kesempatan ini, maka ia telah memutuskan untuk melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh manusia. Apalagi, hal ini juga dapat mempertajam sudut pandangnya dan membuatnya menjadi semakin yakin dalam mengambil keputusan.     

Di sore hari, orang-orang sedang merayakan sesuatu di jalanan.     

Ternyata, sang ratu baru saja melahirkan seorang putri.     

Setelah gadis itu dilahirkan, maka seluruh istana langsung diselimuti oleh kabut ungu, bahkan terdapat banyak bintang di angkasa. Orang-orang yang berada di dalam kerajaan percaya bahwa fenomena ini merupakan sesuatu yang langka. Rasa-rasanya, seorang dewi baru saja turun dari langit.     

Zhang Ruochen adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa si putri kecil itu, tidak lain merupakan Beauty Shi.     

16 tahun berlalu hanya dalam satu kedipan mata.     

Zhang Ruochen pernah menjadi seorang penasihat di sebuah keluarga besar, pernah juga menjadi seorang tukang kayu, seorang nelayan, dan menjalani berbagai macam profesi lainnya. Yang jelas, selama itu Zhang Ruochen menjalani kehidupan para mortal.     

Sayangnya, kedamaian itu tidak bertahan lama.     

Ini adalah tahun di mana kerajaan sebelah mulai menyerang istana tersebut.     

Ratusan ribu pasukan sedang berbondong-bondong menuju ke istana. Mereka mulai membunuh raja dan memperkosa sang ratu di hadapan si putri kecil.     

Hanya dalam kurun waktu satu hari, sang putri langit tiba-tiba dijatuhkan ke dalam sebuah lubang hitam. Alhasil, sang putri telah kehilangan segalanya.     

Ini adalah hari di mana Zhang Ruochen menyelamatkan putri itu dari serangan tersebut.     

Kematian kedua orang tuanya, dan tumbangnya kerajaan itu telah menjadi semacam pukulan telak bagi mental sang putri. Kedua matanya pun terlihat membengkak karena terus-terusan menangis. Bahkan, sang putri hanya berjalan mengikuti Zhang Ruochen begitu saja, seolah sedang mengalami trauma.     

Sang putri membutuhkan waktu selama satu bulan penuh untuk kembali normal. Pada saat itu, ia bertanya, "Apa Anda bersedia menerima saya menjadi murid?"     

Satu bulan yang lalu, Zhang Ruochen sempat bertempur melawan ratusan prajurit sendirian.     

Dari pertempuran itu, maka sang putri tahu bahwa Zhang Ruochen adalah sosok ksatria yang tangguh. Maka dari itu, ia ingin berkultivasi dan menjadi semakin kuat, agar ia dapat membalaskan dendam kedua orang tuanya, rakyat-rakyatnya dan juga negaranya.     

Sambil berdiri di atas lembah, saat itu Zhang Ruochen sedang melipat tangannya di belakang pinggul, seraya tersenyum. Di waktu yang bersamaan, ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Rasa pahit telah mengubahnya menjadi semakin tegas."     

Putri kecil itu tidak tahu apa maksudnya. Yang jelas, ia mulai berlutut dan memohon agar lelaki itu bersedia mengajarkan teknik pedang kepadanya.     

Sebelum Zhang Ruochen menyetujui permintaannya, maka ia ingin mengujinya terlebih dahulu. Saat itu, ia berkata, "Pasukan yang berbondong-bondong menuju istana setidaknya berjumlah puluhan ribu orang. Bunuh salah satu di antara mereka dan bawakan kepalanya kepadaku. Jika kau berhasil, maka aku akan mengajarkan teknik pedang kepadamu."     

"Saya... saya tidak pernah menggunakan pedang. Bagaimana saya bisa membunuh mereka? Selain itu, saya juga tidak pernah membunuh siapapun..."     

Sang putri kecil sedang gemetar ketakutan.     

"Lihatlah dirimu yang lemah ini. Coba katakan kepadaku, kenapa aku harus mengajarimu?"     

Zhang Ruochen menatapnya tajam, hingga membuat gadis itu semakin gemetar.     

Pada akhirnya, sang putri kecil pergi meninggalkan Zhang Ruochen dan beranjak menuju ke istana.     

Setengah bulan kemudian, sambil terseok-seok, ia membawa sebuah kepala berdarah dan memberikannya kepada Zhang Ruochen.     

Wajah cantiknya penuh oleh goresan-goresan luka yang mengerikan, dengan kaki kanannya yang nyaris remuk, hingga membuatnya mirip seperti gelandangan.     

Tidak ada satupun yang akan mengenalnya sebagai sosok putri kecil yang cantik.     

Demi membalaskan dendam dan diterima menjadi murid Zhang Ruochen, maka sang putri kecil telah melalui berbagai macam kesulitan dan memperjuangkan proses.     

"Bagaimana kau bisa membunuhnya?" tanya Zhang Ruochen.     

Gadis itu menjawab dengan suara serak, "Jika Anda terus berjuang dan berani mengambil resiko, maka membunuh orang lain bukanlah perkara yang sulit."     

Karena gadis itu telah lulus ujian, maka Zhang Ruochen pun menjadikannya sebagai murid dan mulai mengajarkan teknik pedang kepadanya.     

Satu dekade kemudian, keterampilan pedang sang putri kecil telah sangat berkembang pesat. Jadi, ia mulai membantai semua musuh-musuhnya dan menyerang empat kerajaan sendirian.     

Setelah berhasil membalaskan dendam, maka ia kembali mencari masternya. Namun, sejak saat itu masternya telah menghilang.     

Akibatnya, gadis itu pun merasa depresi, hingga nyaris menjadi gila. Sebab, tanpa bimbingan dari sang master, maka ia sama sekali tidak yakin dengan sisa perjalannya di kemudian hari.     

Pada akhirnya, ia tidak membangun lagi kerajaannya sendiri. Sebaliknya, ia memilih untuk semakin memperdalam keterampilan pedangnya, sambil berkeliling dunia untuk mencari masternya.     

Satu abad kemudian, gadis itu mati di usia tuanya.     

Di penghujung usianya, ia sempat menggumamkan nama masternya dengan kesedihan yang mendalam.     

Gadis itu telah menghabiskan seluruh hidupnya hanya demi mencari keberadaan masternya, karena ia ingin bertemu kembali.     

Akan tetapi, ia tidak tahu bahwa sekarang ini, masternya sedang berada di sampingnya.     

Setelah wanita itu meninggal, Zhang Ruochen pergi ke pemakamannya dan memberinya penghormatan terakhir.     

Setelah itu, Zhang Ruochen menyadari bahwa Kekuatan Batin-nya telah sedikit meningkat. Jadi, ia pun mulai bergumam. "Setelah melewati tujuh macam kehidupan, akankah Kekuatan Batin-ku berhasil menembus Alam Biksu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.