Kaisar Dewa

Mengejutkan Dunia



Mengejutkan Dunia

3Ledakan kencang Holy Source memang sangat mengerikan, seperti langit yang baru saja runtuh hingga hancur berkeping-keping.     

Akibatnya, area dalam radius 5.000 kilometer langsung terguncang hebat. Kelompok-kelompok yang berada di dalam area itu mulai merasa ketakutan setengah mati, sebab mereka mengira bila kiamat sudah tiba.     

Pada pusat ledakan Holy Source tersebut, tidak ada satupun makhluk hidup yang berhasil selamat, hingga area seluas ribuan kilometer langsung berubah menjadi gundul.     

Ledakan mengerikan semacam itu pasti mampu menghancurkan pertahanan seorang Biksu.     

Bahkan Chu Siyuan – yang sangat percaya diri terhadap Luo Xu – mulai memasang ekspresi murung dan menimbang-nimbang.     

"Tidak heran bila Bencana di Abad Pertengahan telah mampu menghancurkan seluruh peradaban di Daratan Kunlun sampai berkeping-keping. Akibatnya, wilayah ini pun terbagi menjadi pulau-pulau. Ternyata, pertempuran dalam skala Biksu telah berdampak mengerikan seperti ini," pikir Zhang Ruochen.     

Setelah sekian lama, Luo Xu masih belum kembali. Alhasil, mereka menjadi gelisah sekaligus marah.     

Chu Siyuan pun pergi menuju ke pusat ledakan tersebut, namun ia gagal menemukan Luo Xu.     

Kemudian, ia kembali ke kapal hijau dan melaporkan hasilnya kepada Zhang Ruochen dan Luo Shuihan. Setelah itu, ia menghembuskan nafas panjang.     

Zhang Ruochen berkata serius, "Anda tidak berhasil menemukan Pedang Kuno Abyss. Artinya, mungkin Leluhur Luo Xu masih hidup."     

"Bisa jadi Pedang Kuno Abyss juga ikut hancur. Apalagi, kau tidak akan bisa membayangkan seperti apa besarnya ledakan Holy Source dari sosok semacam King Taige."     

Zhang Ruochen tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Saat itu, ia sedang menatap horizon.     

"Itu..."     

Tiba-tiba, kedua matanya mulai menyipit. Seorang pertapa berjubah hijau sedang terbang ke arah mereka. Tidak lama kemudian, ia mendarat di tepi sungai kuno tersebut.     

Jubah hijau Luo Xu masih utuh seperti sedia kala. Tidak ada yang berbeda dari dirinya, selain wajah yang tampak pucat. Saat itu, ia tertawa dan berkata, "Untungnya, aku memiliki Lonceng Great Emperor dari Akademi Saint dan sempat menggunakannya di waktu yang tepat. Lonceng itu telah membantuku bertahan dari ledakan Holy Source tersebut. Jika tidak, maka hasilnya akan buruk. Zhang Ruochen, pedangmu benar-benar merupakan sebuah harta karun yang langka. Bahkan, mungkin pedang ini mampu mengimbangi Pedang Suci Darah di masa depan."     

Setelah itu, Luo Xu mengembalikan Pedang Kuno Abyss kepada pemiliknya.     

Chu Siyuan merasa penasaran dan berkata, "Setelah membunuh King Taige, kau pergi kemana?"     

"Ada lima Blood King di pasukan Immortal Vampir. Jadi, selain King Zhiyu dan King Taige, sebenarnya masih ada tiga Biksu Vampir lainnya. Aku ingin membunuh mereka semua. Tapi sayangnya, aku hanya berhasil membunuh satu. Dua yang lain berhasil melarikan diri dan aku pun kehilangan jejak mereka."     

Tiga Blood King telah gugur pada pertempuran ini, termasuk sosok inti di dalam ras, King Taige. Yang jelas, Immortal Vampir baru saja mengalami kerugian yang besar.     

Meski begitu, Immortal Vampir pasti akan membalaskan dendam mereka kepada para pertapa lain dengan jauh lebih keji. Jadi, tidak ada yang tahu berapa banyak manusia biasa yang akan dibunuh oleh mereka di kemudian hari.     

Luo Xu sedang menggenggam Holy Source di tangannya, sambil memasang ekspresi murung. Kemudian, ia menggelengkan kepalanya dan mendesah pelan.     

Para pertapa dari Pasar Gelap sedang merasa terkejut atas peristiwa tersebut.     

Jadi, mereka kembali ke Pasar Gelap dan mulai menyebarkan berita tersebut.     

Para pertapa di Negara Tiantai, bahkan di Wilayah Timur, mulai terbakar dengan antusias. Sebagian besar di antara mereka mampu merasakan hal tersebut.     

Lima orang Biksu terbunuh dalam satu hari.     

Nama-nama Zhang Ruochen dan Luo Xu mulai tersebar luas di kalangan pertapa, bahkan sampai ke telinga kalangan masyarakat biasa. Mereka sedang mendiskusikan cerita-cerita legenda mengenai dua figur tersebut.     

Sekali lagi, Zhang Ruochen terpaksa harus menjadi terkenal.     

Beberapa orang bahkan terlalu mengidolakannya, hingga "berani" menganggapnya sebagai sosok tangguh yang melebihi kemampuan Sembilan Ahli Waris.     

Beberapa orang menganggap bahwa Zhang Ruochen sedang menggunakan sejenis mantra rahasia untuk membunuh dua orang Biksu dari Sekte Setan. Jadi, karena itu bukan kekuatan murni, maka lelaki tersebut tidak akan bisa disejajarkan dengan Sembilan Ahli Waris.     

Sementara itu, orang-orang sisanya mulai memperbandingkan kemiripan-kemiripan yang ada di antara Zhang Ruochen dan Luo Xu.     

Mereka berdua sama-sama dilahirkan di Omen Ridge, dan sama-sama pernah mencapai Tingkatan Tertinggi di Alam Surga. Selain itu, mereka berdua juga sama-sama pernah belajar di Sekolah Pasar Bela Diri. Sialnya, kisah asmara mereka juga hampir serupa.     

Luo Xu telah jatuh cinta dengan sosok wanita yang paling cantik, Lin Suxian. Namun, ia dihentikan oleh salah satu Leluhur di Sekte Setan. Jadi, mereka berdua pun gagal menjalin kisah asmara bersama.     

Sementara itu, Zhang Ruochen sudah hampir menikah dengan Huang Yanchen – yang menjadi salah satu di antara Sembilan Ahli Waris. Akan tetapi, saat itu ia dihentikan oleh surat penangkapan milik Permaisuri. Sekarang ini, mereka berdua sedang dipisahkan oleh jarak.     

...     

Istana Saintess, kantor pusat Sekte Demonic.     

Istana Saintess adalah salah satu di antara sembilan istana lain di Sekte Setan. Istana itu berada di Gunung Tianshui. Yang pasti, tempat itu hanya menerima murid-murid wanita.     

Kabut-kabut spiritual tampak menyelimuti gunung tersebut. Di dalam sana, terdapat banyak istana merah, dengan gadis-gadis yang beterbangan kesana kemari. Persis, tempat itu mirip seperti rumah bagi para peri.     

Mu Lingxi, sebagai salah satu di antara 13 orang Biksuni di Sekte Setan, memiliki tempat tersendiri untuk berkultivasi di sisi perbukitan. Suatu tempat yang kaya dengan Energi Chi.     

Seorang murid wanita di Alam Surga bergegas masuk ke dalam rumah latihan Mu Lingxi di Gunung Tianshui, dan langsung melaporkan sesuatu kepadanya, "Yang Mulia, ada berita baru mengenai Zhang Ruochen dari Negara Tiantai."     

Mu Lingxi sedang menopang pipinya dengan kedua tangan. Mendengar itu, maka ia langsung tersadar dari lamunannya. Di waktu yang bersamaan, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi ceria. Mu Lingxi pun langsung berubah menjadi sebuah bayangan cantik dan kembali mendarat di hadapan murid wanita tersebut. Lalu, ia cepat-cepat bertanya, "Benarkah? Sungguh? Apa dia tidak mati di Ras Kuno Prison Guardian? Apa dia benar-benar masih hidup?"     

Mu Lingxi selalu merasa murung sesaat setelah ia kembali ke kantor pusat Sekte Setan. Meski begitu, ia masih berusaha mencari kabar Zhang Ruochen.     

Terakhir kalinya wanita itu mendengar tentang Zhang Ruochen, maka itu adalah ketika Immortal Vampir datang untuk menjajah Ras Kuno Prison Guardian.     

Selama pertempuran tersebut, semua murid di Istana Saintess sedang mengkhawatirkan Pemimpin Istana mereka – Ling Feiyu – dan hanya Mu Lingxi yang sedang menghkawatirkan Zhang Ruochen.     

Mu Lingxi sudah tidak pernah mendengar kabar mengenai Zhang Ruochen sejak dua bulan belakangan. Pernah suatu ketika, ia sempat mengira bahwa Zhang Ruochen telah mati.     

Hari ini, bahkan wanita itu sempat menghentikan latihannya. Ia sedang merasa gelisah dan duduk sendirian, sambil merenungi kesedihannya.     

Berulang kali, Mu Lingxi berusaha pergi dari kantor pusat dan hendak mencari Zhang Ruochen di Ras Kuno Prison Guardian. Akan tetapi, setiap kalinya ia melakukan hal tersebut, maka ia akan selalu dihentikan oleh para elder di Keluarga Mu.     

Maka dari itu, setelah mendengar kabar mengenai Zhang Ruochen, maka wanita itu pun kembali merasa bersemangat.     

Murid wanita itu terlihat seperti sedang kelelahan. Kemudian, ia bicara dengan gugup. "Zhang Ruochen pasti masih hidup, tapi... tapi..."     

"Apa?"     

Mu Lingxi seakan bisa merasakan sesuatu dan langsung merasa gugup dengan situasi yang terjadi baru-baru ini.     

"Tapi dia telah membunuh dua orang Biksu dari Sekte Suci dan mengambil Heir Stamp Putra Suci. Selain itu, dia juga memotong kedua kaki beliau."     

Mendengar itu, Mu Lingxi langsung ternganga selama beberapa saat, sebelum akhirnya terkekeh, "Tidak mungkin. Meski Zhang Ruochen merupakan sosok yang tangguh dan mampu mengalahkan semua orang di tingkatan alam yang sama, namun dia tidak akan mampu membunuh para Biksu. Seseorang pasti telah menggunakannya sebagai kambing hitam."     

Murid wanita itu langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu benar. Ada banyak orang yang sudah melihatnya sendiri."     

"Benarkah?"     

Mu Lingxi tidak peduli terhadap hidup dan matinya kedua orang Biksu dari Sekte Setan. Sebab, ia hanya tertarik dengan Zhang Ruochen. Maka dari itu, ia pun bertanya, "Zhang Ruochen tidak pernah membunuh orang lain tanpa alasan yang kuat. Jadi, apa dua orang Biksu itu telah melakukan sesuatu yang mengerikan?"     

"Ada yang bilang bahwa Zhang Ruochen datang ke sana untuk menyelamatkan seorang wanita, sosok wanita yang sangat cantik. Dia membawa wanita itu pergi dari tempat lelang dan membunuh banyak pertapa Sekte Suci. Pada peristiwa itu, terjadi banyak pertumpahan darah. Bahkan, tempat lelang itu sampai hancur." Kata murid wanita itu dengan nada hati-hati.     

Mu Lingxi langsung memasang ekspresi kecut. Kedua alisnya – yang mirip bunga willow – sedang mengernyit, sementara tangannya mulai menyisir rambutnya sendiri.     

Yang jelas, wanita ini sedang merasa cemburu sekaligus penasaran, dan juga tidak habis pikir tentunya. Pada saat itu, ia berkata, "Dia melakukan semua ini untuk seorang wanita, dan wanita itu adalah sosok yang sangat cantik? Memangnya siapa wanita itu? Apa dia adalah Huang Yanchen, salah satu di antara Sembilan Ahli Waris?"     

Murid wanita itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada yang bilang bahwa wanita itu hanyalah salah satu budak yang dibawa oleh seorang elder dari Sekte Suci, tidak ada sesuatu yang menarik darinya."     

"Tidak mungkin! Itu mustahil!"     

Mu Lingxi langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kecuali dia sudah gila. Jika tidak, maka dia tidak akan pernah bersikap seperti ini."     

Setelah memikirkannya matang-matang, maka Mu Lingxi mulai memutar kedua bola mata jernihnya. Kemudian, ia berkata tegas, "Mungkin ada orang lain yang berpura-pura menjadi Zhang Ruochen. Dasar orang licik! Kalau aku sampai bertemu dengannya, maka aku pasti akan menghancurkannya sampai berkeping-keping."     

Murid wanita itu menambahkan dengan suara pelan, "Ada yang bilang bahwa Zhang Ruochen telah menggunakan Kekuatan Ruang dan Waktu. Jadi, tidak ada satupun yang dapat berpura-pura dengan menggunakan teknik tersebut."     

Mu Lingxi pun kembali merasa terkejut. Akibatnya, ia mulai menggigit bibirnya sendiri. Dengan sikap impulsifnya, maka ia langsung keluar dari kantor pusat dan pergi menuju ke Negara Tiantai.     

Yang pasti, ia ingin bertanya langsung kepada Zhang Ruochen. Kenapa dia sampai melakukannya?     

Apa karena nafsu semata? Atau, apa ada alasan lain?     

Murid wanita itu pun menambahkan, "Sang Leluhur telah mengeluarkan perintah Hukuman Mati. Beliau telah mengutus para elder dari Sekte Suci untuk membunuh Zhang Ruochen sesegera mungkin."     

Mendengar ini, maka wajah Mu Lingxi langsung berubah menjadi pucat. "Perintah Hukuman Mati?"     

"Ya! Setelah perintah itu dikeluarkan, maka tidak ada satupun yang mampu bertahan hidup selama tiga bulan ke depan, meski dia adalah seorang Biksu. Bisa jadi, Zhang Ruochen..."     

Murid wanita itu tidak melanjutkan perkataannya, karena ia menemukan bahwa Mu Lingxi telah menghilang dan pergi dari rumah latihan tersebut.     

…     

Air mengalir pelan di sungai kuno yang lebar. Permukaan air itu tampak seperti danau yang datar.     

Kapal hijau sedang terapung di atasnya. Kapal itu pergi menuju ke Royal Capital.     

Tiga hari berselang, dan Zhang Ruochen telah pulih dari rasa kelelahannya. Sekarang ini, ia sudah kembali berada di titik optimalnya.     

Lelaki itu sedang duduk di haluan bersama Luo Xu. Mereka berdua sedang membicarakan hal-hal menarik mengenai Omen Ridge.     

Terdapat banyak perbedaan di antara usia dan tingkat kultivasi mereka berdua. Namun, Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa tertekan, bahkan cenderung merasa rileks.     

Luo Xu benar-benar mengagumi kepribadian Zhang Ruochen. Selain itu, ia pernah mendengar bahwa Zhang Ruochen sempat mempelajari Luo Water Fist Technique. Maka dari itu, ia ingin mengajarkan teknik itu kepadanya.     

"Apa kau tahu bagaimana aku bisa menciptakan Luo Water Fist Technique?" tanya Luo Xu.     

"Jika Leluhur ingin menceritakannya kepada saya, maka saya pasti akan mendengarkannya baik-baik," Zhang Ruochen mengatakannya dengan penuh antusias.     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen juga paham, bila Luo Xu sampai bersedia mengajarinya, maka itu akan menjadi sebuah kesempatan yang langka.     

Apalagi, prinsip langit dan bumi yang terkandung di dalam teknik itu sangat mendalam. Jadi, selagi kemampuan Luo Xu masih terus berkembang, maka mantra suci itu pun akan menjadi sesuatu yang semakin tak tertandingi di dunia ini.     

Kalau begitu, siapa yang tidak ingin belajar darinya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.